Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 1
No. 4 Agustus 2020 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENERAPAN MODEL DEEP
DIALOGUE/CRITICAL THINKING (DD/CT) DALAM PEMBELAJARAN DASAR LISTRIK DAN
ELEKTRONIKA PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH DI KELAS� X TOI 1 SMK NEGERI 1 JAMBLANG
Darto
Guru SMK Negeri 1
Jamblang, Indonesia
Email:� [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 17 Juli 2020 Diterima dalam bentuk revisi 10
Agustus 2020 Diterima dalam bentuk revisi |
Masalah yang dihadapi guru
adalah masih kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Permasalahan tersebut mencakup kemampuan siswa dalam menjelaskan Rangkaian Listrik Arus Searah. Penelitian ini bertujuan guna
meningkatkan kemampuan siswa kelas X TOI 1 SMK� Negeri 1 Jamblang
Kabupaten Cirebon dalam memahami Penjelasan Narasumber pada mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika tentang
�Rangkaian Listrik Arus Searah�
dengan penerapan Model Pembelajaran
Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT),
sehingga pembelajaran Dasar
Listrik dan Elektronika menjadi lebih menyenangkan dan menimbulkan
kreatifitas. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Kelas X TOI 1 SMK Negeri 1 Jamblang. Kegiatan dilakukan
sebanyak dua siklus tindakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan tes tertulis dan observasi. Data yang dianalisis dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah data kualitatif digunakan untuk memberikan deskripsi tentang
pandangan dan pendapat dari subyek penelitian dan data kuantitatif digunakan dengan cara mencatat peristiwa
hasil prestasi belajar siswa sebelum adanya penelitian, kemudian diadakannya
penelitian tindakan kelas pada siklus pertama dan kedua. Secara umum prosedur dalam setiap tindakan
adalah: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi hasil
penelitian tindakan dan hasilnya menunjukkan: berdasarkan analisis data
selama siklus I serta
siklus II dapat disimpulkan terjadi perubahan kemampuan siswa yang meningkat
baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kinerja siswa dan belajar secara aktif menunjukkan peningkatan. Pada siklus I
mencapai rata-rata� 2,6 (cukup). Pada skilus II mencapai rata-rata� 3,8
(baik). Kinerja guru dalam
kegiatan pembelajaran Dasar
Listrik dan Elektronika pada materi �Rangkaian Listrik Arus Searah�, menunjukkan
peningkatan. Pada siklus I
menunjukkan rata-rata 3 , berarti:�
cukup. Pada siklus II
naik, dan menunjukkan rata �rata 4 berarti baik. Hasil belajar pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika siswa
pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hasil awal (Pra test)
menunjukkan skor rata-rata 56,57.
Hasil pada siklus I naik menjadi skor rata-rata: 72,57. Hasil pada siklus II naik menjadi skor
rata-rata: 84,14. Nilai tersebut
menunjukkan adanya keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas. |
Kata kunci: Model deep
dialogue/critical thinking (dd/ct); pembelajaran dan listrik arus searah� |
Pendahuluan
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang
memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang
atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya (Suyatna,
2017). Salah satunya dalam hal belajar, belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai suatu pola baru
yang berupa kecakapan sikap kebiasaan (Fakhrurrazi, 2018). Adapun pembelajaran merupakan
proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode
penyampaian, strategi pembelajaran, serta sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran bisa
terlihat melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan (Pane &
Dasopang, 2017).
�Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran
yang efektif. Hakikat pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar
mengajar yang tidak hanya terfokus terhadap hasil yang dicapai peserta didik, akan
tetapi bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman
yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta bisa memberikan
perubahan perilaku serta mengimplementasikannya didalam kehidupan mereka.
Pembelajaran yang efektif membutuhkan interaksi yang baik antara guru dan
siswa.
Interaksi edukatif yakni proses interaksi yang disengaja dan sadar
tujuan, yaitu guna mengantarkan anak didik ke tingkat
kedewasaannya (Lisa, Ariesta,
& Purwadi, 2018). Interaksi sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran karena mendorong pembelajaran aktif. Belajar aktif adalah
suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik secara
fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan
antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor (Kurniawan Pramudi
Utomo, 2016).
Cara untuk memperbaiki
keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk
kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam
kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat
sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai (Wibowo, 2016).
Selain memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan
keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan
keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali dan membantu
anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan
kebutuhankebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan
usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.
Pada mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika pembelajaran
yang dikembangkan selama ini menempatkan guru sebagai pusat belajar sehingga
target pembelajaran adalah penguasaan bahan ajar dan berorientasi pada nilai
yang tertuang dalam bentuk angka-angka.
Pembelajaran yang baik
menempatkan siswa sebagai pusat belajar. Student centered merupakan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dalam pendekatan
pembelajaran SCL, pendidik harus mampu melaksanakan perannya dengan baik yaitu
tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator, fasilitator, dan
inovator.
Dalam dunia pendidikan kejuruan terdapat kegiatan utama yang menjadi inti
dari pendidikan yaitu pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan yang
sengaja diadakan dengan rancangan tertentu untuk memudahkan kegiatan belajar (Sutrisno &
Siswanto, 2016).
Berdasarkan hasil observasi, nilai evaluasi pembelajaran pada tahun 2019/2020 hanya
28,6% (10 siswa) yang sudah mencapai KKM (78). 71,4% (25 siswa) belum mencapai KKM dalam materi Rangkaian Listrik Arus Searah.
Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut perlu diterapkan suatu cara
alternatif dalam mempelajari Dasar Listrik dan Elektronika yang
kondusif dengan suasana yang cenderung rekreatif, sehingga memotivasi siswa
untuk mengembangkan potensi kreativitasnya menjadi lebih baik.
Terdapat tiga teori
pengembangan kreasi yaitu: 1) teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud dan Carl
Jung; 2) teori Humanistik dari Abraham Maslow dan Carl Rogers; dan 3) Teori
Cziksentmihalyi yang banyak menekankan pada potensi alami (talent). Psikoanalisis
menjelaskan bahwa kreativitas adalah cara yang menunjukkan kemampuan seseorang
dalam mengatasi suatu masalah. Perilaku ini harus dibangun sejak dini agar
sistem akan ditemukan sendiri. Sistem pemecahan yang ada pada pikiran, perasaan
anak ini sering juga disebut habitus (Sunarto, 2018).
Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah dengan penerapan Model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT).
Pembelajaran berbasis Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) mengakses
paham konstruksi dengan menekankan dialog mendalam dan berpikir kritis. Dialog
yang dilakukan oleh peserta didik akan dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung, baik dialog antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa
untuk memecahkan suatu permasalahan (Widiati,
Sabur, & Alrian, 2020).
Berpikir kritis
merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
thinking Skills/HOTS selain berpikir kreatif (creative thinking), pemecahan masalah (creative thinking), pemecahan masalah (problem solving), dan berpikir reflektif (reflective thinking) (Hidayah, Salimi,
& Susiani, 2017). Berpikir
kritis‟ ini sebagai �berpikir reflektif‟ dan mendefinisikannya
sebagai pertimbangan yang aktif, terus- menerus, dan teliti mengenai sebuah
keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari
sudut alasan- alasan yang mendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan lanjutan yang
menjadi kecenderungannya (Hidayah et al.,
2017).
DD/CT pada prinsipnya dapat menggunakan semua metode pembelajaran yang
telah digunakan sebelumnya seperti multiple intelligences, belajar aktif,
keterampilan proses ataupun parthnership learning method, sebagaimana yang
dikembangkan oleh Eisler. Dengan demikian, filosofi DD/CT melakukan
penajaman-penajaman terhadap seluruh metode pembelajaran yang telah ada, baik
yang bersifat konvensional maupun yang bersifat inovatif (Noviandari &
Fratiwi, 2018).
