Volume 4, No. 4 April
2023
p-ISSN 2722-7782 | e-ISSN 2722-5356
DOI: �https://doi.org/
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENCAPAI
KEMATANGAN KARIR SISWA SMA KARTIKA VIII-1
Sindi
Nursalam, Herdi Herdi
Universitas Negeri Jakarta
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak: ��������
Bimbingan
karir adalah jenis bimbingan yang signifikan di SMA dan MA. Konseling karir
adalah upaya untuk membantu individu dalam mengetahui dan memahami diri
sendiri, belajar tentang dunia kerja, dan mengembangkan masa depan mereka
dengan bentuk kehidupan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam mencapai
kematangan karir siswa kelas XII di SMA Kartika VIII-1, Jakarta Selatan. Hal
ini sangat diperlukan untuk penelitian karena layanan bimbingan dan konseling
di sekolah menengah membantu siswa merencanakan dan mengembangkan karir masa
depan mereka. Teknik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, Dengan demikian,
diperoleh 38,7% pada kategori pengambilan keputusan karir tinggi, 58,1% pada kategori
pengambilan keputusan karir sedang, dan sebanyak 3,2% pada kategori pengambilan
keputusan rendah. Menurut data yang dihimpun dari 31 responden, kematangan
karir siswa setelah mengikuti program studi IPA di SMA Kartika VIII-1 sesuai
harapan. Kesimpulanya, bahwa siswa SMA Kartika VIII-1 Jakarta
Selatan memiliki tingkat kematangan karir yang sedang, artinya siswa sudah dapat
memutuskan pilihan karir masa depan, termasuk aspek karir. perencanaan,
eksplorasi karir, pengambilan keputusan, dan informasi tentang dunia kerja.
Program bimbingan dan konseling karir ini mampu mengembangkan profil kematangan
karir yang harus dimiliki siswa pada jenjang SMA/SMK.
�����������������������������������������������������������������������
Kata Kunci: Kematangan Karir; Program
Bimbingan dan Konseling; Siswa SMA; Pendidikan; Pengembangan Karir.
Abstract:
Career guidance is a
significant type of guidance in SMA and MA. Career counseling is an effort to
assist individuals in knowing and understanding themselves, learning about the
world of work, and developing their future with the expected form of life. This
study aims to describe the implementation of the guidance and counseling
program in achieving career maturity for class XII students at SMA Kartika
VIII-1, South Jakarta. This is very necessary to research because guidance and
counseling services in secondary schools help students plan and develop their
future careers. Descriptive technique with a quantitative approach, Thus, 38.7%
is obtained in the high career decision-making category, 58.1% in the medium
career decision-making category, and as much as 3.2% in the low decision-making
category. According to data collected from 31 respondents, students' career
maturity after the Science study program at SMA Kartika VIII-1 is as expected. In
conclusion, students of SMA Kartika VIII-1 South Jakarta have a moderate level
of career maturity, meaning that students can already decide on future career
choices, including career aspects. planning, career exploration, decision
making, and information about the world of work. This career guidance and
counseling program is able to develop a career maturity profile that students
must have at the high school / vocational level.
Keywords: Career Maturity; Guidance And Counseling Program; High School Students; Education;
Career Development
Article History�����������
Diterima��������� : 5 April 2023
Direvisi����������� : 15 April 2023
Publish������������ : 25 April 2023
�����������
PENDAHULUAN
Tidak akan pernah ada
kekuatan yang dapat menghentikan kemajuan globalisasi dalam segala aspek
kehidupan manusia. Akibatnya, batas geografis negara menjadi tidak berarti, dan
orang bahkan dapat berargumen bahwa batas itu sudah tidak ada lagi. Tolstykh (2003) Pergerakan informasi, pengetahuan, dan teknologi
yang masuk dan keluar setiap negara telah berdampak pada keberadaan manusia
secara global, baik secara individu maupun kelompok.
Dalam bimbingan dan
konseling juga terjadi pergeseran paradigma. Dengan diakuinya sebutan konselor
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
maka penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling dalam rangka pendidikan
nasional memiliki keabsahan yang signifikan dan merupakan aspek penting dalam
sistem pendidikan nasional. Pengesahan profesi konselor sejalan dengan
paradigma pemikiran yang mencakup pengertian redefinisi pendidikan serta
preposisi bimbingan dan konseling (Gaztambide et al.,
2022).
Fokus kegiatan pendidikan tidak lagi terbatas pada kegiatan mengajar dengan
menonjolkan peran guru, melainkan melibatkan berbagai profesi guru, termasuk
konselor, untuk mengelola berbagai bagian komponen perkembangan pembelajaran
dengan menggunakan metode yang beragam (Rince
& Sitorus, 2022).
Sebagai perluasan dari
undang-undang sebelumnya, sekolah merupakan tempat untuk mengembangkan dan
mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing yang akan
menjadi generasi penerus bangsa (Kusumawati, 2022b). Hal ini dapat diterima mengingat sekolah telah
menetapkan tujuan dan rencana, yang dibuktikan dengan ketersediaan kurikulum,
metodologi, media pembelajaran, dan sumber daya lainnya. Menyoroti bahwa
sekolah memiliki peran yang signifikan dalam pertumbuhan intelektual,
keterampilan sosial, dan mempersiapkan siswa untuk pengembangan karir (Posselt, 2018). Selain mengembangkan kemampuan intelektual,
sosial, dan vokasional, sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan remaja (Kusumawati, 2022a). Masa remaja merupakan masa yang sangat penting
bagi pertumbuhan masa depan karena merupakan landasan bagi keberhasilan atau
kegagalan seseorang (Angelina,
Putri, 2020).
Bimbingan karir
merupakan salah satu jenis bimbingan yang signifikan di SMA dan MA. Konseling
karir adalah upaya untuk membantu individu dalam mengenal dan memahami diri
sendiri, belajar tentang dunia kerja, dan mengembangkan masa depannya dengan bentuk
kehidupan yang diharapkan (Yunika
Khairun et al., 2016). Tidak semua remaja dapat membuat pilihan pekerjaan
dengan tepat, dan banyak siswa ragu-ragu sebelum memutuskan jalur karier.
Ketidakpastian ini terlihat sebagai hambatan yang dihadapi orang saat
memutuskan pekerjaan. Masalah-masalah ini dapat menyebabkan individu
mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada orang lain atau menunda
dan menghindari pekerjaan pengambilan keputusan, sehingga pengambilan keputusan
menjadi tidak optimal.
Individu berkembang
secara karir sebagai bagian dari perkembangan mereka secara keseluruhan pada
tingkat yang ditentukan sebagian oleh ciri-ciri psikologis dan fisiologis mereka
dan sebagian lagi oleh keadaan eksternal, termasuk individu penting lainnya (Sulistiyorini, 2021). Untuk lulus ke tingkat kematangan karir yang lebih
tinggi, kegiatan perkembangan khusus dikuasai. Kematangan individu dapat
ditunjukkan berdasarkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya dengan tepat (Kusumawati, 2015).
Pilihan karir telah
berkembang selama era transisi. Awalnya, keputusan karir dibuat sepenuhnya untuk
kesenangan, minat, atau minat, dengan sedikit memperhatikan kriteria lainnya.
Ketika seorang remaja mengamati bahwa minatnya bergeser, dia mulai
bertanya-tanya apakah dia memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mencapai
karier, dan apakah kemampuan ini sesuai dengan minatnya. Kematangan karir yang
rendah dapat mengakibatkan kesalahan besar dalam keputusan profesional, seperti
memilih sekolah di masa depan (Angelina,
Putri, 2020).
Siswa SMA dengan
kematangan karir yang rendah mungkin membuat pilihan pekerjaan yang buruk. Hal
ini dapat menyebabkan waktu dan uang terbuang sia-sia, serta ketidakmampuan
untuk belajar karena kurangnya minat untuk belajar. Individu yang melakukan
tugas-tugas perkembangan secara efektif mungkin menyenangkan, sedangkan mereka
yang melakukan tugas-tugas perkembangan dengan buruk mungkin tidak puas dan
kurang beradaptasi, menyebabkan mereka menolak diri dari lingkungannya (Nisrina
Ayuni, 2015).
Tekanan sehari-hari
remaja dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan mereka; keputusan yang mereka buat
akan mempengaruhi bagaimana mereka membuat keputusan karir di masa depan, yang
dapat memiliki konsekuensi negatif jangka panjang untuk kejuruan, kesejahteraan
psikologis, kesehatan, dan penerimaan sosial mereka di masa depan.
Peneliti ingin lebih mendalami
pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling dalam mencapai kematangan karir
siswa kelas XII SMA Kartika VIII-1 Jakarta Selatan berdasarkan uraiannya di
atas. Ini adalah bidang studi yang signifikan karena layanan bimbingan dan
konseling SMA membantu siswa merencanakan dan mengembangkan pekerjaan mereka di
masa depan. Bidang ini dipisahkan menjadi beberapa bidang seperti di bawah ini:
(1) penguatan pemahaman diri terhadap tren karir yang akan dikembangkan; (2)
penguatan orientasi dan informasi secara umum, khususnya mengenai karir yang
akan dikembangkan; (3) orientasi dan informasi tentang dunia kerja dan usaha
dalam rangka memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup; dan (4)
orientasi dan informasi tentang pendidikan tinggi, khususnya mengenai karir
yang akan dikembangkan. Atas dasar inilah yang merupakan sesuatu hal yang
menarik untuk diteliti.
Penelitian ini bertujuan
untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan karir mereka, termasuk keterampilan komunikasi, keterampilan
interpersonal, dan keterampilan problem solving. Adapun manfaat penelitian ini
adalah membantu siswa untuk mengenali minat, bakat, dan kecenderungan mereka,
sehingga dapat mengambil keputusan karir yang lebih tepat.
METODE
Teknik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian adalah suatu upaya yang bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan
suatu persitiwa yang terjadi dengan menelaah variabel-variabel yang diukur
dengan instrumen berupa angka-angka yang bermakna.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah kematangan karir.
Strategi purposive sampling digunakan dalam penlitian ini. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas XII SMA Kartika VIII-1 Jakarta Selatan, dengan
keterangan sebagai berikut: Jumlah siswa perempuan 24 orang dan siswa laki-laki
7 orang. Untuk menyusun instrumen penelitian peneliti menggunakan adaptasi dari
milik (Rahmanda,
2022) alat ukur ini terdiri dari 54 pertanyaan
pernyataan yang dinilai dengan skala Likert. Skala adalah serangkaian nilai numerik
yang diberikan pada subjek dan objek perilaku dengan tujuan untuk menilai
sikap, kepercayaan, dan persepsi seseorang atau kelompok (Sugiyono,
2013).
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil penelitian berlaku untuk tabulasi angket
kepada siswa SMA, setelah itu peneliti akan membagikan angket kepada siswa tentang
Program Bimbingan Karir dengan ketentuan angket dikembalikan dalam waktu satu
minggu. Program� bimbingan� karir�
siswa� yaitu �berupa angket. Peneliti menggunakan aplikasi
career advice untuk menghitung persentase guna menentukan tabulasi statistik dalam
penelitian ini.
Tabel
1
Profil
Pengambilan Keputusan Karir
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
RENDAH |
1 |
3.2 |
3.2 |
3.2 |
SEDANG |
18 |
58.1 |
58.1 |
61.3 |
|
TINGGI |
12 |
38.7 |
38.7 |
100.0 |
|
Total |
31 |
100.0 |
100.0 |
|
Siswa dengan pengambilan keputusan karir
rendah, siswa dengan pengambilan keputusan karir sedang, dan siswa dengan
pengambilan keputusan karir tinggi terbagi menjadi tiga kelompok. Berdasarkan
hasil skor, 12 siswa memiliki pengambilan keputusan karir yang tinggi, 18 siswa
memiliki pengambilan keputusan karir sedang, dan 1 siswa memiliki pengambilan
keputusan yang rendah.
Dengan demikian, 38,7% diperoleh pada area
pengambilan keputusan karir tinggi, 58,1% pada kategori pengambilan keputusan
karir sedang, dan sebanyak 3,2% pada kategori pengambilan keputusan rendah.
Menurut data pertama yang dicatat oleh peneliti, kematangan karir siswa SMA
Kartika VIII-1 pada program Bimbingan dan Konseling Karir berada pada kategori
sedang, banyak siswa yang menyatakan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi, khususnya ke perguruan tinggi. Namun jika dibandingkan dengan skor tertinggi
pada kelompok sedang, selisih frekuensi antara kedua kategori ini hanya 6
siswa.
Menurut data yang dikumpulkan dari 31 responden,
kematangan karir siswa pada penyelesaian program studi IPA di SMA Kartika
VIII-1 sesuai dengan yang diharapkan. Kematangan karir pada dasarnya adalah
seperangkat karakteristik fisik, psikologis, dan sosial; secara psikologis, itu
mencakup sifat-sifat kognitif dan emosional.
Kematangan jiwa seseorang selama proses
pendewasaan disebut sebagai kedewasaan. Siswa membutuhkan kematangan karir
untuk membuat keputusan pekerjaan di masa depan (Kusumawati,
2017). Hal ini terjadi karena kematangan karir
dimulai sejak dini, memungkinkan anak-anak untuk berpartisipasi dalam persiapan
kerja. Kematangan karir digambarkan sebagai kemampuan individu untuk membuat
keputusan karir yang baik (Chika Nurul Hadisti &
Dewi Sartika, 2022).
Pada peneliti ini dalam pengembangan karir
siswa SMA. Kecenderungan saat ini adalah tidak adanya tingkat kematangan karir
pada usia yang seharusnya mencerminkan tingkat kematangan karir yang dimiliki
seseorang. Temuan studi tersebut mengungkapkan bahwa tingkat kematangan karir
siswa SMA berada pada kisaran sedang. Temuan ini mendukung perlunya konseling
karir untuk mempromosikan kematangan karir (Jawarneh, 2016).
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa SMA
Kartika VIII-1 Jakarta Selatan memiliki tingkat kematangan karir yang sedang,
artinya siswa sudah dapat memutuskan pilihan karir masa depan, termasuk aspek
karir. perencanaan, eksplorasi karir, pengambilan keputusan, dan informasi
tentang dunia kerja. Program bimbingan dan konseling karir ini mampu mengembangkan
profil kematangan karir yang harus dimiliki siswa pada jenjang SMA/SMK. Pada
aspek perencanaan karier berada pada tingkat sedang. Pada aspek eksplorasi
karier berada pada tingkat sedang. Dengan begitu, siswa sudah cukup baik dalam
mencari informasi dalam bidang studi yang akan di gelutinya nanti. Namun pada
aspek, pengambilan keputusan siswa berada di tingkat yang sedang. Artinya, saat
melakukan pemilihan karir, siswa masih dipengaruhi oleh teman dan keluarga
dalam membuat penilaian tentang mata pelajaran yang akan mereka ambil di
perguruan tinggi.
Angelina,
Putri, R. (2020). Program Bimbingan dan Konseling Karir untuk Menekan Angka Pengangguran.
Jurnal IBI Darmajaya, 1, 168�174.
Chika
Nurul Hadisti, & Dewi Sartika. (2022). Studi Deskriptif Kematangan Karier
pada Siswa SMAN di Kota Bandung. Bandung Conference Series: Psychology
Science, 2(1), 77�83. https://doi.org/10.29313/bcsps.v2i1.434
Gaztambide,
D. J., Ealey, D., & Meraj, B. (2022). Diversity, Equity & Inclusion
Training in a New Key: Adapting a Race-Class Lens for the Helping Professions.
In Developing Anti-Racist Practices in the Helping Professions: Inclusive
Theory, Pedagogy, and Application (pp. 391�419). Springer.
Jawarneh,
M. (2016). Career maturity among university students in Jordan: The case for
social studies. Australian Journal of Career Development, 25(3),
110�116. https://doi.org/10.1177/1038416216676807
Kusumawati,
E. (2015). Pengembangan Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi. Konferensi
Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (KNIT), 1(1), 149�156.
Kusumawati,
E. (2017). Entrepreneurial Leadership Dan Keberlanjutan Mutu Sekolah Sebagai
Output. Konferensi Nasional Ilmu Sosial Dan Teknologi, 1(1).
Kusumawati,
E. (2022a). Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Negeri Melalui Implementasi Total
Quality Management. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(11),
16404�16414.
Kusumawati,
E. (2022b). Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia di Taman Kanak-Kanak. Edunity:
Kajian Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 1(04), 207�222.
Nisrina
Ayuni, A. (2015). Kematangan Karir Siswa Kelas Xi Ditinjau Dari Tingkat
Pendidikan Orang Tua Dan Keadaan Ekonomi Keluarga Di Sma Negeri 1 Pakem Tahun Ajaran
2014/2015. E-Journal Bimbingan Dan Konseling, 1�12.
Posselt,
J. (2018). Normalizing struggle: Dimensions of faculty support for doctoral
students and implications for persistence and well-being. The Journal of
Higher Education, 89(6), 988�1013.
Rahmanda,
Y. D. (2022). No Title. In Efektifitas Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Problem Solving Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMK NU Bululawang.
Rince,
R., & Sitorus, S. A. (2022). Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains, dan
Teknologi. Sains Dan Teknologi, 9(1), 2022�2156.
Sugiyono,
D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R&D.
Sulistiyorini,
S. (2021). Perilaku Individu dalam Lembaga Pendidikan Islam. An-Nuha: Jurnal
Kajian Islam, Pendidikan, Budaya Dan Sosial, 8(1), 131�145.
Tolstykh,
A. I. (2003). On multioperators principle for constructing arbitrary-order
difference schemes. Applied Numerical Mathematics, 46(3�4), 411�423.
https://doi.org/10.1016/S0168-9274(03)00035-7
Yunika
Khairun, D., Sulastri, M. S., & Hafina, A. (2016). Layanan Bimbingan Karir
terhadap Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa. Jurnal Penelitian
Bimbingan Konseling, 1(1), 1�23.
Sindi Nursalam, Herdi Herdi (s) (2023) |
First publication right: |
This article is licensed under: |