Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 3 No. 11 November 2022 |
p-ISSN
: 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial
Teknik |
ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PANEL SURYA 55
WATT DENGAN TRACKING DAN TANPA TRACKING
Mustofa Kamil Rahman
Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Jakarta, Indonesia
Email: [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 03 Oktober 2022 Direvisi 20 November 2022 Disetujui 21 November 222 |
Potensi
energi terbarukan di Indonesia sangatlah banyak, seperti panas bumi, tenaga
air, biomasa, surya dan angin yang ramah lingkungan, namun sejauh ini
penggunaan energi tersebut belum maksimal. Dengan segala potensi energi
terbarukan yang ada di Indonesia energi matahari adalah salah satu sumber energi
yang dapat diperbaharui dan dapat dikonversikan menjadi energi listrik dengan
menggunakan panel surya.� Dengan metode
penelitian Research and Development. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tracking terhadap kinerja panel surya dan mengetahui
efisiensi panel surya yang menggunakan tracking dan yang tidak menggunakan
tracking supaya dapat mengoptimalkan sumber energi matahari. Dari data yang
sudah diambil panel surya dengan solar tracker memiliki efisiensi rata � rata
sebesar 5.6% sedangkan panel surya tanpa solar tracker memiliki efisiensi
rata � rata sebesar 5.1 %. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
efisiensi dengan solar tracker lebih besar dibanding tanpa solar tracker. |
Kata kunci: Potensi
Energi Terbarukan, Panel Surya, Solar Tracker. |
|
Keywords: Renewable Energi
Potential, Solar Panels, Solar Tracker. |
ABSTRACT The potential for renewable energi in Indonesia is
very much, such as geothermal, hydropower, biomass, solar and wind that are
environmentally friendly, but so far the use of this energi has not been
maximized. With all the potential for renewable energi in Indonesia, solar energi
is one source of renewable energi that can be converted into electrical energi
using solar panels. With Research and Development research methods. This
study aims to determine the effect of tracking on the performance of solar
panels and determine the efficiency of solar panels that use tracking and
those that do not use tracking in order to optimize solar energi sources.
From the data that has been taken, solar panels with a solar tracker have an
average efficiency of 5.6% while solar panels without a solar tracker have an
average efficiency of 5.1%. Thus, it can be concluded that the efficiency
with a solar tracker is greater than without a solar tracker. |
Pendahuluan
Peningkatan
populasi di Indonesia dan peningkatan kinerja ekonomi membuat meningkatnya
permintaan energi terutama pada kegiatan ekonomi (Santi & Sasana, 2021).
Keterbatasan sumber daya energi fosil menjadi permasalahan
berbagai negara, hal ini juga yang membuat meningkatnya emisi dari gas yang
dapat merusak lingkungan. Sehingga dibutuhkannya
efisiensi pada suatu alat dalam memaksimalkan potensi alam yang dimiliki oleh
Indonesia.
Indonesia
berada digaris katulistiwa yang mempunyai banyak sekali sumber energi surya
yang berlimpah dengan intensitas radiasi sinar matahari sekitar 4.8 kWh/m2 per
hari di wilayah � wilayah Indonesia (Yusfa, 2017).
jika dibandingkan dengan luasan lahan di Indonesia.
Intensitas radiasi matahari di luar atmosfer bumi bergantung pada jarak antara
matahari dengan bumi (Aldrian et al., 2011).
Tiap tahun, jarak ini bervariasi antara 1,47 x 108 km dan 1,52 x 108 km dan
hasilnya besar pancaran E0 naik turun antara 1325 W/m2 sampai 1412 W/m2. Nilai
rataratanya disebut sebagai konstanta matahari dengan nilai E0 = 1367 W/m2 (Rahardjo & Fitriana, 2005).
Khusus untuk energi matahari,
keberadaannya cukup potensial di Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari posisi astronomi negara Indonesia di peta dunia (Sitorus, 2018).