Beberapa prinsip yang harus dikembangkan dalam deep dialogue/critical thinking, antara lain adalah: adanya
komunikasi dua arah dan prinsip saling memberi yang terbaik, menjalin hubungan
kesederajatan dan keberadaban serta empatisitas yang tinggi. Dengan demikian, deep dialogue/critical thinking
mengandung nilai-nilai demokrasi dan etis sehingga keduanya seharusnya dimiliki
oleh manusia. Nilai-nilai demokrasi dan etis yang dijadikan orientasi dalam
DD/CT, mempunyai kaitan erat dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia (PKn), terutama dalam pembentukan warga negara yang baik, demokratis,
cerdas dan religious (Noviandari &
Fratiwi, 2018). Dengan penggunaan teknik ini
diharapkan agar materi pelajaran Dasar
Listrik dan Elektronika dapat mudah dipahami dan dapat meningkatkan
motivasi serta prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas. PTK merupakan pencermatan yang dilakukan oleh
orang-orang yang terlibat di dalamnya (Suyadi, 2012). Penelitian tindakan kelas memiliki
karakteristik sebagai berikut; Pertama, Penelitian tindakan kelas
merupakan bentuk penelitian kolaboratif, yang berarti bahwa seorang guru
membutuhkan mitra kerja, yang mendampingi selama pelaksanaan tindakan (Sabdah, 2019).
Tugas mitra kerja ini adalah sebagai pengamat (observer), teman diskusi-reflektif. Kedua, masalah-masalah yang
ditemukan di kelas tidak hanya diidentifikasi dan didalami, tetapi lebih
penting lagi adalah memberikan solusi yang tepat sehingga masalah teratasi.
Ketiga, langkah-langkah penting dalam penelitian yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) mesti dipahami dengan
benar. Keempat, keyakinan seorang penelitian tentang babak sisklus yang mesti
dilewati sehingga masalah di kelas dapat dipecahkan. Dalam penelitian ini prosedur tindakan mengadopsi
prosedur Kemmis dan Mc Taggart dimana tindakan dan observasi dijadikan satu
kesatuan (Barnawi &
Supardi, 2019).
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas X TOI 1 SMK
Negeri 1 Jamblang tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah 35 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan tes tertulis dan observasi. Data yang dianalisis dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah
data kualitatif digunakan untuk memberikan deskripsi tentang pandangan
dan pendapat dari subyek penelitian
dan data kuantitatif digunakan dengan cara mencatat peristiwa hasil
prestasi belajar siswa sebelum adanya penelitian, kemudian diadakannya
penelitian tindakan kelas pada siklus pertama dan kedua.
Kegiatan pembelajaran dalam
penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus, masing-masing siklus
terdiri dari studi pendahuluan, perencanaan, tindakan, observer dan refleksi
terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Pada awal pembelajaran guru memberikan
motivasi yang menuntun siswa untuk mengingat kembali materi yang akan dibahas,
memberikan motivasi kepada siswa agar ikut aktif berperan serta dalam proses
belajar, serta menginformasikan tentang kompetensi yang harus dikuasai, dengan
menggunakan cara Model Pembelajaran Deep
Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) pada mata pelajaran yang akan
dilaksanakan. Adapun hasilnya seperti terdapat pada table berikut.
Tabel 1
Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I
No |
Unsur
yang diobservasi |
Penelaian |
|||
K |
C |
B |
BS |
||
A |
Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar |
|
|
|
|
|
1.
Kegiatan
Awal |
|
|
|
|
a. Mengaitkan materi sekarang dengan ��� yang lalu |
|
� |
|
|
|
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran |
|
� |
|
|
|
c. Memotivasi siswa |
|
� |
|
|
|
2.
Kegiatan
Inti |
|
|
|
|
|
a. Mempresentasikan informasi |
|
� |
|
|
|
b. Mengorganisasikan siswa |
|
� |
|
|
|
c. Membimbing siswa |
|
� |
|
|
|
1) Diskusi kelompok |
|
� |
|
|
|
2) Mengajukan pertanyaan |
|
� |
|
|
|
3) Menjawab / menanggapi pertanyaan |
|
� |
|
|
|
4) Menyampaikan ide / pendapat |
|
� |
|
|
|
5) Memperhatikan secara aktif |
|
� |
|
|
|
6) Bekerja dan belajar bersama |
|
� |
|
|
|
d. Memberikan test/ evaluasi |
|
� |
|
|
|
e. Memberikan pengakuan/penghargaan |
|
� |
|
|
|
f. Menggunakan alat peraga |
|
� |
� |
|
|
3.
Kegiatan
Akhir |
|
|
|
|
|
a. Membimbing siswa untuk merangkum |
|
� |
|
|
|
b. Memberikan PR sebagai pengayaan |
� |
|
|
|
|
����� c.� Evaluasi |
|
|
|
|
|
����������
1)� Uji pemahaman konsep |
|
� |
� |
|
|
����������
2)� Uji pemahaman tokoh |
|
� |
|
|
|
����������
3)� Uji kemampuan analisis |
|
� |
� |
|
|
����������
4)� Uji kemampuan argumentasi |
|
� |
|
|
|
����������
5)� Uji wawasan pengetahuan |
|
� |
|
|
|
B |
Suasana Kelas |
|
|
|
|
|
1. Siswa antusias |
|
� |
|
|
2. Guru antusias |
|
|
� |
|
|
3. Waktu sesuai dengan alokasi |
|
|
� |
|
|
4. KBM sesuai dengan RPP |
|
|
� |
|
|
Jumlah Nilai |
2 |
66 |
9 |
|
|
Rata-rata |
77 : 26 =
2,96 = 3 |
Berdasarkan hasil pengamatan dari
observer, bahwa bahwa kegiatan pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika pada materi �Rangkaian Listrik Arus
Searah� di Kelas X TOI 1 SMK Negeri 1 Jamblang dengan menerapkan Model
Pembelajaran Deep Dialogue/Critical
Thinking (DD/CT), dinilai rata-rata cukup. Observasi terhadap kinerja siswa dalam mengikuti kegiatan proses
pembelajaran, seperti: Siswa yang menyimak materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui Model Pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT); Siswa yang mampu mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan; Siswa yang mampu menyampaikan pendapat; Siswa yang
memperhatikan materi pembelajaran secara aktif; Siswa yang bekerja kelompok
(dalam diskusi) secara aktif. Adapun hasilnya seperti terdapat pada table berikut.
Tabel 2
Hasil
Observasi Kinerja Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I
No |
Aspek yang diamati |
Analisis Hasil dicapai |
Ket. |
||||
1 |
��������������� 2��������������� � 2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Mengajukan pertanyaan |
|
� |
|
|
|
|
2 |
Menjawab pertanyaan |
|
� |
|
|
|
|
3 |
Menyampaikan pendapat |
|
|
� |
|
|
|
4 |
Memperhatikan secara aktif |
|
|
� |
|
|
|
5 |
Bekerja dan belajar secara
aktif |
|
|
� |
|
|
|
J u m l a h |
12 |
13:25x100% = 52 % |
|||||
Rata-rata |
13 : 5 =� 2,6 = cukup |
Dari hasil table di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), keberanian, jawaban siswa, kesungguhan dalam mengikuti pelajaran, keseriusan mengerjakan soal ringan dan berat dinilai observer adalah Cukup (C).Hasil observasinya terhadap kinerja siswa dalam mengikuti peruses pembelajaran dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 3
Hasil
Observasi Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
No |
Aspek yang diamati |
Analisis Hasil dicapai |
Ket. |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Mengajukan
pertanyaan/masalah |
|
|
� |
|
|
|
2 |
Menjawab pertanyaan |
|
|
|
� |
|
|
3 |
Menyampaikan pendapat |
|
|
|
� |
|
|
4 |
Memperhatikan secara aktif |
|
|
|
� |
|
|
5 |
Bekerja dan belajar secara
aktif |
|
|
|
� |
|
|
J u m l a h |
20 |
19:25x100%=� 76 % |
|||||
Rata-rata |
19 : 5 = 3,8 = Baik Sekali |
�
Dari hasil table di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian siswa dalam KBM, keberanian, jawaban siswa, kesungguhan dalam mengikuti pelajaran, keseriusan mengerjakan soal ringan dan berat dinilai observer baik (B) kesanggupan, jawaban dan keberanian siswa dinilai sangat baik (B).Sedangkan untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika pada materi �Rangkaian Listrik Arus Searah� SIklus II di Kelas X TOI 1 SMK Negeri 1 Jamblang dapat dilihat pada table berikut.
Tabel
4
Hasil
Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II
No |
Unsur
yang diobservasi |
Penelaian |
|||
K |
C |
B |
BS |
||
A |
Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar |
|
|
|
|
|
1.
Kegiatan
Awal |
|
|
|
|
a. Mengaitkan materi sekarang dengan yang lalu |
|
|
� |
|
|
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran |
|
|
|
� |
|
c. Memotivasi siswa |
|
|
|
� |
|
2.
Kegiatan
Inti |
|
|
|
|
|
a. Mempresentasikan informasi |
|
|
� |
|
|
b. Mengorganisasikan siswa |
|
|
� |
|
|
c. Membimbing siswa |
|
|
� |
|
|
1) Diskusi kelompok |
|
|
� |
|
|
2) Mengajukan pertanyaan |
|
|
� |
|
|
3) Menjawab / menanggapi pertanyaan |
|
|
� |
|
|
4) Menyampaikan ide / pendapat |
|
|
|
� |
|
5) Memperhatikan secara aktif |
|
|
� |
|
|
6) Bekerja dan belajar bersama |
|
|
� |
|
|
d. Memberikan test/ evaluasi |
|
|
� |
|
|
e. Memberikan pengakuan/penghargaan |
|
|
� |
|
|
f. Menggunakan alat peraga |
|
|
� |
|
|
3.
Kegiatan
Akhir |
|
|
|
|
|
a. Membimbing siswa untuk merangkum |
|
|
� |
|
|
b. Memberikan PR sebagai pengayaan |
|
|
�� |
|
|
����� c.� Evaluasi |
|
|
|
|
|
����������
1)� Uji pemahaman konsep |
|
|
� |
|
|
����������
2)� Uji pemahaman tokoh |
|
|
� |
|
|
����������
3)� Uji kemampuan analisis |
|
|
� |
|
|
����������
4)� Uji kemampuan argumentasi |
|
|
� |
|
|
����������
5)� Uji wawasan pengetahuan |
|
|
|
� |
|
B |
Suasana Kelas |
|
|
|
|
|
1. Siswa antusias |
|
|
� |
|
2. Guru antusias |
|
|
|
� |
|
3. Waktu sesuai dengan alokasi |
|
|
|
� |
|
4. KBM sesuai dengan RPP |
|
|
|
� |
|
J u m l a
h |
|
|
19 |
7 |
|
Rata-rata |
111 : 26 =
4,26 = 4 |
�
Berdasarkan hasil pengamatan dari
observer, bahwa kegiatan pembelajaran Dasar
Listrik dan Elektronika pada materi �Rangkaian Listrik Arus Searah� di
Kelas X TOI 1 SMK Negeri 1 Jamblang dengan menerapkan Model Pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT)
pada siklus II , dinilai rata-rata baik
Berdasarkan analisis data pada Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan terjadi perubahan kemampuan siswa yang meningkat dalam Penerapan Model Pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dalam Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika pada Materi �Rangkaian Listrik Arus Searah�.�
1. Aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika pada materi �Rangkaian Listrik Arus Searah� , seperti:
a. Siswa yang bisa menjawab pertanyaan atau permasalahan meningkat.
b. Siswa yang menyampaikan pendapat meningkat.
c. Siswa yang memperhatikan secara aktif meningkat.
d. Siswa yang mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan permasalahan cukup meningkat.��
e. Kinerja siswa dan belajar secara aktif menunjukkan kategori:
- Pada siklus I mencapai rata-rata : 2,6 (cukup)
- Pada silus II mencapai rata-rata :� 3,8 (baik)
2. Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika pada materi �Rangkaian Listrik Arus Searah� ,� menunjukkan kategori:
a. Pada siklus I menunjukkan rata-rata 3 , berarti:� cukup
b. Pada siklus II naik, dan menunjukkan rata �rata 4 berarti baik.
Peningkatan kinerja yang baik menunjukkan bahwa ada tanggung jawab yang baik dari guru. Hal ini sesuai dengan konsep Mangkunegara (Slameto, 2017) bahwa kinerja merupakan� hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3. Hasil belajar Dasar Listrik dan Elektronika siswa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan yaitu:
a. Hasil awal (Pra test) menunjukkan skor rata-rata: : 56,57.��
b. Hasil pada siklus I naik menjadi skor rata-rata: 72,57.������
c. Hasil pada siklus II naik menjadi skor rata-rata: 84,14.���
Berdasarkan analisis data pada Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan
terjadi perubahan kemampuan siswa yang meningkat dalam Penerapan Model
Pembelajaran Deep Dialogue/Critical
Thinking (DD/CT) dalam Pembelajaran Dasar
Listrik dan Elektronika pada Materi �Rangkaian Listrik Arus Searah�.
Aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika pada materi �Rangkaian Listrik Arus
Searah� , seperti; Siswa yang
bisa menjawab pertanyaan atau permasalahan meningkat; Siswa yang menyampaikan pendapat
meningkat; Siswa yang
memperhatikan secara aktif meningkat; Siswa yang mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan permasalahan
cukup meningkat; Kinerja
siswa dan belajar secara aktif menunjukkan peningkatan. Pada siklus I mencapai rata-rata : 2,6 (cukup). Pada silus II mencapai rata-rata :� 3,8 (baik).
Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika pada materi �Rangkaian Listrik Arus
Searah� ,� menunjukkan peningkatan. Pada siklus I menunjukkan rata-rata 3 , berarti:� cukup. Pada siklus II naik, dan
menunjukkan rata �rata 4 berarti baik.
Hasil belajar Dasar Listrik dan Elektronika siswa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan yaitu: hasil awal (Pra test) menunjukkan skor rata-rata: : 56,57; hasil pada siklus I naik menjadi skor rata-rata: 72,57. Hasil pada siklus II naik menjadi skor rata-rata: 84,14.
Bibliografi
Barnawi & Supardi. (2019). Cara Praktis
Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Cirebon: Cirebon: Pustaka
Bunga Bangsa.
Fakhrurrazi, F. (2018). Hakikat pembelajaran yang
efektif. At-Tafkir, 11(1), 85�99.
Hidayah, R., Salimi, M., & Susiani, T. S. (2017).
Critical Thinking Skill: Konsep Dan Inidikator Penilaian. Taman Cendekia:
Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 1(2), 127�133.
Kurniawan Pramudi Utomo. (2016). Harga Sebelum dan
Sesudah Stock Split Saham Terhadap Volume Transaksi PT Lippo Karawaci. Jurnal
Administrasi Kantor, 4(1).
Lisa, J. L., Ariesta, R., & Purwadi, A. J. (2018).
Analisis Interaksi Guru Dan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas
Vii Smp Negeri 15 Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah KORPUS, 2(3),
270�282.
Noviandari, H., & Fratiwi, M. E. (2018).
Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Berbasis Deep Dialogue/Critical Thinking. Sosioedukasi:
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Dan Sosial, 7(1), 44�63.
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan
pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2),
333�352.
Sabdah, S. (2019). Desain Penelitian Tindakan Kelas
Berbasis Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament. Shautut
Tarbiyah, 25(1), 135�158.
Slameto, S. (2017). Peningkatan Kinerja Guru Melalui
Pelatihan Beserta Faktor Penentunya. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 27(2),
38�47.
Sunarto, S. (2018). Pengembangan Kreativitas-Inovatif
Dalam Pendidikan Seni Melalui Pembelajaran Mukidi. Refleksi Edukatika:
Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2).
Sutrisno, V. L. P., & Siswanto, B. T. (2016).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran praktik
kelistrikan otomotif SMK di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(1),
111�120.
Suyadi. (2012). Buku Panduan Guru Profesional Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta:
Yogyakarta: Andi Offset.
Suyatna, S. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Type
Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Teknik Kerja Bengkel Tentang Memahami Konsep-Konsep Dasar Elektronika Di Kelas
X Ea Program Keahlian Teknik Audio Video Di Smk Negeri 2 Bogor. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(1), 55�67.
Wibowo, N. (2016). Upaya peningkatan keaktifan siswa
melalui pembelajaran berdasarkan gaya belajar di SMK Negeri 1 Saptosari. Elinvo
(Electronics, Informatics, and Vocational Education), 1(2), 128�139.
Widiati, A., Sabur, A., & Alrian, D. A. (2020).
Pengaruh Model Pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (Dd/Ct) Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Prospek, 1(1).