JSA 2Volume 4, No. 5 Mei 2023

p-ISSN 2722-7782 | e-ISSN 2722-5356

DOI: �https://doi.org/


 

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

 

Suhaemi

Sdn Sirbagalih 03

Email: �[email protected]

 


 

Abstrak: ��������


Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar melalui� Model Pembelajaran Jigsaw. Manfaat penelitian yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah siswa mampu memahami materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui Model Pembelajaran Jigsaw.Berdasarkan model Pembelajaran yang digunakan diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi belajar mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan hasil evaluasi belajar antara prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada prasiklus hanya 6 orang (20%) dari 30 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (65), pada siklus I terdapat 17 orang (56,7%) dari 30� siswa yang memperoleh nilai diatas KKM, dan pada siklus II terdapat 29 orang (96,66%) dari 30 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dengan nilai rata-rata kelas 83,66. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan Hasil Belajar� siswa pada pelajaran Matematika tentang materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat di kelas V SDN Sirnagalih 03 KecamatanTamansari Kabupaten Bogor.

�����������������������������������������������������������������������


Kata Kunci: Hasil Belajar; Model Pembelajaran Jigsaw; Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat.

 

Abstract:

This research aims to improve Learning Outcomes through the Jigsaw Learning Model. The benefit of the research that the author formulated in this study is that students are able to understand the material of Integer Mixed Calculation Operations through the Jigsaw Learning Model.Based on the Learning model used, it was concluded that the results of learning evaluation have increased. This can be seen from the comparison of learning evaluation results between precycle, cycle I, and cycle II. In the precycle there were only 6 people (20%) out of 30 students who obtained scores above KKM (65), in the first cycle there were 17 people (56.7%) out of 30 students who obtained scores above KKM, and in the second cycle there were 29 people (96.66%) from 30 students who obtained scores above KKM with a grade point average of 83.66. Therefore, from these results, it can be concluded that the Jigsaw Learning Model can improve student learning outcomes in Mathematics lessons on Integer Mixed Calculation Operations material in grade V SDN Sirnagalih 03, Tamansari District, Bogor Regency.

Keywords: Learning Outcomes; Jigsaw Learning Model; Integer Mixed Count Operations

 

Article History�����������

Diterima��������� :

Direvisi����������� :

Publish������������ :


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan dalam mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan (Kusumawati, 2015). Pendidikan memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi konservatif dan fungsi progresif. Fungsi konservatif pendidikan adalah bagaimana untuk mempertahankan dan mewariskan identitas dan cita-cita suatu masyarakat (Khoiruddin, 2016). Sedangkan fungsi progresif pendidikan adalah sebagaimana aktifitas pendidikan adalah yang dapat memberikan pembekalan dan pengembangan pengetahuan serta nilai-nilai keterampilan kepada generasi penerus sehingga memiliki kemampuan dan kesanggupan dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa depan yang semakin kompleks (Kusumawati, 2023).

Dengan popularitasnya Matematika sebagai mata pelajaran andalan di semua jenjang, sudah selayaknya semua komponen pendidikan mengapresiasi dan meresponnya secara positif (Hadiwinata, 2017). Dengan respon positif ini paling tidak akan menjadikan tambahan spirit bagi pengelola pendidikan termasuk guru Matematika untuk benar-benar membelajarkan para Siswanya secara optimal. Namun keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh pihak guru saja, tapi harus ada kesepahaman antara semua komponen pendidikan, baik orang tua, Siswa maupun lingkungan (Jamilah, 2020).�

Untuk menghasilkan keberhasilan dalam pembelajaran, peranan Model Pembelajaran Jigsaw yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat penting, agar proses belajar mengajar berlangsung secara epektif dan efesien (Suarjana & Fathimah, 2021). Sebelum pembelajaran dilaksanakan dikelas, tugas guru adalah membuat rencana program pembelajaran yang didalamnya memuat langkah�langkah kegiatan yang dilakukan guru dan siswa, juga menentukan metode yang tepat yang akan digunakan guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan (Vidiarti et al., 2019).

Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw diharapkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika lebih meningkat. Karena pendekatan ini merupakan pendekatan yang memfasilitasi para siswa melakukan interaksi dan kerjasama secara kondusif. Dengan demikian diharapkan adanya hasil dari siswa melalui kelompoknya yang dapat meningkatkan kegiatan proses pembelajaran yang ideal. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh Siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan (Longa, 2021).

Pembelajaran Matematika adalah proses interaksi antara guru dan peserta yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar Matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan Siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien (Harahap & Fauzi, 2017).

Model pembelajaran jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh Siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Berdasarkan Identifikasi dan analisis masalah diatas peneliti mencoba membatasi masalah dengan rumusan masalah sebagai birikut:� Apakah Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat di kelas V SDN Sirnagalih 03 Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor?

 

METODE

Kegiatan penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sirnagalih 03. Sekolah yang beralamat Dijalan Raya Ciapus Km.7 Desa Sirnagalih� Kec.Tamansari Kabupaten Bogor ini memiliki 6 kelas dengan masing-masing kelas memiliki 2 rombel dengan jumlah rombel seluruhnya adalah 12 , yakni kelas 1 sampai dengan kelas V, penelitian ini dilakukan di kelas VA semester I tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah Siswa 30 orang. Siswa laki-laki berjumlah 16 orang, dan Siswa perempuan berjumlah 14 orang.

Minat Siswa dalam belajar Matematika berdasarkan hasil pengamatan kurang. Siswa menganggap bahwa pelajaran Matematika susah dan tidak menyenangkan sehingga Siswa kurang� termotivasi untuk belajar.

Latar belakang pendidikan orangtua Siswa sebagian besar tamatan SD, pekerjaan utamanya sebagian besar buruh dan pedagang. Bahasa yang digunakan Siswa di rumah dan dalam pergaulan di sekolah adalah bahasa Sunda. Dari latar belakang tersebut dapat dilihat bahwa kehidupan sosial orang tua siswa kelas VA masih dalam taraf pra sejahtera, sehingga dapat tergolong ekonomi lemah. Dengan demikian perhatian orangtua terhadap pendidikan kurang maksimal, mereka sibuk mencari nafkah sehingga Siswa sering kali di tinggal sendirian di rumah tanpa pengawasan orang tua.

Data dianalisis berdasarkan perubahan yang terjadi pada setiap siklus tentang kemampuan siswa Akan Pemahaman Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. Hasil analisis refleksi pertama, yang berasal dari jurnal dan observasi kelas digunakan sebagai acuan untuk menentukan tahapan siklus berikutnya (Surya, 2017). Siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan dalam hasil belajar dan motivasi belajar siswa dalam mempelajari Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. Penelitian dilaksanakan tiga siklus yang melalui empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari kedua siklus perbaikan pembelajaran serta hasil diskusi dengan suvervisor 2 diperoleh gambaran hasil belajar yang menunjukkan grafik meningkat. Data-data berikut merupakan informasi yang menunjukkan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaranMatematika. Hasil ulangan mata pelajaran Matematika. (a) Kompetensi Dasar, Melakukan Operasi Hitung Campuran bilangan bulat. (b) Indikator; (1) Memahami Operasi Penjumlahan,Pengurangan,perkalian, dan pembagian bilangan bulat. (2) Memahami Operasi hitung campuran bilangan bulat.

A.     Prasiklus

Berawal dari hasil evaluasi Matematika Melakukan Operasi Hitung Campuran bilangan bulat di kelas V SDN Sirnagalih 03� yang mendapat nilai dibawah KKM ada 6 atau 20 % orang dari 30 orang Siswa. Dari hasil belajar Siswa pada tahap Pra Siklus, maka diperoleh data sebagai berikut: Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (65) adalah sebanyak 6 orang (20%), dan Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (65) sebanyak 24 orang (80%), sedangkan nilai KKM adalah 65, jadi pembelajaran pada Pra Siklus belum berhasil. Adapun langkah � langkah pelaksanaan pra siklus yaitu:

a.Perencanaan

Membuat rencana pembelajaran, membuat lembar pengamatan, menyediakan alat peraga, membuat evaluasi, membuat lembar kerja dan menentukan teman sejawat yang akan mengobservasi aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari Rabu , tanggal 12 Agustus 2020, di SDN Sirnagalih 03. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanaakan sesuai dengan rencana pembelajaran.

c. Refleksi

Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh guru melalui diskusi dengan teman sejawat sebagai observer diperoleh beberapa kekurangan selama proses pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulai guru tidak mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran, sehingga siswa belum siap menerima pelajaran (Rohmayanti et al., 2019). Pada waktu pemberian materi guru hanya ceramah, sehingga siswa hanya menggambarkan materi Operasi Hitung Campuran bilangan bulat itu seperti apa. Dari refleksi itu guru menyadari kekurangannya dalam proses pembelajaran oleh karena itu guru akan memperbaikinya pada perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.

d. Keberhasilan dan kegagalan pada Prasiklus antara lain:

1.      Keberhasilan

(a) Siswa merasa senang dengan pembelajaran Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. (b) Guru dapat belajar untuk menerapkan alat peraga pembelajaran. (c) Guru dapat menjadikan alat peraga sebagai variasi model pembelajaran.

2.      Kegagalan

(a) Masih ada 24 siswa yang belum mencapai KKM (65). (b) Rata-rata nilai kelas siswa baru mencapai 56,66. (c) Ada beberapa siswa yang belum bisa memahami materi. (d) Dalam menyimpulkan materi guru masih belum melibatkan siswa.

 

 

B.      Siklus 1

Peneliti melaksanakan Rencana Perbaikan Siklus 1 yaitu peneliti melaksanakan perbaikan dengan menggunakan Model� pembelajaran Jig saw. Dari hasil belajar Siswa pada tahap Siklus 1, maka diperoleh data sebagai berikut: Siswa� yang memperoleh nilai di atas KKM (65) adalah sebanyak 17 orang (56, 7%), dan Siswa� yang memperoleh nilai di bawah KKM (65)� sebanyak 13 orang (43,3%), sedangkan rata-rata kelas hanya mencapai 67,33. Hasil yang diperoleh dari perbaikan siklus 1 dengan menggunakan Model Pembelajaran jigsaw mengalami kemajuan, tetapi belum memuaskan karena target keberhasilan Siswa adalah 80% Siswa mencapai KKM (Yamini, 2021). Oleh karena itu, peneliti merencanakan untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 2.

Dalam pembelajaran siklus I melalui langkah � langkah berikut:

a.      Perencanaan

(a) Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus I. (b) Memilih Model Pembelajaran pada siklus I yaitu Model Pembelajaran jigsaw. (c) Mempersiapkan Alat Peraga. (d) Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas guru beserta indikatornya.

b.      Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 19 Agustus 2020 dikelas V. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

c.       Refleksi

Hasil dari observasi / pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Pada tahap siklus 1 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran sebelumnya, namun untuk mencapai ketuntasan KKM dan Rata-rata siswa perkelas belum tercapai (Aziar, 2019). Agar kegiatan pembelajaran ini tuntas sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka pada siklus II peneliti akan memeperbaiki langkah-langkah model pembelajaran jigsaw.

d.      Keberhasilan dan kegagalan pada siklus I antara lain:

1.      Keberhasilan

(a) Siswa sudah mencapai nilai KKM sebanyak 17 orang yaitu 56,7%. (b) Nilai rata-rata kelas sudah mencapai 67,33. (c) Sebagian besar siswa sudah memahami materi. (d) Siswa sudah berani maju mengerjakan soal. (e) Sebagian besar Siswa sudah berani untuk mengajukan pertanyaan.

2.      Kegagalan

(a) Masih ada 13 siswa atau 43,3% yang belum mencapai tingkat ketuntasan. (b) Nilai rata-rata kelas belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapakan. (c) Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya. (d) Penggunaan alat peraga kurang maksimal. (e) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat aktif.

 

C.      Siklus II

Siswa� yang memperoleh nilai di atas KKM adalah sebanyak 29 orang (96,66 %), dan di bawah KKM sebanyak 1 orang (3,33%). Sedangkan nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 83,66. Jadi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dinyatakan sudah berhasil, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan penelitiannya pada siklus ke-3.

Berikut ini adalah langkah�langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II:

a.      Perencanaan

Menyusun rencana pembelajaran, menentukan alat peraga, Memperbaiki langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw, merencanakan fokus perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, menyusun lembar evaluasi.

b.      Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Rabu, tanggal 26 Agustus 2020, bertempat di SD Negeri Sirnagalih 03 Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor..

c.       Refleksi

Setelah melakukan beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap siklus II kegiatan sudah berhasil, Peneliti tidak perlu melanjutkan kegiatan pada siklus selanjutnya.

d.      Keberhasilan dan kegagalan pada siklus II antara lain:

1.      Keberhasilan

(a) Hasil evaluasi belajar siswa meningkat. (b) Rata-rata nilai siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu 83,66%. (c) Ketuntasan Kriteria Minimum sudah diatas 80%. (d) Siswa sudah berani maju mengerjakan soal. (d) Siswa sudah berani untuk mengajukan pertanyaan.

2.      Kegagalan

(a) Masih ada 1 orang siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan. (b) Pengelolaan kelas masih kurang. (c) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat aktif.

Hasil pelaksanaan dari Rencana Pembelajaran, Rencana Perbaikan Pembelajaran ke 1 dan Rencana Perbaikan Pembelajaran ke 2 nilai evalusi yang diperoleh adalah

Tabel 1

Analisis dan Rekapitulasi data perolehan nilai siswa pada mata pelajaran Matematika.

Tingkat Penguasaan yang dicapai siswa (%)

Banyak Siswa

Prasiklus

%

Siklus 1

%

Siklus 2

%

100

2

6,66

2

6,66

7

23,33

90

0

0

0

0

4

13,33

80

0

0

8

26,66

14

46,66

70

4

13.33

7

23,33

4

13,33

60

6

20

4

13,33

0

0

50

14

46,66

9

30

1

3,33

40

4

13,33

0

0

0

0

30

0

0

0

0

0

0

20

0

0

0

0

0

0

10

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Jumlah

30

100

30

100

30

100

 

1)      Keberhasilan ditinjau dari Presentasi Rata-rata Kelas Per Siklus

Tabel 2

Hasil Belajar dan Peningkatan Nilai Rata � Rata

No

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

1

Tuntas/ diatas KKM

6

20

17

56,66

29

96,66

2

Belum Tuntas/ dibawah KKM

24

80

13

43,33

1

0,33

3

Nilai rata �rata Kelas

56,66

67,33

83,66

 

GRAFIK 1

Hasil Belajar dan Peningkatan Nilai Rata � Rata

praSiklus������������ Siklus 1���������������� Siklus3

 

 

Jadi nilai rata-rata setiap siklus yaitu (a) Prasiklus nilai rata-rata siswa 56,66= 56,66%. (b) Siklus I nilai rata-rata siswa 67,33= 67,33%. (c) Siklus II nilai rata-rata siswa 83,66= 83,66%.

Hasil belajar peningkatan rata-rata kelas yaitu

a. Rumus persentase kenaikan pembelajaran Matematika dari prasiklus ke siklus I:

��� Persentase nilai = Nilai rata-rata siklus I � nilai rata-rata pra siklus

��������������� ����= 67,33 � 56,66

������������ �������= 10,67 %

Jadi, kenaikan pemahaman siswa dilihat dari hasil belajar dari prasiklus ke siklus I meningkat sebesar 10,67 %.

b. Rumus persentase kenaikan pembelajaran Matematika dari siklus I ke siklus II :

���� Persentase nilai = Nilai rata-rata siklus II � nilai rata-rata siklus I

��������� �����������= 83,66 � 67,33

����������������������� � ������= 16,33 %

Jadi, kenaikan pemahaman siswa dilihat dari hasil belajar dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 16,33 %. Berdasarkan tabel dan grafik di atas Pada nilai rata�rata mengalami peningkatan yang signifikan, nilai rata�rata pada pembelajaran Pra siklus 56,66 %, pada siklus I mengalami peningkatan yaitu 67,33 % dan pada perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 86,33 %. Perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena tuntas, dari 30 Siswa ada 29 Siswa atau 96,66% yang tuntas dan hanya 1 Siswa atau 0,33% yang belum tuntas termasuk Siswa yang lamban belajarnya.

 

2)      Keberhasilan di tinjau dari Hasil Evaluasi Nilai� Siswa yang mencapai KKM.

Tabel 3

Hasil Belajar siswa yang mencapai KKM

No

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

1

Tuntas/ diatas KKM

6

20

17

56,66

29

96,66

2

Belum Tuntas/ dibawah KKM

24

80

13

43,33

1

0,33

3

Nilai rata �rata Kelas

56,66

67,33

83,66

 

GRAFIK 2

Hasil Belajar yang Mencapai� KKM

praSiklus������ ������������Siklus 1������������������� Siklus2

 

 

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat kita lihat bahwa nilai dari Rencana Pembelajaran, Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I, Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II mengalami kemajuan. Nilai Rencana Pembelajaran (Pra Siklus ) yang diatas KKM ada 6 Siswa atau 20%, kemudian setelah dilaksanakan perbaikan nilai Siswa mengalami kemajuan. Pada Rencana Perbaikan Siklus I yang mendapat nilai diatas KKM ada 17 Siswa atau 56,66%. Selanjutnya pada Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II nilai Siswa semakin mengalami kemajuan karena nilai yang diatas KKM ada 29 atau 96,66%.

 

Sebelum Perbaikan Pembelajaran / Prasiklus

Sebelum perbaikan pembelajaran dari 30 siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar sebanyak 6 siswa atau hanya 20% dan 24 siswa atau 80 % belum tuntas. Nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 56,66. Hal ini menunjukkan kegagalan� dalam pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi diri, maka� kegagalan iti disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (a) Guru tidak mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran. (b) Motivasi belajar anak masih kurang. (c) Metode pembelajaran hanya ceramah sehingga Pembelajaran masih didominasi guru. (d) Rendahnya tingkat penguasaan materi oleh siswa. (d) Guru belum menggunakan Model pembelajaran.

Kegagalan dalam pembelajaran Matematika dengan materi operasi hitung campur bilangan bulat kelas� V semester I di SD Negeri Sirnagalih 03, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.

 

Siklus I

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat serta supervisor, bahwa pada siklus ini hasil belajar sudah meningkat, dikarenakan pada kegiatan siklus 1 Guru sudah menggunakan model pembelajaran sebagai perbaikan dari pra siklus. Akan tetapi pada kegiatan ini hasil belajar belum mencapai kriteria keberhasilan. Dikarenakan: (a) Masih ada 13 siswa atau 43,3% yang belum mencapai tingkat ketuntasan. (b) Nilai rata-rata kelas belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapakan. (c) Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya. (d) Penggunaan alat peraga kurang maksimal. (e) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat aktif.

Berdasarkan temuan masalah diatas, maka langkah yang ditempuh guru untuk meningkatkan hasil belajar adalah: (a) Memperbaiki langkah-langkah kegiatan pembelajaran yaitu dengan memperbaiki kegiatan Jigsaw. (b) Meningkatkan keberanian siswa dalam mengutarakan pandapat melalui pendekatan model Pembelajaran Jigsaw.

Model jigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada Siswa (Tahulending et al., 2021). Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran (Syifa et al., 2022). Guru berperan sebagai fasilisator dan motifator. Tujuan model Jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam� yang tidak mungkin diperoleh Siswa apabila Siswa mempelajari materi secara individual, Ketika pelaksanaan pembelejaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw, hasil belajar penguasaan materi lebih cepat dipahami, karena terdapat kelompok ahli yang membantu menjelaskan kepada siswa yang belum menguasai materi keaktifan peserta didik semakin meningkat, karena model ini dapat melatih siswa dalam berbicara dan berpendapat ketika berdiskusi (Adam et al., 2021).

 

Siklus II

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat serta supervisor, bahwa pada kegiatan siklus II, kegiatan pembelajaran sudah mencapai kriteria keberhasilan, hal ini dibuktikan dengan: (a) Hampir semua siswa terlibat aktif dalam interaksi kegiatan pembelajaran. (b) Rata-rata nilai siswa pada siklus II adalah 83,66, hal ini sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu sesuai dengan KKM (65). (c) Hasil evaluasi belajar sudah baik walaupun masih ada 1 siswa yang nilainya dibawah KKM. tingkat ketuntasan KKM yaitu 96,66%.

Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran Matematika� dengan materi Operasi Hitung campuran bilangan bulat kelas V semester I di SD Negeri Cibitung 04 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor, melalui model pembelajaran Jigsaw dipandang sudah cukup. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar atau hasil evaluasi nilai rata � rata sudah diatas KKM yaitu 84,66% dan tingkat ketuntasan 93,33%.

 

KESIMPULAN

Dari data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat, dapat disimpulkan adanya suatu keterkaitan antara guru dan siswa. Proses pembelajaran secara kooperatif dapat membuat siswa tertantang serta berpikir luas. Model jigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada Siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilisator dan motifator.

Tujuan model Jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh Siswa apabila Siswa mempelajari materi secara individual, Ketika pelaksanaan pembelejaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw, hasil belajar penguasaan materi lebih cepat dipahami, karena terdapat kelompok ahli yang membantu menjelaskan kepada siswa yang belum menguasai materi keaktifan peserta didik semakin meningkat, karena model ini dapat melatih siswa dalam berbicara dan berpendapat ketika berdiskusi. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar atau hasil evaluasi nilai rata � rata sudah diatas KKM yaitu 84,66% dan tingkat ketuntasan 93,33%.

 

BIBLIOGRAFI

Adam, D. H., Hasibuan, M. N. S., Hasibuan, E. R., & Nazliah, R. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw unACtuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Education and Development, 9(2), 437�439.

 

Aziar, A. (2019). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Jigsaw Siswa Kelas VI A SD Negeri 64/IV Kota Jambi Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(2), 252�263.

 

Hadiwinata, B. S. (2017). Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus Utama, Alternatif, dan Reflektivis. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

 

Harahap, M. S., & Fauzi, R. (2017). Pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis web. Jurnal Education and Development, 4(5), 13.

 

Jamilah, J. (2020). Guru profesional di era new normal: Review peluang dan tantangan dalam pembelajaran daring. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 10(2), 238.

 

Khoiruddin, M. U. H. (2016). Pendidikan Karakter Menurut Kh. Hasyim Asy�ari (Studi Kepustakaan Dalam Kitab Adab Al-�Alim Wa Al-Muta�allim). Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

 

Kusumawati, E. (2015). Pengembangan Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi. Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (KNIT), 1(1), 149�156.

 

Kusumawati, E. (2023). Analysis of the Relationship Between the School Principal�s Visionary Leadership and Kindergarten Teachers� Performance. Journal of Innovation in Educational and Cultural Research, 4(1), 89�97.

 

Longa, A. E. (2021). Penggunaan Aplikasi Google Classroom dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X Ips 3 SMA Negeri 1 Maumere. Journal on Teacher Education, 2(2), 49� � 57.

 

Rohmayanti, F., Yulistio, D., & Utomo, P. (2019). Pelaksanaan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas X di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah KORPUS, 3(1), 21�32.

 

Suarjana, I. W. G., & Fathimah, S. (2021). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai Wujud Penerapan Nilai-Nilai ANEKA dalam Proses Belajar Mengajar. Journal Civics and Social Studies, 5(2), 221�232.

 

Surya, Y. F. (2017). Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 016 Langgini Kabupaten Kampar. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 38�53.

 

Syifa, U. Z., Ardianti, S. D., & Masfuah, S. (2022). Analisis Nilai Karakter Tanggung Jawab Anak Dalam Pembelajaran Daring. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 8(2), 568�577.

 

Tahulending, G., Anas, S., & Hurint, M. T. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V SD Nasional Kahuku. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2837�2842.

 

Vidiarti, E., Zulhaini, Z., & Andrizal, A. (2019). Analisis Kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Kurikulum 2013. J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5(2).

 

Yamini, Y. (2021). Penerapan Metode Jigsaw dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS tentang Penanggulangan Permasalahan Kependudukan Pada Siswa Kelas VIII-C Semester I SMP Negeri 1 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal Terapan Pendidikan Dasar Dan Menengah, 1(2), 138�149.

 


Copyright holder:

Suhaemi (s) (2023)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: