Volume
4, No. 2 Februari 2023
p-ISSN 2722-7782 |
e-ISSN 2722-5356
DOI: https://doi.org/10.46799/jsa.v4i2.532
PENGARUH DIGITAL MARKETING TERHADAP BRAND AWARENESS PRODUK SKINCARE SCARLETT PADA MAHASISWA ILMU
EKONOMI TUAH KOTA DUMAI
Ika Apia Septira, Lidiya, Sofie Setya
STIE Tuah Negeri Kota Dumai, Riau, Indonesia
Abstrak:
Produk kecantikan yang saat ini mendapatkan
perhatian baik dari masyarakat luas yang berkeinginan untuk mendapatkan kulit cantik
secara menyeluruh yaitu produk Scarlett by Felicya Angelista yang memproduksi
produk Body Care, Brightly Series, Acne Series, dan Hair Care. Produk
kecantikan merupakan bahan yang digunakan pada bagian luar tubuh seperti wajah,
kulit, rambut, maupun bibir dengan tujuan untuk dapat membersihkan,
menyehatkan, mengharumkan, serta dapat menambah kepercayaan diri seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Digital Marketing Terhadap Brand Awareness Produk Skincare Scarlett pada mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tuah Negeri Kota Dumai. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif dengan
teknik analisis regresi linier berganda, dimana
informasi yang sudah digabungkan akan dianilisis menggunakan statistika serta
hasil informasinya berbentuk angka-angka. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara
serempak variabel Digital Marketing secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Awareness produk skincare scarlett pada mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tuah Negeri Kota Dumai. Jika dilihat secara parsial
Digital Marketing berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Brand
Awareness produk skincare scarlett pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Tuah Negeri Kota Dumai. Hasil Koefisien Determinasi sebesar 46,7 % sisanya
sebesar 53.3% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Populasi
dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tuah Negeri
Dumai Kota Dumai. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
100 responden.
Kata
Kunci: Digital Marketing, Brand
Awareness, Economics
Abstract:
Beauty products that are currently getting good attention
from the wider community who wish to get beautiful skin as a whole, namely
Scarlett by Felicya Angelista which produces Body Care, Brightly Series, Acne
Series, and Hair Care products. Beauty products are materials that are used on
the outside of the body such as the face, skin, hair, or lips with the aim of
being able to clean, nourish, smell good, and can increase one's
self-confidence. The purpose of this study was to determine the effect of
digital marketing on brand awareness of Scarlett skincare products among
students at the Tuah Negeri College of Economics, Dumai City. The analytical
method used in this study is a quantitative approach with multiple linear
regression analysis techniques, where the combined information will be analyzed
using statistics and the resulting information will be in the form of numbers.
The results of the analysis show that simultaneously the Digital Marketing
variables simultaneously have a positive and significant effect on Brand
Awareness of scarlett skincare products for students of the Tuah Negeri College
of Economics, Dumai City. If viewed partially Digital Marketing has a positive
and insignificant effect on Brand Awareness of scarlett skincare products for
students of the Tuah Negeri College of Economics, Dumai City. The results of
the Coefficient of Determination of 46.7%, the remaining 53.3% is influenced by
other variables. The population in this study were students of the Tuah Negeri
Dumai College of Economics, Dumai City. The number of samples used in this
study were 100 respondents.
Keywords: Digital Marketing, Brand
Awarenness, Economics
Keywords: Digital Marketing, Brand Awareness
Article History
Diterima : 12 Januari
2023
Direvisi : 15
Februari 2023
Publish : 28
Februari 2023
PENDAHULUAN
Literasi digital masyarakat dewasa ini terus mengalami peningkatan hal
ini juga didukung oleh kemampuan
masyarakat dalam memahami informasi diranah digital yang berkembang dalam
jaringan internet yang semakin maju (Sulianta, 2020). Kemajuan akan pengembangan jaringan internet
menandakan teknologi yang terus berkembang dengan pesat dan mampu dimanfaatkan untuk menjangkau segala aktivitas kehidupan
masyarakat baik pada sektor perindustrian, perekonomian, maupun sosial yang ada
ditengah-tengah masyarakat. Kehadiran internet telah mampu mengubah cara
berkomunikasi masyarakat, dengan tersedianya jaringan yang semakin baik hal
tersebut memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dan melakukan banyak
aktivitas di dunia digital (Danuri, 2019). Kemudahan tersebut terus menghasilkan berbagai peluang dan
keuntungan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat guna mendukung tujuan dari
penggunaan internet. Internet
dalam dunia industri menjadi salah satu media pemasaran berbasis digital yang
teruji ampuh dalam menarik pasar. Dalam perkembanganya internet melahirkan
media baru berbasis media digital online yaitu media sosial (social
media).
