Sumarauw Jacky, Loindong Sjendry, Raintung Michael, Dotulong Lucky
1512 Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022
sulawesi utara. Proses terakhir dalam rantai pasokan yaitu Konsumen akhir, dimana
setelah semua proses yang dilewati akhirnya untuk memenuhi kebutuhan atau keingian
konsumen akan ikan mujair dan Mas.
Dari wawancara dengan konsumen akhir tidak selalu mereka membeli ikan
mujair dan mas hanya ketika mereka membutuhkan saja. Rantai pasokan ikan mujair dan
mas di Kabuapten Minahasa Utara, terdapat 3 jenis aliran yaitu aliran produk, aliran
keungan dan aliran informasi mengalir dari hulu ke hilir dan dari hilir ke hulu. Rantai
pasokan ikan mujair dan Mas setidaknya terdapat 4 pelaku utama yaitu petani
pembudidaya, pengepul atau Bandar, pengecer, dan konsumen akhir. Hal ini sejalan
dengan pernyataan (Assauri, 2004) yaitu, supplay chain atau rantai pasokan meyangkut
hubungan yang terus menerus mengenai barang,uang dan informasi. Barang umumnya
mengalir hulu ke hilir, uang mengalir dari hilir ke hulu. Ada lima komponen utama
pelaku supplay chain yaitu supplier (pemasok), manufacture (pabrik pembuat),
distributor (pedagang besar), retailer (pengencer), customer (pelanggan). Rantai Pasok
ikan mujair diKabupaten Minahasa Utara dikelola dengan sisten pengelolaan
konvesional berdasarkan logika bisnis dan pengalaman-pengalaman dalam menjual ikan
dan belum menerapkan sistem manajemen modern. Meskipun demikian pelaku usaha
ikan mujair dan mas di Kabupaten Minahasa Utara, secara tidak langsung
mengimplementasikan supplay chain management atau manajemen rantai pasokan yang
dinyatakan, (Heizer & Render, 2001) bahwa manajemen rantai pasokan atau supplay
chain management adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan barang setegah jadi dan produk akhir serta pengiriman ke lapangan. Seluruh
aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan (outsourching), ditambah
fungsi lain yang penting baik hubungan antara pemasok dan distributor.
Dalam proses operasi rantai pasokan ikan mujair dan Mas di Kabupaten Minahasa
Utara, antar pelaku atau pemain telah menjalin hubungan kerjasama yang baik, namun
kerja sama tersebut masih minim dan terbatas (Bratić, 2011). Evaluasi yang dapat
dilakukan pada rantai pasok ikan mujair dan Mas di Kabupaten Minahasa Utara ialah
dengan cara memotong rantai pasok yang awalnya ada empat rantai pasok yang terdiri
dari petani pembudidaya, pengepul, pengencer dan konsumen akhir menjadi tiga rantai
pasok yang terdiri dari petani pembudidaya, pengencer dan konsumen akhir agar dapat
menguntungkan bagi petani pembudidaya karena harga ikan mujair dan Mas bisa naik
dengan adanya pertemuan langsung antara petani pembudidaya dengan pengencer. Selain
itu juga para pengencer pembudidaya ikan mujair dan mas harus merubah cara kerja dari
sistem konvensional ke modern dengan mengunakan situs-situs bisnis yang ada pada
media sosial seperti facebook, instagram dan whatssap (Digital Marketing) (Chong et al.,
2011).
Kesimpulan
Umumnya para peternak ikan mujair dan mas, lebih suka menjual ikan mujair serta mas
ke luar daerah Sumatra Barat. Karena keuntungan dari hasil penjualan lebih besar daripada
penjualan di sekitar daerah Kabupaten Minahasa Utara. Selain itu, untuk mencegah cepatnya
pembusukan maka dari para pengepul harus menargetkan ikan mujair harus terjual semua
walaupun harganya sudah tak sama seperti apa yang ditargetkan karena ketika ikan mujair yang
tidak laku di simpan dalam cool box rasanya akan tidak seenak ikan mujair yang baru dipanen
dan juga harganya akan berbeda jauh dengan ikan mujair yang masih segar.
BIBLIOGRAFI
Ahyari, A. (2002). Research.Ahyari Agus (2002), Manajemen Produksi Perencanaan Sistem