Dengan letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, yaitu pada lintang
6� Lintang Utara (LS) - 11� Lintang Selatan (LS) dan 95� Bujur Timur (BT) -
141� Bujur Timur, dan dengan memperhatikan peredaran matahari dalam setahun
yang berada pada daerah 23,5� LU dan 23,5� LS maka wilayah Indonesia akan
selalu disinari matahari selama 10 - 12 jam dalam sehari. Karena
letak Indonesia berada pada daerah khatulistiwa maka Indonesia memiliki tingkat
radiasi matahari yang cukup baik. Menurut data buku putih energi
Indonesia (Sitorus et al., 2014).
Dengan
segala potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia energi matahari adalah
salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui dan dapat dikonversikan
menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya (Priatam et al., 2021).
Besarnya energi listrik yang dikonversikan dari energi
matahari tergantung seberapa besar intensitas matahari yang di terima oleh
panel surya. hal ini menunjukan bahwa panel surya harus selalu
berhadapan dengan matahari untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal (Soedjarwanto & Zebua, 2015).
Lama
penyinaran matahari merupakan satu dari beberapa unsur
klimatologi. Lama penyinaran matahari atau durasi penyinaran matahari
(periodisitas) adalah lamanya matahari bersinar cerah pada permukaan bumi yang
dihitung mulai dari matahari terbit hingga terbenam (Anna, 2021).
Besarnya lama penyinaran matahari ditulis dalam satuan jam, nilai persepuluhan,
atau dalam satuan persen terhadap panjang hari maksimum (Pujiastuti & Harjoko, 2016).
Menurut Badan Pusat Statistika Indonesia, pada tahun 2015 penyimpanan sinar
matahari DKI Jakarta sebesar 60,12% dan tekanan udara sebesar 1011,00 mb dan
pada bulan Juni 2019 rata � rata tekanan udara sebesar 1 009,7 mb dan
lama penyinaran Matahari sebesar 62,8 Jam.
Dari
bagian atas atmosfer mengirim 174 petawatt (PW) radiasi surya yang diterima oleh
bumi dan kemudian sekitar 30% dipantulkan Kembali keluar angkasa, sedangkan
sisanya diserap oleh daratan, lautan dan awan. Sebagian besar
sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi berada pada jangkauan spektrum
sinar tampak dan inframerah dekat. Dan Sebagian kecilnya pada rentang
ultraviolet dekat (Ibrahim, 2020).
Pada saat siang hari yang cerah radiasi sinar matahari mampu
mencapai 1000 W/m2. Jika sebuah perangkat
semikonduktor seluas 1 m2 memiliki efisiensi sekitar 10%, maka modul sel surya
ini bisa menghasilkan tenaga listrik sekitar 100 watt. Modul sel surya
komersial biasanya memiliki efisiensi berkisar antara 5% hingga 15% tergantung
material penyusunnya (Yuliananda et al., 2015).
Semakin
besar intensitas cahaya matahari yang ditangkap oleh panel surya, maka semakin
besar daya listrik yang dihasilkan, oleh karena itu perlu dibuat suatu sistem
yang dapat membuat solar cell selalu mengikuti arah pergerakan matahari yaitu
dengan solar tracking (Fauzi et al., 2018).
Biasanya panel surya dipasang permanen dengan kondisi statis
dengan sudut elevasi yang tetap. Hal ini membuat panel surya tidak dapat
terkonversi dengan maksimal karena matahari selalu bergerak (Duha, 2021).
Penyerapan radiasi matahari akan maksimal jika arah
radiasi matahari tegak lurus dengan permukaan bidang panel surya. Oleh karena
itu, diperlukan upaya agar matahari bisa tegak lurus dengan bidang panel surya
agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal (Syafrialdi, 2015).
Permasalahan yang berkembang saat ini
adalah kurang optimum dan efisiennya pada panel surya yang masih bersifat
statis, hal ini masih kurang optimal dalam penerimaan energi matahari.
