Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 3 No. 11 November 2022 |
p-ISSN
: 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial
Teknik |
ANALISIS KETAHANAN STRUKTUR ATAS RUMAH INSTAN
SEDERHANA SEHAT DENGAN PERHITUNGAN BEBAN GEMPA DI UPGRADE
3 (TIGA) LANTAI
Hernawati Christiani Silalahi, Johannes Tarigan
Fakultas Teknik, Universitas
Sumaterautara Medan, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 07 Oktober 2022 Direvisi 18 November 2022 Disetujui 21 November 2022 |
Rumah
Instan Sedehana Sehat (RISHA) merupakan teknologi konstruksi bangunan rumah
tinggal dengan komponen modular pracetak dengan system bongkar pasang /Knock
down. Berdasarkan sertifikat pengujian ketahanan struktur, RISHA memiliki
ketahanan struktur terhadap beban gempa hingga zonasi enam dengan acuan SNI
03-1726-2002. Hal ini memungkinkan untuk memperbaharui analisis dengan SNI
terbaru dan diaplikasikan pada bangunan gedung 3 lantai. Penelitian ini
bertujuan menganalisis partisipasi massa dan waktu getar alami struktur
berdasarkan ETABS dan perhitungan manual, menganalisis ketahanan struktur
atas, mengkonversi dimensi kolom dari profil panel RISHA ke ETABS,
menganalisis kekuatan struktur kolom dan balok serta kekuatan sambungan yang
digunakan. �Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian dimulai dengan melakukan studi
literatur terkait, selanjutnya diikuti dengan membuat pemodelan struktur pada
ETABS. Dari hasil analisa partisipassi massa sesuai SNI 1726;2019 masih memenuhi persyaratan yaitu diatas 90%. Untuk
gaya geser dasar terhadap sumbu X dan Y sebesar 190,39
kN. Ketahanan struktur balok dan kolom mengacu pada SNI 2847 2019 dan SNI
7833;2019. Simpangan antar lantai yang terjadi
akibat beban gempa telah memenuhi persyaratan karena nilainya lebih kecil
dibandingkan simpangan antar lantai ijin. Ketahanan sambungan struktur antar
panel RISHA memiliki kuat tekan ultimit dan gaya geser ultimit lebih kecil
dibandingkan kuat tekan perlu dan kuat geser nominal dari panel RISHA. Dengan
demikian sambungan memenuhi syarat SNI 1729;2020. |
Kata kunci: Beban
Gempa, RISHA, Struktur Atas, Beton Pracetak. |
|
Keywords: Earthquake
Load, RISHA, Superstructure, Precast Concrete. |
ABSTRACT Healthy Sedehana Instant House (RISHA) is a
residential building construction technology with precast modular components
with a knock down system. Based on the structural endurance test certificate,
RISHA has structural resistance to earthquake loads up to six zoning with
reference to SNI 03-1726-2002. This makes it possible to update the analysis
with the latest SNI and apply it to 3-story buildings. This study aims to
analyze the mass participation and natural vibration time of the structure
based on ETABS and manual calculations, analyze the durability of the
superstructure, convert column dimensions from RISHA panel profiles to ETABS,
analyze the strength of the column and beam
structures and the strength of the connections used. The research method used
in this research is quantitative. The research began by conducting a study of
the related literature, followed by making structural modeling on ETABS. From
the results of the analysis of mass participation according to SNI 1726; 2019
it still meets the requirements, which is above 90%. For the basic shear
force about the X and Y axes of 190.39 kN. The structural resistance of beams
and columns refers to SNI 2847 2019 and SNI 7833;2019.
The deviation between floors that occurs due to earthquake loads has met the
requirements because the value is smaller than the deviation between the
permitted floors. The structural connection resistance between RISHA panels
has an ultimate compressive strength and an ultimate shear force that is
smaller than the required compressive strength and nominal shear strength of
RISHA panels. Thus the connection meets the requirements of SNI 1729;2020. |
Pendahuluan
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik,
yaitu lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia (Waworuntu
et al., 2014).
Pertemuan ketiga lempeng ini menyebabkan Indonesia sangat berpotensi mengalami
gempa (Mahardika,
2020).
Seperti beberapa tahun terakhir, Indonesia telah dilanda
beberapa gempa besar seperti di Aceh, Yogyakarta, Nias, dsb. Hal ini
menegaskan pentingnya tinjauan beban gempa rencana dalam perencanaan desain
struktur sebagai antisipasi apabila terjadi gempa (Nurtati,
2012).
Menurut (Jaya,
2019),
struktur bangunan harus mampu menerima gaya gempa pada level tertentu tanpa
terjadi kerusakan yang signifikan pada struktur. Apabila bangunan harus
mengalami keruntuhan (disebabkan beban gempa melebihi beban gempa rencana),
bangunan tersebut masih mampu memberikan perilaku non-linear pada kondisi
pasca-elastik (Utami
& Warastuti, 2017).
Perilaku tersebut meningkatkan keamanan bangunan terhadap gempa dan tingkat
keselamatan jiwa (Yanto
et al., 2019).
Rumah
instan sederhana sehat (RISHA) merupakan salah satu teknologi pada rekonstruksi
pasca bencana (Sulthan,
2019).
Teknologi RISHA digunakan karena memiliki waktu rekonstruksi
rumah tahan gempa yang cepat. Berdasarkan sertifikat
pengujian dari Departemen Pekerjaan Umum dinyatakan bahwa bangunan rumah
tinggal dua lantai system RISHA memiliki tingkat keandalan struktur yang baik
untuk diterapkan di seluruh wilayah Indonesia. Acuan
sertifikasi menggunakan SNI 03-1726-2002 tentang standar perencanaan ketahanan
gempa untuk struktur Gedung. Penetapan SNI
03-1726-2019 tentang perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
merupakan revisi dari SNI 03-1726-2012.
Rumah
Instan Sedehana Sehat (RISHA) merupakan teknologi konstruksi bangunan rumah
tinggal dengan komponen modular pracetak dengan system bongkar pasang /Knock
down (Sabaruddin
& Sukmana, 2015).
Berdasarkan sertifikat pengujian ketahanan struktur, RISHA
memiliki ketahanan struktur terhadap beban gempa hingga zonasi enam dengan
acuan SNI 03-1726-2002. Pengujian tersebut meliputi
uji tekan, uji geser, uji lentur, dan uji bangunan penuh pada bangunan RISHA
dua lantai.
Dilatar
belakangi masalah diatas penelitian kali ini akan
mencoba menggunakan pemodelan struktur RISHA pada rumah susun tiga lantai yang
dianalisis menggunakan SNI terbaru. Dengan asumsi kondisi
tanah berada pada tanah sedang yang berlokasi di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Penelitian ini membandingkan perhitungan secara manual dan
menggunakan program komputer Extended Three Dimentional Analysis of Building
System (ETABS) untuk mengetahui besarnya gaya-gaya yang bekerja pada struktur
dan dengan acuan SNI 7833 2019 di analisis ketahanan strukturnya memenuhi
syarat atau perlu rekomendasi perkuatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Adapun
analisis yang penulis perbandingkan yaitu penentuan partisipasi massa struktur dimana analisis secara manual dilakukan
menggunakan metode modal analisis multi
degree of freedom dan akan dibandingkan analisa menggunakan program ETABS.
Dari beban-beban yang bekerja pada struktur yaitu disesuaikan dengan SNI
1727-2020 dilakukan juga perbandingan perhitungan manual dengan hasil running
dari program ETABS. Jika terjadi perselisihan kurang dari 10%
maka Analisa dapat digunakan sebaliknya jika lebih maka perlu evaluasi Kembali.
Hasil dari running ETABS mengeluarkan gaya-gaya dalam yang
bekerja pada struktur selanjutnya digunakan untuk analisa ketahanan struktur
berpedoman pada SNI 7833: 2019 dan SNI 2847:2019.
Selain ketahanan struktur dari panel
RISHA penulis juga meneliti kekuatan sambungan yang digunakan untuk menyatukan
panel-panel RISHA menjadi satu modular. Proses
penyambungan panel pada RISHA menggunakan sambungan kering, yaitu berupa baut, mur, dan pelat. Perhitungan kekuatan sambungan tercantum
pada SNI 7833-2019 tentang tata cara perancangan beton
pracetak dan beton prategang untuk bangunan gedung. Akan
tetapi, perhitungan komponen sambungan pada beton pracetak tidak menjelaskan
selain analisis kekuatan tekan sambungan. Oleh karena
itu, perhitungan kekuatan sambungan kering diasumsikan juga sebagai sambungan
baja yang digunakan pada beton komposit maupun base plate. Pada sambungan baja, ketahanan sambungan mengacu kepada SNI 1729
2015 tentang spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural. Kedua SNI yang digunakan saling melengkapi dan tidak terdapat acuan
yang bertentangan. Analisis sambungan tidak menggunakan aplikasi ETABS
karena aplikasi tidak memiliki menu untuk memodelkan sambungan kering dalam
bentuk mur, baut dan plat. Oleh
karena itu perhitungan untuk sambungan hanya menggunakan hitungan manual.
Beberapa
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan struktur RISHA salah satunya
dilakukan oleh (Zaen,
2020).
Penelitian beliau berfokus pada ketahanan struktur RISHA dua lantai dengan
mengacu pada SNI 1726 : 2012. Dimana analisa yang
dilakukan menggunakan program bantu ETABS.
Penelitian
selanjutnya oleh (Zebua,
2018)
tentang Analisis gaya gempa bangunan rumah tinggal di wilayah gempa tinggi
dimana peneitian ini memperhitungkan bangunan rumah tinggal dengan konsep
struktur beton pracetak.
Penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan rumah pracetak dilakukan oleh (jansexteen,
2018) dimana penelitian berfokus pada perbandingan hasil pengujian skala penuh
rumah RISHA di laboratorium dengan program SAP 2000.
Selanjutnya
adalah penelitian yang dilakukan oleh (Alfarisi,
2015)
yaitu mengenai perhitungan struktur atas sebuah gedung dengan metode statik
ekivalen dan menggunakan peta gempa Indonesia tahun 2010. Pemodelan
struktur menggunakan ETABS dan membandingkan hasil evaluasi dengan kondisi
lapangan (eksisting).
Penelitian
yang berkaitan dengan RISHA juga dilakukan oleh (Bachroni,
2008)
dimana penelitian ini mengenai kinerja struktur bangunan rumah yang tersusun
dari panel RISHA dengan menggunakan metode spectra kapasitas dari ATC 40. Struktur dimodelkan sebagai bangunan 1 (satu) lantai dan dua lantai
tanpa dan dengan dinding. Percobaan dilakukan pada
masing-masing wilayah gempa di Indonesia.
Selanjutnya
penelitian yang berkaitan dengan penelitian penulis yaitu dilakukan oleh (Larasati,
2020)
tentang modifikasi perencanaan gedung menggunakan elemen pracetak dan hollow
core slab dimana menggunakan SNI terbaru yang juga digunakan penulis dalam
penelitian ini yaitu SNI 2847;2019. Dalam penelitian ini juga menggunakan
program bantu ETABS. Dalam
penelitian ini penulis banya belajar tentang bagaimana kinerja dan tahap-tahap
dalam perencanaan beton pracetak dan kontrol kapasitas beton pracetal yaitu
pelat, balok dan kolom menggunakan SNI terbaru.
Penelitian ini bertujuan menganalisis partisipasi massa dan waktu getar alami struktur berdasarkan ETABS dan
perhitungan manual, menganalisis ketahanan struktur atas, mengkonversi dimensi
kolom dari profil panel RISHA ke ETABS, menganalisis kekuatan struktur kolom
dan balok serta kekuatan sambungan yang digunakan.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif (Sugiyono, 2016). Penelitian dimulai dengan melakukan
studi literatur terkait, selanjutnya diikuti dengan membuat pemodelan struktur
pada ETABS, dalam bagian ini penulis mengkonversi masing-masing profil panel
RISHA kedalam ETABS karena pada program ETABS tidak dapat menggambarkan
panel-panel RISHA secara detail namun dapat dilakukan pendekatan dengan nilai
inersia yang sama dengan di lapangan. Selanjutnya dilakukan perhitungan
pembebanan yang bekerja pada struktur dengan acuan SNI 1727 2020 dan untuk
beban gempa sesuai peta gempa lokasi Kabupaten Humbang Hasundutan yang
selanjutnya di running dengan program bantu ETABS yang kemudian akan
dibandingkan dengan perhitungan manual penulis. Adapun alur
penelitian secara garis besar disajikan pada gambar dibawah ini.
Hasil dan Pembahasan
A. Data Perencanaan
Tabel 1. Data Komponen RISHA
Data
struktur |
Keterangan |
Sistem
struktur |
Rangka
beton bertulang pemikul momen menengah |
Keterangan
lantai |
Lantai 1-3
: rumah type 36 |
Tipe panel |
P1 :
Modifikasi persegi 30 x 10 cm P2 ;
Modifikasi persegi 20 x 20 cm P3 :
Modifikasi bentuk �L� 30 x 30 cm dengan tebal 10 cm |
Tipe Kolom |
Gabungan
panel P1 dengan P2 |
Tipe balok |
Panel P1 |
Tipe pelat |
Lantai 1-3
Pelat Pracetak Leibel 3x0,6x
12,5 mm |
Tipe
Dinding |
Lantai 1-3
Beton Pracetak 0,6x10x2,4 |
Struktur
atap |
Rangka
atap cor beton |
Mutu beton |
Beton
K-350 |
Mutu baja
tulangan |
Tulangan
utama : 8 mm Tulangan
geser : 6 mm |
Tipe
sambungan |
Sambungan
kering: Baut 12 mm dan plat 2.66 mm |
B. Permodelan Struktur
Gambar 1. Denah Rusun 3 Lantai
Dari pengkonversian profil panel
RISHA ke program ETABS maka dibuat beberapa dimensi balok dan kolom yang
digunakan untuk Analisa:
1.
B1
dengan ukuran 20x30 dengan bentang 3m
2.
B2
dengan ukuran 20x30 dengan ukuran 1,8 m
3.
B3
dengan ukuran 20x30 dengan bentang 3m, dan
4.
B4
dengan ukuran 10x30 dengan bentang 1,8
Dimensi Kolom disesuaikan menggunakan
concrete I,T , L
1.
K1
dengan Type I
2.
K2
dengan tipe T
3.
K3
dengan tipe L
C. Perhitungan Pembebanan
Berdasarkan beban mati dan beban
hidup yang bekerja pada struktur maka dapat di tabelkan rekapitulasi pembebanan
gravitasi yang bekerja pada struktur. Perhatikan tabel dibawah ini:
Tabel 2. Rekapitulasi Pembebanan Gravitasi
Keterangan |
n Lantai |
WD |
WL |
kg |
kg |
||
Atap |
1 |
25131,6 |
19656 |
Lt. 1 - 2 |
2 |
57002,4 |
53913,6 |
Base |
1 |
15444 |
53913,6 |
Kolom |
|
86400 |
|
Balok |
|
4147,2 |
|
Dinding |
|
34214,4 |
|
Total |
|
222339,6 |
127483,2 |
Dengan menggunakan kombinasi 1D+1L maka
diperoleh pembebanan sebesar 3428,26 kN.
D. Analisa Respon Spektrum
Berdasarkan peta gempa Indonesia
Tahun 2010 dimana lokasi pembangunan direncanakan di Kabupaten Humbang
Hasundutan, diperoleh data-data sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Perhitungan Respon Spektrum
Variabel |
Nilai |
PGA (g) |
0,979 |
SS (g) |
1,514 |
S1 (g) |
0,596 |
T0 |
0,13 |
TS (dtk) |
0,67 |
SDS (g) |
1,0 |
SD1 (g) |
0,676 |
Fa |
1,0 |
Fy |
1,7 |
SMS (g) |
1,51 |
SM1 (g) |
1,01 |
��������������������������������
Selanjutnya berdasarkan SNI 1726:2019
Tabel 8 Rumah Susun RISHA termasuk pada kategori desain seismik D.
E. Analisa Struktur
1.
Kontrol
Partisipasi Massa
Partisipasi massa adalah jumlah massa
bangunan yang dibawa oleh tiap pola ragam getar (mode) (Manope et al., 2019). Sesuai dengan SNI 1726:2019,
partisipasi massa akumulatif dari bangunan untuk
ketiga arah DOF (translasi x, translasi y, dan rotasi z) haruslah melebihi 90%.
dengan� menggunakan
dua metode yang diperbandingkan yaitu secara manual menggunakan modal analisis
dan secara program menggunakan program ETABS yaitu statik ekivalen.
