How to cite:
Damanik, Ahmad Rivin et.al (2022). Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK 3) pada Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura
Mengkapan/Buton (MYC) di Kabupaten Siak. Jurnal Syntax Admiration, 3(12).
https://doi.org/10.46799/jsa.v3i12.517
E-ISSN:
2722-5356
Published by:
Ridwan Institute
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3)
pada Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura – Mengkapan/Buton (MYC)
di Kabupaten Siak
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina Cynthia R. Hasibuan
Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Jurnal Syntax Admiration
Vol. 3 No. 12 Desember 2022
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356
Sosial Teknik
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
7 Desember 2022
Direvisi
14 Desember 2022
Disetujui
21 Desember 2022
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Dalam bidang
jasa konstruksi banyak ditemukan permasalahan mengenai belum
optimalnya penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3), adapun belum optimalnya penerapan
tersebut disebabkan dari beberapa faktor. Salah satu kegiatan yang
berpengaruh dalam keberhasilan pekerjaan adalah kapasitas dan
kapabilitas dari penyedia jasa. Evaluasi penilaian kinerja penyedia
jasa adalah proses mengukur, menganalisis, dan mengelola kinerja
penyedia yang bertujuan mengurangi biaya, mengurangi resiko dan
mengarahkan perbaikan yang berkelanjutan dalam nilai dan
operasional. Penelitian ini berupaya melakukan evaluasi kinerja
penyedia jasa dalam penerapan SMK3 berdasarkan Kriteria
Penerapan SMK3 dengan metode AHP (Analytical Hierarchy
Process). Lokasi penelitian adalah proyek Preservasi Jalan Simpang
Siak Sri Indrapura Mengkapan/ Buton (MYC) di Kabupaten Siak,
Provinsi Riau yang merupakan salah satu proyek konstruksi yang
memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi.
Kata kunci:
Kinerja Penyedia Jasa,
SMK3, Kesehatan Kerja,
Analytical Hierarchy
Process.
Keywords:
Service Provider
Performance, SMK3,
Occupational Health,
Analytical Hierarchy
Process.
ABSTRACT
Occupational safety and health is an instrument that protects
workers, companies, the environment, and the surrounding
community from hazards due to work accidents. This protection is a
human right that must be fulfilled by the company. K3 aims to
prevent, reduce, even eliminate the risk of work accidents (zero
accident). In the field of construction services, there are many
problems regarding the not yet optimal implementation of the
Occupational Safety and Health Management System (SMK3),
while the implementation has not been optimal due to several
factors. One of the activities that influence the success of the job is
the capacity and capability of the service provider. Evaluation of
service provider performance appraisal is the process of
measuring, analyzing, and managing provider performance with the
aim of reducing costs, reducing risk and directing continuous
improvement in value and operations. This study seeks to evaluate
the performance of service providers in implementing SMK3 based
on the SMK3 Implementation Criteria using the AHP (Analytical
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3) pada
Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura – Mengkapan/Buton (MYC) di
Kabupaten Siak
Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022 1545
Pendahuluan
Pembangunan infrastruktur menjadi fokus pemerintahan saat ini dengan tujuan untuk
meningkatkan daya saing nasional di tingkat regional dan global, serta mengurangi kurang
meratanya pembangunan antara wilayah barat, timur dan disparitas antar wilayah.
(Burhanuddin, 2018).
Ukuran keberhasilan pembangunan infrastruktur selain ditentukan oleh kinerjanya,
yang mencakup kehandalan bangunan dan kebermanfaatan bagi masyarakat, juga ditentukan
oleh keselamatan dalam proses pelaksanaan konstruksinya (Alexander et al., 2019).
Berbagai kegagalan bangunan yang terjadi akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa
masalah Keselamatan konstruksi masih terabaikan. Untuk itu perlu upaya yang serius dan
koordinasi yang baik antara Pemerintah dan seluruh stakeholders konstruksi agar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi diimplementasikan pada seluruh proyek
konstruksi (Burhanuddin, 2018).
Proyek konstruksi memiliki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya di ruang
terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, menggunakan pekerja yang
belum terlatih, menggunakan peralatan kerja yang membahayakan keselamatan dan
kesehataan kerja dan pekerjaan yang banyak mengeluarkan tenaga. Berdasarkan sifat-sifat
unik itu pula, maka sektor jasa kontruksi mempunyai resiko biaya kecelakaan fatal (Pangkey
et al., 2012).