Disisi lain energi alam akan sangat sulit diprediksi
besaran yang diterima oleh panel surya, terlebih perbedaan lama penyinaran
matahari dan faktor lain seperti suhu, intensitas cahaya, sudut datang cahaya
juga mempengaruhi daya yang akan dihasilkan oleh panel surya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah system atau alat yang dapat
melacak pemaksimalan energi matahari dengan mengikuti arah matahari.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tracking terhadap kinerja panel surya dan mengetahui
efisiensi panel surya yang menggunakan tracking dan yang tidak menggunakan
tracking.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode R&D (Research and Development). Metode penelitian
dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini dilakukan pad bulan Juni 2021 di Rooftop Gedung H
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Data
hasil uji coba dikumpulkan dan dilakukan perhitungan serta analisa data untuk
mengetahui apakah alat sudah bekerja sesuai dengan spesifikasi dan dapat
bekerja sesuai kebutuhan atau tidak. Setelah itu dilakukan penyusunan
laporan sebagai bahan evaluasi keberhasilan dari pembuatan alat Solar tracker.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian pada panel surya ini
dilakukan 2 tahap, yaitu panel surya yang dirancang tanpa solar tracker dan
panel surya yang dirancang dengan solar tracker. Pengujian panel surya yang dirancang
tanpa solar tracker, dengan cara membuat solar cell
menghadap ke atas tidak mengikuti arah cahaya matahari, pada pengujian ini
panel surya diletakan pada sudut 0�.
A. Analisa perhitungan
1.
Hasil
Perhitungan Daya Panel Surya dengan Solar tracker
Tabel 1
data hasil pengujian solar tracker
Data hasil pengujian |
Data hasil
Perhitungan |
|||||
Sudut |
Jam |
Arus (A) |
Tegangan
(V) |
Radiasi
(W/m2) |
Daya (W) |
Efisiensi
(%) |
- 45� |
09.00 |
1.41 |
8.17 |
527 |
11,5197 |
4.8787 |
|
09.30 |
1.64 |
8.26 |
567 |
13,5464 |
5.3323 |
|
10.00 |
1.80 |
8.43 |
589 |
15,174 |
5.75 |
|
10.30 |
2.25 |
8.74 |
634 |
19,665 |
6.9227 |
|
11.00 |
2.61 |
9.07 |
753 |
23,6727 |
7.0166 |
0� |
11.30 |
2.69 |
9.13 |
782 |
24,5597 |
7.0095 |
|
12.00 |
3.02 |
9.42 |
1059 |
28,4484 |
6.09 |
|
12.30 |
2.12 |
8.57 |
691 |
18,1684 |
5.8683 |
|
13.00 |
1.34 |
7.84 |
517 |
10,5556 |
4.5353 |
45� |
13.30 |
1.12 |
7.48 |
421 |
8,3776 |
4.4413 |
|
14.00 |
0.98 |
7.40 |
378 |
7,252 |
4.2819 |
|
14.30 |
1.13 |
7.48 |
448 |
8,4524 |
4.2109 |
|
15.00 |
1.19 |
7.53 |
451 |
8,9607 |
4.4344 |
Rata
� rata |
1.89848 |
8.36424 |
621.909 |
16,3626 |
5.613 |
Setelah diketahui data � data
tersebut lalu dimasukan pada tahap perhitungan:
a.
penghitungan daya:
P = V � I
P = 1.41 �
8.17
P = 11,5197 Watt
b.
perhitungan efisiensi solar tracker:
Dari
perhitungan diatas didapat efisiensi yang dihasilkan oleh panel surya dengan
solar tracker pada jam 09.00 sebesar 4.8787 %.
