Volume 4, No. 5
Mei 2023
p-ISSN 2722-7782 | e-ISSN 2722-5356
DOI: �https://doi.org/
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
Suhaemi
Sdn
Sirbagalih 03
Email: �[email protected]
Abstrak: ��������
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan Hasil Belajar melalui� Model Pembelajaran
Jigsaw. Manfaat penelitian
yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah siswa
mampu memahami materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui Model Pembelajaran Jigsaw.Berdasarkan model Pembelajaran
yang digunakan diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi belajar mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari
perbandingan hasil evaluasi belajar antara prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada prasiklus hanya 6 orang (20%) dari 30 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (65), pada siklus I terdapat 17 orang (56,7%) dari
30� siswa yang memperoleh nilai diatas KKM, dan pada siklus II terdapat 29 orang (96,66%) dari
30 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dengan nilai rata-rata kelas 83,66. Maka dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan Hasil Belajar� siswa pada pelajaran Matematika tentang materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat di kelas V SDN Sirnagalih 03 KecamatanTamansari Kabupaten
Bogor.
�����������������������������������������������������������������������
Kata Kunci: Hasil
Belajar; Model Pembelajaran
Jigsaw; Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat.
Abstract:
This research aims to
improve Learning Outcomes through the Jigsaw Learning Model. The benefit of the
research that the author formulated in this study is that students are able to
understand the material of Integer Mixed Calculation Operations through the
Jigsaw Learning Model.Based on the Learning model used,
it was concluded that the results of learning evaluation have increased. This
can be seen from the comparison of learning evaluation results between
precycle, cycle I, and cycle II. In the precycle there were only 6 people (20%)
out of 30 students who obtained scores above KKM (65), in the first cycle there
were 17 people (56.7%) out of 30 students who obtained scores above KKM, and in
the second cycle there were 29 people (96.66%) from 30 students who obtained
scores above KKM with a grade point average of 83.66. Therefore, from these
results, it can be concluded that the Jigsaw Learning Model can improve student
learning outcomes in Mathematics lessons on Integer Mixed Calculation
Operations material in grade V SDN Sirnagalih 03, Tamansari District, Bogor Regency.
Keywords: Learning
Outcomes; Jigsaw Learning Model; Integer Mixed Count Operations
Article History�����������
Diterima��������� :
Direvisi����������� :
Publish������������ :
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan variabel
yang tidak dapat diabaikan dalam mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan (Kusumawati, 2015). Pendidikan memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi
konservatif dan fungsi progresif. Fungsi konservatif pendidikan adalah bagaimana untuk mempertahankan dan mewariskan identitas dan cita-cita suatu masyarakat (Khoiruddin, 2016). Sedangkan fungsi progresif pendidikan adalah sebagaimana aktifitas pendidikan adalah yang dapat memberikan pembekalan dan pengembangan pengetahuan serta nilai-nilai keterampilan kepada generasi penerus sehingga memiliki kemampuan dan kesanggupan dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa depan yang semakin kompleks (Kusumawati, 2023).
Dengan popularitasnya Matematika sebagai mata pelajaran
andalan di semua jenjang, sudah selayaknya semua komponen pendidikan mengapresiasi dan meresponnya secara positif (Hadiwinata, 2017). Dengan respon positif
ini paling tidak akan menjadikan tambahan spirit bagi pengelola pendidikan termasuk guru Matematika untuk benar-benar membelajarkan para Siswanya secara optimal. Namun keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan
oleh pihak guru saja, tapi harus ada
kesepahaman antara semua komponen pendidikan, baik orang tua, Siswa maupun
lingkungan (Jamilah, 2020).�
Untuk menghasilkan keberhasilan dalam pembelajaran, peranan Model Pembelajaran Jigsaw
yang digunakan dalam proses
belajar mengajar sangat penting, agar proses belajar mengajar berlangsung secara epektif dan efesien (Suarjana & Fathimah, 2021). Sebelum pembelajaran dilaksanakan dikelas, tugas guru adalah membuat rencana program pembelajaran yang didalamnya memuat langkah�langkah kegiatan yang dilakukan guru dan siswa, juga menentukan metode yang tepat yang akan digunakan guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan (Vidiarti et al., 2019).
Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw diharapkan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran Matematika lebih meningkat. Karena pendekatan ini merupakan pendekatan
yang memfasilitasi para siswa
melakukan interaksi dan kerjasama secara kondusif. Dengan demikian diharapkan adanya hasil dari
siswa melalui kelompoknya yang dapat meningkatkan kegiatan proses pembelajaran yang ideal. Hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh Siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan oleh guru setiap
selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan
(Longa, 2021).
Pembelajaran Matematika adalah proses interaksi antara guru dan peserta yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar Matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan Siswa dapat melakukan
kegiatan belajar secara efektif dan efisien (Harahap & Fauzi, 2017).
Model pembelajaran jigsaw merupakan
strategi yang menarik untuk
digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan
seluruh Siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Berdasarkan
Identifikasi dan analisis masalah diatas peneliti mencoba membatasi masalah dengan rumusan masalah sebagai birikut:� Apakah Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
tentang operasi hitung campuran bilangan bulat di kelas V SDN Sirnagalih 03 Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor?
METODE
Kegiatan penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sirnagalih
03. Sekolah yang beralamat Dijalan Raya Ciapus Km.7 Desa Sirnagalih� Kec.Tamansari
Kabupaten Bogor ini memiliki 6 kelas dengan masing-masing kelas memiliki 2 rombel dengan jumlah rombel
seluruhnya adalah 12 , yakni kelas 1 sampai
dengan kelas V, penelitian ini dilakukan di kelas VA semester I tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah Siswa
30 orang. Siswa laki-laki berjumlah 16 orang, dan Siswa perempuan berjumlah 14 orang.
Minat Siswa dalam belajar Matematika
berdasarkan hasil pengamatan kurang. Siswa menganggap bahwa pelajaran Matematika susah dan tidak menyenangkan sehingga Siswa kurang� termotivasi untuk belajar.
Latar belakang pendidikan orangtua Siswa sebagian besar tamatan SD, pekerjaan utamanya sebagian besar buruh dan pedagang. Bahasa yang digunakan Siswa di rumah dan dalam pergaulan di sekolah adalah bahasa Sunda.
Dari latar belakang tersebut dapat dilihat bahwa kehidupan
sosial orang tua siswa kelas VA masih dalam taraf
pra sejahtera, sehingga dapat tergolong ekonomi lemah. Dengan demikian
perhatian orangtua terhadap pendidikan kurang maksimal, mereka sibuk mencari
nafkah sehingga Siswa sering kali di tinggal sendirian di rumah tanpa pengawasan
orang tua.
Data dianalisis berdasarkan
perubahan yang terjadi pada
setiap siklus tentang kemampuan siswa Akan Pemahaman Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. Hasil analisis refleksi pertama, yang berasal dari jurnal
dan observasi kelas digunakan sebagai acuan untuk menentukan
tahapan siklus berikutnya (Surya, 2017). Siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan dalam hasil belajar
dan motivasi belajar siswa dalam mempelajari
Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. Penelitian dilaksanakan tiga siklus yang melalui empat tahap, yaitu:
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang dikumpulkan
dari kedua siklus perbaikan pembelajaran serta hasil diskusi dengan
suvervisor 2 diperoleh gambaran hasil belajar yang menunjukkan grafik meningkat. Data-data berikut merupakan informasi yang menunjukkan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaranMatematika. Hasil ulangan mata pelajaran Matematika. (a) Kompetensi Dasar, Melakukan Operasi Hitung Campuran bilangan bulat. (b) Indikator; (1) Memahami Operasi Penjumlahan,Pengurangan,perkalian,
dan pembagian bilangan bulat. (2) Memahami Operasi hitung campuran bilangan bulat.