Di Indonesia, permasalahan kecelakaan konstruksi, merupakan yang terburuk diantara
negara-negara lain di dunia (Latupeirissa et al., 2009). Sebagai gambaran, data angka
kecelakaan kerja dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
mencatat, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia sebanyak 234.270 kasus pada 2021. Jumlah
tersebut naik 5,65% dari tahun sebelumnya yang sebesar 221.740 kasus.
Untuk memperkecil risiko kecelakaan kerja pemerintah telah mengeluarkan peraturan
tentang keselamatan kerja khusus untuk sektor konstruksi yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat No. 21 tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3
bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus
dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang member keuntungan yang berlimpah
pada masa yang akan datang (Prasetyo & Firdaus, 2009).
Penyedia jasa merupakan salah satu unsur penting yang patut untuk diperhatikan dan
sangat menentukan keberhasilan kegiatan. Dari hal tersebut maka perlu adanya upaya
Hierarchy Process) method. The research location is the Siak Sri
Indrapura - Meng Kapan / Buton (MYC) Simpang Siak Road
Preservation project in Siak Regency, Riau Province which is one
of the construction projects that has a high risk of work accidents.
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina Cynthia R. Hasibuan
1546 Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022
sistematis dari pengguna jasa untuk melakukan evaluasi penyedia jasa dalam mencapai
keberhasilan dan efisiensi penggunaan anggaran dengan memastikan bahwa penyedia jasa
yang memenuhi syarat yang akan melaksanakan suatu proyek.
Program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
dilaksanakan oleh perusahaan diharapkan dapat mempertinggi derajat kesehatan dan
keselamatan pekerja konstruksi (Mentang et al., 2013). Apabila masalah kesehatan dan
keselamatan ini, tidak diperhatikan akan dapat menjadi sebuah permasalahan yang serius bagi
perusahaan dan pekerja konstruksi itu sendiri. Bagi pekerja konstruksi yang kondisi
kesehatannya buruk jelas tentu berdampak pada penyelesaian pekerjaannya, sehingga
membuat kinerja menurun.
Menurut (Sedarmayanti, 2001) dan (Hartono, 2015), adanya program kesehatan yang
baik dan memenuhi syaratakan menguntungkan pegawai secara material, karena pegawai
jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama, lebih produktif. Dari pernyataan di atas tampak
jelas, bahwa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berhubungan
erat dengan kinerja pekerja. Apabila perusahaan dapat menciptakan suasana kerja yang
kondusif pada akhirnya akan meningkatkan kinerja.
Adapun dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, banyak argument
atau penyebab-penyebab belum optimalnya penerapan SMK3 dalam pekerjaan konstruksi.
Oleh karena itu, perlu dilakukannya suatu penelitian yang bertujuan untuk merancang suatu
model penilaian terhadap penerapan SMK3 yang berupa uraian kriteria penilaian dengan
bobotnya masing masing serta tata cara penilaiannya, sebagai salah satu contoh penelitian
yang akan dilakukan ini pada Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura
Mengkapan/ Buton (MYC) di Kabupaten Siak Sri Indrapura yang dikerjakan oleh perusahaan
PT. X. Dimana perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan bergerak dibidang jasa
konstruksi (kontraktor) pada pembangunan jalan dan jembatan.
Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura Mengkapan/ Buton dilaksanakan
dengan kontrak tahun jamak (MYC) selama 18 (delapan belas) bulan dalam 3 (tiga) tahun
anggaran yaitu 20 November 2020 18 Mei 2022. Dalam pelaksanaannya, selain harus
mencapai target waktu, mutu dan biaya namun juga tentunya harus menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat No. 21 Tahun 2019.
Maka berdasarkan penjelasan di atas, agar dapat mengetahui permasalahan yang
berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
khususnya pada proyek tersebut, penulis melakukan penelitian untuk mengevaluasi
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek
Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura Mengkapan/ Buton (MYC) di Kabupaten Siak
dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan dalam melakukan evaluasi tersebut secara lebih rinci dan terukur.