Gambar 1
Grafik Radiasi Solar Tracker
Gambar 2
Grafik Daya Solar Tracker
2. Hasil
Perhitungan Daya Panel Surya tanpa Solar tracker
Tabel
2
Data
Hasil Pengujian tanpa Solar tracker
Data Hasil Pengujian |
Data Hasil
Perhitungan |
|||||
Sudut |
Jam |
Arus (A) |
Tegangan
(V) |
Radiasi (W/m2) |
Daya (W) |
Efisiensi (%) |
0� |
09.00 |
0.56 |
7.21 |
235 |
4,0376 |
3.8347 |
|
09.30 |
0.95 |
7.80 |
351 |
7,41 |
4.7118 |
|
10.00 |
1.67 |
8.74 |
520 |
14,5958 |
5.8908 |
|
10.30 |
1.98 |
8.65 |
573 |
17,127 |
6.6711 |
|
11.00 |
2.34 |
8.90 |
628 |
20,826 |
7.4015 |
0� |
11.30 |
2.62 |
9.11 |
776 |
23,8682 |
6.8648 |
|
12.00 |
3.01 |
9.42 |
1020 |
28,3542 |
6.2042 |
|
12.30 |
2.00 |
8.49 |
662 |
16,98 |
5.7247 |
|
13.00 |
1.12 |
7.48 |
435 |
8,3776 |
4.2984 |
0� |
13.30 |
0.91 |
7.41 |
374 |
6,7431 |
4.024 |
|
14.00 |
0.65 |
7.25 |
267 |
4,7125 |
3.9392 |
|
14.30 |
0.56 |
7.21 |
247 |
4,0376 |
3.6484 |
|
15.00 |
0.37 |
7.09 |
197 |
2,6233 |
2.972 |
Rata - rata |
1.58 |
8.1797 |
540.182 |
26,4095 |
5.1221 |
Setelah diketahui data � data tersebut lalu
dimasukan pada tahap perhitungan:
a. penghitungan
daya :
P = V � I
P = 7.21 � 0.56
P = 4,0376 Watt
b. efisiensi
yang didapat panel surya dengan sudut fix 0�
Dari perhitungan diatas didapat efisiensi yang
dihasilkan panel surya tan pa solar tracker di jam 09.00
sebesar 3.8347 %.
Gambar
3
Grafik
Radiasi Tanpa Solar Tracker
Gambar
4
Grafik
Daya Tanpa Solar Tracker
B. Faktor yang Memperngaruhi Proses
Pengujian
1. Sudut
Sudut azimuth (azimuth angle) dan sudut kemiringan
(tilt angle) merupakan salah satu faktor paling penting dalam proses penelitian
ini untuk mengetahui nilai sudut kemiringan (β) yang ideal agar panel
surya mendapat intensitas maksimal. Untuk mendapatkan sudut kemiringan (β)
ada beberapa sudut lain yang harus diketahui terlebih
dahulu agar bisa mencari nilai sudut kemiringan (β). Sudut � sudut itu
antara lain: sudut deklinasi (δ), sudut jam matahari (ω), sudut
zenith (𝜃z) dan sudut
azimuth matahari (ϒs). Pada sudut deklinasi, nilai nya
dipengaruhi oleh jumlah hari pada bulan (n).
Kebetulan pada penelitian ini,
sudut dihitung pada bulan Juni dengan nilai n sebesar 152.
Untuk sudut jam matahari (ω) dipengaruhi oleh waktu saat meneliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data yaitu pada pukul
09.00 � 15.00 untuk menentukan besar nya sudut jam matahari (ω). Lalu untuk sudut zenith (𝜃z), nilai nya dipengaruhi
oleh latitude daerah yang sedang di teliti. Peneliti melakukan
penelitian di Universitas Negeri Jakarta dengan besar latitude yaitu - 6,1931. Dapat dilihat tabel 3. menunjukkan perhitungan sudut.