Media sosial
merupakan bagian terpenting dari pelayanan, komunikasi dan strategi pemasaran
aktivitas bisnis yang dilakukan, dengan bantuan media sosial dewasa ini membuat
aktivitas bisnis dapat dilakukan dimana pun masyarakat berada tanpa harus
memiliki tempat yang berwujud dan hal ini menjadi kesempatan yang akan terus
dimanfaatkan karena peluang dengan adanya bantuan jarigan pada media sosial
membuat aktivitas bisnis dapat dirasakan manfaatnya dengan baik, dan infornmasi
yang didapatkan lebih lengkap (Irianto, 2015).
Berintegrasi langsung dengan internet,
sosial media menawarkan suatu
tempat yang dapat dimanfaatkan dan digunakan konsumen ataupun pihak-pihak
terkait untuk dapat membagikan informasi baik berupa teks, gambar, audio, dan
video kepada khalayak ramai. Hal ini lah yang banyak dilakukan para pelaku
bisnis dalam memanfaatkan ranah digital untuk dapat memberikan dampak langsung
terhadap bisnis yang dilakukan (Tosepu, 2018). Pada
abad dua puluh satu saat ini banyak aktivitas bisnis yang terdapat dalam dunia
digital, aktivitas tersebut dapat berupa pengenalan produk, pertumbuhan produk,
sampai dengan kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan pemilik produk untuk
informasinya disebar luaskan ke pada masyarakat yang akan menjadi target dari
pada produk yang akan tawarkan kepada konsumen (Irianto, 2015). Produk
yang masih dalam tahap pengenalan kepada masyarakat dibutuhkan usaha maksimal
dari pelaku bisnis untuk dapat meyakinkan produk yang diproduksi dapat
diketahui oleh konsumen yang merupakan target pasar yang diinginkan, dengan
kemajuan jaringan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan dan tersedianya
media sosial yang dapat membantu banyak
pelaku bisnis dalam mempromosikan produknya kepada masyarakat menjadi pilihan
terbaik untuk fokus dalam penggunaan ranah digital dalam mempromosikan produk
kepada masyarakat.
Salah satu produk yang saat ini dapat dilihat kemajuannya dalam
pengembangan produk yang didukung oleh pemasaran digital yang dilakukan saat
ini yaitu produk kecantikan. Produk kecantikan merupakan bahan yang digunakan
pada bagian luar tubuh seperti wajah, kulit, rambut, maupun bibir dengan tujuan
untuk dapat membersihkan, menyehatkan, mengharumkan, serta dapat menambah
kepercayaan diri seseorang (Haryanti et al., 2018).
Banyaknya produk kecantikan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat membaut
produsen-produsen produk kecantikan terus melakukan pengembangan produk yang
dapat dilihat dari adanya diferensial produk terutama pada produk kecantikan.
Hal ini menjadi lebih menarik bahwa persaingan yang akan dilakukan oleh
produsen-produsen kecantikan akan terus menitik beratkan dalam penggunaan digital marketing sebagai salah satu tools dalam memasarkan produk yang akan
ditawarkan kepada masyarakat selaku konsumen (Pangaribuan, 2017). Produk
kecantikan yang saat ini mendapatkan perhatian baik dari masyarakat luas yang
berkeinginan untuk mendapatkan kulit cantik secara menyeluruh yaitu produk
Scarlett by Felicya Angelista yang
memproduksi produk Body Care, Brightly Series, Acne Series, dan Hair Care, produk-produk yang ditawarkan
oleh Scarlett kepada masyarakat juga melakukan banyak kolaborasi dengan pelaku
seni dunia hiburan termasuk aktor korea selatan yaitu Song Joong-ki yang di
nobatkan sebagai Brand Ambassador
produk Body Care nya Scarlett.
Strategi yang dilakukan Scarlett dalam melakukan kolaborasi merupakan langkah
yang tepat karena termasuk dalam variabel indikator digital marketing yang dapat dimanfaatkan dalam memajukan dari
produk Scarlett (Anto, 2022).
Gambar 1
Top Brand Perawatan Wajah
di E-Commerce
(Sumber:
https://compas.co.id/, 2022)
Gambar 1 memperlihatkan lima produk top yang terdapat pada E-commerce dimana pada peringkat pertama
diduduki oleh produk MS Glow dengan total penjualan pada bulan Mei 2021 yaitu
sebesar Rp 74.820.000.000, peringkat kedua diduduki oleh produk Scarlett dengan
total penjualan pada bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp 29.780.000.000, peringkat
ketiga diduduki oleh produk Somethinc dengan total penjualan pada bulan Mei
2021 yaitu sebesar Rp 22.450.000.000, peringkat ke empat diduduki oleh produk
Avoskin dengan total penjualan pada bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp
15.600.000.000, dan pada peringkat ke lima diduduki oleh produk Garnier dengan
total penjualan pada bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp 12.460.000.000. Peringkat
kedua yang diduduki oleh Scarlett menandakan bahwa produk-produk yang
dikembangkan dan dipasarkan sangat diminati oleh banyak kalangan masyarakat di
Indonesia. Hal ini lah yang membuat penulis memiliki ketertarikan untuk dapat
meneliti lebih jauh terkait penggunaan digital
marketing terhadap brand awareness,
dengan demikian penulis melakukan penulisan artikel dengan judul Pengaruh Digital Marketing Terhadap Brand Awareness Produk Skincare Scarlett pada Mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Tuah Negeri Dumai Kota Dumai.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif, dimana informasi yang sudah digabungkan akan dianilisis
menggunakan statistika serta hasil informasinya berbentuk angka-angka (Sugiono, 2016). Metode
yang dipakai ialah metode survey.
Metode survey digunakan untuk
mendapatkan informasi dari mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tuah Negeri
Dumai Kota Dumai mengenai produk Scarlett. Populasi dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Tuah Negeri Dumai Kota Dumai (Hannani & Ilyas, 2016). Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden, yang
dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dan proses persebaran kuesioner
dilakukan dengan cara online memakai
fitur aplikasi Survey Monkey yang
setelah itu akan disederhanakan oleh penulis untuk mempermudah penulis ataupun
responden.
Definisi operasional variabel dan pengukurannya adalah
sebagai berikut:
Penelitian ini akan mengukur variabel digital marketing dan variabel brand awareness melalui indikator yang
telah ditentukan sebagai berikut:
1.
Context
Bagaimana merangkai sebuah kata-kata dengan memperhatikan tata bahasa,
bentuk, ataupun isi pesan menjadi suatu cerita atau informasi yang menarik dan
dapat dimengerti oleh khalayak ramai.
2.
Communication
Bagaimana cara menyampaikan sebuah cerita atau informasi kepada orang lain
dengan tujuan untuk memberikan pemahaman, mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku agar sesuai dengan apa yang diharapkan.
3.
Collaboration
Bagaimana dua pihak atau lebih dapat bekerja sama dengan menyatukan
persepsi, saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan masing-masing
untuk membuat hal lebih baik dan lebih efisien dan efektif.
4.
Connection
Bagaimana membina suatu hubungan yang terjalin dan memeliharanya agar tetap
berkelanjutan sehingga pengguna merasa lebih dekat dengan perusahaan pengguna
media sosial.
Untuk diuji
pengaruhnya terhadap brand awareness
yang memiliki empat indikator sebagai berikut:
Teknik analisis data menggunakan:
1.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji
multikolinearitas bertujuan mendeteksi adanya
multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance
dan Varians Inflation Factor (VIF) yang
dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS.
b. Uji
autokorelasi dilakukan dengan uji Run bertujuan
untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak.
c. Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser,
yaitu dengan cara meregres nilai absolut
residual terhadap variabel independen.
d. Uji
normalitas atas residual dilakukan dengan
e. uji Kolmogorov-Smirnov
melalui alat bantu komputer program SPSS 21.