Analytical hierarchy process (AHP) (Chen, 2006) merupakan dasar untuk membuat
suatu keputusan, yang didesain dan dilakukan secara rasional dengan membuat penyeleksian
yang terbaik terhadap beberapa altenatif yang dievaluasi dengan multikriteria. Dalam
penentuan kriteria, peneliti mencoba membandingkan dari beberapa penelitian yang relevan
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3) pada
Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura – Mengkapan/Buton (MYC) di
Kabupaten Siak
Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022 1547
yang terkait langsung didalam evaluasi penerapan SMK3.
Penelitian (Prayoga, 2021) menggunakan metode kuantitatif dengan kriteria mengacu
pada PP Nomor 50 Tahun 2012 berupa Perencanaan K3, Peninjauan dan Evaluasi Kinerja
K3, Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 dan Pelaksanaan K3 dan Penetapan Kebijakan
dan tanpa adanya sub kriteria dalam menganalisis penerapan SMK3 pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi III A. Hasil yang diperoleh dalam penelitian
tersebut faktor dominan didapat berupa kriteria perencanaan K3 dengan metode yang
digunakan yaitu menggunakan metode pembobotan atau scoring didapatkan bobot persentase
sebesar 95,45% dalam mengevaluasi penerapan SMK3. Clinten (2018) dalam penelitiannya
menggunakan kriteria seperti Komitmen dan Kebijakan K3, Perencanaan Pekerjaan,
Pelaksanaan Lapangan dan Pelaksanaan, Tindak Perbaikan dan Tindakan Manajemen dan
tanpa ada sub kriteria. Berdasarkan hasil analisa didapatkan Indikator yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan Penerapan SMK3 di lapangan yaitu Pelaksanaan
Lapangan dengan nilai 88,75%. (Zhang et al., 2020) melakukan penelitian Safety Assessment
in Road Construction Work System Based on Group AHP PCA. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif (Sarwono, 2006) dan (Van der Merwe, 2020) dengan
menggunakan metode GAHP PCA (Analytical Hierarchy Procces Principhal Component
Analysis), pemilihan jenis kriteria didalam penelitian ini berupa Human factors, Material
factors, Equipment factors, Management factors and Environmental factors dan dari semua
kriteria tersebut terdapat sejumlah 28 sub kriteria. Adapun hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini yang menjadi faktor dominan berupa kriteria Human Factor dengan bobot
persentase sebesar 33,33% dan untuk sub kriteria sendiri Proffesional Skill menjadi factor
terpenting dari beberapa sub kriteria. Selanjutnya (Wiwoho & Ratnawinanda, 2020) dalam
penelitiannya Analisis Tingkat Resiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi Dengan
Metode (AHP), menggunakan 4 kriteria, yaitu Faktor Manusia, Faktor Material, Faktor
Lingkungan dan Faktor Peralatan dengan jumlah total sub kriteria dari 4 kriteria tersebut
sebanyak 19 sub kriteria dan setelah dilakukan Analisa data, didapatkan tingkat risiko
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi tinggi, faktor manusia menjadi faktor utama dalam
kecelakaan kerja dengan tingkat skala meninggal dan memiliki bobot 47,5 %, tingkatan skala
berat dengan faktor material mendapatkan bobot 18 %, tingkat skala sedang dengan faktor
lingkungan mendapatkan bobot 17,9 % dan yang terakhir tingkat skala ringan dengan factor
peralatan mendapatkan bobot 16,7 %.
Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian diawali dengan melakukan studi pendahuluan yang terdiri atas: identifikasi daerah
studi, tinjauan pustaka, identifikasi data dan perangkat lunak yang digunakan. Dari studi
pendahuluan yang dilakukan, dilanjutkan identifikasi masalah sehingga dapat disusun latar
belakang masalah dan rumusan masalah serta penetapan tujuan penelitian ini.
Selanjutnya dilakukan pengumpulan data baik diperoleh dari data primer maupun dari
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner atau wawancara
kepada pihak-pihak berkompeten dalam Penerapan SMK3 pada proyek Preservasi Jalan
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina Cynthia R. Hasibuan
1548 Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022
Simpang Siak Sri Indrapura Mengkapan/Buton (MYC). Sedangkan data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari data pelakanaan SMK3 Proyek Preservasi Simpang Siak Sri
Indrapura Mengkapan/Buton (MYC).
Langkah selanjutnya akan dilakukan penentuan urutan prioritas penanganan jalan
dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang diawali dengan penyusunan hirarki
yaitu dengan penentuan Kriteria dan penentuan Subkriteria. Selanjutnya dilakukan analisis
pembobotan dalam penentuan skala prioritas jalan dengan metode AHP. Adapun langkah-
langkah dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3) pada
Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura – Mengkapan/Buton (MYC) di
Kabupaten Siak
Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022 1549
A. Struktur Hirarki
Untuk memodelkan permasalahan dalam metode AHP maka diperlukan
pembentukan struktur hirarki. Adapun struktur hirarki dari penelitian ini dapat dilihat
seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Hirarki
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
B. Data Responden
Pengumpulan data responden dilakukan selama empat belas hari (22 Agustus s.d. 05
September 2022) dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang termasuk pada
instansi objek penelitian. Adapun daftar responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Responden Penelitian
Instansi
Jabatan
Jumlah
Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional (BPJN)
Riau.
Kasi dan Asisten Pembangunan BPJN Riau
Satker PJN W II Riau
Kaur TU PPK. 2.1 Prov. Riau
Koordinator Lapangan PPK. 2.1 Prov. Riau
Pengawas Lapangan
2 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
Konsultan Pengawas
Proffesional Staff
Pengawas Lapangan
4 Orang
3 Orang
Kontraktor Pelaksana
Manager Proyek
Manager Teknik
1 Orang
1 Orang
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina Cynthia R. Hasibuan
1550 Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022
Instansi
Jabatan
Jumlah
Quantity Engineer
Quality Engineer
Ahli K3 Konstruksi
Ahli Kendali Mutu
Pelaksana Pekerjaan
2 Orang
2 Orang
1 Orang
1 Orang
4 Orang
25 Orang
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
C. Perhitungan Bobot Kriteria
Perhitungan bobot tiap kriteria dilakukan melalui perbandingan matriks berpasangan
(pair-wise matrix) dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice versi 11. Data kuisioner
tiap responden digabungkan (combine) dengan menggunakan program untuk mendapatkan
data pair-wise matrix yang mewakili (Prawiro et al., 2021). Hasil kombinasi data
perbandingan matriks berpasangan dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 3. Perbandingan matriks berpasangan individual
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Gambar 4. Kombinasi perbandingan matriks berpasangan kriteria
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3) pada
Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura – Mengkapan/Buton (MYC) di
Kabupaten Siak
Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022 1551
Menentukan Rasio Konsistensi berdasarkan tabel rasio konsitensi dimana untuk
ukuran matriks (n) 5 maka nilai IR = 1,12.
Gambar 5. Rasio Konsistensi Kriteria
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Nilai konsisten rasio untuk kriteria adalah 0,00248. Dari hasil tersebut maka telah
memenuhi syarat yaitu nilai CR harus lebih kecil dari 0.1. Hasil perhitungan bobot untuk
kriteria dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil sintesis bobot kriteria
Kriteria
Bobot
Management
0,335
Human
0,333
Equipment
0,092
Material
0,115
Environmental
0,127
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa kriteria management factor memiliki bobot
paling tinggi (0.335). Hal ini menunjukkan kriteria indikator Management memiliki
dampak paling besar dalam penentuan prioritas evaluasi penerapan SMK3. Kriteria yang
memiliki dampak terbesar kedua adalah human faktor yang diikuti environmental faktor,
material faktor dan equipment faktor.
D. Perhitungan Bobot Sub Kriteria
Perhitungan bobot tiap sub kriteria dilakukan sama seperti perhitungan bobot kriteria
yaitu melalui perbandingan matriks berpasangan (pair-wise matrix) dengan bantuan
perangkat lunak Expert Choice versi 11. Data kuisioner tiap responden digabungkan
(combine) dengan menggunakan program untuk mendapatkan data pair-wise matrix yang
mewakili. Tabel 3. Hasil sintesis bobot sub kriteria management
Sub Kriteria
Bobot
Perencanaan
0,232
SOP
0,313
Pelatihan
0,132
Evaluasi
0,131
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina Cynthia R. Hasibuan
1552 Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022
Komunikasi
0,192
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa dalam sub kriteria SOP memiliki bobot
paling tinggi (0.313). Hal ini menunjukkan sub kriteria SOP pada Kriteria Management,
memiliki dampak paling besar dalam penentuan prioritas evaluasi penerapan SMK3. Sub
kriteria yang memiliki dampak terbesar kedua adalah perencanaan yang diikuti
komunikasi, pelatihan dan evaluasi.
