Volume 4, No. 5
Mei 2023
p-ISSN 2722-7782 | e-ISSN 2722-5356
DOI: �https://doi.org/
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMODA TRANSPORTASI
PRODI DIPLOMA IV TRANSPORTASI LAUT
Bugi Nugraha
Politeknik
Pelayaran Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak: ��������
Pengembangan Bahan Ajar dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan
ADDIE. menjelaskan pengembangan
model ADDIE meliputi lima langkah,
yaitu: Analysis (Analisis),
Design (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi),
dan Evaluation (Evaluasi). Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif Pengumpulan data dilakukan dengan angket untuk
menentukan tingkat kelayakan bahan ajar. Hasil penelitian didapatkan kelayakan produk Bahan Ajar Multimoda Transportasi yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan menurut ahli media dan materi dengan persentase 86,59% dan
74,39%. Menurut tanggapan taruna sebagai respon pengguna dinyatakan layak dengan persentase 76,12% sehingga produk yang telah dikembangkan layak digunakan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran mata kuliah Multimoda Transportasi.
�����������������������������������������������������������������������
Kata Kunci: Bahan; Transportasi; Laut.
Abstract:
The development of teaching
materials in this study refers to the ADDIE development model. Explaining the
development of the ADDIE model includes five steps, namely: Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation. The type of data used is
quantitative Data collection is carried out with questionnaires to determine
the level of feasibility of teaching materials. The results of the study found
the feasibility of the Multimodal Transportation Teaching Material product
developed was declared suitable for use according to media and material experts
with a percentage of 86.59% and 74.39%. According to cadet responses, the
user's response was declared feasible with a percentage of 76.12% so that the
products that have been developed are suitable for use as learning resources in
the learning process of the Multimodal Transportation course.
Keywords: Material; Transportation;
Sea�����
Article History�����������
Diterima��������� :
Direvisi����������� :
Publish������������ : ���������
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara maritim
yang sangat luas, sehingga sektor transportasi laut memegang peranan
yang sangat penting (Kadarisman et al., 2016). Tidak terkecuali dengan bangsa Indonesia, sebagai sebuah identitas nasional yang tinggal di sebuah negara kepulauan yang mayoritasnya adalah wilayah kepulauan yang dipisahkan oleh lautan yang luas membentang. Sektor transportasi laut menjadi faktor pendukung utama dalam perekonomian Nasional
Indonesia dalam kaitannya dengan aktifitas ekonomi Nasional dan Internasional
(Lasse, 2014).
Dalam perdagangan ekonomi dunia, sektor transportasi laut memegang porsi
yang sangat dominan dalam pengangkutan komoditas perdagangan dunia. Aktifitas transportasi laut adalah bagian utama
suplai logistic dunia dalam
memperlancar arus aktifitas perdagangan nasional, regional dan dunia (Rushton et al., 2022). Sektor transportasi laut yang terdiri atas aktifitas
pengoperasian kapal, pelabuhan, serta berbagai aktifitas yang terkait, menjadikan sektor transportasi laut adalah identitas
bisnis yang melibatkan padat modal dan padat teknologi (Nasution, 2015).
Mengingat sangat pentingnya peran transportasi laut, mendorong Politeknik Pelayaran Surabaya untu membuka prodi DIV Transportasi laut pada tahun 2019. Pembuatan prodi ini bertujan
untuk menghasilkan tenaga profesioal yang handal dan terampil dalam bidang transportasi
laut yang mampu memenuhi kebutuhan dari dunia industri dan kerja (IDUKA).
Agar menghasilkan lulusan yang sesuai kebutuhan IDUKA perlu pendekatan efektivitas metode pembelajaran dapat dilakukan dengan mengembangkan kualitas sumber belajar. Salah satu bagian dari
sumber belajar yang dapat dikembangkan adalah bahan ajar. Perlu disusun suatu
bahan ajar yang dapat membantu taruna untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu dosen dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. Bahan ajar tertulis diantaranya buku teks pembelajaran,
modul, LKS, handout, dan slide.
Penggunaan bahan ajar dalam pelaksanaan pembelajaran memungkinkan taruna dapat mempelajari
materi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Modul merupakan bentuk bahan ajar yang dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut (Deviana &
Sulistyani, 2021).
Bahan ajar modul lebih banyak melibatkan
peran peserta didik secara individual dibandingkan dengan dosen. Dosen ditempatkan
sebagai fasilitator kegiatan belajar, membantu peserta didik memahami tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi pelajaran, melakukan evaluasi, serta menyiapkan dokumen (Sutanto et al.,
2021).
Hasil observasi yang dilakukan pada prodi DIV Transportasi laut di Politeknik Pelayaran Surabaya mendapati bahwa di Politeknik Pelayaran Surabaya masih sedikit dosen yang mengembangkan bahan ajar khususnya modul untuk menunjang pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua dosen
memiliki kreatifitas, kemauan dan waktu yang cukup untuk mengembangkan.
Sehingga masih sedikit dosen di Politeknik Pelayaran Surabaya
yang mengembangkan bahan
ajar modul. Materi pembelajaran yang dapat diajarkan dengan modul salah satunya adalah materi Multimoda
Transportasi. Namun terkait modul untuk
materi ini belum sempat dikembangkan.
Dosen Politeknik Pelayaran Surabaya menuturkan beberapa peserta didik atau taruna
masih mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi pada materi ini. Dengan
adanya Bahan Ajar, diharapkan taruna dapat belajar dan menambah pengetahuannya tanpa perlu harus
melalui dosen, karena taruna dapat
langsung membaca Bahan Ajar dan dapat ditanyakan bila belum� faham pada saat
perkuliahan tatap muka.
Kondisi yang terjadi pada taruna ini merupakan
tantangan tersendiri bagi dosen agar lebih mampu menyesuaikan
diri dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya sebagai tenaga pendidik. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesional seorang dosen/tenaga
pendidik, banyak cara yang dapat ditempuh. Salah satunya adalah mengembangan bahan ajar yang dapat memotivasi taruna agar lebih aktif dan kreatif dengan menggunakan software tertentu
yang dapat menghasilkan suatu bahan ajar yang dapat dipelajari secara mandiri dan lebih menarik (Asrizal &
Yurnetti, 2012).
Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi
tersebut adalah Bahan Ajar praktikum berbasi sistem� komputer.
Berdasarkan uraian diatas, maka sangat penting untuk dilakukan
penelitian yang berjudul �Pengembangan Bahan Ajar Multimoda Transportasi Prodi DIV Transportasi Laut Politeknik Pelayaran Surabaya�. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengembangkan suatu Bahan Ajar pembelajaran dan diuji tingkat kelayakannya.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan merupakan sebuah metode penelitian untuk mengembangkan suatu produk baru
atau menyempurnakan produk yang telah ada dan bisa dipertanggungjawabkan
(Mahfud &
Yuliandra, 2020). Penelitian ini difokuskan pada pengembangan modul pembelajaran yang dikemas dalam bentuk buku
cetak dalam format ms word.
Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti adalah
modul pembelajaran mata kuliah Multimoda
Transportasi di Politeknik Pelayaran Surabaya. Penelitian dilakukan di Politeknik Pelayaran Surabaya. Penelitian ini untuk mengembangkan
dan menyusun Bahan Ajar untuk mata multimoda
transportasi; Penelitian ini untuk mengambil
data responden taruna
program diploma IV Transportasi Laut
Kelas A dan kelas B
semester II. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei
� Juli 2022. Waktu pengambilan
data responden taruna dilakukan pada bulan Juni 2022.
Pengembangan Bahan Ajar dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE. Pengembangan
model ADDIE meliputi lima langkah,
yaitu: Analysis, Design, Development, Implementation,
dan Evaluation. Langkah-langkah penelitian
dan pengembangan ADDIE ditunjukkan
pada gambar 1 (Branch, 2009).
�����������������������������������������������
Gambar 1 model ADDIE
Berdasarkan urutan langkah dan skema pengembangan model ADDIE dapat disusun sebuah
rancangan pengembangan dalam penelitian ini. Penjelasan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dapat adalah:
a.
Analysis (Analisis)
Tahap ini dilakukan analisis
kebutuhan pada mata kuliah jaringan komputer di Politeknik Pelayaran Surabaya. Analisis kebutuhan tersebut meliputi kegiatan pembelajaran, penggunaan bahan ajar, dan kompetensi yang harus dicapai (Kristiyono, 2019). Dari hasil analisis ini dapat
diketahui beberapa banyak bahan ajar yang harus yang harus disiapkan dalam mata kuliah. Analisis
ini merupakan dasar dalam pengembangan
modul yang akan disusun.
b.
Design (Perencanaan)
Tahap perencanaan Haryanto (2008) dilakukan berdasarkan
hal-hal yang diperoleh dari tahap analisis.
Kegiatan yang dilakukan
pada tahap perencanaan meliputi: (1) Menyusun garis besar
isi modul, garis besar isi modul
berisikan rencana awal tentang apa
yang akan ditulis dalam. Ditambah dengan konsep penyajian
materi yang terdapat dalam modul. (2) Mendesain isi pembelajaran
modul; (3) Membuat instrumen penelitian/penilaian modul Instrumen yang disusun meliputi instrumen penilaian modul dari segi materi
dan media. Instrumen mengukur
tingkat keefektifan modul dengan mengkunakan
instrumen respon dari pengguna. (4) Penyusunan RPP, penyusunan RPP menggunakan format penulisan di Politeknik Pelayaran Surabaya.
c.
Development
(Pengembangan)
Tahap pengembangan meliputi kegiatan pembuatan modul. Terdiri dari tiga langkah
pengembangan:
1.
Penulisan
Draft Modul
Draft
modul yang akan disusun terdiri dari: (a) Sampul. (b) Bagian pendahuluan. (c) Kegiatan belajar. (d) Soal Latihan. (e) Umpan balik. (f) Program Bahan Ajar.
2.
Penyuntingan
Pengembangan produk Bahan Ajar memperhatikan spesifikasi program
Bahan Ajar sebagai berikut: (a) Modul berbentuk
media pembelajaran, dapat berupa file word dan versi cetak. (b) Disusun dengan menggunakan Bahasa
Indonesia (Mahfud & Yuliandra,
2020). (c) Disusun dengan menggunakan bantuan program Microsoft Word 2010. (d) Validasi dan penilaian.
Modul
yang telah dikembangkan kemudian dikonsultasikan kepada dosen ahli
media dan dosen bidang studi kompetensi keahlian jaringan komputer di Politeknik Pelayaran Surabaya, supaya mendapat masukkan untuk pengembangan dan perbaikan modul sebelum diujicobakan. Setelah modul diperbaiki
sesuai saran ahli, kemudian peneliti meminta agar ahli memberikan nilai (evaluasi) modul, yaitu dengan cara
mengisi instrumen penilaian yang telah dibuat sebelumnya.
d.
Implementation
(Implementasi)
Setelah produk modul selesai
dibuat dan dinyatakan layak maka dilakukan
tahap penerapan modul atau ujicoba
dalam proses belajar. Uji coba ini dilakukan
pada taruna Politeknik Pelayaran Surabaya program diploma IV Transportasi
Laut. Implementasi dilakukan untuk mengetahui pemahaman taruna dalam proses belajar dengan menggunakan modul serta untuk mengetahui
respon dari taruna setelah menggunakan modul tersebut.
e.
Evaluation
(Evaluasi)
Evaluasi dilakukan terhadap modul yang dikembangkan dengan pendekatan belajar mandiri meliputi evaluasi modul berdasarkan lembar penilaian dari dosen ahli,
dosen bidang studi jaringan komputer di Politeknik Pelayaran Surabaya, angket taruna dan hasil wawancara dengan dosen multimoda transportasi. Setelah melakukan revisi pada tahap evaluasi ini, maka produk
akhir yang dihasilkan berupa Bahan Ajar multimoda transportasi, telah teruji validasinya
dan dapat dikatakan layak sebagai sumber
belajar dalam pembelajaran.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pengembangan Bahan Ajar pembelajaran ini dibuat dengan menggunakan
model ADDIE, dengan model tersebut
dapat dihasilkan suatu modul yang baik apabila dalam
proses pembuatan modul pembelajaran terkandung karakteristik-karakteristik seperti
self instructional, self contained,
stand alone, adaptive (Nugraha,
2022). Sehingga nantinya
Bahan Ajar yang dihasilkan bisa digunakan oleh taruna secara mandiri
tanpa banyak memerlukan bantuan dari dosen untuk
menggunakannya. Kemudian Bahan Ajar juga harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman, contohnya dengan memberikan materi berkala direvisi. Bahan Ajar juga mudah dipahami oleh taruna dalam proses pembelajaran, sehingga taruna tidak merasa kesulitan
dalam penggunaan modul pembelajaran tersebut (Widodo
& Jasmadi, 2008).
Menurut hasil penelitian, dalam tahap validasi Bahan Ajar agar dapat memperoleh penilaian yang bagus maka Bahan
Ajar harus dapat memenuhi aspek-aspek seperti kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Sehingga perlu diperhatikan antara materi yang akan ditulis dengan silabus yang digunakan di sekolah apakah sudah tepat Kemudian
penempatan porsi antara gambar dan tulisan yang seimbang agar taruna paham saat belajar
mandiri dengan menggunakan Bahan Ajar. Lalu bahasa yang digunakan lebih sederhana sehingga dapat dengan mudah dipahami
oleh taruna. Selain itu, terdapat aspek
terkait kemudahan penggunaan karena Bahan Ajar ini berupa soft copy bisa yang digunakan setiap saat sebagai bahan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil ujicoba yang dilakukan saat pembelajaran, secara umum tampak bahwa
kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan
tahap penggunaan Bahan Ajar. Taruna dapat lebih aktif dapat
proses pembelajaran dan dapat
lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas ataupun permasalahan yang ada di dalam Bahan Ajar (Astriawati & Pratama, 2017). Begitu
juga dengan dosen juga dapat lebih mudah
dalam mengajar taruna karena taruna
sudah dapat belajar sendiri dengan mengikuti alur pembelajaran yang tersedia di dalam Bahan Ajar tersebut. Berdasarkan analisis data hasil penelitian penilaian diperoleh hasil-hasil penilaian yang dapat dijabarkan dalam pembahasan sebagai berikut.
A.
Ahli Media
Berdasarkan penilaian ahli media, kelayakan Bahan Ajar mencapai nilai rata-rata 92,5 dengan presentase 86,59% (Batubara, 2018). Hal ini dapat diartikan
bahwa ahli media menyatakan bahwa modul multimoda transportasi dalam kategori sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran. Namun walaupun begitu tidak menutup kemungkinan
nantinya perlu dilakukan revisi sesuai dengan saran dari para ahli media.
B.
Ahli Materi
Berdasarkan penilaian ahli materi, kelayakan Bahan Ajar mencapai nilai rata-rata 104 dengan presentase 74,39%. Hal ini dapat diartikan bahwa ahli materi
menyatakan bahwa Bahan Ajar Multimoda Transportasi dalam kategori layak digunakan sebagai media pembelajaran. Namun walaupun begitu tidak menutup kemungkinan
nantinya perlu dilakukan revisi sesuai dengan saran dari para ahli materi.
C.
Uji Coba Lapangan terhadap Taruna
Berdasarkan uji
coba Bahan Ajar yang dilakukan terhadap taruna yang melibatkan 39 taruna, diperoleh nilai rata-rata 95,4 dengan presentase 76, 12%. Hal ini dapat diartikan bahwa Bahan Ajar Multimoda Transportasi dalam kategori baik. Taruna dapat memahami materi dan sangat tertarik belajar dengan menggunakan Bahan Ajar ini.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
menunjukkan penilaian kelayakan Bahan Ajar berdasarkan ahli media termasuk dalam kategori sangat layak, berdasarkan ahli materi termasuk dalam kategori layak, dan uji coba lapangan terhadap taruna termasuk dalam kategori baik. Maka dari
ketiga penilaian tersebut dapat diartikan bahwa Bahan Ajar Multimoda Transportasi layak digunakan sebagai sumber belajar untuk Politeknik Pelayaran Surabaya pada program diploma IV Transportasi laut, dan diharapkan mampu membantu kinerja dosen dalam penyampaian
materi dan juga diharapkan peserta didik dapat
belajar secara mandiri.
Asrizal,
A., & Yurnetti, Y. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis ICT
Dengan Mengintegrasikan Nilai Pendidikan Karakteristik Untuk Pembelajaran Siswa
R-SMA-BI Kelas X Semester I.
Astriawati,
N., & Pratama, W. (2017). Diagnosis Model Pembelajaran Blended Learning
Dengan Teknik Scaffolding Pada Mata Kuliah Mekanika Terapan Di Prodi Teknika
Akademi Maritim Yogyakarta. Majalah Ilmiah Bahari Jogja, 15(24),
1�22.
Batubara,
H. H. (2018). Pengembangan media pembelajaran matematika berbasis android untuk
siswa SD/MI. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 3(1), 12�27.
Branch,
R. M. (2009). Approach, Instructional Design: The ADDIE. Department of
Educational Psychology and Instructional Technology University of Georgia, 53(9),
234�239.
Deviana,
T., & Sulistyani, N. (2021). Analisis Kebutuhan Pengembangan E-Modul
Matematika HOTS Beroerintasi Kearifan Lokal Daerah di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 9(2), 158�172.
Haryanto,
H. (2008). Perencanaan Dan Penganggaran Daerah Pendekatan Kinerja. Perencanaan
Dan Penganggaran Daerah Pendekatan Kinerja.
Kadarisman,
M., Yuliantini, Y., & Majid, S. A. (2016). Formulasi kebijakan sistem
transportasi laut. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTRANSLOG),
3(2), 161�183.
Kristiyono,
A. E. (2019). Analisis Pelaksanaan Kurikulum Diploma Iii Teknika Di Politeknik
Pelayaran Surabaya. Jurnal 7 Samudra, 4(2).
Lasse,
D. A. (2014). Management Muatan, Aktivitas Rantai Pasok Di Area Pelabuhan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Mahfud,
I., & Yuliandra, R. (2020). Pengembangan Model Gerak Dasar Keterampilan
Motorik Untuk Kelompok Usia 6-8 Tahun. SPORT-Mu: Jurnal Pendidikan Olahraga,
1(01), 54�66.
Nasution,
M. N. (2015). Manajemen Transportasi, edisi ke empat, Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Nugraha,
D. M. D. P. (2022). E-Modul IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi
Cahaya & Alat Optik Kelas IV SD. Widya Accarya, 13(1), 62�73.
Rushton,
A., Croucher, P., & Baker, P. (2022). The handbook of logistics and
distribution management: Understanding the supply chain. Kogan Page Publishers.
Sutanto,
H., ENDASAH, N. T., & SUNUSI, M. U. H. S. (2021). Pengembangan Modul Ajar
Permesinan Bantu Program Diploma Iii Teknika Politeknik Pelayaran Sorong. JPB:
Jurnal Patria Bahari, 1(1), 24�41.
Widodo,
C. S., & Jasmadi, S. T. P. (2008). Panduan menyusun bahan ajar berbasis
kompetensi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Bugi Nugraha (s) (2023) |
First publication right: |
This article is licensed under: |