2.
Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda, uji T, uji F dan koefisien determinasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner
adalah sebagai berikut :
1.
Jika rhitung> rtabel maka
pertanyaan dinyatakan valid.
2.
Jika rhitung < rtabel maka
pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Tabel 1. Kolom Corrected Item-total
Item-Total Statistics |
||||
|
Scale
Mean if Item Deleted |
Scale
Variance if Item Deleted |
Corrected
Item-Total Correlation |
Cronbach's
Alpha if Item Deleted |
X1 |
18.48 |
9.545 |
.602 |
.771 |
X2 |
18.49 |
10.030 |
.598 |
.775 |
X3 |
18.52 |
9.444 |
.596 |
.772 |
X4 |
18.50 |
9.141 |
.538 |
.788 |
X5 |
19.04 |
9.069 |
.546 |
.786 |
Y1 |
29.89 |
25.513 |
.447 |
.858 |
Y2 |
30.34 |
21.398 |
.709 |
.833 |
Y3 |
30.19 |
23.368 |
.548 |
.850 |
Y4 |
30.61 |
21.856 |
.722 |
.832 |
Y5 |
30.93 |
22.753 |
.544 |
.852 |
Y6 |
30.39 |
23.412 |
.580 |
.847 |
Berdasarkan Tabel 1.1 kolom Corrected Item-total Correlation menunjukkan korelasi antara skor
total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Rtabel
untuk sampel 100 adalah sebesar 0,1654.
B. Uji
Realibilitas
Pertanyaan yang telah dinyatakan
valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan realibilitasnya dengan kriteria
sebagai berikut :
1.
Jika ralpha positif atau > dari rtabel maka pertanyaan
reliabel.
2.
Jika ralpha negatif atau < dari rtabel maka pertayaan
tidak reliabel.
Tabel 2. Reliability
Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.899 |
15 |
Hasil
pengolahan data menunjukkan bahwa nilai dari cronbach alpha sebesar 0,899 yang lebih besar dari 0,6 dengan
demikian data tersebut telah reliablel.
C. Uji Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya
nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF <
5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ningsih
& Dukalang, 2019).
Tabel
3. Coeffiecients
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
|||
B |
Std.
Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
11.395 |
2.450 |
|
4.650 |
.000 |
|
|
Digital Marketing |
1.015 |
.108 |
.687 |
9.366 |
.000 |
1.000 |
1.000 |
a.
Dependent Variable: Brand Awerenes
Dapat terlihat bahwa:
D. Uji Autokorelasi
Perlu diketahui bahwa
dasar pengambilan keputusan dalam menentukan ada atau tidaknya Autokorelasi
menggunakan uji run test, adalah:
1.
Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari (<) 0,05
maka terdapat gejala autokorelasi
2.
Sebaliknya, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari
(>) 0,05 maka tidak terdapat gejala autokorelasi.
Berdasarkan output SPSS diatas,
diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 1.000, atau lebih besar dari
(>) 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat
gejala atau masalah autokorelasi.
Tabel 4. Runs Test
|
Unstandardized Residual |
test Value |
.30479 |
Cases < Test Value |
50 |
Cases >= Test Value |
50 |
Total Cases |
100 |
Number of Runs |
51 |
Z |
.000 |
Asymp Sig (2-tailed) |
1.000 |
a.
Median
E.
Uji
Heteroskedastisitas Pendekatan Statistik Glejser
Glejser
mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen.
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Nugroho & Sudaryanto, 2013)
Tabel 5. Coefficients
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
3.841 |
1.581 |
|
2.429 |
.017 |
Digital Marketing |
-.039 |
.070 |
-.057 |
-.563 |
.575 |
|
a.
Dependent Variable: Abs_Res |
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut :
1.
Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak mengalami
gangguan heteroskedastisitas
2.
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka mengalami gangguan
heteroskedastisitas
Tabel ini memperlihatkan bahwa variabel independen yang
signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen absolute Ut (Absut).
Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%,
jadi model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
F. Uji Normalitas Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov
Uji Normalitas dengan pendekatan
statisik Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
|
Unstandardized
Residual |
N |
100 |
|
Normal Parametersa,,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
3.90210445 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.123 |
Positive |
.077 |
|
Negative |
-.123 |
|
Kolmogorov-Smirnov
Z |
1.235 |
|
Asymp. Sig.
(2-tailed) |
.195 |
|
a.
Test distribution is Normal. b.
Calculated from data. |
G. Pengujian Hipotesis
Analisis
Regresi Linear Berganda
Tabel 7. Coenfficients
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
11.395 |
2.450 |
|
4.650 |
.000 |
Digital Marketing |
1.015 |
.108 |
.687 |
9.366 |
.000 |
Analisis regresi linear berganda ditujukan
untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X1 dan X2) berupa
variabel Kepuasan dan variabel Pengetahuan Produk serta variabel terikat (Y)
berupa Keputusan Pembelian Ulang, maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat
(Fatimah, 2014).
Berdasarkan hasil
pengolahan data pada tabel, dapat dirumuskan model persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut :
Y= + β1X1
+ e
Y = 11.395 + 1.015X1 + e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Konstanta (a) = 11.395. Ini
menunjukkan tingkat konstanta, dimana jika variabel Digital Marketing adalah 0, maka brand awereness produk scarlett sebesar 11.395.
b. Koefisien β1 (X1)
= 1.015. Ini menunjukkan bahwa variabel Digital
Marketing (X1) berpengaruh
secara positif terhadap Brand Awereness,
atau dengan kata lain, jika variabel Digital
Marketing ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Brand Awereness pada produk scarlett akan meningkat sebesar 1.015 dengan asumsi
variabel lain tetap.
Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas (X) yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat
(Y) (Dewi, 2014). Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel
pada α = 5%
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
Tabel 8. Anova
Model |
Sum
of Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
||||
1 Regression |
1349.335 |
1 |
1349.335 |
87.723 |
.000a |
|
|||
Residual |
1507.415 |
98 |
15.382 |
|
|
|
|||
Total |
2856.750 |
99 |
|
|
|
|
|||
a.
Predictors: (Constant), Digital Marketing |
|||||||||
b.
Dependent Variable: Brand Awereness |
|||||||||
Maka dapat dilihat bahwa nilai Fhitung
adalah 87.723 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel
dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dan derajat kebebasan pembilang (df1)
= 1 derajat penyebut (df2) = 98 adalah 3.94. Dengan demikian nilai
dari Fhitung > Ftabel (87.723 > 3.94) dan tingkat
signifikansi (0,000) < (0,05), yang menunjukkan bahwa variabel independen
yaitu Digital Marketing secara
bersama-sama adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
dependen yaitu Brand Awereness produk
scarlett.
Tabel 9. Coefficients
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
|
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
||||
1 |
(Constant) |
11.395 |
2.450 |
|
4.650 |
.000 |
|
Digital Marketing |
1.015 |
.108 |
.687 |
9.366 |
.000 |
|
|
a.
Dependent Variable: Brand Awereness |
1.
H0
diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
2.
Ha
diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%
Variabel
merek memiliki nilai
thitung sebesar 9.366
sedangkan nilai 𝑡tabel 1.66. Dengan demikian nilai thitung
(9.366)
> ttabel (1.66)
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa digital marketing berpengaruh positif dan
tidak signifikan
terhadap brand
awereness.
Maka kesimpulannya H0 ditolak dan Ha diterima.
J. Pengujian
Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen (Meidiyustiani,
2016). Nilainya adalah 0 – 1.
Semakin mendekati nol berarti model regresi semakin tidak baik atau model dalam
menjelaskan dengan sangat terbatas, dan sebaliknya semakin mendekatin satu,
maka model semakin baik.
Tabel 10.
Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R
Square |
Std. Error of
the Estimate |
|
1 |
.687a |
.472 |
.467 |
3.922 |
|
a. Predictors:
(Constant), Digital Marketing |
|||||
b. Dependent Variable: Brand Awereness |
Berdasarkan
Tabel dapat
disimpulkan bahwa koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah sebesar 0,467
atau 46,7 % Adjusted R Square
berkisar pada angka 1-0, dengan catatan semakin besar angka Adjusted R Square maka akan semakin kuat
hubungan variabel dalam model regresi.
a) Adjusted
R Square
sebesar 0,467 atau 46,7 % variabel Brand
Awareness dapat dijelaskan oleh Digital
Marketing. Sedangkan 53,3 % lainnya
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
b) Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Nilai Standard Error of
Estimate nya 3.922. Semakin kecil Standard Error of Estimate nya berarti
model semakin baik.
KESIMPULAN
Hasil pengujian secara serempak (Uji F) Digital Marketing secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand
Awareness produk skincare scarlett
pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tuah Negeri Kota Dumai
Hasil pengujian secara parsial (Uji t) Digital Marketing berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap Brand
Awareness produk skincare
scarlett pada mahasiswa sekolah tinggi ilmu ekonomi tuah negeri Dumai Kota
Dumai artinya jika digital marketing ditingkatkan maka brand awareness terhadap produk scarlett tidak akan meningkat.
Hasil Uji
Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa sebesar 0,467 atau 46,7
% variabel Brand Awareness dapat
dijelaskan oleh Digital Marketing.
Sedangkan 53,3 % lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
Anto, M. A. (2022). Perlindungan Konsumen Atas Produk
Kecantikan Yang Mengandung Merkuri Dan Masih Beredar Luas Di Pasaran.
Universitas Sintuwu Maroso.
Danuri, M.
(2019). Perkembangan dan transformasi teknologi digital. Jurnal Ilmiah
Infokam, 15(2).
Dewi, V. F.
(2014). Pengaruh kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor
dinas perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM Samarinda. Journal Ilmu
Adminstrasi Bisnis, 2(2), 230–244.
Fatimah, S.
(2014). Pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan
loyalitas merek terhadap keputusan pembelian pelembab wardah pada konsumen Al
Yasini Mart Wonorejo. Sketsa Bisnis, 1(2).
Hannani, A.,
& Ilyas, G. B. (2016). Pengaruh Beban Kerja, Kepuasan, Dan Fasilitas
Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang Perawatan Mawar Lantai Ii Rsu Wisata Uit
Makassar. Program Pascasarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMKOP Makassar. Jurnal
Mirai Management, 1(2), 516–526.
Haryanti, R.,
Suwantika, A., & Abdassah, M. (2018). Artikel Ulasan: Tinjauan Bahan
Berbahaya Dalam Krim Pencerah Kulit. Jurnal Farmaka, 16(2),
214–224.
Irianto, A. B.
P. (2015). pemanfaatan social media untuk meningkatkan market share UKM. Jurnal
Teknomatika, 8(1), 1–12.
Larasati, S.,
& Gilang, A. (2014). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
wilayah telkom jabar barat utara (Witel bekasi). Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, 5(3), 200–213.
Meidiyustiani,
R. (2016). Pengaruh Modal Kerja, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan dan
Likuiditas terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun
2010–2014. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 5(2), 41–59.
Ningsih, S.,
& Dukalang, H. H. (2019). Penerapan metode suksesif interval pada analsis
regresi linier berganda. Jambura Journal of Mathematics, 1(1),
43–53.
Nugroho, A. W.,
& Sudaryanto, B. (2013). Pengaruh kinerja layanan, kepercayaan dan kepuasan
terhadap loyalitas konsumen dalam menggunakan jasa pengiriman barang. Diponegoro
Journal Of Management, 1–9.
Pangaribuan, L.
(2017). Efek samping kosmetik dan penangananya bagi kaum perempuan. Jurnal
Keluarga Sehat Sejahtera, 15(2), 18–20.
Sugiono, S.
(2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r & d. Bandung:
Alfabeta.
Sulianta, F.
(2020). Literasi Digital, Riset dan Perkembangannya dalam Perspektif Social
Studies. Feri Sulianta.
Tosepu, Y. A.
(2018). Media Baru dalam Komunikasi Politik (Komunikasi Politik I Dunia
Virtual). Jakad Media Publishing.
Ika Apia Septira, Lidiya, Sofie Setya (2023) |
First publication right: |
This article is licensed under: |