Tabel 4. Hasil sintesis bobot sub kriteria human
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa dalam sub kriteria Psikologis memiliki
bobot paling tinggi (0.290). Hal ini menunjukkan sub kriteria Psikologis pada Human
Factor, memiliki dampak paling besar dalam penentuan prioritas evaluasi penerapan
SMK3. Sub kriteria yang memiliki dampak terbesar kedua adalah kesadaran yang diikuti
keterampilan, sikap dan kondisi.
Tabel 5. Hasil sintesis bobot sub kriteria equipment factor
Sub Kriteria
Prioritas
Pemilihan Peralatan
0,246
Kondisi Alat
0,232
Perawatan
0,298
Perlengkapan
0,223
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa dalam sub kriteria pemilihan perawatan
memiliki bobot paling tinggi (0.298). Hal ini menunjukkan sub kriteria perawatan pada
equipment factor, memiliki dampak paling besar dalam penentuan prioritas evaluasi
penerapan SMK3. Sub kriteria yang memiliki dampak terbesar kedua adalah pemilihan
peralatan yang diikuti Kondisi alat, dan perlengkapan.
Tabel 6. Hasil sintesis bobot sub kriteria material
Sub Kriteria
Prioritas
Kualitas
0,491
Tempat Penyimpanan
0,148
Limbah Bahan
0,172
Sub Kriteria
Prioritas
Sikap
0,168
Kondisi
0,158
Keterampilan
0,191
Kesadaran
0,193
Psikologis
0,290
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3) pada
Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura – Mengkapan/Buton (MYC) di
Kabupaten Siak
Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022 1553
Penempatan
0,190
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa dalam sub kriteria kualitas memiliki bobot
paling tinggi (0.491). Hal ini menunjukkan sub kriteria kualitas pada material factor
memiliki dampak paling besar dalam penentuan prioritas evaluasi penerapan SMK3. Sub
kriteria yang memiliki dampak terbesar kedua adalah penempatan yang diikuti limbah
bahan, dan tempat penyimpanan.
Tabel 7. Hasil sintesis bobot sub kriteria environmental
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa dalam sub kriteria fasilitas memiliki bobot
paling tinggi (0.370). Hal ini menunjukkan sub kriteria fasilitas pada kriteria
environmental memiliki dampak paling besar dalam penentuan prioritas evaluasi
penerapan SMK3. Sub kriteria yang memiliki dampak terbesar kedua adalah utilitas yang
diikuti lingkungan kerja, bangunan sekitar dan base camp.
E. Hasil Analisis AHP dengan Expert Choice
Pada tahap pengolaan data dengan Expert Choice mendukung collaborative decision
dan sistem perangkat keras yang memfasilitasi grup pembuatan keputusan yang lebih
efisien, analitis, dan yang dapat dibenarkan. Memungkinkan interaksi real-time dari tim
manajemen untuk mencapai consensus on decisions.
Adapun nilai pembobotan sub kriteria dan kriteria masing masing berdasarkan
penggunaan Expert Choice dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.
Sub Kriteria
Prioritas
Base Camp
0,117
Utilitas
0,214
Bangunan Sekitar
0,147
Lingkungan Kerja
0,152
Fasilitas
0,370
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina Cynthia R. Hasibuan
1554 Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022
Gambar 6. Hasil Pembobotan Kriteria dan sub kriteria
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Gambar 7. Hasil Pembobotan Sub Kriteria Gabungan
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
F. Skoring Kinerja Penyedia Jasa
Skoring penilaian kinerja penyedia jasa dihitung berdasarkan perkalian sub kriteria
dan kriteria dengan bobot masing masing yang selanjutnya dijumlahkan (Anita, 2017).