Tabel
3
Perhitungan
sudut
Jam 10.00 |
|
δ = 23,45 �sin360 284 � 152 365 δ = 23,1�������� |
δ = 23,45 �sin360 284 � 152 365 δ = 23,1� |
ω = (9 − 12) x 360 24 ω = -45� |
ω = (10 − 12) x 360 24 ω = -30� |
𝜃z = cos−1(cos -6,1931. cos 23,1�.
cos(-45) + sin -6,1931. sin cos 23,1�) 𝜃z = 52.82� |
𝜃z = cos−1(cos -6,1931. cos 23,1�.
cos(-30) + sin -6,1931. sin cos 23,1�) 𝜃z = 41,44� |
ϒs = sin−1 (sin −45 cos 23,1� ) sin 52.82 ϒs = -55,04� |
ϒs = sin−1 (sin −30 cos 23,1�) sin 41,44 |
𝛽 = tan−1(tan 52.82 . cos -55,04) 𝛽 = 36,77� |
𝛽 = tan−1(tan 41,44 . cos -44,01) 𝛽 = 32,41� |
Jam 11.00 |
Jam 12.00 |
δ = 23,45 �sin360
284 � 152 365 δ = 23,1� |
δ = 23,45 �sin360
284 � 152 365 δ = 23,1� |
ω = (11 −
12) x 360 24 ω = -15� |
ω = (12 −
12) x 360 24 ω = 0� |
𝜃z = cos−1(cos -6,1931. cos 23,1�. cos(-15) + sin -6,1931. sin cos
23,1�) 𝜃z = 32,75� |
𝜃z = cos−1(cos -6,1931. cos 23,1�. cos(0) + sin -6,1931. sin cos
23,1�) 𝜃z = 29,29� |
ϒs = sin−1 (sin −15 .cos
23,1� ) sin 32,75� ϒs = -26,10� |
ϒs = sin−1 (sin 0 .cos 23,1� ) sin 29,29� ϒs = 0� |
𝛽 = tan−1(tan 32,75�. cos
-26,10�) 𝛽 = 30,01� |
𝛽 = tan−1(tan 29,29�. cos 0) 𝛽 = 29,29� |
Jam 13.00 |
Jam 14.00 |
δ = 23,45 �sin360
284 � 152 365 δ = 23,1� |
δ = 23,45 �sin360
284 � 152 365 δ = 23,1� |
ω = (13 −
12) x 360 24 ω = 15� |
ω = (14 −
12) x 360 24 ω = 30� |
𝜃z = cos−1(cos -6,1931. cos 23,1�. cos(15�) + sin -6,1931. sin cos 23,1�) 𝜃z = 32,75� |
𝜃z = cos−1(cos -6,1931. cos 23,1�. cos(30�) + sin -6,1931. sin cos 23,1�) 𝜃z =41,44� |
ϒs = sin−1 (sin 15� cos 23,1� ) sin 32,75� ϒs = 26,10� |
ϒs = sin−1 (sin 30� cos 23,1� ) sin 41,44� ϒs = 44,01� |
𝛽 = tan−1(tan 32,75� . cos
26,75�) 𝛽 = 30,01� |
𝛽 = tan−1(tan 52.82 . cos -55,04) 𝛽 = 32,41� |
Jam 15.00 |
|
δ = 23,45 �sin360
284 � 152 365 δ = 23,1� |
|
ω = (15 −
12) x 360 24 ω = 45 |
|
𝜃z = cos−1(cos -6,1931. cos 23,1�. cos(45) + sin -6,1931. sin cos 23,1�)
𝜃z = 52.82� |
|
ϒs = sin−1 (sin 45 cos 23,1� ) sin 52.82 ϒs = 55,04 |
|
𝛽 = tan−1(tan 52.82 . cos -55,04) 𝛽 = 36,77 |
|
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui
bahwa nilai sudut deklinasi tidak berubah yaitu sebesar 23,1�.
Sudut deklinasi akan berubah jika menghitung nya di
bulan yang berbeda. Lain hal nya dengan sudut jam matahari yang nilai setiap
jam nya berubah. Sebelum pukul 12.00 nilai sudut jam matahari bernilai negatif,
sedangkan setelah pukul 12.00 bernilai positif. Namun saat
tepat pukul 12.00 sudut bernilai 0�.
Untuk nilai sudut zenith pada pukul 09.00 sama
dengan pukul 15.00, pukul 10.00 sama dengan saat pukul 14.00 dan pukul 11.00
sama dengan saat pukul 13.00 yaitu sebesar 52,82�,41,44� dan 32,75� sedangkan
sudut zenith pada pukul 12.00 sebesar 29,29�. Nilai dari sudut zenith tersebut akan dipakai untuk mendapatkan sudut azimuth matahari dan
sudut kemiringan. Besar sudut azimuth matahari mempunya pola yang sama dengan sudut jam matahari yaitu apabila sebelum pukul
12.00 bernilai negatif sedangkan setelah pukul 12.00 sudut akan bernilai
positif.
Terakhir, barulah dapat mengetahui
sudut kemiringan pada panel surya. Nilai sudut kemiringan
pada pukul 09.00 sama dengan pukul 15.00, pukul 10.00 sama dengan nilai pada
pukul 14.00 dan nilai pada pukul 11.00 sama dengan nilai pada pukul 13.00.
Dengan begitu, berdasarkan hasil analisis perhitungan didapat 4 sudut
kemiringan yang berbeda yaitu pada pukul 09.00, 10.00, 11.00, dan 12.00 yaitu
sebesar 36,77�, 32,41�, 30,01� dan 29,29.
2. Radiasi
Dalam pengambilan data pada penelitian ini, peneliti
memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi pengujian, peneliti memlulai pengujian
atau pengambilan data pada kamis,8 juni,2021. Namun penelitian tidak dapat dilanjut karena terjadi hujan atau
kendala cuaca yang kurang bagus. Peneliti baru
mendapatkan hari yang cerah pada tanggal 15 dan 16 juni.
Pada saat pengambilan data terdapat
beberapa waktu dimana kondisi matahari sedang tertutup oleh awan yang
menjadikan radiasi cahaya matahari yang diterima panel surya sangat kecil.
Terdapat beberapa kondisi yang mempengaruhi radiasi matahari terhadap panel
surya:
Gambar
5
Kondisi
Matahari Tertutup Awan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pada kondisi ini bumi menerima
radiasi hambur atau radiasi yang mengalami perubahan akibat terhalang partikel,
zat atau, benda di udara yang dapat menghamburkan cahaya.
Akibatnya cahaya matahari terhalangi awan yang dan
menyebabkan radiasi yang diterima oleh panel surya tidak maksimal.
Gambar
6
Kondisi
Matahari Cerah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pada kondisi ini radiasi yang
mencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh bumi dalam arah
sejajar cahaya dating atau biasa dinamakan radiasi langsung.
Sehingga radiasi yang diterima panel surya dapat maksimal.
3. Suhu
Lingkungan
Gambar
7
Data
Suhu Lingkungan Selasa, 15 Juni 2021
(sumber: https://weather.com/)
Gambar 8
Data Suhu Lingkungan
Rabu, 16 Juni 2021
(Sumber: https://weather.com/)
Suhu lingkungan pada saat melakukan penelitian pada
tanggal 15 juni 2021 dan 16 Juni 2021 berkisar sekitar 32� pada siang hari. Menunjukan bahwa pada hari itu matahari sedang cerah.
4. Proyeksi
Relatif Gerak Semu Matahari Terhadap Lokasi Penelitian
Gambar
9
Gerak
Semu Tahunan Relatif terhadap lokasi penelitian
(Sumber: Google Earth Pro)
Posisi relatif lokasi penelitian
terhadap gerak semu matahari. Dari gambar tersebut
dapat diketahui bahwa dibulan juni posisi matahari berada di sekitar 23� LU,
dan lokasi penelitian berada di 6�11�34.59�S sehingga posisi matahari relatif
terhadap lokasi penelitian adalah 23 � + 6 � = 29 � yang merupakan sudut
radiasi terhadap lokasi penelitian.
C. Analisa Hasil Penelitian
Tabel
4
Data
Perbandinga Panel Surya
Jam |
Radiasi (W/m2) |
Daya (W) |
Efisiensi
(%) |
Selisih
Efisiensi |
|||
dengan |
tanpa |
dengan |
tanpa |
dengan |
tanpa |
||
09.00 |
527 |
235 |
11.520 |
4.038 |
4.879 |
3.835 |
1.044 |
09.30 |
567 |
351 |
13.546 |
7.410 |
5.332 |
4.712 |
0.621 |
10.00 |
589 |
520 |
15.174 |
10.826 |
5.750 |
4.647 |
1.103 |
10.30 |
634 |
573 |
19.665 |
17.127 |
6.923 |
6.671 |
0.252 |
11.00 |
753 |
628 |
23.673 |
20.826 |
7.017 |
6.987 |
0.030 |
11.30 |
782 |
776 |
24.560 |
23.868 |
7.010 |
6.865 |
0.145 |
12.00 |
1059 |
1020 |
28.448 |
28.354 |
5.996 |
6.204 |
-0.209 |
12.30 |
691 |
662 |
18.168 |
16.980 |
5.868 |
5.725 |
0.144 |
13.00 |
517 |
435 |
10.506 |
8.378 |
4.535 |
4.298 |
0.237 |
13.30 |
421 |
374 |
8.378 |
6.743 |
4.441 |
4.024 |
0.417 |
14.00 |
378 |
267 |
7.252 |
4.713 |
4.282 |
3.939 |
0.343 |
14.30 |
448 |
247 |
8.452 |
4.038 |
4.211 |
3.648 |
0.563 |
15.00 |
451 |
197 |
8.961 |
2.623 |
4.434 |
2.972 |
1.462 |
Didapat data � data yang menunjukan bahwa panel
surya dengan solar tracker lebih optimal menangkap radiasi matahari sekitar jam
09.00 � 11.00 dan jam 13.00 � 15.00 karena panel surya dengan solar tracker
lebih tegak lurus dengan pancaran intensitas cahaya matahari pada jam � jam
tersebut. Sedangkan panel surya tanpa solar tracker hanya tetap pada sudut 0�
yang mana hanya optimal pada saat matahari tepat diatas panel surya yaitu
sekitar jam 11.30 � 13.00.
Gambar
10
Grafik
Perbandingan Radiasi
Gambar
11
Grafik
Perbandingan Daya
Gambar
12
Grafik
Perbandingan Efisiensi
Pada grafik 12.
diatas, terlihat perbandingan efisiensi antara panel
surya dengan solar tracker dan tanpa solar tracker. Pada gerak panel surya
tanpa solar tracker, efisiensi yang didapat ketika matahari diarah timur
sangatlah kecil dan ketika matahari menuju ke atas panel surya barulah semakin
besar, namun akan semakin menurun seiring dengan
bergeraknya matahari ke arah barat. Sedangkan pada gerak
panel dengan solar tracker, efisiensi yang didapat lebih besar ketika matahari
sedang berada diarea timur dan barat.
Kesimpulan
Dari hasil pengujian Panel surya, dengan menggunakan
solar tracker energi matahari dapat dikonversikan lebih optimal dibandingkan
dengan tanpa solar tracker, karena arah panel yang dapat mengikuti arah sinar
matahari. Sehingga panel surya dengan solar tracker memiliki efisiensi rata �
rata sebesar 5.6 % sedangkan panel surya tanpa solar tracker memiliki efisiensi
rata � rata sebesar 5.1%. Panel surya dengan solar tracker lebih optimal
menangkap radiasi matahari sekitar jam 09.00 � 10.00 dan jam 13.30 � 15.00
karena panel surya dengan solar tracker lebih tegak lurus dengan pancaran
intensitas cahaya matahari Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
efisiensi dengan solar tracker lebih besar dibanding tanpa solar tracker.
Aldrian, E., Karmini, M., & Budiman, B. (2011). Adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas
Udara, Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Google Scholar
Anna, K. (2021). Buku Praktikum
Dasar-Dasar Klimatologi. Politeknik LPP. Google Scholar
Duha, P. H. (2021). Rancang Bangun
Sistem Penggerak Panel Surya menggunakan Sensor LDR dan Motor Servo berbasis
Mikrokontroler. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sains Dan
Tekhnologi, 1(1), 290. Google Scholar
Fauzi, K. W., Arfianto, T., &
Taryana, N. (2018). Perancangan dan Realisasi Solar Tracking System untuk
peningkatan Efisiensi Panel Surya menggunakan Arduino Uno. TELKA-Jurnal
Telekomunikasi, Elektronika, Komputasi Dan Kontrol, 4(1), 63�74.
https://doi.org/10.15575/telka.v4n1.63-74. Google Scholar
Ibrahim, K. M. (2020). Pembangkit
Tenaga Surya Menggunakan Rancangan Panel Surya Hybrid dengan Thermoelectric
Generator. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Google Scholar
Priatam, P. P. T. D., Zambak, M.
F., Suwarno, S., & Harahap, P. (2021). Analisa Radiasi Sinar Matahari
Terhadap Panel Surya 50 WP. RELE (Rekayasa Elektrikal Dan Energi): Jurnal
Teknik Elektro, 4(1), 48�54. https://doi.org/10.30596%2Frele.v4i1.7825.
Google Scholar
Pujiastuti, A., & Harjoko, A.
(2016). Sistem Perhitungan Lama Penyinaran Matahari dengan Metode Otsu
Threshold (Studi Kasus: St. Klimatologi Barongan). Compiler, 5(2),
11�20. https://doi.org/10.28989/compiler.v5i2.166. Google Scholar
Rahardjo, I., & Fitriana, I.
(2005). Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia
(pp. 43�52). Strategi Penyediaan Listrik Nasional Dalam Rangka Mengantisipasi
Pemanfaatan PLTU Batubara Skala Kecil, PLTN, dan Energi Terbarukan, P3TKKE,
BPPT, Januari. Google Scholar
Santi, R., & Sasana, H. (2021).
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk, Foreign Direct
Investment (FDI), Energi Use/Consumption dan Krisis Ekonomi Terhadap Kualitas
Lingkungan Ditinjau Dari Tingkat Carbon Footprint di Asean 8. Diponegoro
Journal of Economics, 10(2), 1�11. Google Scholar
Sitorus, T. B. (2018). Kinerja
Kolektor Tipe Plat Datar Pada Mesin Pendingin Adsorpsi Tenaga Surya Di Kota
Medan. Jurnal Teknosains, 7(2), 94�103.
https://doi.org/10.22146/teknosains.35327. Google Scholar
Sitorus, T. B., Napitupulu, F. H.,
& Ambarita, H. (2014). Korelasi Temperatur Udara dan Intensitas Radiasi
Matahari Terhadap Performansi Mesin Pendingin Siklus Adsorpsi Tenaga Matahari. Cylinder:
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 1(1), 8�17. Google Scholar
Soedjarwanto, N., & Zebua, O.
(2015). Sistem Pelacak Otomatis Energi Surya Berbasis Mikrokontroler
ATMega8535. Universitas Lampung. Google Scholar
Syafrialdi, R. (2015). Rancang
Bangun Solar Tracker Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 dengan Sensor LDR dan
Penampil LCD. Jurnal Fisika Unand, 4(2), 113�122.
https://doi.org/10.25077/jfu.4.2.%p.2015. Google Scholar
Yuliananda, S., Sarya, G., &
Hastijanti, R. A. R. (2015). Pengaruh Perubahan Intensitas Matahari terhadap
Daya Keluaran Panel Surya. JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2),
193�202. https://doi.org/10.30996/jpm17.v1i02.545. Google Scholar
Yusfa, M. A. (2017). Desain
Sistem Lampu Sorot Gedung Iqra UNISMUH Makassar Berbasiskan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik (Vol. 3). Universitas Muhammadiyah
Makassar. Google Scholar
Copyright holder : Mustofa
Kamil Rahman (2022) |
First publication right
: This article is licensed under: |