Jurnal Syntax Admiration

Vol. 1 No. 3 Juli 2020

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SISWA DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DI SMKN 2 SIDENRENG

 

Muhammad Yamin

Universitas Negeri Makassar

Email:� [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

08 Juli 2020

Diterima dalam bentuk revisi

Diterima dalam bentuk revisi

 

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku keselamatan dan dan kesehatan kerja siswa dalam pembelajaran praktikum di SMKN 2 Sidenreng dengan tiga indikator yakni: (1) pengetahuan siswa meliputi pengertian K3, tujuan K3 dan syarat-syarat K3; (2) aspek sikap yang meliputi penerimaan terhadap K3, respon terhadap K3 dan tanggung jawab terhadap K3; (3) aspek tindakan yang meliputi memperhatikan aspek K3, mematuhi peraturan K3 dan melaksanakan peraktikum sesuai prosedur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang  dilaksanakan di  SMKN 2 Sidenreng di Kab. Sidrap. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a) aspek pengetahuan siswa di SMKN 2 Sidenreng berada pada kualifikasi baik, (b) aspek sikap K3 siswa kualifikasi baik dan (c) aspek tindakan K3 siswa berada pada kualifikasi sangat baik.

Kata kunci:

Pengetahuan K3; sikap K3 dan tindakan K3



 

Pendahuluan

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu bersaing di era globalisasi. Salah satu indikator tingginya kualitas pembelajarandalam pendidikan adalah adanya kesempatan dan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki dan dapat memenuhi kebutuhan emosional peserta didiknya (Cholik, 2017). Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas tersebut perlu diperhatikan kesehatan dan keselamatan kerjanya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meupakan sebuah program yang dibuat pekerja ataupun pengusaha sebagai upaya mengantisipasi adanya kecelakaan akibat kerja serta penyakit akibat kerja dengan cara mengetahui hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan serta penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif jika terjadi kecelakaan serta penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit (Komarudin, Kuswana, & Noor, 2016).

K3 merupakan hal yang penting secara ekonomi, moral, dan hukum, keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi isu penting. Perusahaan sedang berusaha untuk tetap menguntungkan dalam ekonomi global yang semakin kompetitif, untuk ini perusahaan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja agar praktik bisnis tetap berjalan dengan baik. Bagi banyak perusahaan besar program keselamatan, kesehatan, dan lingkungan merupakan bentuk perlindungan kelangsungan hidup pekerjanya (Kaligis, Sompie, Tjakra, & Walangitan, 2013).

K3 menjadi suatu aspek yang sangat penting untuk dipahami, mengingat resiko bahayanya dalam penerapan teknologi tersebut. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tugas semua orang yang terlibat dalam suatu pekerjaan. Subtansi dalam berbagai wujud bisa menimbulkan pengaruh merugikan bagi K3 serta bisa memberikan efek kecelakaan kerja, seperti kebisingan yang mempunyai pengaruh utama kehilangan pendengaran akibat imbas bising (noise induced hearing loos) dan kebisingan      tersebut bisa    mengakibatkan kepengatan dan disorentasi (Permenakertrans, 2015).

Data dari International Labor Organization �(ILO), setiap� tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya merupakan kematian karena disebabkan dari� hubungan pekerjaan, sekitar 160 juta penyakit akibat dampak dari� pekerjaan baru disetiap tahunnya. Data ILO mengatakan yakni, kematian terbanyak pada pekerja diakibatkan oleh kanker akibat kerja sekitar 34 %, karena gangguan pendengaran, gangguan musculoskeletal, gangguan reproduksi serta masalah kejiwaan. Menurut World Health Organitation (WHO), hanya kisaran 5-10 % pekerja di negara berkembang dan 20-50 % pekerja yang ada di Negara industri memperoleh pelayanan kesehatan kerja yang sesuai dengan standar ((ILO), 2013).

Berdasarkan data dari PT BPJS angka kecelakaan kerja tahun 2011 mencapai, 99.491 kasus. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2007 sebanyak 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.763 kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus sehingga rata-rata setiap hari kerja terjadi lebih dari 414 kasus kecelakaan kerja di perusahaan yang tercatat sebagai anggota BPJS (Ketenagakerjaan, 2018).

Pelakasanaan program K3 di tempat kerja ternyata belum seluruhnya terealisir dengan baik. penyebab faktor manusia yang tidak mengikuti aturan keselamatan kerja serta tidak adanya prosedur kerja yang aman juga alat yang tidak memenuhi syarat sehingga menjadikan faktor terjadinya kecelakaan kerja. Faktor lingkungan dari penyakit akibat kerja adalah kebisingan, pencahayaan, getaran, kelembapan udara serta mesin alat yang tidak sesuai dengan beban kerja. Apabila faktor lingkungan tidak dicegah dengan program K3, maka akan menyebabkan kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet, kanker kulit dan kemandulan (Sunarto, 2012).

Berbagai faktor penyebab kecelakaan kerja menjadi ancaman dalam setiap aktivitias kerja, dengan itu pencegahan kecelakaan kerja harus terealisasikan dengan baik di lingkungan industri kerja ataupun di dunia pendidikan seperti SMK yang menjadi dasar tenaga kerja profesional. Pengetahun tentang K3 sangat penting SMK sebagai kelompok teknologi serta industri yang merupakan lokasi guna menciptakan tenaga kerja yang profesional� yang siap bekerja, guna menumbuhkan kebiasaan yang disiplin didalam melaksanakan prosedur K3 dalam bekerja (Christina, Ludfi, & Thoyib, 2012).

Minimnya pengetahuan dan kesadaran siswa tentang K3 merupakan dampak terbesar akan terjadinya kecelakaan kerja, disamping itu juga kurangnnya pemahaman siswa tentang K3 dapat mempengaruhi prilaku siswa saat praktikum di bengkel maupun di dunia industri nantinya. Siswa SMK disarankan agar memenuhi peraturan ataupun pedoman terkhusus berkenaan dengan K3 di dalam pelaksanaan praktikum dalam laboratorium supaya dalam pelaksanaannya tidak terjadi kecelakaan kerja serta bisa melaksanakan praktikum dengan baik, untuk guru praktikum disarankan guna memenuhi peraturan maupun pedoman terkhusus perihal keselamatan kerja di dalam pelaksanaan� praktikum� agar dalam pelaksanaanya guru dapat membantu siswa dama mencegah kecelakaan kerja (Ramadan & Ismara, 2014).

Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMKN 2 Sidenreng diperoleh informasi bahwa telah ada prosedur tata tertib keselamatan dan kesehatan kerja� untuk siswa yang melaksanakan praktikum namun belum ada pengawasan secara khusus� tentang penerapan K3. Belum lengkapnya perlengkapan safety, ruangan praktikum yang tidak sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja, serta belum adanya sanksi yang ketat bagi siswa yang melanggar melakukan pelanggaran tata tertib keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan siswa tentang K3 masih dalam kategori rendah.

Permasalahan perilaku K3 siswa SMK tidak terlepas dari keberadaan siswa itu sendiri yang merupakan lulusan yang nantinya� menjadi tenaga kerja tingkat SMK. Jika faktor K3 telah terpenuhi pada laboratorium maka faktor pemahaman, sikap dan perilaku para tenaga kerja dalam melaksanakan K3 yang harus menjadi perhatian, karena bagaimanapun mutakhir dan lengkapnya alat pelindung diri yang disediakan pihak sekolah, jika kesadaran dan perilaku dalam melaksanakan K3 dari para siswa kurang, maka masalah K3 akan tetap menjadi permasalahan dalam dunia ketenagakerjaan.�

Perilaku manusia meupakan beberapa perilaku manusia yang dimiliki manusia� dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi dan genetika (Azwar, 2013).�

�� (Priyoto, 2014) berpendapat yakni sikap yang terdapat pada seseorang akan memberikan warna atau corak terhadap perilaku ataupun perbuatan orang yang bersangkutan. Sedangkan sikap pada umumnya terdapat tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu: komponen kognitif, konponen afektif dan komponen konatif (Priyoto, 2014). Selanjutnya menurut (Notoatmodjo, 2012), perilaku merupakan sikap yang diekspresikan (expressed attitudes) (Notoatmodjo, 2012). Perilaku sikap saling berintreraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Perilaku manusia sangat kompleks serta memiliki ruang lingkup yang sangat luas. membagi perilaku manusia dalam 3 domain (Priyoto, 2014).

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan kerja menurut (Fridayanti & Kusumasmoro, 2016) adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan (Fridayanti & Kusumasmoro, 2016). Resiko keselamatan adalah aspek-aspek dari lingkungan kerja yang bia mengakibatkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik (Soputan, Sompie, & Mandagi, 2014).

(Drs. Irzal, 2016) berpendapat bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur  (Drs. Irzal, 2016). Sedangkan (Adzim, 2013) menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan (Adzim, 2013). Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku keselamatan dan kesehatan kerja siswa di SMKN 2 Sidenreng. Populasi penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan� Negeri� 2 sidenreng dengan jumlah 480 siswa.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif� yang dilaksanakan pada 3 jurusan yang ada di SMKN 2 Sidenreng. Adapun jurusan tersebut yakni Jurusan Teknik Audio Vidio, Jurusan Teknik Kendaraan Ringan dan Jurusan Teknik Sepeda Motor. Dengan mendeskiripsikan skor masing-masing variabel, maka akan diperoleh jawaban terhadap permasalahan yang diajukan yaitu tentang prilaku keselamatan dan kesehatan kerja siswa SMKN 2 Sidenreng. Berikut ini diuraikan hasil penelitian dari tiap jurusan tersebut.

A.  Pengetahuan

Data dari indikator pengetahuan K3 siswa SMK 2 Sidenreng� diperoleh dari hasil angket yang telah dibagikan kepada siswa di 3 jurusan yakni jurusan TAV, TKR dan TSM dimana angket yang telah di isi dijumlahkan dan ditarik rata-ratanya menunjukkan menggambarkan pengetahuan siswa SMKN 2 sidenrang ada pada kategori �Baik� dengan� persentase skor 71.4 %.� Jurusan Teknik Audio Vidio memperoleh rata-rata 55.9, Jurusan Teknik Kendaraan Ringan memperoleh rata- rata 58 dan Jurusan Teknik Sepeda Motor dengan rata- rata 57.4 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Persentase Pengetahuan K3 Siswa SMKN 2 Sidenreng

No

Jurusan

Rata-rata

Persentase

1.

Teknik Audio Vidio

55.9

69.8 %

2.

Teknik Kendaraan Ringan

58

72.5 %

3.

Teknik Sepeda Motor

57.4

71.7 %

 

 

57

71.4 %

Sumber : Hasil Pengolahan Data

B.  Sikap

Hasil pengolahan data dari indikator sikap K3 siswa SMK 2 Sidenreng� diperoleh dari hasil angket yang telah dibagikan kepada siswa di 3 jurusan yakni jurusan TAV, TKR dan TSM dimana angket yang telah di isi dijumlahkan dan ditarik rata-ratanya menunjukkan menggambarkan sikap siswa SMKN 2 sidenrang ada pada kategori �Baik� dengan persentase skor 75.3 % . Jurusan Teknik Audio Vidio memperoleh rata-rata 53.9, Jurusan Teknik Kendaraan Ringan memperoleh rata- rata 53.7 dan Jurusan Teknik Sepeda Motor dengan rata- rata 55. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Persentase Sikap K3 Siswa SMKN 2 Sidenreng

No

Jurusan

Rata-rata

Persentase

1.

Teknik Audio Vidio

53.9

74.8 %

2.

Teknik Kendaraan Ringan

53.7

74.6 %

3.

Teknik Sepeda Motor

55

76 %

 

 

54.2

75.3 %

�Sumber : Hasil Pengolahan Data

C.  Tindakan

Data dari indikator tindakan K3 siswa SMK 2 Sidenreng� diperoleh dari hasil pengamatan� kepada siswa di 3 jurusan yakni jurusan TAV, TKR dan TSM dimana angket yang telah di isi dijumlahkan dan ditarik rata-ratanya menunjukkan menggambarkan pengetahuan siswa SMKN 2 sidenrang ada pada kategori �Sangat Baik� dengan persentase skor 87.8 %. Jurusan Teknik Audio Vidio memperoleh rata-rata 14.5, Jurusan Teknik Kendaraan Ringan memperoleh rata- rata 15.2 dan Jurusan Teknik Sepeda Motor dengan rata- rata 15.1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Persentase Tindakan K3 Siswa SMKN 2 Sidenreng

No

Jurusan

Rata-rata

Persentase

1.

Teknik Audio Vidio

13.6

85 %

2.

Teknik Kendaraan Ringan

13.8

86.2 %

3.

Teknik Sepeda Motor

14

87.5 %

 

 

13.8

86.2 %

�Sumber : Hasil Pengolahan Data

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan K3 siswa SMK 2 Sidenreng yang meliputi pengertian K3, tujuan K3 dan syarat-syarat K3 berada pada kategori baik dengan perolehan nilai rata-rata 23 atau sebesar 71.4 persen. Sikap K3 siswa SMKN 2 Sidenreng yang meliputi penerimaan terhadap K3, respon terhadap K3 dan tanggung jawab terhadap K3 berada pada kategori baik dengan perolehan skor rata-rata atau sebesar 75.3 persen dan pelaksanaan K3 siswa SMK 2 sidenreng yang meliputi menaati peraturan K3, memperhatikan aspek K3 dan melaksanakan praktikum sesuai prosedur berada pada kategori sangat baik� dengan perolehan skor rata-rata 13.8 atau sebesar 86.2 persen.

 


Bibliografi

 

(ILO), I. L. O. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja sarana untuk Produktivitas. In Clinics in Laboratory Medicine. https://doi.org/10.1016/j.cll.2012.10.002

 

Adzim, H. I. (2013). Pengertian (Definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Sistemmanajemenkeselamatankerja.Blogspot.Co.Id.

 

Azwar, S. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya. https://doi.org/10.1038/cddis.2011.1

 

Cholik, C. A. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(6), 30.

 

Christina, W. Y., Ludfi, D., & Thoyib, A. (2012). Pengaruh Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal Rekayasa Sipil.

 

Drs. Irzal, M. K. (2016). Buku Dasar � Dasar Kesehatan & Keselamatan Kerja. In Kesehatan Masyarakat.

 

Fridayanti, N., & Kusumasmoro, R. (2016). Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di PT Ferron Par Pharmaceuticals Bekasi. Jurnal Administrasi Kantor.

 

Kaligis, R. S. V., Sompie, B. F., Tjakra, J., & Walangitan, D. R. O. (2013). Pengaruh Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Terhadap Produktivitas Kerja. Sipil Statik.

 

Ketenagakerjaan, B. (2018). Angka kecelakaan kerja di Indonesia. BPJSKetenagakerjaan.

 

Komarudin, D., Kuswana, W. S., & Noor, R. A. (2016). Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di SMK. Journal of Mechanical Engineering Education. https://doi.org/10.17509/jmee.v3i1.3192

 

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta.

 

Permenakertrans. (2015). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja Tahun 2011. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi.

 

Priyoto. (2014). Teori sikap dan perilaku dalam kesehatan : dilengkapi contoh kuesioner / Priyoto. In ISBN: 978-602-1547-53-3.

 

Ramadan, P. R., & Ismara, K. I. (2014). Pengaruh Pengetahuan K3 Dan Sikap Terhadap Kesadaran Berperilaku K3 Di Lab. Cnc Dan Plc Smk Negeri 3 Yogyakarta. E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta.

 

Soputan, G., Sompie, B., & Mandagi, R. (2014). Manajemen Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan Gedung Sma Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering.

 

Sunarto. (2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia. Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk Guru Guru Kimia Kabupaten Sleman. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004