Hasil skoring penilaian kinerja penyedia dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Skor Penyedia Jasa
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3) pada
Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura – Mengkapan/Buton (MYC) di
Kabupaten Siak
Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022 1555
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat skor kinerja penyedia jasa dalam penerapan
SMK3 adalah 2,6553. Hal tersebut menunjukkan kinerja penyedia jasa termasuk predikat
baik (2 s.d. 3).
G. Pembahasan
Dari lima kriteria penerapan SMK3, dua kriteria dengan bobot terbesar adalah
management (0,335) dan human (0,333). Kriteria tersebut serupa dengan penelitian
terdahulu (Xianyong Zhang et al, 2020) namun dengan urutan prioritas yang sedikit
berbeda yaitu human (0,2935) dan management (0,2663). Kedua kriteria tersebut penting
karena merupakan komponen utama agar penerapan SMK3 dapat berfungsi dengan baik.
Hasil gabungan 23 (dua puluh tiga) sub kriteria bobot yang paling besar adalah Sistem
Operasional Prosedur (0,105).
Pada kriteria Management, dari lima sub kriteria, bobot terbesar adalah SOP (0,313).
Berbeda dengan penelitian terdahulu (Xianyong Zhang et al, 2020) dimana bobot terbesar
Kriteria
Sub Kriteria
Bobot Sub
Kriteria
Bobot
Kriteria
Skor
Management
Perencanaan
0,078
0,3350
2,6553
Standard Operating Procedure
0,105
Pelatihan
0,044
Evaluasi
0,044
Komunikasi
0,064
Human
Sikap
0,056
0,3320
Kondisi
0,052
Keterampilan
0,064
Kesadaran
0,064
Psykologis
0,096
Equipment
Pemilihan Peralatan
0,023
0,0910
Kondisi Alat
0,021
Perawatan
0,027
Perlengkapan
0,02
Material
Kualitas
0,056
0,1150
Tempat Penyimpanan
0,017
Limbah Bahan
0,02
Penempatan
0,022
Environmental
Base Camp
0,015
0,1270
Ulititas
0,027
Bangunan Sekitar
0,019
Lingkungan Kerja
0,019
Fasilitas
0,047
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina Cynthia R. Hasibuan
1556 Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022
adalah pelatihan (0,2487). Perbedaan ini mungkin dipengaruhi adanya perbedaan
kebijakan dilokasi studi kasus.
Selanjutnya pada kriteria Human, dari lima sub kriteria, bobot terbesar adalah
psikologis (0,290). Berbanding terbalik dengan penelitian terdahulu (Xianyong Zhang et
al, 2020) bobot terbesar adalah keterampilan (0,3597). Perbedaan ini mungkin karena
perbedaan kondisi pekerja dilokasi studi kasus.
Kriteria Equipment yang terdiri dari empat sub kriteria, bobot terbesar adalah
perawatan (0,298). Sub kriteria ini sama dengan penelitian terdahulu (Xianyong Zhang et
al, 2020) bobot terbesar adalah perawatan (0,3125).
Untuk kriteria material yang terdiri dari empat sub kriteria, bobot terbesar adalah
kualitas (0,491). Sama dengan penelitian terdahulu (Xianyong Zhang et al, 2020) bobot
terbesar adalah kualitas (0,3621).
Terakhir adalah kriteria environmental yang terdiri dari lima sub kriteria, dimana
bobot terbesar adalah fasilitas (0,370). penelitian terdahulu (Xianyong Zhang et al, 2020)
bobot terbesar adalah kualitas (0,2196).
Kesimpulan
Dari Hasil analisis dapat menggambarkan bahwa dalam pelaksanaan proyek Preservasi
Jalan Simpang Siak Sri Indrapura Mengkapan/Buton (MYC), management factor
merupakan kriteria yang paling berpengaruh pada penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan nilai sebesar 33,5 %, dengan Sub Kriteria yang paling
berpengaruh adalah Sistem Operasional Prosedur (SOP). Sedangkan untuk kriteria lainnya
seperti Human Factor merupakan prioritas kedua dengan nilai 33,26%, dengan sub kriteria
yang paling berpengaruh adalah Aspek Psikologis. Environmental Factor menempati urutan
prioritas ketiga dengan nilai 12,66 % dengan sub kriteria yang paling berpengaruh adalah
Aspek Fasilitas. Material Factor mendapatkan peringkat prioritas ke empat dengan nilai
sebesar 11,45 % sedangkan sub kriteria yang paling berpengaruh adalah Aspek Kualitas.
Prioritas yang terakhir adalah Equipment Factor dengan nilai 9,15 % dengan sub kriteria
utama adalah Aspek Perawatan.
Gabungan dari 23 (dua puluh tiga) Sub Kriteria yang paling berpengaruh pada
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah Sistem
Operasional Prosedur (SOP) dengan nilai 10,5 %. Sedangkan sub kriteria dengan prioritas
terendah adalah Base Camp dengan nilai 1,5%.
Kinerja penyedia jasa dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMKK) berdasarkan kriteria yang telah ditinjau, mendapatkan skor kinerja sebesar
2.655. Hal tersebut menunjukkan kinerja penyedia jasa termasuk predikat Baik (2 s.d. 3).
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3) pada
Proyek Preservasi Jalan Simpang Siak Sri Indrapura – Mengkapan/Buton (MYC) di
Kabupaten Siak
Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022 1557
BIBLIOGRAFI
Alexander, H., Nengsih, S., & Guspari, O. (2019). Kajian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi Balok Pada Konstruksi Bangunan Gedung. Jurnal Ilmiah Poli
Rekayasa, 15(1), 3947. Google scholar
Anita, M. (2017). Perancangan dan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan
metode performance prism pada PT. Prastiwahyu Trimitra Engineering. SKRIPSI-2012.
Google scholar
Chen, C.-F. (2006). Applying the analytical hierarchy process (AHP) approach to convention
site selection. Journal of Travel Research, 45(2), 167174. Google scholar
Hartono, R. (2015). Penentuan Kompensasi Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Kesejahteraan
Karyawan Pada Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Jember. Google scholar
Latupeirissa, J. E., Marzuki, P. F., & Wirahadikusumah, R. D. (2009). Persepsi Tentang
Contingency Cost Kontraktor di Indonesia: Sebuah Survey. Jurnal Teknik Sipil
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 7(3), 287299. Google scholar
Mentang, M. I. F., Tjakra, J., Langi, J. E. C., & Walangitan, D. R. O. (2013). Evaluasi
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada peningkatan
fasilitas PT. Trakindo Utama Balikpapan. Jurnal Sipil Statik, 1(5). Google scholar
Pangkey, F., Malingkas, G. Y., & Walangitan, D. R. O. (2012). Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi di
Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado). Jurnal
Ilmiah Media Engineering, 2(2), 100113. Google scholar
Prasetyo, R. B., & Firdaus, M. (2009). Pengaruh infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi
wilayah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Pembangunan, 2(2), 222236.
Google Scholar
Prawiro, C. E., Setyawan, M. Y. H., & Pane, S. F. (2021). Studi komparasi metode entropy
dan roc dalam menentukan bobot kriteria. Jurnal Tekno Insentif, 15(1), 114. Google
scholar
Prayoga, M. W. (2021). Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi IIIA). Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik Sipil, 1(1). Google scholar
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Google scholar
Sedarmayanti. (2001). Tata Kerja dan Produktivitas. Bandung: CV. Mandar Maju. Google
scholar
Van der Merwe, E. (2020). Identifying potentially valuable flavour fractions from South
African botanical extracts using LC Taste as a rapid screening method. Stellenbosch:
Stellenbosch University. Google scholar
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina Cynthia R. Hasibuan
1558 Syntax Admiration: Vol. 3, No. 12 Desember 2022
Wiwoho, G., & Ratnawinanda, L. A. (2020). Analisis Tingkat Resiko Kecelakaan Kerja Pada
Proyek Konstruksi Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Student
Journal Gelagar, 2(2), 252257. Google scholar
Zhang, X., Huang, S., Yang, S., Tu, R., & Jin, L. (2020). Safety assessment in road
construction work system based on group AHP-PCA. Mathematical Problems in
Engineering. https://doi.org/10.1155/2020/6210569. Google scholar
Copyright holder :
Ahmad Rivin Damanik, Zaid Perdana Nasution, Gina
Cynthia R. Hasibuan (2022)
First publication right :
Jurnal Syntax Admiration
This article is licensed under: