Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 3 No. 11 November 2022 |
p-ISSN
: 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial
Teknik |
FAKTOR DETERMINAN TRUST, ATTITIUDE DAN PERCEIVED
CONSUMER EFFECTIVENESS TERHADAP PURCHASE INTENTION PADA GREEN FAST FASHION DI
INDONESIA
Arnolt Kristian Pakpahan, Ryan Johan Sembiring
Universitas Trisakti,
Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 22 Oktober 2022 Direvisi 19 November 2022 Disetujui 22 November 2022 |
Perlindungan
lingkungan telah menjadi perhatian dan mulai diakui oleh masyarakat
internasional. Kerusakan lingkungan menyebabkan bencana lingkungan, tidak
hanya untuk kesehatan, tetapi bahkan untuk kelangsungan hidup manusia. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perception social responsibility
terhadap brand trust, Consumer attitude
dan perceived consumer effectiveness serta terhadap purchase intention pada
perusahaan fast fashion Pull & Bear dan Stradivarius di Jakarta yang
menghasilkan produk ramah lingkungan. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan kausal
dengan sampel sebesar 180 responden, serta metode analisis data yang
digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) menggunakan Program AMOS
21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perception social responsibility
berpengaruh signifikan terhadap brand trust, Consumer attitude dan perceived consumer effectiveness. Brand
trust dan perceived consumer effectiveness tidak berpengaruh terhadap
purchase intention, sedangkan Consumer
attitude berpengaruh signifikan terhadap purchase intention. � |
Kata kunci: Persepsi
Tanggung Jawab Sosial, Kepercayaan Merek, Sikap Konsumen, Persepsi
Efektivitas Konsumen, Niat Membeli. |
|
Keywords: Perception
Social Responsibility, Brand Trust, Consumer attitude, Perceived Consumer
Effectiveness, Purchase Intention. |
ABSTRACT Environmental protection has become a concern and
is starting to be recognized by the international community. Environmental
damage causes environmental disasters, not only for health, but even for
human survival. This study aims to analyze the effect of perceived social
responsibility on brand trust, Consumer attitude and perceived consumer
effectiveness as well as on purchase intention at fast fashion companies Pull
& Bear and Stradivarius in Jakarta which produce environmentally friendly
products. The research method used in this study is a quantitative
descriptive method with a causal approach with a sample of 180 respondents,
and the data analysis method used is SEM (Structural Equation Modeling) using
the AMOS 21 program. The results show that perception of social
responsibility has a significant effect on brand trust. , Consumer attitude
and perceived consumer effectiveness. Brand trust and perceived consumer
effectiveness have no effect on purchase intention, while Consumer attitude
has a significant effect on purchase intention. |
Pendahuluan
Produk ramah lingkungan pada saat ini
sudah menjadi fenomena yang harus diperhatikan oleh perusahaan manufaktur.
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup
sudah meningkat, sehingga banyak dari masyarakat menuntut para pelaku usaha
perusahaan manufaktur untuk lebih memperhatikan dampak kegiatan usahanya
terhadap kelangsungan lingkungan hidup di sekitarnya. Perusahaan
harus dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan memperhatikan secara
baik terhadap kegiatan lingkungan.
Pelestarian lingkungan hidup mendapat
perhatian penting dan mulai disadari oleh masyarakat dunia.
Kerusakan lingkungan menyebabkan bencana lingkungan, tidak
hanya untuk kesehatan, tetapi bahkan untuk kelangsungan hidup manusia. Kerusakan lingkungan sudah terjadi dan tidak dapat dihindari, namun
kerusakan lingkungan diyakini dapat dikurangi jika masyarakat di seluruh dunia
memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas dan tidak menggunakan produk yang
merusak lingkungan. Situasi seperti itu akhirnya
muncul yang disebut konsumerisme hijau. Konsumerisme hijau merupakan
kelanjutan dari gerakan konsumerisme global yang diawali dengan kesadaran
konsumen akan haknya atas produk yang layak, aman dan
ramah lingkungan.
