Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 1
No. 3 Juli 2020 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial
Teknik |
Ani Susilowati, Ahmad Yusuf, Bilqis Fitri Amanda, Ayu Wahyuni dan Vicky F Sanjaya
Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] dan [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 22 Juni 2020 Diterima dalam bentuk revisi 09 Juli 2020 Diterima dalam bentuk revisi |
Ini merupakan penelitian yang
penulis lakukan di konveksi Murbay. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi keunggulan bersaing dari
murbay konveksi dengan menggunakan pendekatan analisis swot dan QSPM, tujuan lain dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan keunggulan dalam mengahadapi perkembangan zaman
didunia. Desain penelitian
ini melibatkan data 10 objek usaha konveksi di bandar lampung yang merupakan
kompetitor konveksi Murbay. Dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan
quesioner. Hasil penelitian
dengan metode analisis swot dan qspm menunjukan posisi murbay konveksi mampu
memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal serta memiliki
strategi efektif untuk memanfaatkan peluang dan meminimalisir ancaman. Hasil dari perhitungan metode QSPM
konveksi Murbay membutuhkan strategi intensifikasi untuk peningkatan variasi
produk dan menciptakan keunggulan bersaing. |
Kata kunci: Analisis SWOT; matriks QSPM; Keunggulan
kompetitif; evaluasi faktor internal; evaluasi faktor eksternal; matriks
perencanaan strategis kuantitatif. |
Pendahuluan
Konveksi adalah sebuah usaha
produksi yang dibuat secara masal, dan sekala produksi ini termasuk dalam skala
rumah tanggga. Sebelum usaha ini berdiri pada zaman dulu nenek moyang kita
membuat baju dengan tenun atau menenun. Syarat
untuk menjadi perusahaan yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia global
salah satu pendukungnya adalah ada pada kualitas sumber daya manusia (Saridawati,
2018). Kualitas serta bahan pada waktu itu sangat
bagus namun cukup mahal. Oleh sebab itu mulailah pada masa belanda menjajah
indonesia bersamaan dengan itu Belanda juga memperkenalkan mesin jahit kepada masyarakat.
Kemudian mesin ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hingga saat ini
mesin jahit menjadi sebuah usaha konveksi skala rumah tangga.
Murbay Konveksi merupakan
salah satu industri konveksi yang terletak di kecamatan Rajabasa yang merupakan
kecamatan penghasil sentra konveksi di Provinsi Lampung. Produk unggulan dari
Murbay Konveksi adalah pakaian distro, seragam sekolah, hingga almamater, dan
PDH. Murbay Konveksi menerapkan sistem usaha perseorangaan berdasarkan
prinsip-prinsip kekeluargaan. Murbay Konveksi menyediakan sarana tempat tinggal
untuk karyawan yang domisilinya terlalu jauh dan membuka peluang
sebesar-besarnya untuk masyarakat sekitar menjadi salah satu karyawannya.
Sistem lain yang diterapkan adalah para penjahit bisa mengerjakan pekerjaannnya
di rumah dan pada akhirnya akan di setor ke kantor pusat Murbay Konveksi. Para
karyawan memiliki kemudahan akses dalam pembuatan
berbagai produk dan memperoleh bahan baku, peralatan dan teknologi jahit yang
memadai dan sistem kerja yang memuaskan bagi para karyawan.
Pada dasarnya, banyak sekali kompetitor konveksi Murbay yang ada di Bandar Lampung yang bahkan memproduksi produk sejenis dan produk lainnya yang notabene memang konveksi Murbay belum ada inovasi untuk menciptakan produk baru dibanding para kompetitornya. Berikut tabel kompetitor konveksi Murbay yang ada di Bandar Lampung.
Tabel 1. Kompetitor konveksi murbay
Nama Konveksi |
|
|
Produk yang dihasilkan |
|
Themelky konveksi |
Kaos, kemeja (kemeja instansi,
kemeja Pdh, , kemeja club, |
|||
|
kemeja� clothing,�
jaket� kelas,� jaket�
instansi,� jaket� club, |
|||
|
sweater, tas sekolah, tas seminar,
dan lain-lain) dan jaket. |
|||
Idaman Konveksi |
Baju dan bordir segala macam
bentuk, bordir komputer, |
|||
|
sablon, seragam. |
|
|
|
Konveksi Bagus |
Jaket (jaket angkatan, jaket
alumni, jaket organisasi, jaket |
|||
|
partai), sweater, kemeja, kaos,
bleazer,kemeja PDH, batik, |
|||
|
seragam sekolah. |
|
|
|
Djayid Konveksi |
Kaos polos, totebag, tracebag,
trucher hat, snapback, jaket, |
|||
|
sweater, |
hoodie |
(angkatan/komunitas/btand), |
seragam |
|
(sekolah, kantor, organisasi, PDL) |
|
||
Konveksi Nanda |
Jas, almamater, jaket, kemeja,
seragam, bau olahraga, topi. |
|||
Cahaya 79 Konveksi |
Seragam sekolah , baju kantor,
kaos, baju olahraga, jas lab, |
|||
|
almamater,� baju�
hawai,� seragam� kantor,�
kemeja,topi, |
|||
|
bordir, sablon. |
|
|
|
Apa Konveksi |
Kaos polos, totebag, tracebag,
trucher hat, snapback, jaket, |
|||
|
sweater, |
hoodie |
(angkatan/komunitas/btand), |
seragam |
|
(sekolah, kantor, organisasi,
PDL), sablon |
|
||
SCL Custom |
Sablon manual, polyflex & DTG,
topi, kaos, polo, kemeja, |
|||
|
jaket |
|
|
|
Rumah Kreatif46 |
Kaos polos, kaos sablon, banner,
souvenir |
|
||
Amanah Garment |
Baju, jaket, sweater, hoodie,
kaos, tas, topi, |
|
Berdasarkan
uraian diatas industri Murbay Konveksi perlunya menerapkan strategik pemasaran
yang tepat sasaran agar dapat bertahan dan tetap eksis menghadapi
perubahan-perubahan di masa mendatang dan menjadi market leader dari
kompetitor yang ada di Provinsi Lampung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
kurangnya sarana promosi yang dilakukan dan tata kelola yang dijalankan
dalam bisnis masih sederhana maka perlu dirumuskan strategi yang tepat untuk
dijadikan acuan dalam mencapai keberhasilan keunggulan bersaing.
�������
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dan metode yang digunakan adalah
metode kualitatif. Sugiono berpendapat penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dilaksanakan guna mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih,
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiono, 2011). Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan sejumlah variabel data yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang diteliti dengan fenomena yang diuji.
Hasil dan Pembahasan
1. Manajemen Strategi
Menurut Steiner dan Miner
(1997) strategi dapat didefinisikan menjadi dua perspektif, perspektif
yang pertama strategi adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mewujudkan
tujuan organisasi dan melaksanakan misinya (Steiner
George A, 1997). Perspektif yang kedua,
strategi merupakan pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap
lingkungannya sepanjang waktu. Strategi juga bisa diartikan sebagai perencanaan
manajemen puncak untuk mencapai hasil yang konsisten dengan misi dan tujuan
organisasi (Parnel,
2014).
Manajemen strategi adalah
seperangkat keputusan manajerial dan tidakan yang menentukan kinerja jangka
panjang korporasi, Hal ini meliputi pemindaian lingkungan (environment scanning) baik lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal perusahaan, formulasi strategi,
implementasi strategi, evaluasi dan control (Wheelen
Tomas L, 2012). Manajemen strategik (strategic
management) dapat didefinisikan seperti seni dan sains dalam
memformulasikan, mengimplementasi, serta mengevaluasi keputusan
lintas fungsional yang membuat organisasi bisa mendapatkan
tujuannya.
