Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 1
No. 4 Agustus 2020 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KINERJA MANAJERIAL (STUDI KASUS CABANG PDAM DI WILAYAH III
CIREBON)
Nana Supriana
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yasmi
Email: [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 24 Juli 2020 Diterima dalam bentuk revisi Diterima dalam bentuk revisi |
PDAM merupakan satu-satunya perusahaan
daerah yang diberi kewenangan oleh pemerintah untuk mengupayakan pemenuhan
kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Rendahnya kinerja perusahaan daerah
telah sering diperbincangan dan diperdebatkan oleh praktisi maupun kalangan
akademis, yaitu mengenai bagaimana upaya meningkatkan kinerja perusahaan
daerah agar dapat menjadi sumber pendapatkan bagi pemerintah daerah. Namun
sampai saat ini hasilnya belum signifikan. Dalam pengelolaanya, cabang
perusahaan daerah air minum wilayah III Cirebon sering dihadapkan pada
berbagai masalah, secara umum masalah tersebut antara lain: 1) kompetensi
pegawai, 2) pengelolaan aset dan 3) pengendalian biaya. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui dan menganalisis hubungan antara
kompetensi pegawai, pengelolaan aset dan pengendaliaan biaya pada cabang PDAM
di wilayah III Cirebon, dan 2) mengetahui dan menganalisis penaruh kompetensi
pegawai, pengelolaan aset dan pengendaliaan biaya terhadap kinerja manajerial
baik secara parsial maupun simultan. Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah kuesioner dan hasil kinerja perusahaan yang diperoleh dari laporan
kinerja tahunan. Selanjutnya data di analisis dengan menggunakan korelasi product moment dan regresi
linier berganda, yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas,
metode transformasi data dengan msi serta pengujian normalitas data melalui
uji kolmogorov-smirnov. Berdasarkan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) kompetensi pegawai, pengelolaan
aset dan pengendaliaan biaya mempunyai hubungan yang signifikan, 2)
kompetensi pegawai mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
manajerial pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon, 3) pengelolaan aset
mempunyai pengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap kinerja manajerial
pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon, 4) pengendalian biaya mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial pada cabang PADM di
wilayah III Cirebon dan 5) kompetensi pegawai, pengelolaan aset dan
pengendalian biaya secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon. Dengan kontribusi ketiga
variabel diatas untuk menjelaskan kinerja manajerial yang ditinjau dari
tingkat kebocoran air pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon sebesar 25,1%
sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. |
Kata kunci: Kompetensi pegawai; pengelolaan aset;
pengendalian biaya dan kinerja manajerial |
Pendahuluan
Pelayanan
kepada masyarakat atau sering disebut pelayanan publik merupakan segala bentuk
jasa pelayanan, baik berupa barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Ratminto, 2005).
Ukuran
kinerja instansi pemerintah dapat dilihat dari kinerjanya dalam
menyelenggarakan pelayanan publik, sehingga dalam memberikan pelayanan publik (public service) dan mewujudkan tujuan
organisasi maka performance atau
kinerja dari organisasi itu sendiri memiliki pengaruh yang cukup besar. Kinerja
organisasi yang baik akan memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan
organisasi maupun pelayanan publik yang diberikan.
Perbaikan pelayanan pubik dapat
menjadi solusi dalam mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan dengan cara
memperbaiki investasi yang sangat diperlukan bangsa. Tetapi hal tersebut masih
sebatas lipsservice. Menurut hasil studi pelayanan publik di Indonesia belum dimanfaatkan secara
maksimal, sehingga hasil yang didapat pun tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan bahkan damak negatiflah yang ditimbulkan. Akibatnya rencana menolong bangsa dari krisis ekonomi belum terealisasi dengan baik sesuai yang
diharapkan. Dampak lain yang ditimbulkan dalam kehidupan politik adalah
lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah (Septiani &
Siswadhi, 2020).
Kegiatan
utama PDAM wilayah III Cirebon sebagai penyedia air bersih harus dilaksanakan
karena PDAM merupakan satu-satunya perusahaan daerah yang diberi kewenangan
oleh pemerintah untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi
masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan air bersih, PDAM wilayah III Cirebon
membentuk cabang-cabang di wilayah kerjanya.
Dalam kenyataannya perusahaan daerah yang ada di Indonesia umumnya
menjadi beban bagi pemerintah daerah karena selalu mengaami kerugian yag
ditandai oleh rendahnya kinerja perusahaan daerah, salah satu faktor potensial
dalam penyediaan keunggulan kompetitif bagi perusahaan adalah faktor sumber
daya manusia (SDM) dan saah satu aktivitasnya adalah penilaian kinerja. Sumber
daya manusia merupakan modal utama bagi perusahaan daam membangun persaingan
bisnis. Sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam aktivitas kerja� (Palguna &
Utari, 2020).
Karena hal tersebut berhubungan dengan masalah kualitas kerja dan pencapaian kerja termasuk disini
cabang PDAM wilayah III Cirebon. Selain itu perusahaan daerah didirikan dengan
tujuan untuk melindungi masyarakat dari monopoli dan dalam rangka mengambil
alih perusahaan asing.
Rendahnya
kinerja perusahaan daerah telah sering diperbincangkan dan diperdebatkan oleh
praktisi maupun kalangan akademis, yaitu mengenai bagaimana upaya meningkatkan
kinerja perusahaan daerah agar dapat menjadi sumbr pendapatan bagi pemerintah
daerah. Namun sampai saat ini hasilnya belum signifikan. Demikian pula laporan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Ekonomi Masyarakat
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-UI) menyatakan bahwa
masalah-masalah yang dihadapi PDAM adalah mulai dari manajemen yang lemah, kebocoran
(tingkat kehilangan air) hingga kesulitan keuangan yang semuanya akan
memperburuk kinerja keuangan perusahaan (Sumarto et al., 2005).
Tabel 1.
Perkembangan Kinerja Tingkat Kebocoran Air PDAM Wilayah III Cirebon Tahun 2016
No. |
PDAM |
Kebocoraan (Tingkat Kehilangan
Air) |
1. |
Kabupaten Majalengka |
18,05% |
2. |
Kabupaten Cirebon |
15,12% |
3. |
Kota Cirebon |
16,68% |
4. |
Kabupaten Indramayu |
19,39% |
5. |
Kabupaten Kuningan |
19,65% |
�Sumber : PDAM Kabupaten yang bersangkutan,
diolah 2017
Berdasarkan
pemaparan tersebut diatas baik secara teori, hasil-hasil penelitian yang
menilai kinerja PDAM berdasarkan kinerja tingkat kebocoran air manapun secara
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kinerja PDAM pada umumnya tidak sehat
atau kondisi keuangannya bermasalah. Hal inilah yang diangkat menjadi fenomena
yaitu bagaimana BUMD dapat memperbaiki kinerja perusahaannya sehingga dapat
melakukan revisi atau kebijakan-kebijakan yang tidak relevan sehingga
pencapaian di masa yang akan datang jauh lebih baik (Horngren, 2009). Dalam pengelolaanya, cabang Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) wilayah III Cirebon sering dihadapkan pada berbagai masalah
tersebut antara lain: 1) kompetensi pegawai, 2) pengelolaan aset dan 3)
pengendalian biaya.
Beberapa
penelitian akuntansi manajemen menggunakan pendekatan kontinjensi yang
digunakan untuk mengavaluasi faktor-faktor eksternal organisasi (seperti
intensitas kompetisi pasar, perubahan teknologi organisasi dan ketidakpastian
lingkungan) yang diduga dapat menyebabkan SAM menjadi lebih efektif (Susanto, 2012). Teori kontinjensi menyatakan bahwa tidak ada
sistem akuntansi manajemen yang dapat diterapkan secara universal. Keefektifan
penerapan sebuah sistem bergantung kepada kesesuaian antara sistem tersebut
dengan lingkungan dimana sistem tersebut diterapkan (Otley, 1980).
Meskipun
ada beberapa perusahaan yang telah menerapkan teknik tersebut ternyata ada yang
belum mampu meningkatkan kinerjanya, tetapi ada juga yang berhasil meningkatkan
kinerjanya (Sim & Killough, 1998). Kenyataan ini
menunjukkan bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu
tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi pada setiap keadaan, namun
sistem akuntansi manajemen tersebut tergantung juga pada faktor-faktor yang ada
dalam oragnisasi.
Manajemen bisa saja menyajikan
laporan keuangan perusahaan sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan
sebelumnya. Manajemen menyajikan berita baik dengan kalimat yang mudah dibaca
(readable) sehingga lebih mudah dipahami oleh investor dan menyampaikan berita
negatif/kurang baik yang kompleks tidak readable sehingga mengurangi pemahaman
investor (Mills-Koonce et al., 2016). Peneliti menduga perusahaan
yang mengalami kerugian akan menyusun laporan pertanggung jawaban sosial yang
lebih mudah dibaca untuk mendapatkan niai positifdari investor atas kinerja
sosial yang telah dilakukan (Rohmawati, 2020). �
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif-analitis melalui survei
dan bersifat grounded. Metode survei
dalam pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner baik yang dikirim secara
langsung dengan menandatangani responden
maupun menggunakan fasilitas pos (mail
survey). Periode waktu yang digunakan adalah cross sectional yaitu fakta sesaat berupa data yang hanya sekali
dikumpulkan dalam suatu periode pengamatan dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian (Sekaran, 2006). Unit
analisis dalam penelitian ini adalah karyawan pada bagian tertentu dan tingkat
kebocoran air pada laporan keuangan di cabang PDAM wilayah III Cirebon.
Tipe hubungan antar variabel yang diteliti dalam penelitian ini berupa
hubunan kausal. Kausal adalah hubungan sebab akibat, bila X maka Y (Sugiyono, 2017). Karena itu dalam penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan apakah
kompetensi pegawai, pengelolaan aset dan pengendalian biaya sebagai variabel
independen berpengaruh terhadap kinerja manajerial sebagai variabel dependen,
baik secara simultan maupun parsial.
A. Hasil Penelitian
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Setelah dilakukan perhitungan 114 uji validitas
terhadap variabel kompetensi pegawai (X1) yang terdiri dari 7 item pernyataan,
pengelolaan asset (X2) terdiri dari 10 item pernyataan dan pengendalian biaya
(X3) terdiri dari 17. Pada variabel kompetensi pegawai (X1) terdapat 1 item
pernyataan dinyatakan valid. Hal ini terbukti karena rhitung (0,288) <
rtabel (0,294) yaitu item no. 6. Untuk variabel pengelolaan asset (X2) seluruh
item pernyataan dinyatakan valid. Hal ini terbukti karena rhitung > rtabel
(0,294). Sedangkan pada variabel pengendalian biaya (X3) terdapat 1 item pernyataan
dinyatakan tidak valid yaitu pada item pernyataan no. 34. Terbukti rhitung
(0,223) < rtabel (0,294). Berdasarkan hal tersebut seluruh butir item
pernyataan yang dianggap tidak valid dihilangkan dan tidak diikutsertakan dalam
penelitian selanjutnya.
b. Uji Reabilitas
Dari hasil perhitungan nilai cronbach�s alpha variabel kompetensi pegawai, variabel pengelolaan
asset dan variabel pengendaliaan biaya (0,802, 0,866, 0,873 > 0,60). Hal ini
berarti indeks reliabilitas lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua variabel reliabel.
2.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov, untuk memeperjelas
adanya normalitas atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
|
Unstandardized Residual |
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) |
Mean Std. deviation Absolute Positive Negative |
45 ,0000000 1,54827743 ,165 ,110 -,165 1,108 ,171 |
a.
Test ditribution is normal
b.
Calculated from data
Sumber : Hasil pengelolahan SPSS, diolah (2017)
3.
Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Pertama: Hubungan
antara kompetensi pegawai (X1), pengelolaan aset (X2) dan
pengendalian biaya (X3)
Hasil pengujian hipotesis pertama menggunakan
program SPSS 18.0 adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Output Hipotesis 1
Correlations
|
|
X1 |
X2 |
X3 |
X1 |
Pearson Correlations Sig. (1-tailed) N |
1 45 |
,891 ,000 45 |
,897 ,000 45 |
X2 |
Pearson Correlations Sig. (1-tailed) N |
,891 ,000 45 |
1 45 |
,942 ,000 45 |
X3 |
Pearson Correlations Sig. (1-tailed) N |
,897 ,000 45 |
,942 ,000 45 |
1 45 |
**.correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Sumber
: Data primer yang diolah (2017)
Hasil pengujian korelasi antara variabel kompetensi
pegawai, pengelolaan aset dan pengendalian biaya menunjukkan bahwa ketiga
variabel tersebut berkorelasi secara signifikan.
Pengujian korelasi antara variabel X1, X2
dan X3 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara
kompetensi pegawai, pengelolaan aset dan pengendalian biaya yaitu kompetensi
pegawai dan pengelolaan aset dengan nilai pearson correlations sebesar 0,891 p=0,000,
pengelolaan aset dan pengendalian biaya dengan nilai pearson correlations
sebesar 0,942 p=0,000, sedangkan kompetensi pegawai dan pengendalian
biaya dengan nilai pearson correlations sebesar 0,897 p=0,000.
Berdasarkan hasil hipotesis tersebut maka hipotesis pertama yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara kompetensi pegawai, pengelolaan aset dan
pengendalian biaya dapat diterima atau tidak berhasil ditolak.
Temuan tersebut menunjukkan bukti bahwa terdapat
hubungan antara variabel kompetensi pegawai, pengelolaan aset dan pengendalian
biaya dimana kompetensi pegawai dan pengelolaan aset tanpa disertai pengendalian
biaya yang efektif menjadikan kompetensi pegawai dan pengelolaan aset tidak
optimal. Sebaliknya pengendalian biaya yang tidak disertai kompetensi pegawai
dan pengelolaan aset maka pengendalian biaya tersebut tidak akan efektif pula.
b. Kompetensi Pegawai (X1), (X2)
pengelolaan aset dan pengendalian biaya (X3) berpengaruh baik
secara parsial maupun simultan terhadap kinerja manajerial (Y)
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
terkait variabel kompetensi pegawai, pengelolaan aset, pengendalian biaya dan
kinerja manajerial. Analisis regresi berganda dipilih untuk menganalisis
pengajuan hipotesis ini. Berikut akan dibahas hasil analisis regresi berganda
yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.00 for windows.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Regresi
Kinerja Manajerial |
|||||
Variabel |
Model 1 β |
Model 2 β |
Model 3 β |
t |
Sig. |
Kompetensi pegawai |
0,568 |
|
|
3,735 |
0,001 |
Pengelolaan aset |
|
0,019 |
|
0,147 |
0,884 |
Pengendalian biaya |
|
|
-0,194 |
-2,196 |
0,034 |
Adjusted R2 |
0,251 |
|
|
|
|
F |
5,909 |
|
|
|
|
Sumber
: Data primer yang diolah (2017)
B. Pembahasan
1.
Hubungan Antara Komptensi Pegawai,
Pengelolaan Aset Dan Pengendalian Biaya
Berdasarkan analisis data, menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi pegawai, pengelolaan
aset dan pengendaliaan biaya yaitu komptensi pegawai dengan pengelolaan aset
dengan nilai pearson correlation
sebesar 0,891, kompetensi pegawai dengan pengendalian biaya nilai pearson correlation sebesar 0,897,
sedangkan pengelolaan aset dengan pengendalian biaya nilai pearson correlation sebesar 0,942. Berdasarkan hasil uji hipotesis
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan a 5% terbukti bahwa terdapat hubungan signifikan antara komptensi
pegawai, pengelolaan aset dan pengendalian biaya.
2.
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap
Kinerja Manajerial
Hasil penelitian ini kompetensi pegawai
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial yang ditinjau
dari tingkat kebocoran air pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon. Arah
positif mempunyai hubungan searah kompetensi pegawai terhadap kinerja
manajerial (tingkat kebocoran air) cabang PDAM di wilayah III Cirebon.
Hipotesis pertama yang menyatakan terdapat pengaruh negatif kompetensi pegawai
terhadap kinerja manajerial (tingkat kebocoran air) ditolak. Hasil ini
diperkuat dengan penelitian (Wang et al., 2003) yang
menyatakan bahwa kompetensi pegawai berpengaruh terhadap kinerja manajerial (Wang et al., 2003).
3.
Pengaruh Pengelolaan Aset Terhadap Kinerja
Manajerial
Hasil penelitian ini pengelolaan aset
memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja manajerial pada
cabang PDAM di wilayah III Cirebon. Artinya pengelolaan aset tidak dapat
digunakan untuk memprediksi naik atau turunnya kinerja manajerial (tingkat
kebocoran air) cabang PDAM di Wilayah III Cirebon dengan indikator tingkat
kebocoran air.
Hasil penelitian ini sesuai dngan
penelitian yang dilakukan oleh Harfani Sofian dalam (Suropati et al., 2012) yang
menyatakan bahwa manajemen asset dengan indikator FATO memiliki pengaruh yang
tidak signifikan terhadap OPM (Suropati et al., 2012).
Serta manajemen asset dengan indikator WCTO tidak memiliki pengaruh yamg
signifikan terhadap OPM dengan tingkat signifikan yang ditentukan sebesar 0,10
atau 10%. Tidak signifikan FATO dan WCTO terhadap OPM karena kinerja keuangan
lebih dibiayai oleh total asetnya.
4.
Pengaruh Pengendalian Biaya Terhadap
Kinerja Manajerial
Hasil penelitian ini pengendalian biaya
memiliki pengaruh ngatif dan signifikan terhadap kinerja manajerial pada cabang
PDAM di wilayah III Cirebon. Artinya dengan signifikannya pengendalian biaya
terhadap kinerja manajerial dengan indikator tingkat kebocoran air mampu
memprediksi naik atau turunnya kinerja manjerial. Dengan arah� pengaruh yang negatif berarti setiap kenaikan
pengendalian biaya dapat menurunkan kinerja manajerial yang ditinjau dari
tingkat kebocoran air pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Hasbullah et al., 2018) yang
menyatakan bahwa faktor-faktro manajerial yang tidak berpengaruh secara
keseluruhan adalah intervensi birokrasi dan politisi, ekonomi manajemen,
profesionalisme manajemen, pemanfaatan aset, efisiensi, mekanisme pengawasan
dan pengendalian (Hasbullah et al., 2018).
5.
Pengaruh Komptensi Pegawai, Pengelolaan
Aset Dan Pengendalian Biaya Terhadap Kinerja Manajerial
Komptensi pegawai, pengelolaan aset dan pengendalian biaya dalam penelitian ini secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan kontribusi ketiga variabel diatas untuk menjelaskan kinerja manajerial yang ditinjau dari tingkat kebocoran air pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon sebesar 25,1% sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa 1) Kompetensi pegawai, pengelolaan
aset dan pengendalian biaya mempunyai hubungan yang signifikan, 2) Kompetensi
pegawai mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial
pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon, 3) Pengelolaan aset mempunyai pengaruh
positif tapi tidak signifikan terhadap kinerja manajerial pada cabang PDAM di
wilayah III Cirebon, 4) Pengendalian biaya mempunyai pengaruh nef=gatif dan
signifikan terhadap kinerja manajerial pada cabang PDAM di wilayah III Cirebon
dan 5) kompetensi pegawai, pengelolaan aset dan pengendalian biaya secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada cabang PDAM di
wilayah III Cirebon. Dengan kontribusi ketiga variabel diatas untuk menjelaskan
kinerja manajerial yang ditinjau dari tingkat kebocoran air pada cabang PDAM di
wilayah III Cirebon sebesar 25,1% sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Bibliografi
Hasbullah, H., Hatta, M., & Arifin, Z. (2018).
Communication Pattern of Wilayatul Hisbah, Lhokseumawe City in Implementing
Amar Makruf Nahi Mungkar. Budapest International Research and Critics
Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 1(4),
194�205.
Horngren, C. T. (2009). Cost accounting: A
managerial emphasis, 13/e. Pearson Education India.
Mills-Koonce, W. R., Willoughby, M. T.,
Garrett-Peters, P., Wagner, N., Vernon-Feagans, L., & Investigators, F. L.
P. K. (2016). The interplay among socioeconomic status, household chaos, and parenting
in the prediction of child conduct problems and callous�unemotional behaviors. Development
and Psychopathology, 28(3), 757�771.
Otley, D. T. (1980). The contingency theory of
management accounting: achievement and prognosis. In Readings in accounting
for management control (pp. 83�106). Springer.
Palguna, I. G. R., & Utari, L. P. S. (2020).
Implementasi Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Gae. Jurnal Syntax
Transformation, 1(5), 125�135.
Ratminto, A. S. W. (2005). Manajemen pelayanan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rohmawati, L. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Keterbacaan Laporan Tanggungjawab Sosial Perusahaan Tambang
(Perusahaan Tambang Indonesia Sub Sektor Batubara). Jurnal Syntax
Transformation, 1(5), 141�147.
Sekaran, U. (2006). Research Method for Business
(R. Widyanngrum (ed.); Buku 2 Edi). Salemba Empat.
Septiani, E., & Siswadhi, F. (2020). Pelayanan
Publik Dalam Perpektif Administrasi Publik Di Indonesia. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(5), 55�67.
Sim, K. L., & Killough, L. N. (1998). The
performance effects of complementarities between manufacturing practices and
management accounting systems. Journal of Management Accounting Research,
10, 325.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sumarto, S., Suryahadi, A., & Widyanti, W. (2005).
Assessing the impact of Indonesian social safety net programmes on household
welfare and poverty dynamics. The European Journal of Development Research,
17(1), 155�177.
Suropati, U., Widyastuti, M. S., Ningsih, N. S.,
Risnadi, R., Savitria, R., Sari, R. P., Yuliananingrum, T. L. P., Putri, M. R.,
Adhipurusa, S. W., & Safitri, M. (2012). Pengembangan Industri Maritim
Dalam Rangka Menunjang Sishanneg di Laut. Dispen Mabesal, Bandung.
Susanto, Y. K. (2012). Pendekatan Kontijensi dalam
Penelitian Informasi Sistem Akuntansi Managemen. Media Bisnis, 4(1),
27�33.
Wang, Y., Lo, H., & Hui, Y. V. (2003). The
antecedents of service quality and product quality and their influences on bank
reputation: evidence from the banking industry in China. Managing Service
Quality: An International Journal.