A. Prasiklus
Berawal dari hasil evaluasi
Matematika Melakukan Operasi Hitung Campuran bilangan bulat di kelas V SDN Sirnagalih 03� yang mendapat
nilai dibawah KKM ada 6 atau 20 % orang dari 30 orang Siswa. Dari hasil belajar Siswa
pada tahap Pra Siklus, maka diperoleh
data sebagai berikut: Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (65) adalah sebanyak 6 orang (20%),
dan Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (65) sebanyak 24 orang (80%), sedangkan
nilai KKM adalah 65, jadi pembelajaran pada Pra Siklus belum
berhasil. Adapun langkah � langkah pelaksanaan pra siklus yaitu:
a.Perencanaan
Membuat rencana pembelajaran, membuat lembar pengamatan, menyediakan alat peraga, membuat
evaluasi, membuat lembar kerja dan menentukan teman sejawat yang akan mengobservasi aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus dilaksanakan
pada hari Rabu , tanggal 12 Agustus 2020, di SDN Sirnagalih 03. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanaakan sesuai dengan rencana
pembelajaran.
c. Refleksi
Dari hasil
refleksi yang dilakukan
oleh guru melalui diskusi dengan teman sejawat
sebagai observer diperoleh beberapa kekurangan selama proses pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulai guru tidak mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran, sehingga siswa belum siap
menerima pelajaran (Rohmayanti et al., 2019). Pada waktu pemberian materi guru hanya ceramah, sehingga siswa hanya menggambarkan materi Operasi Hitung Campuran bilangan bulat itu seperti apa.
Dari refleksi itu guru menyadari kekurangannya dalam proses pembelajaran oleh karena itu guru akan memperbaikinya pada perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.
d. Keberhasilan dan kegagalan pada Prasiklus antara lain:
1.
Keberhasilan
(a) Siswa
merasa senang dengan pembelajaran Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. (b) Guru dapat belajar untuk menerapkan
alat peraga pembelajaran. (c) Guru dapat menjadikan alat peraga sebagai variasi model pembelajaran.
2.
Kegagalan
(a) Masih ada
24 siswa yang belum mencapai KKM (65). (b) Rata-rata nilai
kelas siswa baru mencapai 56,66. (c) Ada beberapa siswa yang belum bisa memahami
materi. (d) Dalam menyimpulkan materi guru masih belum melibatkan
siswa.
B.
Siklus 1
Peneliti melaksanakan
Rencana Perbaikan Siklus 1 yaitu peneliti melaksanakan perbaikan dengan menggunakan Model� pembelajaran
Jig saw. Dari hasil belajar
Siswa pada tahap Siklus 1, maka diperoleh data sebagai berikut: Siswa� yang memperoleh nilai di atas KKM (65) adalah sebanyak 17 orang (56,
7%), dan Siswa�
yang memperoleh nilai
di bawah KKM (65)�
sebanyak 13 orang (43,3%), sedangkan
rata-rata kelas hanya mencapai 67,33. Hasil yang diperoleh
dari perbaikan siklus 1 dengan menggunakan Model Pembelajaran
jigsaw mengalami kemajuan, tetapi belum memuaskan
karena target keberhasilan Siswa adalah 80% Siswa mencapai KKM (Yamini,
2021). Oleh karena
itu, peneliti merencanakan untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 2.
Dalam pembelajaran
siklus I melalui langkah � langkah berikut:
a.
Perencanaan
(a) Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan
siklus I. (b) Memilih Model
Pembelajaran pada siklus I yaitu Model Pembelajaran jigsaw.
(c) Mempersiapkan Alat Peraga.
(d) Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas guru beserta indikatornya.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran
siklus I dilaksanakan pada hari rabu, tanggal
19 Agustus 2020 dikelas V. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
c.
Refleksi
Hasil dari observasi
/ pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis. Pada tahap siklus 1 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Jigsaw sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran sebelumnya, namun untuk mencapai ketuntasan KKM dan Rata-rata siswa
perkelas belum tercapai (Aziar,
2019). Agar kegiatan
pembelajaran ini tuntas sesuai dengan
kriteria keberhasilan, maka pada siklus II peneliti akan memeperbaiki
langkah-langkah model pembelajaran
jigsaw.
d.
Keberhasilan dan kegagalan pada siklus I antara lain:
1.
Keberhasilan
(a) Siswa
sudah mencapai nilai KKM sebanyak 17 orang yaitu 56,7%. (b) Nilai rata-rata kelas
sudah mencapai 67,33. (c) Sebagian
besar siswa sudah memahami materi. (d) Siswa sudah berani maju
mengerjakan soal. (e) Sebagian
besar Siswa sudah berani untuk
mengajukan pertanyaan.
2.
Kegagalan
(a) Masih ada
13 siswa atau 43,3% yang belum mencapai tingkat ketuntasan. (b) Nilai
rata-rata kelas belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapakan. (c)
Kurang memberikan kesempatan
pada anak untuk bertanya. (d) Penggunaan alat peraga kurang
maksimal. (e) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat
aktif.
C.
Siklus II
Siswa� yang memperoleh
nilai di atas KKM adalah sebanyak 29 orang (96,66
%), dan di bawah KKM sebanyak
1 orang (3,33%). Sedangkan nilai
rata-rata kelas yang dicapai
adalah 83,66. Jadi pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti
dinyatakan sudah berhasil, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan penelitiannya pada siklus ke-3.
Berikut ini adalah langkah�langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II:
a.
Perencanaan
Menyusun rencana pembelajaran, menentukan alat peraga, Memperbaiki
langkah-langkah model pembelajaran
Jigsaw, merencanakan fokus perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, menyusun lembar evaluasi.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran
siklus II dilaksanakan hari Rabu, tanggal 26 Agustus 2020, bertempat di SD
Negeri Sirnagalih 03 Kecamatan
Tamansari Kabupaten Bogor..
c.
Refleksi
Setelah melakukan
beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap siklus II kegiatan sudah berhasil, Peneliti tidak perlu melanjutkan kegiatan pada siklus selanjutnya.
d.
Keberhasilan dan kegagalan pada siklus II antara lain:
1.
Keberhasilan
(a) Hasil evaluasi
belajar siswa meningkat. (b) Rata-rata nilai siswa sudah mencapai
kriteria keberhasilan yaitu 83,66%. (c) Ketuntasan Kriteria Minimum sudah diatas 80%. (d) Siswa sudah berani maju
mengerjakan soal. (d) Siswa sudah berani
untuk mengajukan pertanyaan.
2.
Kegagalan
(a) Masih ada
1 orang siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan. (b) Pengelolaan kelas masih kurang.
(c) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum bisa
terlibat aktif.
Hasil pelaksanaan dari Rencana Pembelajaran,
Rencana Perbaikan Pembelajaran ke 1 dan Rencana Perbaikan Pembelajaran ke 2 nilai evalusi yang diperoleh adalah
Tabel 1
Analisis dan Rekapitulasi data perolehan
nilai siswa pada mata pelajaran Matematika.
Tingkat
Penguasaan yang dicapai siswa (%) |
Banyak Siswa |
|||||
Prasiklus |
% |
Siklus 1 |
% |
Siklus 2 |
% |
|
100 |
2 |
6,66 |
2 |
6,66 |
7 |
23,33 |
90 |
0 |
0 |
0 |
0 |
4 |
13,33 |
80 |
0 |
0 |
8 |
26,66 |
14 |
46,66 |
70 |
4 |
13.33 |
7 |
23,33 |
4 |
13,33 |
60 |
6 |
20 |
4 |
13,33 |
0 |
0 |
50 |
14 |
46,66 |
9 |
30 |
1 |
3,33 |
40 |
4 |
13,33 |
0 |
0 |
0 |
0 |
30 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
20 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
10 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Jumlah |
30 |
100 |
30 |
100 |
30 |
100 |
1)
Keberhasilan ditinjau dari
Presentasi Rata-rata Kelas
Per Siklus
Tabel 2
Hasil Belajar dan Peningkatan
Nilai Rata � Rata
No |
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||
1 |
Tuntas/ diatas
KKM |
6 |
20 |
17 |
56,66 |
29 |
96,66 |
2 |
Belum Tuntas/
dibawah KKM |
24 |
80 |
13 |
43,33 |
1 |
0,33 |
3 |
Nilai rata �rata Kelas |
56,66 |
67,33 |
83,66 |
GRAFIK 1
Hasil Belajar dan Peningkatan
Nilai Rata � Rata
praSiklus������������ Siklus
1���������������� Siklus3
Jadi nilai rata-rata setiap
siklus yaitu (a) Prasiklus nilai rata-rata siswa 56,66= 56,66%. (b) Siklus I
nilai rata-rata siswa 67,33=
67,33%. (c) Siklus II nilai
rata-rata siswa 83,66= 83,66%.