2. Keunggulan Bersaing
Porter (1990) menjelaskan yakni
keunggulan bersaing merupakan kinerja pemasaran guna
menghadapi persaingan (Porter,
Michael E, 1990). Keunggulan bersaing diartikan
sebagai strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk
menciptakan keunggulan berasaing yang lebih efektif. Strategi ini wajib
didesain guna
menciptakan keunggulan bersaing yang
terus menerus sehingga perusahaan bisa mendominasi baik pasar lama ataupun
pasar baru. Strategi bersaing harus mempertimbangkan empat faktor utama yang
yang menentukan batas-batas yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan berhasil.
Empat faktor tersebut meliputi faktor intern perusahaan yakni
kelebihan,
kelemahan perusahaan dan faktor eksternal perusahaan yakni
peluang serta
ancaman yang dihadapi perusahaan serta harapan masyrakat (Porter,
1996).
3. Analisis SWOT
Penggunaan analisis SWOT dimaksudkan untuk memilih dan menetapkan
strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program yang efektif dan efisien (Komara, 2016). Analisis SWOT menurut Freddy
Rangkuti dalam buku Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Rangkuti, 2016)
�Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna
merumuskan strategi Perusahaan� (Rangkuti,
2019). Analisis SWOT merupakan
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
pemasaran. Analisis SWOT sendiri merupakan singkatan dari Strength (Kekuatan),
Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman). Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun
secara simultan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman (Rangkuti, 2010: 18).
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran) (Rangkuti,
2013). Analisa ini menempatkan
situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan
menurut kontribusinya
masingmasing. Analisis ini terkenal sebagai alat pencocokan yang
penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi. Menurut
Kunzt (2008), SWOT analisis merupakan sebuah
alat perencanaan strategik yang penting guna membantu perencanaan untuk
membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan serta
ancaman dari eksternal.
Kekuatan merupakan
kemampuan internal, sumber daya, serta faktor situasional positif
yang bisa
membantu perusahaan melayani pelanggannya serta mewujudkan
tujuannya.
Kelemahan merupakan
keterbatasan internal serta faktor situasional negatif
yang bisa
menghambat performa perusahaan. Peluang
ialah
faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan eksternal yang bisa dimanfaatkan perusahaan guna mendapatkan keuntungan. Ancaman merupakan
faktor terhadap
lingkungan eksternal yang kurang menguntungkan yang
menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan (Kotler
& Amstrong, 2018).
4. QSPM
Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM) secara objektif mampu menunjukkan strategi mana yang
terbaik dari berbagai alternative (Mahfud & Mulyani, 2017)
(Puspitasari, Rumita, & Pratama, 2013) (Purwandari,
2016).
QSPM merupakan
alat yang memungkinkan penyusun strategi guna mengevaluasi faktor kunci
internal. Secara konseptual, QSPM menetukan daya tarik relatif dari berbagai
strategi berdasarkan sejauh mana faktor kesuksesan kunci internal dan eksternal
dimanfaatkan atau ditingkatkan. QSPM mengevaluasi kemenarikan relatif
dari beberapa pilihan alternatif strategi secara objektif (Umar, n.d.).
B. Pembahasan
Usaha konveksi ini merupakan
usaha perseorangan yang berlokasi di Bandar Lampung tepatnya di tepatnya di Jl.
Nawawi Gelar Dalom, Raja Basa Raya. Produk yang dihasilkannya pun sangat
beragam mulai dari celana, seragam sekolah, almamater, PDH, hingga produksi masker
dan juga melayani jasa sablon. Jumlah karyawan di konveksi Murbay sebanyak 24
karyawan, yang terdiri dari 3 pemotong, 8 penjahit yang bekerja melalui rumah
masing-masing karyawan, untuk di kantor pusat operasional terdiri dari 12
penjahit, 1 karyawan sebagai tukang sablon. Konveksi Murbay memperoleh bahan
baku utama dari Bandung. Apabila pasokan bahan baku sulit didapatkan maka
konveksi Murbay membeli di toko-toko yang ada di Bandar Lampung sekitaran Teluk
Betung dan Bambu Kuning.
Kesimpulan
Hasil analisis perhitungan
faktor-faktor internal didapatkan total skor 3,633. Nilai ini berada di atas
nilai rata-rata 2,50, menunjukkan posisi perusahaan cukup kuat. Usaha konveksi
Murbay ini memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan
mengantisipasi kelemahan internal.
Dari hasil analisis faktor
strategi eksternal didapatkan skor matrik EFE 3,613. Nilai tersebut di atas
nilai rata-rata 2.50, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi efektif
untuk memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman dan pengaruh negatif
eksternal.
Hasil analisis terhadap skor
kemenarikan dari semua faktor strategis yang dijelaskan dalam QSPM tersebut
menunjukkan bahwa total skor kemenarikan (TAS) pada faktor eksternal (3,106)
adalah lebih kecil dari TAS faktor internal (3,405). Hal ini menunjukkan bahwa
keputusan strategi internal lebih tepat sasaran dibandingkan dengan strategi
eksternal.Pada daftar faktor stragis eksternal diperoleh nilai TAS terbesar
produk yang bervariasi (0.128). Hasil ini mengindisikasikan bahwa strategi
intensifikasi yang dapat segera dilaksanakan secara spesifik adalah peningkatan
variasi produk.
Bibliografi
Komara, S. (2016). Pengelolaan Pondok Pesantren
Berbasis Kewirausahaan di Pondok Pesantren Nurul Barokah Kabupaten Majalengka. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(1), 68�79.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2018). Marekting
Principle.
Mahfud, T., & Mulyani, Y. (2017). Aplikasi Metode
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)(Studi Kasus: Strategi Peningkatan
Mutu Lulusan Program Studi Tata Boga). JSHP: Jurnal Sosial Humaniora Dan
Pendidikan, 1(1), 66�76.
Parnel, A. J. (2014). Manajemen Strategis: Teori
dan Praktik. Jakarta.
Porter, Michael E. (1990). The Competitive
Advantage of Nations, The The Free Press.
Porter, M. E. (1996). Keunggulan Bersaing
(Jakarta: Erlangga., Ed.). Jakarta.
Purwandari, S. (2016). Analisis Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM) sebagai Landasan Menentukan Strategi Pemasaran Pada SMK
Citra Medika Sukoharjo. Jurnal Sainstech, 2(6), 24�32.
Puspitasari, N. B., Rumita, R., & Pratama, G. Y.
(2013). Pemilihan Strategi Bisnis dengan Menggunakan QSPM (Quantitative
Strategic Planning Matrix) dan Model MAUT (Multi Attribute Utility
Theory)(Studi Kasus Pada Sentra Industri Gerabah Kasongan, Bantul, Yogyakarta).
J@ Ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 8(3), 171�180.
Rangkuti, F. (2013). Strategi promosi yang kreatif
dan analisis kasus. Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, F. (2019). Teknik Membedah Kasus Bisnis
Analisis SWOT: Cara Perhitungan Bobot, Rating dan OCAI.
Saridawati, S. (2018). Pengelolaan Dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pada Pt. Atmoni Shamasta Prezki. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 3(9), 107�122.
Steiner George A, M. J. B. (1997). Kebijakan dan
Strategi Manajemen. Alih Bahasa: Ticoalu dan Agus Dharma, (Jakarta:
Erlangga., Ed.). Jakarta.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Cetakan Ketiga Belas. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Umar, H. (n.d.). Strategic Management in Action.
Jakarta: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wheelen Tomas L, H. D. J. (2012). Manajemen Strategis,
(Depok: Andi Offset., Ed.). Depok.