Rumah susun RISHA termasuk kategori
bangunan tanpa redaman sehingga persamaan yang digunakan yaitu multi degree of
freedom (MDOF) dimana persamaan frekuensi yang digunakan dipengaruhi dari
besarnya matriks kekakuan�
dan massa struktur. Adapun persamaan nya yaitu:
Persamaan diatas diselesaikan dengan
determinan dan penyelesaian persamaan linear maka dapat diperroleh periode dari
struktur RISHA 3 lantai yaitu:
T2���������� = 0,07 detik���������������� 3 Mode /Shape
T3���������� = 0,03 detik
Dan untuk masing-masing bentuk vector
shape relative displacement dimana
Maka dapat digambarkan sebagai berikut
ilustrasinya:
Gambar 3. Bentuk Mode Struktur
Sedangkan melalui analisa ETABS
diperoleh 8 (delapan) mode yaitu:
Tabel 4. Partisipasi Massa Tiap Mode (ETABS)
Case |
Mode |
Period |
UX |
UY |
SumUX |
SumUY |
RZ |
SumRZ |
Sec |
||||||||
Modal |
1 |
0,248 |
0 |
0,822 |
0 |
0,822 |
0 |
0 |
Modal |
2 |
0,248 |
0,083 |
0 |
0,083 |
0,822 |
0,736 |
0,736 |
Modal |
3 |
0,223 |
0,709 |
0 |
0,791 |
0,822 |
0,084 |
0,820 |
Modal |
4 |
0,073 |
0 |
0,138 |
0,791 |
0,959 |
0 |
0,820 |
Modal |
5 |
0,073 |
0 |
0 |
0,798 |
0,959 |
0,133 |
0,953 |
Modal |
6 |
0,060 |
0,155 |
0 |
0,953 |
0,959 |
0 |
0,959 |
Modal |
7 |
0,030 |
0,047 |
0 |
0,999 |
0,959 |
0 |
0,960 |
Modal |
8 |
0,039 |
0 |
0,041 |
0,999 |
1,000 |
0 |
0,960 |
2.
Kontrol
Gaya Geser (Base Shear)
Berdasarkan SNI 1726:2019 tentang
Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem pemikul gaya seismic dimana struktur
Risha yang di analisis termasuk kedalam sistem rangka pemikul momen (point C)
yaitu rangka beton bertulang pemikul momen khusus (nomor 5). Maka dari tabel
diperoleh R = 8, Ω0 = 3, Cd = 5,5 maka koefisien
respon seismik nya.
Maka perhitungan base shear nya Vx����� = Cs x W = 190,391 kN
= Vy.
Dari program ETABS juga diperoleh gaya geser dasar terhadap sumbu x dan y sama yaitu 190,391
kN ini membuktikan perhitungan secara manual sama dengan perhitungan
menggunakan program.
3.
Kontrol
Simpangan (Story Drift)
Untuk penentuan story drift (∆)
digunakan persamaan sebagai berikut:
Dengan
Dengan faktor Redundansi
Gambar 4. Grafik Simpangan Arah X dan Y
�Berdasarkan grafik diatas
maka disimpulkan struktur memenuhi syarat simpangan ijin.
4.
Pengaruh
P-Delta
Untuk menghitung ada atau tidaknya
pengaruh P-Delta, perlu diketahui nilai koefisien stabilitas (θ). Jika:
a.
0,1
> θ � tidak ada pengaruh P-Delta
b.
0,1
< θ < θmax � ada pengaruh P-Delta
c.
θ
≥ θmax � struktur tidak stabil dan perlu desain ulang
dari program ETABS tabel Story Forces
diambil nilai beban aksial (Pu) max di output case kombinasi 1D+1L dan location
top dan untuk gaya geser (V) di output case spec x, maka rekapitulasi
pengecheckan pengaruh P-delta dapat dirangkum dalam diagram berikut yang
menunjukkan θ < 0,1:
Gambar 5. Diagram Simpangan Antar Tingkat Pengaruh P-Delta
F. Analisa Tulangan
Analisa dan permodelan struktur yang
telah dilakukan menghasilkan gaya-gaya dalam yang selanjutnya akan digunakan pada perencanaan struktur primer seperti
balok, kolom, dan dinding geser jika diperlukan. Hasil Analisa struktur ini
didapatkan menggunakan program bantu ETABS 2018. Panel
RISHA yang sudah pabrikasi artinya sudah terbentuk tulangan dan dimensinya
dilapangan hanya tinggal memasang maka dalam tahap ini penulis hanya melakukan
evaluasi kekuatan tulangan pada struktur terhadap beban-beban yang bekerja
dengan menggunakan acuan berdasarkan SNI 2847 : 2019
baik itu evaluasi tulangan lentu, geser maupun torsi (jika ada).
Dari hasil analisa diperoleh
1.
Kolom
Untuk kolom yaitu merupakan
modifikasi dari panel RISHA P1, P2 dan P3, setelah dikonversi kedalam program
ETABS, ditentukan 3 jenis tipe kolom yang digunakan dimana� K1 dengan Type I berada pada daerah kritis
dengan nilai beban aksial (Pu) terbesar pada tahap ini juga penulis
membandingkan perhitungan secara manual dengan hasil program ETABS dimana
terdapat perbedaan sedikit yaitu Pu dari program diperoleh sebesar 260,581 kN
sedangkan jika dihitung secara manual dengan memperhtiungkan beban-beban yang
bekerja maka diperoleh beban aksial nya sebesar 282,50 kN.
Berdasarkan SNI 2847
: 2019 ada beberapa persyaratan untuk kolom:
Dari analisa diperoleh
Gambar
6.
Diagram interaksi beban aksial dan momen pada K1
Untuk kontrol kapasitas kolom penulis menyesuaikan
dengan SNI 2847;2019, kontrol tekan, geser, semuanya
masih memenuhi persyaratan sehingga dapat disimpulkan kolom masih aman pada
struktur 3 lantai.
2. Pelat
Untuk pelat yang digunakan dalam
penelitian ini penulis menggunakan pelat Leibel dengan ketebalan 12,5 cm dan kapasitas beban (qn ) = 400 kg/m2. Dan dari
perhitungan beban-beban yang bekerja pada pelat maka diketahui qu = 222,8 kg/m2 untuk atap dan 390 kg/m2 untuk pelat lantai 1-3.
Dengan demikian maka dapat dikatakan Qn > Qu . ini membuktikan pelat Leibel dapat digunakan pada
perencanaan struktur Rumah Susun RISHA 3 lantai.
G. Analisa Sambungan
Perhitungan kekuatan
sambungan dihitung dalam dua benda uji. Benda uji yang
dianalisis berupa benda uji yang memiliki gaya dalam
aksial dan gaya lateral paling besar. Sambungan dihitung melalui dua model
berbeda yaitu model satu berupa model struktur dengan gaya
tekan maksimal dan model struktur dua dengan gaya geser paling tinggi. Dari
hasil running pada program ETABS diperoleh gaya dalam dengan beban aksial (Pu)
terbesar terjadi pada kolom K1 dengan nilai Pu sebesar 260,58
kN dan gaya lateral (Vu) maksimal sebesar 18,383 kN. Pada perhitungan
berdasarkan SNI 1729-2015 dan SNI 7833-2019, tiap panel memiliki kuat tekan
perlu (∅P_p) sebesar 497.250 N
lebih besar dari kuat tekan ultimit (Pu) sebesar 260.581 N dan gaya geser
nominal (∅V_n)
sebesar 20.365 N lebih besar dari gaya geser ultimit sebesar 4.169 N. oleh
karena itu, kuat tekan ultimit dan gaya geser ultimit memiliki nilai lebih
besar dari nilai kuat tekan ultimit dan gaya geser ultimit sehingga telah
memenuhi syarat SNI 1729-2015 dan SNI 7833-2012. Apabila tidak memenuhi syarat,
sambungan akan terjadi keruntuhan struktur.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa struktur RISHA aman digunakan pada Rumah Susun 3 lantai
dengan beberapa asumsi seperti kondisi tanah berada pada kondisi tanah sedang,
dan sambungan dianggap homogen di setiap sambungan antar panelnya.
Alfarisi, A. (2015). Analisis Struktur Atas Gedung Student Center Ipb
Terhadap Beban Gempa Dengan Metode Statik Ekuivalen Berdasarkan Peta Gempa
Indonesia 2010. Bogor Agricultral University (IPB). Google Scholar
Bachroni, C. B. (2008). Prediksi
Kinerja Struktur Rumah Risha Terhadap Beban Gempa Indonesia dengan Menggunakan
Capacity Spectra Method (CSM). Jurnal Permukiman, 3(3), 229�247.
https://doi.org/10.31815/jp.2008.3.229-247. Google Scholar
Jaya, F. H. (2019). Analisis
Struktur Bangunan terhadap Beban Horizontal pada Gedung Rawat Inap Rumah Sakit
Dadi Tjokro Dipo Bandar Lampung. Teknika Sains: Jurnal Ilmu Teknik, 4(1),
17�24. https://doi.org/10.24967/teksis.v4i1.635. Google Scholar
Larasati, A. (2020). Modifikasi
Perencanaan Struktur Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Menggunakan Elemen Pracetak dan Hollow Core Slab
Sesuai SNI 2847: 2019. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Google Scholar
Mahardika, B. (2020). Analysis
Pushover Kinerja Struktur Baja Tahan Gempa pada Pembangunan Gudang PT.
Indonesia Royal Paper. Universitas Islam Majapahit. Google Scholar
Manope, R. F., Manalip, H., &
Ointu, B. M. M. (2019). Analisis Portal Struktur Baja Berdasarkan Konfigurasi
Tipe dan Variasi Panjang Link Sistem EBF (Eccentrically Braced Frames). Jurnal
Sipil Statik, 7(9), 1191�1196. Google Scholar
Nurtati, N. (2012). Pembangunan
Ekonomi Pasca Bencana Gempa Bumi Tahun 2010 dan Implikasinya pada Penciptaan
Lapangan Pekerjaan di Sumatera Barat. Jurnal Ekonomi, 14(2),
136�174. https://doi.org/10.37721/je.v14i2.219. Google Scholar
Sabaruddin, A., & Sukmana, N.
P. (2015). RISHA Rumah Instan Sederhana Sehat. Bandung: Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan
dan Permukiman. Google Scholar
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, R&D. IKAPI.
Sulthan, F. (2019). Rekonstruksi
Fasilitas Pendidikan Pasca Bencana Gempa Bumi Tahun 2018 di Kabupaten Sumbawa
Provinsi NTB Menggunakan Konstruksi RISHA. Cantilever: Jurnal Penelitian Dan
Kajian Bidang Teknik Sipil, 8(2), 37�43.
https://doi.org/10.35139/cantilever.v8i2.11. Google Scholar
Utami, T. P., & Warastuti, N.
(2017). Analisis Kekuatan Bangunan Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover
Studi Kasus Gedung Asrama Pusdiklat Ppatk, Depok. Jurnal Infrastruktur, 3(2),
99�106. https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v3i2.709. Google Scholar
Waworuntu, G. F., Sumajouw, M. D.
J., & Windah, R. S. (2014). Evaluasi Kemampuan Struktur Rumah Tinggal
Sederhana Akibat Gempa. Jurnal Sipil Statik, 2(4), 191�200. Google Scholar
Yanto, N., Imani, R., & Andika,
Z. (2019). Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Rumah Sakit Paru Sumatera Barat
dengan Pushover Analysis. Civil Engineering Collaboration, 4(2),
1�9. https://doi.org/10.35134/jcivil.v4i2.1. Google Scholar
Zaen, M. F. F. R. (2020). Analisis
Ketahanan Struktur Atas Rumah Instan Sederhana Sehat dengan Perhitungan Beban
Gempa Berdasarkan SNI 03-1726-2012. IPB University. Google Scholar
Zebua, A. W. (2018). Analisis Gaya
Gempa Bangunan Rumah Tinggal Di Wilayah Gempa Tinggi. Siklus: Jurnal Teknik
Sipil, 4(1), 23�35. https://doi.org/10.31849/siklus.v4i1.1128. Google Scholar
Copyright holder : Hernawati
Christiani Silalahi, Johannes Tarigan (2022) |
First publication right
: This article is licensed under: |