Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 1
No. 3 Juli 2020 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PERANCANGAN PEMBELAJARAN
BAHASA INGGRIS DENGAN METODE TUTORIAL BAGI MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN
Sri Yayi, Jumiati dan Yuliansyah
Institut Teknologi PLN
Email:� [email protected], [email protected] dan [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 22 Juni 2020 Diterima dalam bentuk revisi 02 Juli 2020 Diterima dalam bentuk revisi |
Metode tutorial merupakan cara
penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk
dipelajari mahasiswa secara mandiri. Mahasiswa dapat mengkonsultasikan
tentang masalah-masalah serta kemajuan yang telah ada dengan cara periodik.
Banyaknya keterbatasan yang dipunyai pengajar, dalam menentukan langkah� yang akurat dalam mengajar Bahasa Inggris
pada jurusan teknik eletro mengakibatkan�
dosen sulit menerapkan keinginan mahasiswa dalam percepatan belajarnya. Hal ini dapat kita lihat di
perguruan-perguruan tinggi sekitar lingkungan kita, masih sangat banyak dosen
yang memakai metode pembelajaran dengan cara lama, misalnya ceramah, mencatat, merangkum serta
sebagainya.� Penelitian ini dilakukan supaya kita tau keefektifan penggunaan metode tutorial
dalam pengajaran Bahasa Inggris di jurusan teknik elektro. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif� dengan tahapan� studi pendahuluan dilakukan dengan
menerapkan pendekatan deskriptif�
kuantitatif. Langkah
pengembangan dilaksanakan dengan ujicoba terbatas pada model pengajaran
konvensional dosen dengan menerapkan metode eksprimen (Single One Shot Case Study). Setelah ada perbaikan dari uji terbatas kemudian
dilanjutkan dengan uji yang lebih luas dengan metode eksprimen dalam bentuk
kelompok (one group pretest-postest). Terakhir adalah merancang model pengajaran Bahasa Inggris
dengan metode tutorial . Hasil penelitian menunjukan bahwa� dengan metode� tutorial
dapat membantu kecepatan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan,
kreativitas, dan� belajar mahasiswa. |
Kata kunci: Metode tutorial; pengajaran; Bahasa Inggris
mahasiswa; eksprimen; teknik dan elektro. |
Pendahuluan
Sistem belajar saat ini menuntut mahasiswa belajar mandiri,
yaitu mahasiswa memiliki prakarsa sendiri dalam mempelajari bahan ajar,
mengerjakan tugas-tugas, mamantapkan keterampilan, serta melakukan �pengalaman belajarnya di lapangan ataupun
tempat mahasiswa bekerja. Motivasi belajar merupakan unsur penting dalam belajar.
Sebagaimana yang diketahui, tingginya motivasi belajar akan mendorong siswa untuk belajar secara kontinyu, sedang motivasi yang rendah
akan secara kontinyu menurunkan motivasi dan minat belajar peserta didik, bahkan
mengurangi prestasi dari siswa tersebut (Kholik, 2017). Belajar mandiri dapat
dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Beban studi mahasiswa ditentukan
dengan sistem SKS (Satuan Kredit Semester). Satu matakuliah berbobot antara 2
SKS � 4 SKS. Untuk memberikan bantuan mahasiswa dalam belajar, perguruan tinggi
menerapkan beberapa bentuk layanan belajar, misalnya dalam bentuk tutorial
tatap muka (TTM). Tidak semua mata kuliah yang ada pada tiap semesternya� diwajibkan tutorial. Tiap semester rata-rata
ada 3 mata kuliah wajib tutorial. Mata kuliah yang tidak wajib tutorial dapat
diminta mahasiswa untuk ditutorialkan dengan cara meminta, yang disebut dengan
tutorial ATPEM (Atas Permintaan Mahasiswa). Sebagian mahasiswa menginginkan
semua mata kuliah ditutorialkan. Oleh karena itu mereka minta tambahan tutorial
ATPEM dengan alasan bahwa mata kuliah sulit dan ingin nilai yang bagus agar
dapat bersaing dalam mencari kerja (bagi yang belum PNS). Mata kuliah Bahasa
Inggris untuk Guru SD (PDGK4304) dan Pendidikan Bahsa Inggris (PAUD4105) masuk
dalam mata kuliah tutorial wajib. Jadi dengan sendirinya mahasiswa mendapatkan
bantuan nilai UAS dari nilai tugas tutorial.
Undang-Undang Guru dan Dosen
Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 disebutkan bahwa �Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik,sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional�. Masing-masing
kompetensi tersebut, yang wajib dipunyai seorang guru ataupun dosen ialah mengembangkan
kurikulum yang terikat dengan bidang pengembangan yang diambilnya. Dari keinginan-keinginan
berbarengan kewajiban-kewajiban ini guru maupun dosen diharuskan bisa merancang
bahan ajar secara kreatif serta �inofatif. Membuat ataupun� merancang bahan ajar sebenarnya ialah
persoalan yang mudah. Akan tetapi, banyaknya kekurangan yang dipunyai pengajar,
misalnya literatur metode pengajaran mengakibatkan �guru ataupun dosen sulit merealisasikan
tuntutan tersebut. Hal ini
dapat dilihat di perguruan-perguruan tinggi di lingkungan �kita, masih sangat banyak dosen yang memakai metode
pembelajaran secara cara lama, misalnya ceramah, mencatat, merangkum ataupun
sebagainya. Padahal mereka tahu�
serta menyadari �bahwa metode
pengajaran yang dilaksankan� sudah tidak
sama lagi dengan kontek ataupun� kondisi �sosial budaya peserta didik. Hal ini adalah� sesuatau sungguh menyedihkan �serta� sangat
memprihatinkan untuk kita semua.
Pada penelitian ini memaparkan berbagai permasalah yang mengarah pada kesulitan belajar mahasiswa dalam mempelajari Bahasa Inggris. Mengapa Bahasa Inggris ? Itu pertanyaan yang sering muncul, dan jawabannya adalah karena dalam era globalisasi seperti ini, kemampuan berbahasa menjadi sangat penting. Pasalnya, film, makanan, peralatan, informasi, semua dapat tersaji dalam berbagai bahasa. Lazimnya, lain dengan bahasa lokal, pada umumnya dalam bermacam-macam produk juga dimuatkan� memakai �bahasa internasional. Ya, bahasa Inggris memang wajib dikuasai supaya kita bisa menyesuaikan diri didalam masa globalisasi.
Bahasa dibuat sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan bisa dimengerti
oleh setiap manusia untuk melaksanakan �suatu keterkaitan sosial dengan manusia
lainnya. Bahasa meliputi kumpulan kata ataupun kalimat yang dari masing-masing rancangan
kata mempunyai arti supaya bisa mengungkapkan gagasan, pikiran ataupun perasaan
seseorang. Olehkarenanya, kita harus menentukan�
kata-kata yang tepat serta menyusun kata-kata tersebut sesuai dengan
aturan tata bahasa yang ada, supaya makna yang termuat di setiap kalimat bisa
tersampaikan dengan baik serta jelas.�
Bahasa Inggris itu bukan sains yang�
harus ada� rumus serta
perhitungan. Bahasa itu sebuah keterampilan, dimana sebuah keterampilan hanya
dapat didapat lewat latihan serta latihan. Diasah setiap hari, berulang ulang,
terus menerus. Apabila kita sudah mempelajarinya Bahasa Inggris ketika �sekolah dasar, ataupun sejak masuk sekolah
menengah pertama, seharusnya saat SMA sudah mempunyai kemampuan yang tinggi.
Kenyataannya kemampuan Bahasa Inggris kita jalan ditempat, bahkan istirahat di
tempat. Zaim (2016 : 5) mengatakan �Perancangan
persiapan pembelajaran adalah titik awal keberhasilan proses pembelajaran (M,
2016). Persiapan pembelajaran yang tidak matang akan menyebabkan
terjadinya ketidaksempurnaan proses pembelajaran dan berujung pada kegagalan
terjadinya proses pembelajaran yang diharapkan �. Bahasa Inggris juga butuh
dilatih, layaknya Bahasa yang lain. Bahasa Inggris juga perlu di ucapkan, tidak
hanya didengar. Jadi intinya, Bahasa itu bukan tentang hitam di atas putih dan
sesuai dengan rumus, tapi ucapan dan tindakan yang dapat di pahami oleh orang
lain Karena Bahasa merupakan media berkomunikasi.�� Fungsi bahasa yaitu: 1) Bahasa berfungsi
sebagai alat komunikasi sudah dipakai sejak zaman nenek moyang kita, untuk
berhubungan� dengan orang lain supaya
dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam hati serta fikiran seseorang.
Dengan memakai bahasa, manusia bisa �berhubungan dengan alam sekitarnya, terutama dengan
manusia lainnya. Dengan bahasa pulalah manusia bisa bekerja sama dengan manusia
lainnya supaya bisa memperoleh suatu tujuan. Sutarsyah (2017 : 39) mengatakan � Dalam proses belajar bahasa
siswa harus mengalami proses berpikir dan mengerti. Paling tidak mereka dapat
menyimpulkan arti suatu pesan dalam ungkapan yang sebelumnya mereka tidak tahu (Sutarsyah, 2017).
Jadi untuk latihan menggunakan bahasa tidak cukup hanya sekedar mempelajari,
tetapi perlu mengerti macam-macam ungkapan �. 2) Bahasa sebagai alat ekspresi
diri, Bahasa adalah wujud dari ekspresi diri, oleh karenanya� dengan�
bahasalah manusia bisa mengungkapkan�
dengan cara terbuka, segala sesuatu yang ada di dalam pikirannya kepada
orang lain dengan gayanya masing-masing. Ada banyak hal yang mengakibatkan
manusia mengekspresikan dirinya melalui bahasa , diantaranya untuk membebaskan
diri dari tekanan emosi, untuk mengungkapkan kebahagiaan yang tengah dirasakan,
untuk menarik perhatian orang lain dan lain sebagainya. 3) Bahasa berfungsi
sebagai� alat integrasi serta adaptasi
social, Bahasa ialah alat yang dipakai agar�
berintegrasi serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Bahasa yang
dipakai harusnnya sesuai dengan situasi daerah atau Negara setempat. Seperti
jika� kita ada di Korea, kita tidak
mungkin memakai� bahasa Sunda untuk
berhubungan dengan penduduk sekitar, sebab penduduk korea tidak mungkin paham
dengan bahasa yang kita pakai. Oleh karena itu kita harus menyesuaikan bahasa
dimana kita berada. 4) Sebagai alat kontrol sosial, Bahasa memengaruhi sikap,
tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Apabila seseorang berbahasa dengan
menggunakan bahasa yang kasar itu merupakan cerminan diri orang tersebut. Oleh
karena itu kontrol sosial melalui bahasa sebaiknya ditanamkan pada diri
seseorang sejak dini agar seseorang dapat berinteraksi dengan baik di
masyarakat.����
Banyak ahli menyampaikan
pendapatnya tentang pendidikan, secara garis besar dapat ditarik pengertian
yang dimaksud Pendidikan adalah suatu usaha secara sadar dan sistematis� dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan
itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat
dan bangsa. Afandi (2013: 10) �Dalam �proses pendidikan budaya dan karakter
bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan
proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka
dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat� (Afandi, 2013).� Metode
tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan
dalam bentuk modul untuk dipelajari mahasiswa secara mandiri. mahasiswa dapat
mengkonsultasikan tentang masalah-masalah dan kemajuan yang ditemui secara
periodik.Pendekatan tutorial merupakan pendekatan belajar sendiriolehmahasiswa,
menurut kecepatan masing-masing mahasiswa untuk melaksanakan proses
perkembangan pendidikan secara mandiri. Iwan Binanto dan Yorif khismar menyatakan (2015 : 64) �Dalam
computer Assisted Intruction terdapat aplikasi dasar yang biasa digunakan untuk
menggambarkan cara pembelajaran dengan bantuan computer, yaitu Tutorial, Drill
and Practice, Problem Solving Simulation dan Games (Binanto &
Khismar, n.d.). Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran
yang memuat penjelasan, rumus, prinsip, began, table, definisi, istilah latihan dan branching yang sesuai. Dalam interaksi tutorial ini informasi dan pengetahuan yang disajikan
sangat komunikatif, seakan-akan ada tutor yang mendampingi user� Menurut
Islamuddin (2012:4) �pendidikan merupakan usaha secara
sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke
kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dalam
segala perbuatannya (Islamudin, 2012). Sedangkan pendidikan menurut
Munib (2012:30) adalah usaha sadar dan
sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk
mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan
cita-cita pendidikan (Munip, 2012).
Dapat dikatakan, pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada
peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat
dewasa.
Belajar dengan metode tutorial tidak lepas dengan minat dan motivasi yang
dimiliki siswa. Motivasi belajar adalah dorongan untuk menggerakan seluruh daya
di dalam diri seseorang/siswa untuk menimbulkan kegiatan mempelajari susuatu
agar tujuan yang dikehendaki tercapai. Husamah dkk. (2018 : 22) dalam pernyataannya � Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar,dan memberikan arah pada
kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan� (Husamah dkk, 2018).� Dengan kata lain dalam pembelajaran siswa
membutuhkan stimulus atau rangsangan pada otak untuk mendapatkan respon yang
positif. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2011).
Tujuan proses belajar mengajar
pada hakikatnya adalah adanya perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat
dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajar. Perubahan
tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai siswa biasa disebut dengan hasil
belajar. Perubahan-perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa penguasaan ilmu
pengetahuan, sikap, kebiasaan, tindakan atau keterampilan tertentu.
CAI (Computer Assisted Instruction)
Dalam� CAI�
(Computer� Assisted� Instruction)�
terdapat� lima� aplikasi�
dasar� yang� biasa�
digunakan� untuk
menggambarkan cara
pembelajaran dengan bantuan komputer, yaitu Tutorial, Drill and Practice,
Problem Solving,
Simulation dan Games [1]. �
a. Tutorial, salah satu metode
pembelajaran yang memuat penjelasan, rumus, prinsip, bagan, tabel, definisi
istilah,
latihan� dan� branching� yang� sesuai.�
Dalam� interaksi� tutorial� ini� informasi�
dan� pengetahuan� yang�
disajikan
sangat� komunikatif,�
seakan-akan�
ada� tutor yang
mendampingi� user� dan� memberikan arahan� secara�
langsung
kepada usPara tutor yang telah
terlatih dalam menggunakan Pedoman
Belajar Mengajar membawakannya dengan langkah-langkah sebagaimana
diperintahkan di dalam Pedoman itu, pada jam-jam tertentu yang telah
ditetapkan. Langkah-langkah itu ada beberapa macam, sesuai dengan sifat bahan
pelajaran, sehingga tutor akan mengajar secara berlainan pada� waktu membawakan bagian modul satu ke bagian
modul yang lain.� Namun pola umum yang
dilakukan para tutor adalah meminta mahasiswa membuka buku pelajaran,
menanyakan suatu pelajaran, memuji jawaban yang benar, meluruskan jawaban yang
salah, menggilir latihan, mengetes, dan memaraf pedoman itu manakala telah
selesai diajarkan.
Menurut Febianti (2014: 82) �Dalam membaca, pengajaran
Tutor Sebaya sering digunakan untuk membantu pembaca yang lambat atau untuk
memberikan tambahan membaca bagi semua peserta didik yang lebih muda�.
Berdasarkan undang-undang RI.No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwaPendidik adalah tenaga kependidikan yang berkulifikasi
sebagai guru,dosen,konselor,pamong
belajar,widyaiswara,tutor,instruktur,fasilitator,dan sebutan lainnya sesuai
dengan kekhususannya,serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan.�Jika
dilihat secara parsial, maka penerapan konsep kerja sama paling tinggi
kontribusinya, disusul penerapan konsep pengaturan diri, keterkaitan, dan
aplikasi. Konsep pengalaman langsung dan asesmen autentik kecil kontribusinya
bahkan tidak signifikan. Simpulan hasil penel�(Komalasari,2011:53)
�Tutor Sebaya adalah sekelompok
peserta didik yang telah tuntas beban belajarnya, memberikan bantuan kepada
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran
yangdipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pemikiran Akhmat Sudrajat (2011:140) �
tutor sebaya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa
lainnya yang salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.Bantuan
belajar yang diberikan oleh teman sebaya dapat menghilangkan rasa kecanggungan
seperti halnya dengan guru (Akhmat Sudrajat, n.d.). Bahasa yang digunakan antara teman dengan lebih dapat dipahami dari pada
guru dengan siswa� Menurut Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono (2011:184) �tutor sebaya yaitu siswa yang sebaya ditunjuk atau
ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar,karena hubungan
antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan guru� (Suharo & Ilham, 2018). Oleh karena
itu, pemilihan model pembelajaran Tutor Sebaya sebagai strategi pembelajaran
akan sangat membantu siswa dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya.
Berdasarkan beberapa definisi tentang Tutor Sebaya di atas,
maka dapat diambil simpulan bahwa istilah Tutor Sebaya ialah suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan mahasiswa yang mempunyai keistimewaan,
kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan,
bimbingan dan arahan kepada mahasiswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat
dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode� kuantitatif, dengan
model matematis dan berdasarkan� bukti
empiris untuk melakukan investigasi sosial melalui prinsip - prinsip� statistik. Dengan
menggunakan Data sekunder yang dikumpulkan melalui studi pustaka berupa nilai
evaluasi mahasiswa dan kuisioner yang dikumpulkan setelah uji coba beberapa
kali.Selain itu melalui internet dan buku-buku literatur yang relevan dengan
penelitian ini. Sedangkan
data primer diperoleh melalui kuisioner mahasiswa dan nilai prestasi
belajar� selama satu semester.
Untuk
menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan teknik Purposive Random Sampling
sebanyak 31 sampel. Purposive digunakan saat peneliti menentukan Pokjar yang
diambil sebagai sampel. Random digunakan saat peneliti menentukan wilayah
sebagai sampel. Dari enam kelas� yang ada
peneliti menentukan 4 kelas secara random, dengan cara undian. Dari hasil undian
tersebut terambil sampel dari kelas : A, C, D F. Selanjutnya dari 4 kelas
terpilih, peneliti menentukan pokjar sebagai sampel. Karena perbandingan jumlah
pokjar antara satu berbanding dua (lebih) maka untuk� tiap kelas secara random.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan suatu metode penelitian yang berdasarkan pada filosofi positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan alat penelitian, karakteristik analisis datanya adalah kuantitatif/statistik, untuk menguji hipotesis yang telah dibuat (Prasetyo dan Jannah, 2005: 24, 26). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berjumlah 320� mahasiswa. Sedangkan sampel yang diambil adalah seluruh mahasiswa dengan jumlah 31 mahasiswa, karena kelompok sampel ini dianggap mampu untuk mengerjakan tes kemahiran belajar secara kelompok yang diambil dari kuliah smester sebelumnya. diambil 1 pokjar,� Untuk wilayah yang S1 -nya hanya satu pokjar dengan sendirinya semua menjadi sampel, demikian halnya dengan kelas yang hanya 2 pokjar langsung diambil keduanya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam mencari data tentang nilai kemampuan memahami materi Bahasa Inggris� mahasiswa.
Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian
B.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk
mengetahui persepsi mahasiswa tentang tutorial digunakan angket yang diberikan
kepada mahasiswa secara langsung. Sedangkan untuk mengetahui jumlah mahasiswa,
digunakan pengarsipan masing-masing kelas. Untuk mengetahui data nilai prestasi
belajar mahasiswa diambilkan dari data yang diberikan mahasiswa pada identitas
di angket dan daftar nilai mahasiswa sesuai NIM yang ada di angket. Variabel
adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan
penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
(Arikunto,
2010). Penelitian ini menggunakan dua variabel,
yaitu: rancangan pembelajaran Bahasa Inggris��
adalah variabel bebas (X), dan niali belajar dengan tutorial� adalah variabel terikat (Y). Penelitian ini
menggunakan dua instrumen dalam pengumpulan data, yaitu: angket dan tes.
Angket/kuisioner merupakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan untuk
memperoleh keterangan dari sejumlah responden (Taniredja and Mustafidah, 2012:
44), sedangkan tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang
perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang berbentuk pemberian
tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus
dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh peserta tes,
sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi peserta tes;
nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh peserta tes
lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Sudijono dalam
Taniredja dan Mustafidah, 2012: 49).
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang rancangan pembelajaran Bahasa inggris berbasis tutorial� untuk mahasiswa� , sedangkan tes digunakan untuk mengumpulkan data kemahiran belajar kelompok dengan tutor sebaya. Angket yang digunakan terdiri dari 20 butir pertanyaan, sedangkan tes kemahiran� menggunakan soal Ujian.� Yang terdiri dari 15 soal. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi-korelasi, yaitu untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X dan Y dan untuk menentukan derajat korelasi antara kedua variabel tersebut (Sudjana, 1984: 296, 352). Proses analisis data ini menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 14.0 for Windows Integrated Student Version.
C. Pembahasan
Hasil Pengumpulan Data
Tentang minat belajar bahasa Inggris dan� belajar dengan cara tutorial mahasiswa digambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Minat Belajar Bahasa Inggris dan Belajar Tutorial
Tabel 3. Hubungan Minat belajar Bahasa inggris dengan model tutorian
Hasil uji normalitas data,yang merupakan syarat
sebelum dilakukan analisis�
regresi-korelasi dengan menggunakan spss versi 14.0 adalah sebagai
berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Variabel Rancangan Pembelajaran Bahasa Inggris (X)
dan Belajar dengan Tutorial (Y) oleh SPSS (Tests of normality)
Analisis Regresi dan Korelasi Variabel Rancangan
Pembelajaran Bahasa Inggris (X) dan Belajar dengan Tutorial (Y) oleh SPSS.
Tabel 5. Model Summary
A Predictor (constant).Tutorial
Tabel 6. Anova (b)
a.Predictors:(Constant) Rancangan pembelajaran
b.Dependen Variabel Tutorial
Tabel 7. Coefficients(a)
A
Dependen Variabel Rancangan Pembelajaran
Tabel 8. Correlations
**Correlation is significant at the0.01 level (2-tailet)
Tabel 9. Interpretasi nilai R
Berdasarkan hasil analisis regresi-korelasi oleh SPSS versi 14,0 di atas, R atau koefisien korelasi,yang menyatakan hubungan antara X dan Y, sebesar 0,843, maka disimpulkan bahwa ada hubungan linier langsung atau korelasi positif antara X dan Y yang tinggi sesuai dengan tabel Interpretasi nilai R. Tanda positif ini menunjukan semakin tinggi X, semakin tinggi pula Y. Signifikasi perhitungan ini sebesar0,01 yang berarti bahwa tingkat kepercayaan (confidence level) perhitungan ini adalah 99%.R Square (atau R kuadrat) yang menggambarkan besarnya pengaruh X terhadap Y sebesar 0,711, yang berarti bahwa rancangan pembelajaran dengan metoda tutorial terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar 71,1% dan sisanya ditentukan oleh keadaan lain. Sesuai dengan koefisien yang didapat, persamaan regresi X terhadap Y sebagai berikut.
Analisis data di atas menunjukan bahwa rancangan pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode tutorial dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Minat belajar dengan metode tutorial yang mendorong mahasiswa antusias dan semangat sehingga lebih mudah untuk memahami materi yang artinya meningkatkan nilai prestasi belajar.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang �Rancangan Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Metode Tutorial Bagi Mahasiswa Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik PLN� dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara rancangan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis metode tutorial dengan prestasi belajar mahasiswa. Semakin sering menggunakan metode tutorial dengan rancangan yang tepat dapat meningkatkan nilai prestasi mahasiswa. Besar pengaruh rancangan belajar dengan tutorial terhadap prestasi mahasiswa adalah 71,1% dengan tingkat kepercayaan 99%. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pembelajaran Bahasa Inggris di program studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi� �Teknik PLN masih menggunakan metode lama/Konvensional.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode tutorial sangat tepat digunakan untuk pembelajaran matakuliah Bahasa Inggris di program studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik PLN.
3. Penerapan pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode tutorial terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Bibliografi
Afandi, M. dk. (2013). Model dan Metode
Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Semarang : UNISSULA Press.
Akhmat Sudrajat. (n.d.). tutor sebaya adalah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa lainnya yang salah satu
siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.Bantuan belajar yang diberikan
oleh teman sebaya dapat menghilangkan rasa kecanggungan seperti halnya dengan g.
Jakarta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Pendidikan
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Binanto, I., & Khismar, Y. (n.d.). Implementasi
Cai Untuk Program Bantu Pembelajaran Bahasa Inggris Level Real Beginner
Berbasis Multimedia Pada Lembaga Bahasa Abcd Yogyakarta.
Husamah dkk. (2018). Belajar dan Pembelajaran,.
Malang: Malang : UMM Press.
Islamudin, H. (2012). Spikologi Pendidikan.
Yogyakarta: Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kholik, A. (2017). Penguatan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Melalui Pembelajaran Berbasis Website. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 63�68.
M, Z. (2016). Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris.
Jakarta: Jakarta : Kencana.
Munip,� achmad.
(2012). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Semarang : UPT UNNES
Press.
Suharo, B. N., & Ilham, I. (2018). Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Menerapkan Metode Tutor Teman Sebaya
Pada SMA Negeri 1 Palangka Raya. Neraca: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 3(2),
7�12.
Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning.: Teori
dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sutarsyah, C. (2017). Pembelajaran bahasa Inggris
sebagai muatan lokal pada sekolah dasar di propinsi Lampung. AKSARA: Jurnal
Bahasa Dan Sastra, 18(1).