Penelitian ini dilakukan pada industri
fast fashion yaitu Pull & Bear dan Stradivarius di Indonesia.
Industri fast fashion merupakan industri yang memiliki
kontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Hal ini sejalan dengan
pemberitaan media Kompasiana bahwa model fast fashion ini hanya mementingkan
tren terkini dan koleksinya sering ditampilkan di fashion week show. Jika setelah itu menjadi ketinggalan zaman, pakaian itu dibuang.
Fenomena fast fashion juga dipicu oleh industri fashion yang
menghasilkan produk-produk trendy dengan harga terjangkau untuk memenuhi
permintaan pasar, sehingga terjadi overproduction dan overconsumption.
Sistem ini dapat menyebabkan fast fashion menjadi salah satu sumber limbah
terbesar di dunia, mencemari lingkungan dan merugikan orang-orang yang terlibat
dalam produksi produk fast fashion (Arifianti,
2022).
Kesadaran konsumen tentang lingkungan
yang semakin baik menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan produk yang
ramah lingkungan sebelum melakukan pembelian.
Produk yang ramah lingkungan dapat menarik minat beli
konsumen. Minat beli konsumen merupakan perilaku konsumsi dimana
konsumen mempunyai keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk tertentu
berdasarkan pengalaman memilih, menggunakan, mengkonsumsi atau bahkan
menginginkan suatu produk tertentu (Kotler
& Keller, 2016).
Minat
beli konsumen dalam penelitian ini dapat dipengaruhi oleh brand trust, Consumer attitude dan perceived consumer
effecitiveness. Sedangkan brand trust, Consumer
attitude dan perceived consumer effecitiveness dalam penelitian ini dapat
dipengaruhi oleh perception social responsibilty.
Kepercayaan
merek atau brand trust adalah ungkapan kepercayaan ketika berhadapan dengan
suatu merek, tergantung pada gagasan bahwa merek tersebut akan terus dapat
diandalkan dan memuaskan pembeli (Dam,
2020).
Konsumen yang percaya terhadap suatu merek menjadikan konsumen untuk terus
mengingat merek yang akan dibeli, sehingga hal ini
akan mempengaruhi minat beli konsumen. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Dam,
2020);
(Lukiyana
& Anjani, 2022)
yang menyatakan bahwa brand trust berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
Consumer attitude
adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi purchase
intention. Sikap konsumen adalah keadaan psikologis
(psikologis) dan psikologis (saraf) dari kesiapan konsumen untuk merespons
suatu objek, yang diatur melalui pengalaman, yang secara langsung dan/atau
secara dinamis memengaruhi perilaku konsumen.
Sikap
konsumen yang baik terhadap suatu produk dapat membuat konsumen tertarik
terhadap suatu produk, jika merasa suka terhadap produk tersebut maka akan mempengaruhi minat beli konsumen (customer purchase intention). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Prakash
et al., 2019);
(Zhuang
et al., 2021);
(Zaremohzzabieh
et al., 2021);
(Ko
& Jin, 2017)
yang menyatakan bahwa Consumer attitude
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.
Perceived
consumer effectiveness adalah faktor lain yang dapat
mempengaruhi purchase intention. Efektivitas yang dirasakan konsumen sebagai
perkiraan konsumen tentang kemampuannya untuk berkontribusi pada hasil terkait
pembangunan berkelanjutan yang spesifik melalui perilaku tertentu (Hanss
& Doran, 2020).
Menurut (Ellen
et al., 1991)
PCE isu lingkungan juga berbeda dari kepedulian lingkungan atau sikap dan
memberikan kontribusi unik untuk memprediksi perilaku sadar lingkungan seperti
pembelian hijau.
Konsumen
yang memiliki sense of efficacy yang tinggi terhadap lingkungan akan mempertimbangkan untuk memilih produk yang ramah
lingkungan, sehingga akan menimbulkan minat dan minat konsumen untuk melakukan
pembelian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Liang
et al., 2020);
(Ribeiro
et al., 2019)
yang menyatakan bahwa perceived consumer effectiveness memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat beli konsumen.
Perception
social responsibilty adalah faktor yang dapat mempengaruhi� brand trust, Consumer attitude dan perceived consumer effecitiveness. CSR dapat
dipahami sebagai komitmen bisnis untuk bertindak secara etis, beroperasi secara
legal dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi sekaligus meningkatkan
kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat secara
lebih umum (Rudito
& Famiola, 2013).
Persepsi
konsumen tentang tanggung jawab sosial perusahaan menjadi pertimbangan bagi
konsumen dalam menentukan suatu produk yang akan
dibeli. Konsumen lebih tertarik dan percaya terhadap suatu
merek produk diman perusahaan yang memproduksinya peduli atau bertanggung jawab
terhadap lingkungan sekitarnya. Tinggi rendahnya
persepsi konsumen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan dapat mempengaruhi
kepercayaan merek, sikap konsumen dan efektivitas yang dirasakan konsumen.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Le et
al., 2021);
(Paluri
& Mehra, 2018);
(Nguyen
& Pervan, 2020)
yang menyatakan bahwa perceived consumer effectiveness berpengaruh signifikan
terhadap kepercayaan merek, sikap konsumen dan efektivitas yang dirasakan
konsumen.
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perception social responsibility
terhadap brand trust, Consumer attitude
dan perceived consumer effectiveness serta terhadap purchase intention pada
perusahaan fast fashion Pull & Bear dan Stradivarius di Jakarta yang
menghasilkan produk ramah lingkungan.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan metode kausalitas. Penelitian ini bertujuan untuk membangun
gambaran yang realistis tentang fenomena dalam konteks penelitian. Dengan jenis penelitian deskriptif ini, berbagai informasi
dikumpulkan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan pertanyaan penelitian. Pendekatan kausal adalah
studi untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen.
Dalam merencanakan studi, merumuskan
pertanyaan dan menyiapkan hipotesis, kerangka teori digunakan yang melibatkan
variabel tanggung jawab sosial yang dirasakan, kepercayaan merek, sikap
konsumen, persepsi efektivitas konsumen dan niat beli yang diambil dari
berbagai literatur. Sedangkan untuk mengecek semua pertanyaan penelitian,
data yang diperlukan diperoleh melalui kerja lapangan dengan menggunakan
kuesioner. Semua pertanyaan penelitian kemudian
dianalisis dan dideskripsikan melalui analisis data, perhitungan statistik dan
interpretasi data.
1. Operasional Variabel
Pengertian variabel menurut (Sugiyono, 2016) adalah atribut atau karakteristik
atau nilai seseorang, objek atau kegiatan, dengan beberapa variasi, yang
peneliti terapkan pada penelitian dan kemudian menarik kesimpulan. Variabel
dalam penelitian ini terdiri variabel bebas (independent) yaitu persepsi
tanggung jawab sosial, kepercayaan merek, sikap konsumen, efektivitas yang
dirasakan konsumen dan variabel terikat (dependent) yaitu purchase intention.
Indikator masing-masing variabel mengadaptasi dari hasil penelitian (Neumann et al., 2020).
Setiap variabel diukur dengan skor
skala Likert berdasarkan skala 5 (lima) atau skala Likert yang dilaksanakan
dengan lima pilihan yaitu: SS (Sangat Setuju) dengan skor 5, S (Setuju), Skor
4, KS ( sangat tidak setuju) skor 3, TS (tidak setuju) skor 2, STS (sangat
tidak setuju) skor 1.
Populasi dalam penelitian ini diambil
dari seluruh konsumen yang menggunakan produk dari perusahaan fast fashion
yaitu Pull & Bear dan Stradivarius di Jakarta. Pada penelitian
ini besar sampel disesuaikan dengan model analisis yang digunakan yaitu
Structural Equation Modeling (SEM). Dalam hal ini, ukuran sampel SEM
menggunakan model estimasi kemungkinan maksimum (MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali, 2016).
Merujuk pada (Hair Jr et al., 2010) menemukan ukuran sampel yang cocok
dari 100 hingga 200. Dijelaskan pula bahwa jumlah sampel
minimum adalah 5 pengamatan per parameter yang diestimasi dan maksimum adalah
10 pengamatan per parameter yang diestimasi. Jumlah
indikator penelitian dalam penelitian ini adalah 41, dan jumlah sampel minimum
adalah 5 kali jumlah indikator yang diperkirakan, yaitu 9 x 20 = 180.
Ukuran sampel yang lebih besar yang digunakan yaitu 200 tidak mengurangi jumlah
responden di bawah sampel minimum yang disarankan oleh (Hair Jr et al., 2010) jika terdapat data yang bias atau
tidak valid.
Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposeful sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau
pertimbangan tertentu. Dalam hal ini, sampel dipilih berdasarkan konsumen
berusia 17+ tahun yang menggunakan produk fast fashion Pull & Bear dan
Stradivarius di Jakarta.
2. Analisis Data
Untuk menganalisis pengaruh green
product, green price, green promotion, green distribution terhadap corporate
image serta implikasinya pada purchase intention perusahaan food and beverage
di Jakarta yang dilakukan dengan menggunakan analisis SEM (Structural Equation
Model) menggunakan program AMOS 21.
Pada tahap analisis multivariat,
seluruh variabel dalam penelitian dianalisis secara komprehensif dengan
Structural Equation Model (SEM). Secara keseluruhan, teknik analisis SEM terbagi menjadi 2
fitur utama, yaitu: 1) mengestimasi banyak interdependensi dari banyak
variabel; dan 2) kemampuan untuk menyajikan konsep yang tidak teramati dalam
hubungan tersebut dengan memasukkan ukuran kesalahan dalam proses estimasi (Ghozali, 2016).
Pernyataan senada juga dikemukakan
oleh Joreskog (1973) dalam (Ghozali, 2016) yang menyatakan bahwa teknik
analisis SEM terdiri dari dua bagian, yaitu: 1) bagian pengukuran, yang
menghubungkan variabel-variabel yang diamati (juga biasa disebut sebagai
variabel inventori) ke variabel laten (sering juga disebut sebagai variabel
konstruksi) melalui model validasi faktor, dan 2) bagian struktur, yang
menghubungkan variabel konstruksi melalui sistem persamaan simultan. Estimasi parameter model menggunakan estimasi kemungkinan maksimum.
Hasil dan Pembahasan
Uji kelayakan model dilakukan untuk
mendapatkan model yang baik dalam pemodelan persamaan struktural dan memenuhi
persyaratan GOF Model SEM selengkapnya ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 1
Full Model Fit
Hasil uji kecocokan yang baik menunjukkan bahwa seluruh model
memiliki kebaikan kecocokan yang baik, nilai chi-kuadrat lebih kecil dari tabel
chi-kuadrat, dan probabilitas lebih besar dari 0,05, dan nilai CMINDF, RMSEA,
CFI, TLI, IFI, PNFI dan PGFI telah mencapai nilai yang direkomendasikan. Hasil uji kesesuaian model lengkap dirangkum dalam Tabel 1.
Tabel 1
Goodness-of-fit Index untuk Full Model Fit
No |
Goodness �
of � fit index |
Cut off
Value (Nilai Batas) |
Hasil |
Kesimpulan |
1 |
X2-chi square |
Diharapkan lebih kecil; X2- CINV(0,001;164) =225,705 |
212,559 |
Baik |
2 |
Significance probability(P) |
≥ 0,05 |
0,006 |
Marginal |
3 |
DF |
≥ 0 |
164 |
Baik |
4 |
GFI |
≥ 0,90 |
0,901 |
Baik |
5 |
AGFI |
≥ 0,90 |
0,873 |
Marginal |
6 |
CFI |
≥ 0,95 |
0,969 |
Baik |
7 |
TLI |
≥ 0,95 |
0,964 |
Baik |
8 |
RMR |
≤ 0,05 |
0,030 |
Baik |
9 |
RMSEA |
≤ 0,08 |
0,041 |
Baik |
10 |
CMINDF |
< 2 |
1,296 |
Baik |
Sumber: Diolah dari Data
Primer, 2022
Tabel 2
Uji Signifikansi Variabel Full Model Fit
|
|
|
Estimate |
S.E. |
C.R. |
P |
Label |
Attitude |
<-- |
Perception_SR |
1,103 |
,182 |
6,068 |
*** |
par_16 |
Brand_Trust |
<-- |
Perception_SR |
,938 |
,155 |
6,052 |
*** |
par_18 |
Perceived_CE |
<-- |
Perception_SR |
1,211 |
,187 |
6,464 |
*** |
par_21 |
Purchase_Intention |
<-- |
Attitude |
,870 |
,366 |
2,378 |
,017 |
par_15 |
Purchase_Intention |
<-- |
Brand_Trust |
,176 |
,195 |
,906 |
,365 |
par_19 |
Purchase_Intention |
<-- |
Perceived_CE |
,198 |
,238 |
,829 |
,407 |
par_20 |
Sumber: Hasil Pengujian
AMOS 21
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat bahwa indikator Full
Model signifikan, p = 0,001 (lambang ***) atau p < 0,05,
p > 0,05 tidak signifikan. Oleh karena itu, secara
keseluruhan, model lengkap adalah model yang cocok dan dapat diterima (lihat
Tabel 1), yang tampaknya merupakan model persamaan struktural yang baik.
CMINDF, RMSEA, GFI, CFI, TLI, IFI, PNFI dan PGFI memiliki nilai probabilitas
kurang dari 0,05 dalam rentang nilai yang diharapkan, dan nilai chi-kuadrat
kurang dari tabel chi-kuadrat AGFI hampir tidak dapat diterima. Oleh karena
itu, uji kelayakan model SEM memenuhi syarat keberterimaan, dan kriteria
kecocokan yang baik adalah: absolute fit index (2, CMINDF, RMSEA),
incremental fit index (CFI, TLI, IFI) dan parsimonious fit index (PNFI , PGFI) telah mencapai hasil yang baik.
A. Pembahasan
Selain itu, pengujian hipotesis akan dilakukan seperti yang disarankan pada bab sebelumnya. Pengujian kombinasi menggunakan kriteria indeks kecocokan dari
hasil pengujian full model yang tercantum pada Tabel 1. Dalam hal ini,
uji parsial menggunakan nilai-t atau critical ratio (CR) pada level 5% = 1,96 dengan signifikansi seperti yang ditunjukkan pada Tabel
2, berurusan dengan bobot regresi untuk hasil AMOS 21 (grup nomor 1 � default
model ) pada tingkat 0,05.
Kriteria pengujiannya adalah menolak
Ho (menerima hipotesis penelitian) jika critical ratio (C.R.) > 1,96 atau nilai probabilitas (P) < 0,05. Hasil pengujian semua
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Pengaruh
Perception Social Responsibility terhadap Brand Trust
Hasil pengujian persepsi tanggung
jawab sosial terhadap kepercayaan merek menunjukkan bahwa nilai t atau C.R.
signifikan. 6,052
memenuhi syarat > 1,96 dengan P-value 0,001 dan
memenuhi syarat < 0,05. Oleh karena itu, Hipotesis 1 (H1)
penelitian ini berlaku.
CSR dapat dipahami sebagai komitmen
perusahaan untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi pada pembangunan ekonomi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup
karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas (Sankat, Clement
K, 2002 dalam (Rudito dan Famiola,
2013).
Persepsi konsumen tentang tanggung
jawab sosial perusahaan menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menentukan
suatu produk yang akan dibeli. Konsumen
lebih tertarik dan percaya terhadap suatu merek produk diman perusahaan yang
memproduksinya peduli atau bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
Tinggi rendahnya persepsi konsumen terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan dapat mempengaruhi kepercayaan merek.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Le et al., 2021), yang menyatakan bahwa perceived
consumer effectiveness berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan merek.
2.
Pengaruh
Perception Social Responsibility terhadap Consumer
attitude
Hasil pengujian perception social
responsibility terhadap Consumer attitude
menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai t- value atau C.R. sebesar 6,068
yang memenuhi syarat > 1,96 dengan nilai P sebesar (***) atau 0,001 yang
memenuhi syarat < 0,05. Dengan demikian maka hipotesis 2
(H2) dalam penelitian ini diterima.
Persepsi konsumen tentang tanggung
jawab sosial perusahaan menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menentukan
suatu produk yang akan dibeli. Konsumen
lebih tertarik dan percaya terhadap suatu merek produk diman perusahaan yang
memproduksinya peduli atau bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
Tinggi rendahnya persepsi konsumen terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan dapat mempengaruhi sikap konsumen.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Paluri & Mehra, 2018) yang menyatakan bahwa perceived
consumer effectiveness berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen.
3.
Pengaruh
Perception Social Responsibility terhadap Perceived Consumer Effectiveness
Hasil pengujian perception social
responsibility terhadap perceived consumer effectiveness menunjukkan hasil yang
signifikan dengan nilai t- value atau C.R. sebesar 6,464 yang memenuhi syarat
> 1,96 dengan nilai P (***) atau sebesar 0,001 yang memenuhi syarat <
0,05. Dengan demikian maka hipotesis 3 (H3) dalam penelitian ini
diterima.
Persepsi konsumen tentang tanggung
jawab sosial perusahaan menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menentukan
suatu produk yang akan dibeli. Konsumen
lebih tertarik dan percaya terhadap suatu merek produk diman perusahaan yang
memproduksinya peduli atau bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
Tinggi rendahnya persepsi konsumen terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan dapat mempengaruhi sikap konsumen.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Nguyen & Pervan, 2020) yang menyatakan bahwa perceived
consumer effectiveness berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan merek, sikap
konsumen dan efektivitas yang dirasakan konsumen.
4.
Pengaruh
Brand Trust terhadap Purchase Intention
Hasil pengujian brand trust terhdap
purchase intention menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan nilai t-
value atau C.R. sebesar 0,906 yang tidak memenuhi syarat > 1,96 dengan nilai
P sebesar 0,365 yang tidak memenuhi syarat < 0,05. Dengan
demikian maka hipotesis 4 (H4) dalam penelitian ini ditolak.
Brand trust atau kepercayaan merek
adalah ekspresi percaya saat berhubungan dengan merek bergantung pada pemikiran
bahwa merek akan terus dapat diandalkan dan memuaskan pembeli (Dam, 2020). Konsumen yang percaya terhadap
suatu merek menjadikan konsumen untuk terus mengingat merek yang akan dibeli, sehingga hal ini akan mempengaruhi minat beli
konsumen. Namun dalam penelitian ini brand trust tidak
berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Dam, 2020), (Lukiyana & Anjani, 2022) yang menyatakan bahwa brand trust
berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
5.
Pengaruh
Consumer attitude terhadap Purchase
Intention
Hasil pengujian brand trust terhdap
purchase intention menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai t- value atau
C.R. sebesar 2,378 yang memenuhi syarat > 1,96 dengan nilai P sebesar 0,017
yang memenuhi syarat < 0,05. Dengan demikian maka
hipotesis 5 (H5) dalam penelitian ini diterima.
�Consumer attitude adalah suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan
pikir (neural) konsumen yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap
suatu obyek, yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung
dan atau secara dinamis pada perilaku konsumen.
Sikap konsumen yang baik terhadap
suatu produk dapat membuat konsumen tertarik terhadap suatu produk, jika merasa
suka terhadap produk tersebut maka akan mempengaruhi
minat beli konsumen (customer purchase
intention).
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Prakash et al., 2019); (Zhuang et al., 2021); (Zaremohzzabieh et al., 2021); (Ko & Jin, 2017) yang menyatakan bahwa Consumer attitude berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen.
6.
Pengaruh
Perceived Consumer Effectiveness terhadap Purchase Intention
Hasil pengujian perceived consumer
effectiveness terhdap purchase intention menunjukkan hasil yang tidak
signifikan dengan nilai t- value atau C.R. sebesar 0,829 yang tidak memenuhi
syarat > 1,96 dengan nilai P sebesar 0,407 yang tidak memenuhi syarat <
0,05. Dengan demikian maka hipotesis 6 (H6) dalam penelitian
ini ditolak.
Efektivitas yang dirasakan konsumen
sebagai perkiraan konsumen tentang kemampuannya untuk berkontribusi pada hasil
terkait pembangunan berkelanjutan yang spesifik melalui perilaku tertentu (Hanss & Doran, 2020). Menurut (Ellen et al., 1991) PCE isu lingkungan juga berbeda dari
kepedulian lingkungan atau sikap dan memberikan kontribusi unik untuk
memprediksi perilaku sadar lingkungan seperti pembelian hijau.
Konsumen yang merasakan efektivitas
tinggi terhadap lingkungan akan mempertimbangkan
pilihan produk yang ramah lingkungan, sehingga konsumen merasa tertarik dan
berminat untuk melakukan pembelian. Namun dalam penelitian
ini efektivitas yang dirasakan konsumen tidak berpengaruh terhadap minat beli
konsumen.
Hasil penelitian tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Liang et al., 2020); (Ribeiro et al., 2019) yang menyatakan bahwa perceived
consumer effectiveness berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.
Namun mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Neumann et al., 2020) yang menyatakan bahwa perceived
consumer effectiveness tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh perception
social responsibility terhadap brand trust pada industri fast fashion Pull
& Bear dan Stradivarius di Jakarta. Terdapat pengaruh perception social
responsibility terhadap Consumer attitude
pada industri fast fashion Pull & Bear dan Stradivarius di Jakarta dan
terdapat pengaruh perception social responsibility terhadap perceived consumer
effectiveness pada industri fast fashion Pull & Bear dan Stradivarius di
Jakarta.
Selain itu, Tidak terdapat pengaruh
brand trust terhadap purchase intention pada industri fast fashion Pull &
Bear dan Stradivarius di Jakarta. Terdapat pengaruh Consumer attitude terhadap purchase
intention pada industri fast fashion Pull & Bear dan Stradivarius di
Jakarta. Tidak terdapat pengaruh perceived consumer effectiveness terhadap
purchase intention pada industri fast fashion Pull & Bear dan Stradivarius
di Jakarta.
Arifianti, A. (2022). Sustainable Fashion sebagai
Solusi dari Dampak Negatif Fast Fashion. Kompasiana.Com.
Dam, T. C. (2020). Influence of
brand trust, perceived value on brand preference and purchase intention. The
Journal of Asian Finance, Economics and Business, 7(10), 939�947.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no10.939. Google Scholar
Ellen, P. S., Wiener, J. L., &
Cobb-Walgren, C. (1991). The role of perceived consumer effectiveness in
motivating environmentally conscious behaviors. Journal of Public Policy
& Marketing, 10(2), 102�117. https://doi.org/10.1177/07439156910100020.
Google Scholar
Ghozali, I. (2016). Penerapan
Analisis Multivariat Dengan bm Spss Program VIII Cetak. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hair Jr, J. F., Black, W. C.,
Babin, B. J., Anderson, R. E., & Tathan, R. L. (2010). Multivariate Data
Analysis, United Sate of America. Pearson Education Inc. Google Scholar
Hanss, D., & Doran, R. (2020).
Perceived Consumer Effectiveness. Responsible Consumption and Production,
535�544. https://doi.org/10.1007/978-3-319-95726-5_33. Google Scholar
Ko, S. B., & Jin, B. (2017).
Predictors of purchase intention toward green apparel products: A
cross-cultural investigation in the USA and China. Journal of Fashion
Marketing and Management: An International Journal, 21(1), 70�87.
https://doi.org/10.1108/JFMM-07-2014-0057. Google Scholar
Kotler, P., & Keller, K. L.
(2016). Marketing management (15th global ed.). England: Pearson. Google Scholar
Le, T. T., Ngo, H. Q., &
Aureliano-Silva, L. (2021). Contribution of corporate social responsibility on
SMEs� performance in an emerging market�the mediating roles of brand trust and
brand loyalty. International Journal of Emerging Markets, ahead-of-print.
https://doi.org/10.1108/IJOEM-12-2020-1516. Google Scholar
Liang, T.-C., Situmorang, R. O. P.,
Liao, M.-C., & Chang, S.-C. (2020). The relationship of perceived consumer
effectiveness, subjective knowledge, and purchase intention on carbon label
products�A case study of carbon-labeled packaged tea products in Taiwan. Sustainability,
12(19), 1�12. https://doi.org/10.3390/su12197892. Google Scholar
Lukiyana, L., & Anjani, R.
(2022). The Influence of Brand Trust, Brand Experience on Purchase Intention on
the sustainability of the business cooperation of PT Burdah Unggul Sejahtera
moderated by Service Quality. Budapest International Research and Critics
Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 5(2),
12852�12864. https://doi.org/10.33258/birci.v5i2.5125. Google Scholar
Neumann, H. L., Martinez, L. M.,
& Martinez, L. F. (2020). Sustainability efforts in the fast fashion
industry: consumer perception, trust and purchase intention. Sustainability
Accounting, Management and Policy Journal, 12(3), 571�590. https://doi.org/10.1108/SAMPJ-11-2019-0405.
Google Scholar
Nguyen, N., & Pervan, S.
(2020). Retailer corporate social responsibility and consumer citizenship
behavior: The mediating roles of perceived consumer effectiveness and consumer
trust. Journal of Retailing and Consumer Services, 55, 102082.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2020.102082. Google Scholar
Paluri, R. A., & Mehra, S.
(2018). Influence of bank�s corporate social responsibility (CSR) initiatives
on Consumer attitude and satisfaction
in India. Benchmarking: An International Journal.
https://doi.org/10.1108/BIJ-01-2017-0010. Google Scholar
Prakash, G., Choudhary, S., Kumar,
A., Garza-Reyes, J. A., Khan, S. A. R., & Panda, T. K. (2019). Do
altruistic and egoistic values influence consumers� attitudes and purchase
intentions towards eco-friendly packaged products? An empirical investigation. Journal
of Retailing and Consumer Services, 50, 163�169.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2019.05.011. Google Scholar
Ribeiro, I., Bertolini, G. R. F.,
Lion�o, A., & Johann, J. A. (2019). Young Brazilians� purchase intention
towards jeans made of Tencel� fibers. Revista Brasileira de Marketing, 18(3),
148�177. Google Scholar
Rudito, B., & Famiola, M.
(2013). CSR (Corporate Social Responsibility). Rekayasa Sains Bandung. Google Scholar
Sugiyono. (2016). Metode
Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). CV.
Alfabeta. Google Scholar
Zaremohzzabieh, Z., Ismail, N.,
Ahrari, S., & Samah, A. A. (2021). The effects of Consumer attitude on green purchase intention: A meta-analytic path
analysis. Journal of Business Research, 132, 732�743.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.10.053. Google Scholar
Zhuang, W., Luo, X., & Riaz, M.
U. (2021). On the factors influencing green purchase intention: A meta-analysis
approach. Frontiers in Psychology, 12, 644020.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.644020. Google Scholar
Copyright holder : Arnolt
Kristian Pakpahan, Ryan Johan Sembiring (2022) |
First publication right
: This article is licensed under: |