Hasil belajar peningkatan
rata-rata kelas yaitu
a. Rumus persentase kenaikan pembelajaran Matematika dari prasiklus ke siklus
I:
��� Persentase
nilai = Nilai rata-rata siklus
I � nilai rata-rata pra siklus
���������������
����= 67,33 � 56,66
������������ �������=
10,67 %
Jadi, kenaikan
pemahaman siswa dilihat dari hasil
belajar dari prasiklus ke siklus
I meningkat sebesar 10,67 %.
b. Rumus
persentase kenaikan pembelajaran Matematika dari siklus I ke
siklus II :
���� Persentase nilai = Nilai rata-rata siklus II
� nilai rata-rata siklus I
��������� �����������= 83,66 � 67,33
����������������������� � ������=
16,33 %
Jadi, kenaikan pemahaman siswa dilihat dari hasil
belajar dari siklus I ke siklus
II meningkat sebesar 16,33
%. Berdasarkan tabel dan grafik di atas Pada nilai rata�rata mengalami peningkatan yang signifikan, nilai rata�rata pada pembelajaran
Pra siklus 56,66 %, pada siklus I mengalami peningkatan yaitu 67,33 % dan
pada perbaikan pembelajaran
siklus II menjadi 86,33 %. Perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II tidak perlu dilanjutkan
pada siklus berikutnya karena tuntas, dari 30 Siswa ada
29 Siswa atau 96,66% yang tuntas dan hanya 1 Siswa atau 0,33% yang belum tuntas termasuk
Siswa yang lamban belajarnya.
2)
Keberhasilan di tinjau dari Hasil Evaluasi Nilai� Siswa yang mencapai KKM.
Tabel 3
Hasil Belajar siswa yang
mencapai KKM
No |
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||
1 |
Tuntas/ diatas
KKM |
6 |
20 |
17 |
56,66 |
29 |
96,66 |
2 |
Belum Tuntas/
dibawah KKM |
24 |
80 |
13 |
43,33 |
1 |
0,33 |
3 |
Nilai rata �rata Kelas |
56,66 |
67,33 |
83,66 |
GRAFIK 2
Hasil Belajar yang Mencapai� KKM
praSiklus������ ������������Siklus
1������������������� Siklus2
Berdasarkan tabel
dan grafik di atas, dapat kita lihat
bahwa nilai dari Rencana Pembelajaran,
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I, Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II mengalami kemajuan. Nilai Rencana Pembelajaran (Pra Siklus ) yang diatas KKM ada 6 Siswa atau
20%, kemudian setelah dilaksanakan perbaikan nilai Siswa mengalami
kemajuan. Pada Rencana Perbaikan Siklus I yang mendapat nilai diatas KKM ada 17 Siswa atau 56,66%. Selanjutnya pada Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II nilai Siswa semakin mengalami
kemajuan karena nilai yang diatas KKM ada 29 atau 96,66%.
Sebelum Perbaikan
Pembelajaran / Prasiklus
Sebelum perbaikan
pembelajaran dari 30 siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar sebanyak 6 siswa atau hanya
20% dan 24 siswa atau 80 % belum tuntas. Nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 56,66. Hal ini menunjukkan kegagalan� dalam
pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi diri, maka� kegagalan
iti disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain: (a) Guru tidak mengkondisikan
siswa untuk menerima pelajaran. (b) Motivasi belajar anak masih kurang.
(c) Metode pembelajaran hanya ceramah sehingga
Pembelajaran masih didominasi guru. (d) Rendahnya tingkat penguasaan materi oleh siswa. (d) Guru belum menggunakan Model pembelajaran.
Kegagalan dalam
pembelajaran Matematika dengan materi operasi
hitung campur bilangan bulat kelas� V semester I di
SD Negeri Sirnagalih 03, Kecamatan
Tamansari Kabupaten Bogor, maka peneliti perlu
melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.
Siklus I
Berdasarkan hasil
diskusi dengan teman sejawat serta
supervisor, bahwa pada siklus
ini hasil belajar sudah meningkat,
dikarenakan pada kegiatan siklus 1 Guru sudah menggunakan model pembelajaran sebagai perbaikan dari pra siklus.
Akan tetapi pada kegiatan ini hasil belajar
belum mencapai kriteria keberhasilan. Dikarenakan: (a) Masih ada 13 siswa atau 43,3% yang belum mencapai tingkat ketuntasan. (b) Nilai
rata-rata kelas belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapakan.
(c) Kurang memberikan kesempatan
pada anak untuk bertanya. (d) Penggunaan alat peraga kurang
maksimal. (e) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat
aktif.
Berdasarkan temuan
masalah diatas, maka langkah yang ditempuh guru untuk meningkatkan hasil belajar adalah: (a) Memperbaiki langkah-langkah kegiatan pembelajaran yaitu dengan memperbaiki
kegiatan Jigsaw. (b) Meningkatkan
keberanian siswa dalam mengutarakan pandapat melalui pendekatan model Pembelajaran
Jigsaw.
Model jigsaw pada hakekatnya
model pembelajaran kooperatif
yang berpusat pada Siswa (Tahulending
et al., 2021). Siswa
mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran
(Syifa
et al., 2022). Guru berperan
sebagai fasilisator dan motifator. Tujuan model Jigsaw ini adalah untuk
mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam� yang tidak mungkin diperoleh Siswa apabila Siswa
mempelajari materi secara individual, Ketika pelaksanaan
pembelejaran dengan menggunakan model pembelajaran
jigsaw, hasil belajar penguasaan materi lebih cepat dipahami,
karena terdapat kelompok ahli yang membantu menjelaskan kepada siswa yang belum menguasai materi keaktifan peserta didik semakin
meningkat, karena model ini dapat melatih
siswa dalam berbicara dan berpendapat ketika berdiskusi (Adam
et al., 2021).
Siklus II
Berdasarkan hasil
diskusi dengan teman sejawat serta
supervisor, bahwa pada kegiatan
siklus II, kegiatan pembelajaran sudah mencapai kriteria keberhasilan, hal ini dibuktikan dengan: (a) Hampir semua siswa terlibat
aktif dalam interaksi kegiatan pembelajaran. (b) Rata-rata nilai
siswa pada siklus II adalah 83,66, hal ini sudah memenuhi
kriteria keberhasilan yaitu sesuai dengan
KKM (65). (c) Hasil evaluasi belajar
sudah baik walaupun masih ada 1 siswa yang nilainya dibawah KKM. tingkat ketuntasan KKM yaitu 96,66%.
Dengan demikian
tindakan perbaikan pembelajaran Matematika� dengan
materi Operasi Hitung campuran bilangan bulat kelas V semester I di SD Negeri Cibitung 04 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor, melalui model pembelajaran Jigsaw
dipandang sudah cukup. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar atau hasil
evaluasi nilai rata � rata sudah diatas KKM yaitu 84,66% dan tingkat ketuntasan 93,33%.
KESIMPULAN
Dari
data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat, dapat disimpulkan
adanya suatu keterkaitan antara guru dan siswa. Proses pembelajaran secara kooperatif dapat membuat siswa
tertantang serta berpikir luas. Model jigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada Siswa. Siswa mempunyai
peran dan tanggung jawab besar dalam
pembelajaran. Guru berperan
sebagai fasilisator dan motifator.
Tujuan
model Jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan
belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh
Siswa apabila Siswa mempelajari materi secara individual, Ketika pelaksanaan pembelejaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw, hasil belajar penguasaan materi lebih cepat
dipahami, karena terdapat kelompok ahli yang membantu menjelaskan kepada siswa yang belum menguasai materi keaktifan peserta didik semakin meningkat,
karena model ini dapat melatih siswa
dalam berbicara dan berpendapat ketika berdiskusi. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar atau hasil
evaluasi nilai rata � rata sudah diatas KKM yaitu 84,66% dan tingkat ketuntasan 93,33%.
Adam, D.
H., Hasibuan, M. N. S., Hasibuan, E. R., & Nazliah, R. (2021). Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw unACtuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Education and Development, 9(2), 437�439.
Aziar,
A. (2019). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Jigsaw Siswa
Kelas VI A SD Negeri 64/IV Kota Jambi Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2016/2017. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(2), 252�263.
Hadiwinata,
B. S. (2017). Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus Utama, Alternatif,
dan Reflektivis. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Harahap,
M. S., & Fauzi, R. (2017). Pengembangan modul pembelajaran matematika
berbasis web. Jurnal Education and Development, 4(5), 13.
Jamilah,
J. (2020). Guru profesional di era new normal: Review peluang dan tantangan
dalam pembelajaran daring. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar Dan
Pembelajaran, 10(2), 238.
Khoiruddin,
M. U. H. (2016). Pendidikan Karakter Menurut Kh. Hasyim Asy�ari (Studi
Kepustakaan Dalam Kitab Adab Al-�Alim Wa Al-Muta�allim). Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Kusumawati,
E. (2015). Pengembangan Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi. Konferensi
Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (KNIT), 1(1), 149�156.
Kusumawati,
E. (2023). Analysis of the Relationship Between the School Principal�s
Visionary Leadership and Kindergarten Teachers� Performance. Journal of
Innovation in Educational and Cultural Research, 4(1), 89�97.
Longa,
A. E. (2021). Penggunaan Aplikasi Google Classroom dalam Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X Ips 3 SMA Negeri 1 Maumere. Journal
on Teacher Education, 2(2), 49� � 57.
Rohmayanti,
F., Yulistio, D., & Utomo, P. (2019). Pelaksanaan pembelajaran kelompok
kecil dan perorangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas X di SMA
Negeri 8 Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah KORPUS, 3(1), 21�32.
Suarjana,
I. W. G., & Fathimah, S. (2021). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw sebagai Wujud Penerapan Nilai-Nilai ANEKA dalam Proses Belajar Mengajar.
Journal Civics and Social Studies, 5(2), 221�232.
Surya,
Y. F. (2017). Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 016 Langgini Kabupaten
Kampar. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 38�53.
Syifa,
U. Z., Ardianti, S. D., & Masfuah, S. (2022). Analisis Nilai Karakter
Tanggung Jawab Anak Dalam Pembelajaran Daring. Jurnal Educatio FKIP UNMA,
8(2), 568�577.
Tahulending,
G., Anas, S., & Hurint, M. T. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V SD
Nasional Kahuku. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2837�2842.
Vidiarti,
E., Zulhaini, Z., & Andrizal, A. (2019). Analisis Kemampuan Guru Pendidikan
Agama Islam dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Kurikulum
2013. J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5(2).
Yamini,
Y. (2021). Penerapan Metode Jigsaw dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS
tentang Penanggulangan Permasalahan Kependudukan Pada Siswa Kelas VIII-C
Semester I SMP Negeri 1 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal
Terapan Pendidikan Dasar Dan Menengah, 1(2), 138�149.
Suhaemi (s) (2023) |
First publication right: |
This article is licensed under: |