JSA 2Volume 4, No. 2 Februari 2023

p-ISSN 2722-7782 | e-ISSN 2722-5356

DOI: https://doi.org/10.46799/jsa.v4i2.557  


 

KEPEMIMPINAN DI ERA DIGITAL DAN IMPLEMENTASINYA DI LEMBAGA PENDIDIKAN

 

Raodatul Jannah, Ade Muhamad Rosidin, Tati Nurmala, Nining Yuningsih, Effry Yenni

Universitas Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Emails: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 


 

Abstrak:         


Seorang pemimpin tanpa ada orang lain yang bersedia untuk mengikuti, maka bukanlah seorang pemimpin, namun hanyalah seorang yang berjalan sendirian tanpa ada orang yang mengikuti bahkan membersamai. Seorang pemimpin memiliki orientasi masa depan, bukan orientasi jangka pendek yang hanya bisa dinikmati sementara, tapi memikirkan kondisi atau keadaan ideal, seperti apa yang seharusnya diraih bersama-sama di masa depan. Seorang pemimpin rasa kepedulian terhadap orang lain dan tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri bersedia memberdayakan orang lain. Pemimpin  yang mengikuti perkembangan teknologi pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran di era digital. Metode pada penelitian ini adalah dengan menggunbakan pendekatan kualitiatif deskriptif. Studi Literatur Ilmiah. Data-data dikumpulkan dari berbagai Jurnal Ilmiah, dianalisa dan disintesa untuk kemudian diambil kesimpulan. Penelitian kualitatif adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan terhadap fokus permasalahan yang ditetapkan, mendeskripsikan, mereduksi dan menyeleksi sehingga bisa melakukan kesimpulan dan menyajikan secara informatif. metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk membuat pengetahuan yang sudah ada terkait tiopik yang akan diteliti untuk menemukan ruang kosong bagi peneliti yang akan dilakukan.

                                                                       


Kata Kunci: Kepemimpinan, Era Digital, Lembaga Pendidikan

 

Abstract:

A leader without anyone else willing to follow, is not a leader, but only someone who walks alone without anyone to follow or even accompany. A leader has a future orientation, not a short-term orientation that can only be enjoyed temporarily, but thinking about ideal conditions or circumstances, such as what should be achieved together in the future. A leader who cares for others and not only thinks about his own interests is willing to empower others. Leaders who keep abreast of technological developments must have skills in influencing, encouraging, guiding, directing, and mobilizing other people who have something to do with the implementation and development of education and teaching in the digital era. The method in this study is to use a descriptive qualitative approach. Scientific Literature Study. The data were collected from various scientific journals, analyzed and synthesized to then draw conclusions. Qualitative research is collecting data from various sources that are relevant to the focus of the problem set, describing, reducing and selecting so that conclusions can be drawn and presented informatively. Literature study method is a series of activities related to methods of collecting library data, reading and taking notes, and managing research materials. This study aims to make existing knowledge related to the topics to be studied to find empty space for researchers to do.

 

Keywords: Leadership, Digital Era, Educational Institutions

 

 

Article History           

Diterima          : 21 Januari 2023

Direvisi            : 17 Februari 2023

Publish            : 28 Februari 2023

           


 

PENDAHULUAN

Kepemimpinan bukanlah posisi, namun kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (Syarifudin, 2004). Bisa saja seseorang yang menduduki posisi direktur, namun itu tidak mampu mengaruhi bawahannya untuk mewujudkan kinerja kolektif yang lebih baik. Ada kemungkinan pula bahwa seorang pegawai biasa yang tidak memiliki posisi struktural tetapi justru lebih didengarkan atau diikuti oleh pegawai yang lainnya. Jadi, tanpa kemampuan mempengaruhi seorang atasan hanyalah atasan belaka, bukanlah pemimpin. Seorang pemimpin tanpa ada orang lain yang bersedia untuk mengikuti, maka bukanlah seorang pemimpin, namun hanyalah seorang yang berjalan sendirian tanpa ada orang yang mengikuti bahkan membersamai. Seorang pemimpin juga harus memiliki rasa kepedulian terhadap orang lain dan tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri karena pemimpin adalah mereka yang peduli pada orang lain, bersedia memberdayakan orang lain (Pramudyo, 2013). Selain memiliki kemampuan mempengaruhi dan peduli terhadap orang lain, seorang pemimpin juga memiliki orientasi masa depan, bukan orientasi jangka pendek yang hanya bisa dinikmati sementara, tapi memikirkan kondisi atau keadaan ideal, seperti apa yang seharusnya diraih bersama-sama di masa depan (Hasriana, 2014).

Secara harmonis (Storey et al., 2017) mengelompokkan teori kepemimpinan tersebut dalam lima school of thought, yaitu kepemimpinan adalah: (1) siapa; (2) apa; (3) di mana; (4) mengapa; dan (5) bagaimana.

 

METODE

Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitiatif deskriptif. Studi Literatur Ilmiah. Data-data dikumpulkan dari berbagai Jurnal Ilmiah, dianalisa dan disintesa untuk kemudian diambil kesimpulan (Fadli, 2021). Penelitian ini bertujuan untuk membuat pengetahuan yang sudah ada terkait tiopik yang akan diteliti untuk menemukan ruang kosong bagi peneliti yang akan dilakukan. Penelitian kualitatif adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan terhadap fokus permasalahan yang ditetapkan, mendeskripsikan, mereduksi dan menyeleksi sehingga bisa melakukan kesimpulan dan menyajikan secara informatif (Hardani et al., 2020). Studi Literatur juga bisa disebut kajian kepustakaan atau library research. Seperti yang dinyatakan (Zed, 2008:3) dan dikutip oleh (Kartiningrum, 2015), metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Nazir, 1988).

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kedua pengelompokakn yang dilakukan oleh ilmuwan terdahulu (Storey et al., 2017); (Harrison & Harrison, 2018), artikel ini mengelompokkan teori kepemimpinan dalam lima generasi, yaitu:

Generasi Pertama: “Seperti apakah sang pemimpin itu?”

Pembahasan kepemimpinan lebih berfokus pada kekhasan pribadi sang pemimpin, seperti: karakter, sifat, kepribadian, atau watak tertentu yang membedakannya dari para pengikut. Generasi pertama ini berupa: great man theory, trait theory, skill theory, dan implicit leadership. Ada pun implicit leadership secara khusus membahas mengenai karakteristik sang pemimpin dari sudut pandang para pengikutnya.

Generasi Kedua: “Apa yang dilakukan oleh sang pemimpin?”.

Pembahasan kepemimpian lebih berfokus pada hal-hal apa saja yang dilakukan sang pemimpin terhadap para pengikutnya. Generasi kedua ini mencakupi: behavioral theory dan leader-member exchange. Ada pun leader-exchange membahas bahwa interaksi antara sang pemimpin dan para pengikut itu mengakibatkan kedekatan atau kepercayaan yang berbeda-beda dari sang pemimpin terhadap para pengikutnya (Yudiaatmaja, 2013).

Generasi Ketiga: “Bagaimana pemimpin efektif dalam situasi tertentu?”.

Pembahasan kepemimpinan berasumsi bahwa perilaku tertentu hanya efektif untuk situasi tertentu. Situasi, kondisi, dan konteks berbeda membutuhkan kepemimpnan yang berbeda pula. Generasi ketiga ini meliputi: contingency theory, situational leadership, dan contextual leadership (Mahmudah, 2015).

Generasi Keempat: “Bagaimana pola berpikir, menilai, dan bertindak dari pemimpin?”.

Pembahasan kepemimpinan lebih berorientasi pada proses mental-psikologis yang dilakukan oleh pemimpin ketika menghadapi tantangan kepemimpian. Generasi keempat ini meliputi: charismatic leadership, pro-social leadership, servant leadership, transactional-transformational leadership, dan authentic leadership.

Generasi Kelima: “Bagaimana pemimpin menghadapi dinamika perubahan?”

Pembahasan kepemimpinan lebih berorientasi pada efektivitas sang pemimpin mempengaruhi para pengikutnya dalam situasi atau kondisi yang terus menerus berubah bahkan dalam menghadapi perubahan yang disruptif sekali pun. Generasi kelima ini mencakupi: entrepreneurial leadership, distributed leadership, spiritual leadership, leadership agility, ambedextrous leadership, dan termasuk pula digital leadership.

Teknologi digital merupakan pemicu utama atas perubahan yang mendasar dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pula kepemimpinan dijalankan (Rudito & Sinaga, 2017). Kepemimpinan digital sebagai salah satu konsekwensi dari berkembanganya teknologi digital merupakan generasi kelima dari perkembangan konsep kepemimpinan di atas (Nopriadi Saputra & Ir Harry Sutanto, 2021).

(Avolio et al., 2000) mendefinisikan Kepemimpinan digital atau e-leadership sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dimediasi oleh teknologi digital untu menghasilkan perubahan sikap, perasaan, cara berpikir, perilaku dan/atau kinerja pada level individu, tim, dan/atau organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, nampak jelas sekali bahwa kepemimpinan digital adalah kepemimpinan berbasis teknologi yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada seluruh lapisan organisasi.

Menurut (Hansell, 2008) Digital leadership framework terdiri dari empat elemen utama, yaitu:

1.     Visi digital

2.     Perilaku digital

3.     Keahlian digital

4.     Pola pikir digital

Dan untuk mengukur seberapa baik pengembangan dan penguasaan seseorang terhdapa digital leadership, maka seseorang itu harus menguasai enam kompetensi kepemimpinan digital, yaitu:

1.     Technological skill

2.     Communcation skill

3.     Social skill

4.     Team building skill

5.     Change management

6.     Trustwortiness

 

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan. Berbagai peran dan kewenangan kepala sekolah dalam merancang strategi dan inovasi dalam rangka pengembangan pendidikan karakter siswa dan merangkul seluruh elemen di sekolahnya, mulai dari guru, tenaga kependidikan, siswa, hingga masyarakat sekitar, merupakan wujud nyata bagaimana kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran penting yang sangat vital dalam pendidikan karakter siswa di sekolah. Peran kepemimpinan kepala sekolah ditunjukkan melalui keteladanan dan kepribadian yang terlihat dari sikap, pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya sebagai pemimpin pendidikan dan pengelola sekolah menjadi panutan bagi seluruh warga sekolah khususnya siswa dalam mewujudkan dan mensukseskan karakter. pendidikan. Kepemimpinan yang ideal adalah kepemimpinan yang mengikuti tuntutan revolusi industri 4.0. pemimpin yang mengikuti perkembangan teknologi pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran di era digital.

 

BIBLIOGRAFI

 

Avolio, B. J., Kahai, S., & Dodge, G. E. (2000). E-leadership: Implications for theory, research, and practice. The Leadership Quarterly, 11(4), 615–668.

Fadli, M. R. (2021). Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitiatif deskriptif. Studi Literatur Ilmiah. Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33–54.

Hansell, C. A. (2008). Creating sustainable leadership drive and commitment for a safety culture. ASSE Professional Development Conference and Exhibition.

Hardani, H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Metode penelitian kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Harrison, C., & Harrison, C. (2018). Leadership research and theory. Leadership Theory and Research: A Critical Approach to New and Existing Paradigms, 15–32.

Hasriana, M. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya.

Kartiningrum, E. D. (2015). Panduan Penyusunan Studi Literatur. Mojokerto: Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit.

Mahmudah, D. (2015). Komunikasi, gaya kepemimpinan, dan motivasi dalam organisasi. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 19(2), 285–302.

Nazir, M. (1988). MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nopriadi Saputra, S. T., & Ir Harry Sutanto, M. B. A. (2021). Memimpin Organisasi Bisnis: Mulai Dari Kepemimpinan Diri Sampai Kepemimpinan Korporasi. Scopindo Media Pustaka.

Pramudyo, A. (2013). Implementasi manajemen kepemimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi. Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Akuntansi, 1(2).

Rudito, P., & Sinaga, M. F. N. (2017). Digital mastery, Membangun kepemimpinan digital untuk memenangkan era disrupsi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Storey, J., Hartley, J., Denis, J.-L., & Ulrich, D. (2017). The Routledge companion to leadership. Routledge New York.

Syarifudin, E. (2004). Teori Kepemimpinan. Al Qalam, 21(102), 459–477. https://doi.org/10.32678/alqalam.v21i102.1644.

Yudiaatmaja, F. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya. Media Komunikasi FPIPS, 12(2).


 


Copyright holder:

Raodatul Jannah, Ade Muhamad Rosidin, Tati Nurmala, Nining Yuningsih, Effry Yenni (2023)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: