Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 1
No. 3 Juli 2020 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
Yudi
Darsono
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung
Email:� [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 22 April 2020 Diterima dalam bentuk revisi Diterima dalam bentuk revisi |
Maksud penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di SBU (Strategic Bisnis Unit) Aircraft Services PT. Indonesian Aerospace yang berlokasi di kota Bandung-Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode Proporsional Random Sampling dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil questioner. Popupalasi penelitian berjumlah 336 orang, sedangkan sample dalam penelitian ini sebanyak 101 orang. Penelitian ini menggunakan Kuantitative analisis data yang didukung oleh Kualitative analisis data. Tehnikal analisis yang diguanakan dalam penelitian ini adalah berupa Path analysis, menggunakan software SPSS versi 17 dan minitab for windows versi 13 complete dengan macro minitab. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : a. Gaya kepemimpinan berpengaruh fositif dan significant terhadap kinerja karyawan b. Motivasi berpengaruh positif dan significant terhadap kinerja karyawan c. Gaya kepemimpinan dan motivasi secara simultan berpengaruh positif dan significant terhadap kinerja karyawan. |
Kata kunci: Gaya kepemimpinan; motivasi dan kinerja |
Pendahuluan
Sumber
daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia
merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam setiap proses
produksi barang maupun jasa (Dessler et al., 2008). Proses pengembangan SDM adalah salah satu kunci
dari keberhasilan perusahaan. Walaupun sebetulnya banyak faktor yang bisa
meningkatkan daya saing perusahaan, namun pengelolaan sumber daya manusia
adalah bagian dari standar operasional perusahaan jika perusahaannya
menginginkan brandnya meningkat. Banyak hal yang bisa dicapai ketika perusahaan
dapat mengembangkan dan memberdayakan SDM (Dyastuti, 2019).
Sumber daya manusia Juga dalam suatu perusahaan adalah karyawan yang
berkerja pada perusahaan tersebut. Jika kinerja perusahaan baik, dapat
dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut ditunjang oleh kinerja karyawan
yang baik. (Gibson et al., 1996) menjelaskan bahwa : �Kinerja organisasi
tergantung pada kinerja pegawainya, atau dengan kata lain kinerja pegawai akan
memberikan kontribusi pada kinerja organisasi�. Kinerja karyawan erat kaitannya
dengan penilaian kinerja, untuk itu penilaian kinerja karyawan perlu dilakukan
oleh suatu organisasi. �Penilaian kinerja
(performance evaluation) yaitu proses untuk mengukur atau mengevaluasi hasil
pekerjaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi� (Sudjana, N., & Rivai, 1992). Segala
macam aspek yang berkaitan dengan sumberdaya manusia pada akhirnya turut
mempengaruhi output perusahaan yang bersangkutan. Mengingat perannya yang
sangat penting, maka sudah selayaknya suatu perusahaan melakukan suatu
mekanisme pemeliharaan sumberdaya manusia dengan memperhatikan kinerja
karyawan-karyawannya (Utomo & Riswanto, 2019), Dalam proses menciptakan kinerja yang optimal, kepemimpinan
dari seorang pemimpin memiliki peran yang penting. Dimana seorang pemimpin
perusahaan mampu untuk menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan,
membentuk loyalitas dan dedikasi karyawan yang tinggi terhadap pekerjaannya,
memberikan motivasi kerja, bimbingan, pengarahan, dan menciptakan koordinasi
yang baik dalam bekerja oleh seorang pemimpin kepada bawahannya (MULKI et al., 2019).
Karyawan yang mempersepsi persepsional tentang jenjang karirnya secara positif cenderung mempunyai sikap kerja yang baik dan kepuasan kerja yang tinggi, sehingga akan menghindari berbagai sikap dan perilaku kerja yang menghambat pencapaian tujuan organisasi, seperti pemogokan, ketidakhadiran (absensi), ataupun perpindahan kerja. Karyawan yang memiliki persepsi persepsional tentang jenjang karir yang positif cenderung lebih bersemangat ketika bekerja, lebih produktif, serta efisien dan efektif dalam menghadapi dan menyelesaikan pekerjaannya (Kang et al., 2014) (Ubaedillah, 2020).
Banyak faktor yang menjadi penyebab kinerja karyawan baik, diantaranya
adalah Gaya Kepemimpinan yang arif, bijaksana dan mumpuni secara langsung dapat
menyebabkan peningkatan motivasi karyawan.
PT. Dirgantara Indonesia (Persero) berkantor di JL. Pajajaran No. 154
Bandung adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di
Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT. Industri Pesawat
Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat
Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian
berubah nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.
Dengan keahlian dan penguasaan teknologi, Pada masa saat ini juga semua pelayanan publik serba memanfaatkan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi yang sudah berkembang sangat pesat hingga menyentuh pada industri transportasi di
Indonesia (Husain & Rohmah, 2020). �PT. Dirgantara Indonesia dalam perkembangannya
tidak hanya bergerak dalam industri pesawat terbang saja tetapi sudah melangkah
kepada penguasaan bisnis yang lainnya yaitu pembuatan komponen aerostruktur, perawatan pesawat terbang
serta jasa di bidang engineering.
Strategic Bisnis Unit Aircraft Services adalah salah satu Unit Bisnis di PT. Dirgantara Indonesia yang bertugas untuk memberikan pelayanan jasa pemeliharaan pesawat dan helicopter, penyediaan suku cadang, modifikasi baik struktur dan interior, dan perbaikan komponen kepada pelanggan (perorangan, swasta dan pemerintah).
Usaha yang dilakukan oleh Strategik
Bisnis Unit Aircraft Services untuk melakukan perbaikan adalah dengan
melaksanakan restrukturisasi diantaranya restrukturisasi Struktur Organisasi,
System dan Prosedure Kerja.
Untuk mengetahui hasil restrukturisasi yang telah dilakukan oleh Strategik Bisnis Aircraft Services, maka
penulis mengadakan penelitian terbatas pada penelitian untuk mengukur pengaruh
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan, yang menurut
hemat penulis ketiga variable tersebut menentukan kinerja perusahaan.�
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
jenis penelitian survey, tingkat eksplanasi adalah deskriptif, dengan
pendekatan secara kuantitatif dikarenakan penulisan akan membuktikan hipotesis
yang telah dirumuskan sebelumnya dan membuat analisis perhitungan berdasarkan
data yang ada serta mendeskritipkannya secara sistimatis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang akan
diselidiki. Metode penelitian survey descriptif ini dilakukan dengan
menggunakan kuestionare berupa angket yang berisi indicator atau instrument
pertanyaan yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Setelah data
terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis statistic untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan pada awal penelitian ini dan hasilnya dipaparkan
secara deskriptif pada akhir penelitian.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 336 karyawan
di lingkungan Srategik Bisnis Unit
Aircraft Services, sedangkan jumlah sample adalah 101 karyawan ( � 30% ).
Dasar pengambilan jumlah sample adalah pendapat arikunto ( 1998:120 ) yang
menyatakan bahwa � apabila populasi dalam sebuah penelitian lebih dari 100,
maka sample dapat diambil antara 20%-25% atau lebih�. Teknik pengambilan sample
yaitu dengan teknik cluster random sampling artinya cara pengambilan sample dilakukan
dengan mengambil karyawan secara random.�
Data primer diperoleh dari tanggapan langsung� para responden atas pernyataan mengenai Gaya
Kepemimpinan, Motivasi dan Kinerja Karyawan yang tertuang di dalam angket yang
telah disebarkan. Sedangkan data sekunder merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti, dimana teknik pengumpulan data yang dilakukan
meliputi wawancara dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada responden,
observasi yaitu pengamatan langsung berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
pimpinan organisasi, dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data melalui
bahan-bahan tertulis yang berhubungan langsung dengan objek penelitian.
Data-data yang sudah tersedia kemudian dikumpulkan dan di inventarisir. Untuk
memudahkan dalam melakukan perhitungan analysis data secara statistik, peneliti
menggunakan alat bantu berupa software statistik yang dalam hal ini software minitab versi 13 for windows.
1. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1999 tentang penerbangan, telah mengatur soal penggunaan pesawat dan
kelaikannya. Lewat Undang-Undang ini, semua pihak berkepentingan bahwa
keselamatan penerbangan adalah di atas segala-galanya. Pasal 3 Undang-Undang itu mengatur bahwa penerbangan diselenggarakan
dengan tujuan, antara lain mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang tertib,
teratur, selamat, aman, nyaman, dengan harga yang wajar, dan menghindari
praktik persaingan usaha yang tidak sehat.
Sehubungan
dengan kelaikan pesawat terbang maka kualitas pesawat terbang harus dijamin
kelaikannya. Untuk menjamin kelaikan pesawat terbang harus dilakukan perawatan
secara berkala/periodik. Organisasi yang melaksanakan pelayanan perawatan atau
perbaikan pesawat terbang harus laik / layak juga. Strategik Bisnis Unit Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia
adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan perawatan
pesawat terbang khususnya untuk pesawat terbang buatan PT. Dirgantara
Indonesia. Strategik Bisnis Unit Aircraft
Services PT. Dirgantara Indonesia mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
sangat vital karena menyangkut keselamatan nyawa manusia. Tugas dan tanggung
jawab ini harus ditopang dengan kemampuan tenaga kerja yang handal dan ahli
dalam bidangnya, organisasi yang solid, kepemimpinan yang baik, karyawan yang
berdedikasi mempunyai semangat, motivasi dan disiplin yang tinggi, sarana dan
prasarana yang canggih, prosedure kerja yang tepat dan tempat yang strategis.
Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja di Strategik Bisnis Unit Aircraft Services merupakan
unsur penting untuk
kemajuan perusahaan, sebab dengan
adanya gaya kepemimpinan yang baik akan tercipta motivasi kerja yang tinggi
sehingga dapat menghasilkan kinerja karyawan yang tinggi. Dengan demikian maka
akan berpengaruh pada kemajuan perusahaan.
Penelitian
ini menggunakan data kuantitatif yang diambil dari 101 sample questioner, untuk
memastikan validitas data, kemudian dilakukan analisis data dari jumlah
populasi 336 karyawan. Data yang diperoleh diuji dengan uji validitas dan
reliabilitas dengan uji regresi dan korelasi dengan bantuan software minitab versi 13 for windows.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi ( R� ) sebesar
40,96% yang berarti kinerja ditentukan oleh motivasi kerja dan gaya kepemimpinan,
sisanya sebesar 59,05% dipengaruhi oleh faktor lain. (faktor langsung dan
faktor tak langsung).
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis gaya kepemimpinan yang digunakan
oleh manajer dalam organisasi perusahaan. (2) Mengkaji tingkat motivasi
kerja karyawan dalam organisasi perusahaan. (3) Mengkaji hubungan gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan. Kuestioner dilakukan untuk mendapatkan
informasi kualitatif yang memperkuat analisis kuantitatif.
Untuk
mengetahui berapa besar pengaruh variable gaya kepemimpinan terhadap variable
kinerja karyawan berdasarkan jawaban kuestioner dari 101 responden yang telah
diolah secara analisis statistic deskriptif, lalu dibandingkan dengan kategori
garis kontinum (Riduwan, 2007)�
hasilnya dapat dilihat dari table 1 berikut ini :
Tabel 1
Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
NO |
INDIKATOR |
TOTAL |
||
F |
FXB |
% |
||
1 |
Sikap Bawahan |
101 |
289 |
57,23% |
2 |
Kepribadian |
101 |
311 |
61,58% |
3 |
Watak Atasan |
101 |
312 |
61,78% |
4 |
Kecakapan Atasan |
101 |
315 |
62,38% |
Hubungan |
404 |
1227 |
60,74% |
|
5 |
Pola Kerja |
101 |
303 |
60,00% |
6 |
Sosialisasi Kerja |
101 |
313 |
61,98% |
7 |
Transparansi
Kerja |
101 |
318 |
62,97% |
8 |
Penilaian Kerja |
101 |
335 |
66,34% |
Struktur
Tugas |
404 |
1269 |
62,82% |
|
9 |
Mengarahkan |
101 |
322 |
63,76% |
10 |
Mengendalikan |
101 |
341 |
67,52% |
11 |
Mempengaruhi |
101 |
314 |
62,18% |
12 |
Memimpin |
101 |
315 |
62,38% |
Kewibawaan |
404 |
1292 |
63,96% |
|
GAYA
KEPEMIMPINAN (X1) |
1212 |
3788 |
62,51% |
Dari table 1 di
atas, diperoleh prosentase gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan sebesar 62,51%, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan dikategorikan tinggi, karena berada pada interval 60%
- 80%.
����������������
0%���� ���������20%�����������
40%��� �������������60%��������� 80%����� ������������������100%
Sangat rendah |
Rendah |
Cukup
Tinggi |
Tinggi |
Sangat Tinggi |
�
����� ����������������������������������������������������������������������������������������������
��������������������������������������������������������������
�����������������������������62,51%
Gambar
1
Interval
Gaya Kepemimpinan
Tingginya prosentase pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dipengaruhi oleh prosentase 3 dimensi dari variable gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Dimensi Hubungan dengan prosentase 60,74%
2. Dimensi Struktur Tugas dengan prosentase 62,82%
3. Dimensi Kewibawaan dengan Prosentase 63,96%
Berdasarkan 12
indikator dari variable Gaya Kepemimpinan, terlihat bahwa indikator yang
memberikan persentase tertinggi adalah indikator �mengendalikan�
dengan prosentase 67,52%, sedangkan indikator terendah
yaitu �sikap bawahan� dengan prosentase 57,23%.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan berdasarkan jawaban kuestioner dari 101 responden yang telah diolah secara analisis statistic deskriptif, lalu dibandingkan dengan kategori garis kontinum �(Riduwan, 2007) hasilnya dapat dilihat dari table 2 berikut ini :
���������������������������������������������������������������
Tabel 2
���������� Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
NO |
INDIKATOR |
TOTAL |
||
F |
FXB |
% |
||
1 |
Ketepatan Waktu |
101 |
327 |
64,75% |
2 |
Kepuasan Hasil Kerja |
101 |
326 |
64,55% |
Keberhasilan |
202 |
653 |
64,65% |
|
3 |
Keseringan Pengakuan Penghargaan |
101 |
306 |
60,59% |
4 |
Peningkatan Hasil Kerja |
101 |
350 |
69,31% |
Pengakuan |
202 |
656 |
62,82% |
|
5 |
Kemangkiran Karyawan |
101 |
317 |
62,77% |
6 |
Keseuaian Tugas dan Tanggung Jawab |
101 |
317 |
62,77% |
Tanggung
Jawab |
202 |
634 |
62,77% |
|
7 |
Kesesuaian Wewenang Terhadap Tanggung Jawab |
101 |
329 |
65,15% |
8 |
Kesesuaian Penempatan Karyawan |
101 |
320 |
63,37% |
Wewenang |
202 |
649 |
64,26% |
|
MOTIVASI
KERJA (X2) |
808 |
2592 |
64,16% |
Dari table 3 di atas,
diperoleh prosentase motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan
sebesar 64,16%, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan dikategorikan tinggi, karena berada pada interval 60% - 80%.
�
Sangat rendah |
Rendah |
Cukup Tinggi |
Tinggi |
Sangat Tinggi |
������������������
�����0%�������� 20%�������������� 40%������������ 60%��������� 80%�
���������
100%
������������������������������������������������������������������������������������������������
���������64,26%
Gambar
2
Interval
Motivasi Kerja
Tingginya prosentase pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dipengaruhi oleh prosentase 4 dimensi
dari variable motivasi kerja, yaitu :
1.
Dimensi Keberhasilan
dengan prosentase 64,65%
2.
Dimensi Pengakuan
dengan prosentase 62,82%
3.
Dimensi Tanggung Jawab
dengan Prosentase 62,77%
4.
Dimensi Wewenang
dengan prosentase 64,26%
Berdasarkan 8 indikator dari
variable Motivasi Kerja, terlihat bahwa indikator yang memberikan persentase
tertinggi adalah indikator �peningkatan hasil kerja� dengan prosentase 67,52%,
sedangkan indicator terendah yaitu �Keseringan pengakuan penghargaan� dengan
prosentase 60,59%.
Untuk mengetahui berapa
besar kinerja karyawan berdasarkan jawaban kuestioner dari 101 responden yang
telah diolah secara analisis statistic deskriptif, lalu dibandingkan dengan
kategori garis kontinum (Riduwan, 2007)� hasilnya dapat
dilihat dari table 4 berikut ini :
Tabel 3
�Kinerja Karyawan
NO |
INDIKATOR |
TOTAL |
||
F |
FXB |
% |
||
1 |
Antara Atasan dan Bawahan |
101 |
350 |
69,31% |
2 |
Diantara Bawahan |
101 |
352 |
69,70% |
Kerjasama |
202 |
702 |
69,50% |
|
3 |
Baik |
101 |
333 |
65,94% |
4 |
Buruk |
101 |
256 |
50,69% |
Kepribadian |
202 |
589 |
58,32% |
|
5 |
Dari Pendidikan |
101 |
330 |
65,35% |
6 |
Dari Pengalaman |
101 |
353 |
69,90% |
Kepandaian |
202 |
683 |
67,62% |
|
7 |
Diterima Bawahan |
101 |
337 |
66,73% |
8 |
Tidak Berkenan Sama Sekali |
101 |
306 |
60,59% |
Kepemimpinan |
202 |
643 |
63,66% |
|
9 |
Bebas dari Bahaya |
101 |
365 |
72,28% |
10 |
Physical Safety |
101 |
369 |
73,07% |
11 |
Financial Sequrity |
101 |
373 |
73,86% |
12 |
Privasi |
101 |
354 |
70,10% |
Keselamatan |
404 |
1461 |
72,33% |
|
13 |
Memahami Pola Kerja Seluruhnya |
101 |
332 |
65,74% |
14 |
Hanya Memahami Sebagian Saja |
101 |
295 |
58,42% |
15 |
Tidak Memahami Sama Sekali |
101 |
256 |
50,69% |
Pengetahuan |
303 |
883 |
58,28% |
|
16 |
Hadir Tidak Terlambat |
101 |
366 |
72,48% |
17 |
Hadir Terlambat |
101 |
333 |
65,94% |
Kehadiran |
202 |
699 |
69,21% |
|
18 |
Ikhlas |
101 |
372 |
73,66% |
19 |
Bertanggung Jawab |
101 |
345 |
68,32% |
Kesetiaan |
202 |
717 |
70,99% |
|
20 |
Daya Pikir |
98 |
395 |
78,22% |
21 |
Kreatifitas Ide |
101 |
407 |
80,59% |
22 |
Mandiri |
101 |
383 |
75,84% |
Ketangguhan |
300 |
1185 |
78,22% |
|
KINERJA (Y) |
2219 |
7562 |
68,06% |
Dari table 4 di atas, diperoleh prosentase rata-rata
kinerja karyawan yaitu sebesar 68,06%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja
karyawan dikategorikan tinggi, karena berada pada interval 60% - 80%.
0%���������������
�����������20%���������������� ����40%������������� 60%�������������� �������80%
Sangat rendah |
Rendah |
Cukup Tinggi |
Tinggi |
Sangat Tinggi |
������������������������������������������������������������������������������������������������
�����������������68,06%
Gambar
3
Interval
Kinerja
Tingginya prosentase rata-rata kinerja karyawan dipengaruhi oleh prosentase 9 dimensi dari variable Kinerja Karyawan, yaitu :
1. Dimensi Kerjasama dengan prosentase 69,50%
2. Dimensi Kepribadian dengan prosentase 68,52%
3. Dimensi Kepandaian dengan Prosentase 67,62%
4. Dimensi Kepemimpinan dengan prosentase 63,66%
5. Dimensi Keselamatan dengan prosentase 72,33%
6. Dimensi Pengetahuan dengan prosentase 58,28%
7. Dimensi Kehadiran dengan prosentase 69,21%
8. Dimensi Kesetiaan dengan prosentase 70,99%
9. Dimensi Ketangguhan dengan prosentase 78,22%
Berdasarkan 22 indikator dari
variable Kinerja Karyawan, terlihat bahwa indikator yang memberikan persentase
tertinggi adalah indikator �kreativitas Ide� dengan prosentase 80,59%,
sedangkan indicator terendah yaitu �Buruk� dan �Tidak memahami sama sekali�
masing-masing dengan prosentase 50,69%.
Untuk menentukan keeratan hubungan antar variabel Gaya
Kepemimpinan (X1), Motivasi Kerja (X2) dan Kinerja Pegawai (Y) menggunakan
korelasi product moment pearson.
Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear
antar variabel secara umum dinyatakan sebagai berikut:
Ho���� :�� ρ = 0 ���(Tidak terdapat hubungan antar variabel)
H1���� :��
ρ �0��� (Terdapat hubungan antar variabel)
Kriteria uji : Tolak Ho jika |thitung| > ttabel, artinya terdapat hubungan yang erat antara variabel X1, X2 dengan variabel Y. Hasil perhitungan analisis korelasi antar variable disajikan dalam table 5 berikut ini :
Table 4
Pengujian
Koefisien Korelasi Antar Variable X1, X2 dan Y
N0 |
Variable |
thitung |
ttabel |
Korelasi |
Persentase
Keeratan |
Kategori |
1 |
X1 X2 |
4,56 |
2,05 |
0,64 |
40,96% |
Cukup Erat |
2 |
X1 Y |
1,95 |
1,705 |
0,248 |
6,15% |
Kurang Erat |
3 |
X2 Y |
3,61 |
1,71 |
0,367 |
13,5% |
Sedang |
4 |
X1 X2 Y |
23,14 |
3,37 |
0,311 |
9,7% |
Sedang |
������� �Sumber : Data hasil analisis korelasi : 2014
Dengan� menggunakan� bantuan software
minitab versi 13 for windows
diperoleh nilai korelasi, statistik uji-t dengan nilai signifikansinya untuk
menentukan penolakan atau penerimaan hipotesis.
Hubungan yang tertinggi adalah korelasi antara Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Motivasi Kerja (X2) yaitu sebesar 0.64. Karena nilai koefisien korelasi �(terdapat hubungan anatar variable ) maka hipotesis dapat diterima. Jika nilai koefisien korelasi ini dimasukkan ke dalam rumus persentase keeratan yaitu R2 = (0,64)2 X 100% = 40,96% maka besarnya persentase korelasi antara variable Gaya Kepemimpinan dan variable Motivasi Kerja sebesar 40,96% (dikategorikan cukup erat).
Hubungan yang terkecil adalah korelasi antara Gaya Kepemimpinan
(X1) dengan Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar 0.248. Karena nilai koefisien
korelasi �(terdapat hubungan anatar variable), maka
hipotesis dapat diterima. Jika nilai koefisien korelasi ini dimasukkan ke dalam
rumus persentase keeratan yaitu R2 = (0,248)2 X 100% =
6,15% maka besarnya persentase korelasi antara variable Gaya Kepemimpinan
(X1)� dan variable Kinerja Karyawan (Y)
sebesar 6,15% (dikategorikan kurang erat).
Untuk menganalisis hubungan
kausal (pengaruh) antara Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Strategik Bisnis
Unit Aircraft Services � PT.Dirgantara Indonesia digunakan suatu metode
analisis yang disebut dengan Analisis Jalur (Path Analysis).
Adapun persamaan jalurnya yaitu :
Persamaan jalur tersebut,� dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Kinerja karyawan (Y) dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan (X1) sebesar 0,247 atau dapat dikatakan 1 satuan dari gaya kepemimpinan (X1) dinaikkan akan memberikan pengaruh pada kenaikan kinerja karyawan (Y) sebesar 0,247.
b) Kinerja karyawan (Y) dipengaruhi oleh motivasi kerja (X2) sebesar 0,367 atau dapat dikatakan�� satuan dari motivasi kerja (X2) dinaikkan akan memberikan pengaruh pada kenaikan kinerja karyawan (Y) sebesar 0,367.
Lebih jelas nilai-nilai perhitungan analisis jalur diterapkan dalam diagram/gambar analisis jalur dibawah ini.
Hipotesis yang diajukan mengenai hubungan antara gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) adalah sebagai berikut:
Ho��� : rX1X2� = 0� ����� Gaya kepemimpinan tidak berhubungan dengan motivasi� kerja di
��������������������������������������������������� Strategik Bisnis Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia
H1��� : �rX1X2� ≠ 0� ����� Gaya kepemimpinan berhubungan dengan motivasi kerja di
�������������������������������������� Strategik Bisnis Aircraft Services
PT. Dirgantara Indonesia
Hasil perhitungan menggunakan software minitab versi 13 for windows� didapatkan hasil sebagai berikut:
" MATRIK KORELASI X "
� 1.00000�� 0.63683
� 0.63683��
1.00000
Hubungan antara variabel gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) adalah sebesar 0,64. Untuk pengujian koefisien korelasi antara gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) menggunakan pengujian individual atau uji student-t, dihasilkan nilai Thit = 4,565 dan Ttabel = 2,048. Karena Thit > Ttab atau ≠ 0 maka nilai tersebut memberikan keputusan bahwa Ho ditolak, yang artinya dengan kepercayaan 95% diyakini bahwa nilai koefisien korelasi rX1X2 adalah tidak sama dengan nol atau sebesar 0,64, atau dengan kata lain bahwa secara signifikan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan (X1) dengan motivasi kerja (X2).
Hipotesis yang diajukan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah sebagai berikut:
Ho���� : PYX1 = 0 ������� Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di
������������������������������������� Strategik Bisnis Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia
H1��� : PYX1� ≠ 0� ������������ �� Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di
��������������������������������������������������
Strategik Bisnis
Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia
Pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji individual atau uji student-t, untuk mengetahui berapa besar
nilai koefisien jalur untuk Gaya Kepemimpinan (X1). Hasil
perhitungan diperoleh nilai Thit = 1,95 dan nilai Ttabel
= 1,7056, jika dibandingkan Thit� >
Ttable maka memberikan keputusan bahwa Ho ditolak, yang artinya dengan kepercayaan
95% diyakini bahwa nilai koefisien jalur PYX1 adalah tidak sama
dengan nol atau sebesar 0,247, atau dengan kata lain bahwa
secara signifikan gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan (Y). Hal ini mengindikasikan bahwa Gaya
Kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kinerja
Karyawan (Y).
Sedangkan berdasarkan output sofware minitab versi 13 for windows yang dieksekusi pada macro berdasarkan prosedur/langkah
perhitungan analisis jalur (path analysis)
memperlihatkan hasil sebagai berikut:
" PYX1 "
�� Sum of C30 = 0.24691
"KAUSAL-X1"
K16��� 0.0609626
K17��� 0.0577692
'TOTAL PENGARUH LANGSUNG & TAK LANGSUNG X1'
K21��� 0.118732
Hasil tersebut menunjukan bahwa,
terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel Gaya
Kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,119
(jika dipersentasekan adalah 11,9%).
Hipotesis yang diajukan mengenai
pengaruh Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja
Karyawan (Y) adalah sebagai berikut:
Ho : PYX2� = 0� �� ��� Motivasi Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di Strategik Bisnis Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia
Ho : PYX2� ≠
0� �� ��� Motivasi
�Kerja
�berpengaruh� terhadap�
kinerja �karyawan di
��������������������������������������� ���Strategik
Bisnis Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia.
Pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji individual atau uji student-t, untuk mengetahui berapa besar
nilai koefisien jalur untuk Motivasi Kerja (X2). Hasil
perhitungan diperoleh nilai Thit = 3,61 dan nilai Ttabel
= 1,7056,� jika dibandingkan Thit� > Ttable maka memberikan keputusan bahwa
Ho ditolak, yang artinya dengan kepercayaan 95% diyakini bahwa nilai koefisien
jalur PYX2 adalah tidak sama dengan nol atau sebesar 0,367, atau
dengan kata lain bahwa secara signifikan Motivasi Kerja (X2) berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan (Y). Hal ini
mengindikasikan bahwa variable Motivasi Kerja (X2) mempunyai pengaruh yang
positif terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Sedangkan berdasarkan output sofware minitab versi 13 for windows� yang dieksekusi pada macro berdasarkan prosedur/langkah perhitungan analisis jalur (path
analysis) memperlihatkan hasil sebagai berikut:
" PYX2 "
�� Sum of C31 = 0.36740
"KAUSAL-X2"
K16��� 0.134984
K17��� 0.0577692
'TOTAL PENGARUH LANGSUNG & TAK LANGSUNG X2'
K21��� 0.192753
Hasil tersebut menunjukkan bahwa,
terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel Motivasi Kerja (X2)
terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,193 (jika dipersentasekan adalah 19,3%).
Hipotesis yang diajukan mengenai pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah sebagai berikut:
Ho :� PYX1X2 = 0 ����� Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja������
���������������������������������������� ��������karyawan di PT. DI � SBU Aircraft Services.
Ho : PYX1X2 ≠ 0 ������ Gaya
kepemimpinan dan motivasi
kerja berpengaruh terhadap kinerja
������������������������������������ karyawan
di PT. DI � SBU Aircraft Services.
Uji Model analisis jalur (path analysis) menunjukkan bahwa Thit
= 23,141 dibandingkan Ttabel =
3,369 maka Ho ditolak, yang artinya dengan kepercayaan 95% diyakini bahwa nilai
koefisien PX1X2 adalah tidak sama dengan nol atau sebesar 31,15%,
atau dengan kata lain bahwa variable Gaya Kepemimpinan (X1) dan variable Motivasi
Kerja (X2) secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan (Y).
Sedangkan berdasarkan output sofware minitab versi 13 for windows� yang dieksekusi pada macro berdasarkan prosedur/langkah perhitungan analisis jalur (path
analysis) memperlihatkan hasil sebagai berikut:
" R-KUADRAT YX "
�� Sum of C50 = 0.31148
' TOTAL PENGARUH LANGSUNG & TAK LANGSUNG X1'
K21��� 0.118732
'� TOTAL PENGARUH LANGSUNG & TAK LANGSUNG X2'
K21��� 0.192753
Hasil tersebut menunjukan bahwa,
adanya pengaruh langsung dan tak langsung dari variable Gaya
Kepemimpinan (X1) dan variable Motivasi Kerja (X2) sebesar 31,15%
secara simultan terhadap variable Kinerja Karyawan (Y), dengan besar
masing-masing� pengaruh langsung dan tak
langsung dari variable Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap variable Kinerja
Karyawan (Y) sebesar 11,87%, sedangkan besarnya pengaruh langsung dan tak
langsung dari variable Motivasi Kerja (X2) terhadap variable Kinerja Karyawan
(Y) adalah sebesar 19,3%.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini berdasarkan pengolahan data yang
diperoleh dari data literature, data hasil survey berupa kustioner, pengamatan.
Kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis
menggunakan analisis jalur dengan bantuan software
minitab versi 13 for windows dan software statistic SPSS versi 17. Dari
hasil perhitungan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Gaya� Kepemimpinan
berpengaruh positif� terhadap� kinerja karyawan, hal ini dibuktikan dengan
hasil survey, bahwa dimensi kewibawaan, penugasan dan hubungan yang dilakukan
pimpinan kepada bawahan berpengaruh tinggi terhadap kinerja karyawan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan satu faktor dalam
meningkatkan kinerja karyawan di Strategik
Bisnis Unit Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia.
2.
Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan,
hal ini dibuktikan dengan hasil survey,�
bahwa dimensi wewenang dan tanggung jawab serta pengakuan yang diberikan
kepada karyawan berpengaruh tinggi dalam menigkatkan kinerja karyawan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan satu faktor dalam meningkatkan
kinerja karyawan di Strategik Bisnis Unit
Aircraft Services� PT. Dirgantara Indonesia.
3.
Hubungan antara variable gaya kepemimpinan (X1) dan variable
motivasi kerja (X2), setelah diuji dan dianalisis� menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar
0,64. Nilai koefisien korelasi lebih besar dari nol (0) yang berarti bahwa
terdapat hubungan antara variable gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Jika
dimasukan ke dalam prosentase keeratan antara variable gaya kepemimpinan dan motivasi
kerja adalah sebesar R� = (0,64)� X 100% = 40,96%, nilai tersebut memberi
pengertian bahwa persentase keeratan antara variable gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja dikategorikan cukup erat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variable gaya kepemimpinan dan variable motivasi kerja merupakan dua variable
yang saling berhubungan erat dan dapat mempengaruhi kinerja pegawai di Strategik Bisnis Unit Aircraft Services
PT. Dirgantara Indonesia.
4.
Pengaruh� gaya� kepemimpinan�
(X1)� terhadap� kinerja karyawan (Y) �setelah�
diuji� dan di analisis
menghasilkan� nilai koefisien (PYX1)
sebesar 0,247. Nilai koefisien tersebut lebih besar dari nol (0) yang berarti
bahwa terdapat pengaruh dari variable gaya kepemimpinan terhadap variable
kinerja karyawan sebesar 0,247. Sedangkan pengaruh langsung maupun tak langsung
dari variable gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar
11,9&. Dengan demikian� dapat
didimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari variable gaya kepemimpinan terhadap
variable kinerja karyawan di� yang
berarti bahwa terdapat pengaruh dari variable gaya kepemimpinan terhadap
variable kinerja karyawan di Strategik
Bisnis Unit Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia.
5.
Pengaruh� variable
motivasi� kerja (X2)� terhadap�
kinerja� karyawan (Y)� setelah�
diuji dan dianalisis� menghasilkan
nilai koefisien sebesar 0,367. Nilai koefisien tersebut lebih besar dari nol
(0), yang berarti bahwa terdapat pengaruh dari variable motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan sebesar 0,367. Sedangkan pengaruh langsung maupun tak langsung
dari variable motivasi kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 19,3%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variable motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan di Strategik Bisnis Aircraft Services PT. Dirgantara
Indonesia sebesar 0,367% dan pengaruh baik langsung maupun tak langsung sebesar
19,3%
6.
Pengaruh��
variable�� Gaya�� Kepemimpinan�
(X1)� dan�� motivasi�
kerja� (X2) secara� simultan terhadap kinerja karyawan (Y)
setelah diuji dan dianalisis menghasilkan nilai koefisien� sebesar 0,3115. Nilai tersebut lebih besar
dari nol (0) yang berarti bahwa terdapat pengaruh dari variable gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan
sebesar 0,3115. Sedangkan pengaruh langsung maupun tak langsung dari variable
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan
sebesar 19,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan
di Strategik Bisnis Unit Aircraft
Services PT. Dirgantara Indonesia. Disamping itu terdapat juga pengaruh
baik langsung maupun tak langsung dari variable gaya kepemimpinan dan motivasi
kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan di Strategik Bisnis Unit Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia.
Bibliografi
Dessler, A. E., Zhang, Z., & Yang, P. (2008).
Water‐vapor climate feedback inferred from climate fluctuations,
2003�2008. Geophysical Research Letters, 35(20).
Dyastuti, I. S. (2019). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan
Pengembangan Karier Terhadap Intensi Turnover Karyawan Milenial (Study Kasus
Pada Pt. Time Excelindo). Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnelly Jr,
J. H. (1996). Organisasi: Perilaku, struktur, proses (Edisi kedelapan). Terjemahan,
Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta.
Husain, I. A., & Rohmah, P. (2020). Strategi PT.
Gojek Dalam Mengembangkan Transportasi Publik Berbasis Online Di Indonesia. Jurnal
Syntax Transformation, 1(3), 14�23.
Kang, Y. J., Kim, S. K., Kim, M. Y., Lestari, P., Kim,
K. H., Ha, B.-K., Jun, T. H., Hwang, W. J., Lee, T., & Lee, J. (2014).
Genome sequence of mungbean and insights into evolution within Vigna species. Nature
Communications, 5, 5443.
MULKI, H. F., Ina Ratnamiasih, S. E., & MSi, P. I.
(2019). Pengaruh Kompensasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Amanda Brownies Bandung (Amanda Pusat). Perpustakaan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Unpas.
Riduwan, E. A. K. (2007). Cara Menggunakan dan
Memakai Analisis Jalur (Path Analysis), Jakarta: Alphabeta.
Sudjana, N., & Rivai, A. (1992). Media
pengajaran. Bandung: Penerbit CV Sinar Baru Bandung.
Ubaedillah, M. I. (2020). Pengukuran Persepsional
Tentang Jenjang Karir Perawat Di RSUD Cirebon. Syntax, 2(4), 77.
Utomo, S. B., & Riswanto, I. (2019). Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Bengkel Ahass Gumilang Motor
Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Syntax, 1(6).