Volume 4, No. 12, Desember 2023
p-ISSN 2722-7782 | e-ISSN 2722-5356
DOI: https://doi.org/10.46799/jsa.v4i7.671
ANALISIS
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN �BERBASIS PASAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEMASARAN BANK
SAMPAH
Sri Sukartono1)*, Eddy Jusuf2)*, Juanim Juanim3)*
Doktor Ilmu Manajemen,
Universitas Pasundan, Bandung
�[email protected], �[email protected], �[email protected]
Abstrak
Permasalahan sampah menjadi fenomena umum di
berbagai negara. Timbunan sampah yang tidak terkendali dapat merusak keindahan
kota, terganggunya kesehatan masyarakat, terjadinya bencana seperti banjir,
pencemaran air, pencemaran udara dan lain sebagainya. Berbagai model
pengelolaan sampah telah dilakukan beberapa pihak untuk mengurangi permasalahan
sampah salah satunya melalui Bank Sampah. Penelitian ini dilakukan di Bank Sampah Bersinar, Bandung dan bersifat Kualitatif dilakukan menggunakan metode Exploratory
Research dan metode wawancara secara Snowball
Sampling kepada Pimpinan, para karyawan dan Nasabah Bank Sampah Bersinar,
sebagai informan kunci.� Menggunakan
konsep Strategi Pemasaran 7P (Product,
Price, Place, Promotios, People, Process, Physical Evidence) �dengan perencanaan pemasaran menggunakan STP (Segmenting, Targeting, Positioning) oleh
Philip Kotler dan Keller (2016) dan membuat analisa SWOT untuk memilih
implementasi strategi kinerja pemasaran yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang berisi tentang
peluang dan ancaman dari segi aspek manajemen dan aspek pemasarannya maka dapat
diketahui secara tepat, strategi apa yang akan diambil dalam proses dan kinerja
pemasaran untuk meningkatkan jumlah nasabah dan volume penjualan pada Bank
Sampah Bersinar menggunakan Matriks SWOT. Perusahaan merancang
kebijakan-kebijakan berdasarkan strategi kelemahan-peluang (WO), strategi
kekuatan-peluang (SO), strategi kekuatan- ancaman (ST) dan strategi
kelemahan-ancaman (WT). Memberikan penyuluhan secara intens kepada para
nasabah, dalam pemilahan sampah agar mempunyai nilai yang tinggi, memanfaatkan
peluang dan mengatasi ancaman yang ada seperti perlu merekrut
semua pemulung disekitar bank sampah agar menjadi nasabah di Bank Sampah
Bersinar.
Kata Kunci: Bank Sampah, Pangembangan Pemasaran, Strategi
Pemasaran, Kinerja Pemasaran
Abstract
The waste
problem is a common phenomenon in many countries. Uncontrolled waste
accumulation can damage the beauty of the city, disrupt public health, cause
disasters such as floods, water pollution, air pollution and so on. Various
models of waste management have been carried out by several parties to reduce
waste problems, one of which is through the Garbage Bank. This research was conducted at the Bersinar
Waste Bank, Bandung and was qualitative in nature using the Exploratory
Research method and Snowball Sampling interview method with the leadership,
employees and customers of the Bersinar Waste Bank, as key informants. Using
the 7P Marketing Strategy concept (Product, Price, Place, Promotion, People,
Process, Physical Evidence) with marketing planning using STP (Segmenting,
Targeting, Positioning) by Philip Kotler and Keller (2016) and making a SWOT
analysis to choose the implementation of performance strategies proper
marketing. The results of the research show that the
strengths and weaknesses as well as external factors containing opportunities
and threats in terms of management aspects and marketing aspects can be known
precisely, what strategies will be taken in the marketing process and
performance to increase the number of customers and sales volume at Bank Sampah
Bersinar using the SWOT Matrix. Companies design policies based on
weakness-opportunity (WO) strategy, strength-opportunity (SO) strategy,
strength-threat (ST) strategy and weakness-threat (WT) strategy. Providing
intensive counseling to customers, in sorting waste so that it has high value,
taking advantage of opportunities and overcoming existing threats such as the
need to recruit all scavengers around the waste bank to become customers at the
Bersinar Waste Bank.
Keywords: Waste Bank,
Marketing Development, Marketing Strategy, Marketing Performance
Indonesia merupakan
negara berkembang yang menyandang peringkat
kedua, setelah China, sebagai penghasil sampah plastik ke laut terbanyak
di dunia hingga 187,2 juta ton (Jambeck, et al., 2019). Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun
Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada 2020. Berdasarkan data
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 37,3% sampah di Indonesia
berasal dari aktivitas rumah tangga. (Tuti Hendrawati Mintarsih 2020).
Sampah
terbesar berikutnya berasal dari pasar tradisional, yakni 16,4%. Sebanyak 15,9%
sampah berasal dari kawasan. Lalu, 14,6% sampah berasal dari sumber lainnya.
Ada 7,29% sampah yang berasal dari perniagaan. Sebanyak 5,25% sampah dari
fasilitas publik. Sementara, 3,22% sampah berasal dari perkantoran. Berdasarkan
jenisnya, 39,8% sampah yang dihasilkan masyarakat berupa sisa makanan.
Dari persoalan � persoalan tersebut perlu adanya tindakan
khusus dalam meminimalkan timbulan permasalahan sampah yang ada di lingkungan,
sesuai dalam
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan/kegiatan 3R yaitu kegiatan mengurangi sampah (reduce), guna kembali
sampah (reuse), dan daur ulang kembali sampah (recycle) melalui Bank Sampah.
Kegiatan mengurangi sampah dari sumbernya yaitu seperti mengurangi plastik
ataupun kertas. Kegiatan guna kembali sampah yaitu seperti mengguna kembali
wadah atau kemasan yang telah kosong untuk digunakan menjadi fungsi yang sama
atau fungsi lainnya. Sedangkan daur ulang kembali sampah yaitu produk atau
kemasan yang mudah terurai hingga memiliki nilai ekonomi.
Permasalahan
yang dihadapi pengelolaan Bank Sampah di Indonesia
dalam upaya mendukung pemerintah pada umumnya relatif sama, namun penentuan strategi untuk
peningkatan daya saing pengelolaan Bank Sampah khususnya di Jawa Barat harus diteliti secara detail dan
berkesinambungan agar tercipta suatu solusi dalam memenangkan persaingan yang
ada. Menurut European Commission dalam Meliala et al. (2015), daya saing diartikan
sebagai kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi pengujian
internasional dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara tingkat pendapatan
yang tinggi dan berkelanjutan.
Tantangan
yang harus dihadapi untuk tetap eksis adalah memaksimalkan sistem dan budaya
perusahaan kearah lebih baik. Khususnya dalam menetapkan strategi-strategi dalam
manajemen, dimana Manajemen
Strategik menurut Wheelen
dan Hunger (2016:5) adalah berupa rangkaian
dari keputusan manajerial dan tindakan untuk menentukan kinerja perusahaan,
yang mencakup pengamatan lingkungan (eksternal dan internal), formulasi
strategi (perencanaan strategik atau jangka panjang), implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian.
Oleh karena itu, manajemen strategik menekankan pada monitoring dan
evaluasi peluang eksternal dan ancaman yang
bisa menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan menunjukkan interaksi dari empat unsur dasar proses manajemen strategik. Setiap unsur dikembangkan menjadi suatu model
perencanaan yang mengintroduksi apa yang harus dilakukan perusahaan berkaitan
dengan proses manajemen strategik.
Menurut David & David
(2017: 9), Manajemen strategis itu sendiri didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi
sebaiknya secara terus menerus memonitor berbagai peristiwa eksternal dan
memahami keadaan internal korporat, sehingga perubahan dapat dibuat pada waktu
seketika pada saat dibutuhkan atau bersifat adaptual, lebih lanjut David &
David menerangkan bahwa untuk bertahan, semua organisasi harus mampu secara
cerdik mengidentifkasi serta menyesuaikan diri dengan perubahan.
Dalam
kaitannya dengan manajemen strategi di atas, penulis ingin meneliti Strategi
pengembangan pemasaran yang dilakukan oleh Bank Sampah sebagai salah satu
solusi untuk mengajak masyarakat dalam menjaga lingkungannya yaitu dengan
menabung sampah di Bank Sampah. Strategi ini tentunya tidak akan berjalan
dengan baik kalau tidak dilakukan melalui sosialisasi atau promosi sosial
kepada masyarakat. Promosi sosial atau pemasaran sosial yang dilakukan oleh
Bank Sampah merupakan salah satu strategi dalam mengkampanyekan kepada
masyarakat untuk� menabung sampah di Bank
Sampah kepada masyarakat.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengungkapkan strategi pengembangan pemasaran dalam meningkatkan kinerja pemasaran �oleh Bank Sampah Bersinar dalam mengajak
masyarakat untuk menabung sampah. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian deskriptif kualitatif. Dianggap deskriptif kualitatif karena
peneltian ini akan menggambarkan fenomena yang akan diteliti yaitu mengenai
pemasaran Bank Sampah.
Menurut Komariah, (201; bahwa penelitian kualitatif adalah
suatu proses inquiry tentang pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi
metodologisnya terpisah jelas pemeriksaan bahwa menje-lajah suatu masalah
sosial atau manusia, peneliti membangun suatu kompleks, gambaran holistik,
meneliti kata-kata, laporan-laporan memerinci pandangan-pandangan dari penutur
asli, dan mela-kukan studi di suatu pengaturan yang alami.
Pemasaran
sosial yang dilakukan oleh Bank Sampah berbeda dengan pemasaran komersial yang
tujuan utamanya adalah mendapatkan semaksimal mungkin keuntungan finansial dari
konsumennya sebagai ukuran keberhasilannya. Pemasaran sosial bertujuan untuk
memasarkan gagasan baik, masyarakat sebagai konsumen dirangsang untuk
menghentikan kebiasaan atau perilaku buruk dan memulai ke-biasaan yang baik.
Menurut Kotler (2018) pemasaran sosial adalah kegiatan menyeluruh terjadinya
transaksi jual beli produk-produk sosial yang tidak profit oriented,
bertujuan mengubah sikap dan perilaku.
Definisi pemasaran
lain menurut William
J. Stantion (Priansa, 2017:30) �Marketing is all of business
activities aimed at planning, pricing, promoting and distributing goods and
services that can satisfy consumer needs.�, menjelaskan
bahwa pemasaran adalah proses sosial
dan manajerial dimana individu dan kelompok memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar
sesuatu yang bernilai dengan
pihak lain.
Dari
pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran umumnya mencakup
semua segi kehidupan
individu maupun kelompok
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
dengan cara menukarkan produk dan menyalurkan barang produk dan jasa dari produsen
ke konsumen.
Suatu aktivitas
pemasaran dari perusahaan merupakan usaha yang secara langsung dilakukan untuk mencapai,
membujuk, dan menginformasikan konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya. Untuk maksud tersebut perusahaan pada umunya melaksanakan suatu
progam pemasaran yang tertuang dalam bauran pemasaran.
Kotler
& Keller (2016:47) menjelaskan ��tujuh komponen
dalam bauran pemasaran jasa. Tujuh komponen dikombinasikan dan digunakan perusahaan untuk melaksanakan aktivitas
pemasarannya, yang disajikan
seperti gambar dibawah.
Strategi pemasaran menurut Kotler & Keller (2016) adalah cara di
mana fungsi pemasaran mengatur kegiatannya untuk mencapai pertumbuhan yang
menguntungkan dalam penjualan pada tingkat bauran pemasaran. Strategi pemasaran
menurut Drucker dalam Sunyoto (2015; 92) terdiri dari prinsip-prinsip
dasar yang mendasari manajemen untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar
sasaran, strategi pemasaran
mengandung keputusan dasar tentang pemasaran, bauran pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran.
Dari pengertian di atas struktur
manajemen pemasaran strategis
menggambarkan masukan yang digunakan perusahaan untuk mengidentifikasi dan memilih strategi. Masukan tersebut
diperoleh melalui analisis lingkungan internal
dan lingkungan eksternal. Kekuatan-kekuatan lingkungan makro yang utama meliputi: demografi, teknologi, politik,
hukum dan sosial budaya yang mempengaruhi bisnis.
Kinerja
pemasaran adalah suatu ukuran prestasi yang diperoleh dari proses aktivitas
pemasaran secara menyeluruh bagi suatu perusahaan menurut Best dalam Satria
& Hatta (2017).
Ukuran ini menjadi salah satu indikasi yang menggambarkan maju tidaknya suatu
perusahaan
Pengertian Bank sampah menurut Dinas Lingkungan Hidup
adalah suatu tempat byang
digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah
dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan atau� ke�
tempat� pengepul sampah.� Bank�
sampah� dikelola� menggunakan�
sistem� seperti� perbankan. Penyetor� adalah�
warga� yang� tinggal�
di� sekitar� lokasi�
bank� sampah� serta mendapat buku tabungan� seperti menabung� di bank.
Pemasaran
sosial yang dilakukan oleh Bank Sampah berbeda dengan pemasaran komersial yang
tujuan utamanya adalah mendapatkan semaksimal mungkin keuntungan finansial dari
konsumennya sebagai ukuran keberhasilannya. Pemasaran sosial bertujuan untuk
memasarkan gagasan baik, masyarakat sebagai konsumen dirangsang untuk
menghentikan kebiasaan atau perilaku buruk dan memulai kebiasaan yang baik.
Menurut Kotler (2018) pemasaran sosial adalah kegiatan menyeluruh terjadinya
transaksi jual beli produk-produk sosial yang tidak profit oriented,
bertujuan mengubah sikap dan perilaku.
Pemasaran
sosial dalam mengkampanyekan menampung
sampah di Bank Sampah tujuannya adalah untuk mengubah sikap dan prilaku
masyarakat Kabupaten Bandung tentang sampah. Selama ini, mereka tidak peduli dengan
sampah bekas rumah tangga yang sudah tidak terpakai lagi. Sampah-sampah yang
tidak terpakai itu dibuang tanpa adanya proses pemilahan antara sampah organik
dan non-organik.
Sehingga
saat sampah tersebut dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi satu
sehingga sulit untuk terurai. Timbulan Sampah di Jawa Barat sudah cukup tinggi hingga
mencapai 4 juta ton per tahunnya. Dan Kabupaten Bandung merupakan penyumbang
timbunan sampah pada urutan ketiga setelah Kabupaten Bekasi dan Kota Depok.
Gambar berikut adalah komposisi jumlah timbulan sampah di jawa Barat.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi
pengembangan pemasaran bank sampah dalam meningkatkan kinerja pemasaran bank
sampah. Pada penelitian ini menggunakan metoda deskriptif kualitatif dengan
pendekatan single case study di dalam
mendapatkan informasi dari para informan. Tujuan utama penelitian kualitatif
adalah untuk memahami (to understanding)�� fenomena atau gejala sosail dengan lebih
menitik-beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji
daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya
ialah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya
dihasilkan teori.
Dianggap
deskriptif kualitatif karena peneltian ini akan menggambarkan fenomena yang
akan diteliti yaitu mengenai kinerja pemasaran Bank Sampah. Penelitian kualitatif adalah suatu proses inquiry
tentang pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologisnya terpisah;
jelas pemeriksaan bahwa menje-lajah suatu masalah sosial atau manusia, peneliti
membangun suatu kompleks, gam-baran holistik, meneliti kata-kata,
laporan-laporan memerinci pandangan-pandangan dari penutur asli, dan mela-kukan
studi di suatu pengaturan yang alami (Creswell, 1998; Komariah, 2017; Neuman,
2017; Emzir, 2017). Melalui pendekatan kualitatif, peneliti menggambarkan
strategi yang dilakukan oleh Bank Sampah Bersinar dalam melakukan pengembangan pemasaran dalam
meningkatkan kinerja pemasaran.
Data primer penelitian diperoleh melalui wawancara
mendalam beberapa informan, sebelum akhirnya serta meminta pendapat beberapa
ahli (expert judgement). Bobot kualitas kasus akan menjadi pertimbangan utama, dengan demikian, persoalan
persoalan dimasyarakat berhubungan dengan pengumpulan sampah dalam taraf untuk
mendapatkan nilai ekonomi akan terus digali, sehingga dari sini akan dapat
diambil kesimpulan, apakah kinerja Bank Sampah Bersinar sudah dapat dikatakan
baik atau belum. Setiap pertanyaan bisa diangkat
menjadi pertanyaan penelitian (research questions).
Salah
satu hal penting untuk dipertimbangkan dalam memilih kasus ini ialah peneliti yakin bahwa
dari kasus tersebut akan dapat diperoleh pengetahuan lebih lanjut dan mendalam
secara ilmiah. Dalam hal ini Studi Kasus disebut sebagai Instrumental Case
Study. Selain itu, Studi Kasus ini juga bisa
dipakai untuk memenuhi suatu persoalan pada menabung sampah, dan tidak untuk membangun
teori
Menurut
Lincoln dan Guba, sebagaimana dikutip Mulyana (2016: 91- 202), keistimewaan Studi
Kasus meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Studi
Kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan
subjek yang diteliti,
2.
Studi
Kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca
dalam kehidupan sehari-hari (everyday reallife), 3. Studi Kasus merupakan
sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dengan subjek atau
informan,
3.
Studi
Kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak
hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga
keterpercayaan (trustworthiness),
4.
Studi
Kasus memberikan �uraian tebal� yang diperlukan bagi penilaian atas
transferabilitas.
5.
Studi
Kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan
atas fenomena dalam konteks tersebut.
Dengan penjelasan � penjelasan tersebut
diatas, peneliti dalam memperoleh hasil yang maksimal perlu mengembangkan lebih
dalam mengenai studi kasus tunggal ini yaitu, bagaimana kineja Bank Sampah
Bersinar dalam strateginya untuk mengembangkan pemasaran Bank Sampah dalam
meningkatkan kinerja.
Studi
kasus digunakan sebagai suatu penjelasan komprehensif (Holistic) yang berkaitan dengan berbagai aspek
seseorang, kelompok, organisasi, suatu program, atau suatu situasi
kemasyarakatan yang diteliti untuk diupayakan dan ditelaah sedalam mungkin.
Untuk memulai studi kasus, peneliti akan mengidentifikasi masalah dan pertanyaan
yang akan diteliti dan mengembangkan suatu gagasan mengapa metode studi kasus
adalah metode yang sesuai digunakan dalam penelitian ini. Tujuan studi kasus
adalah berusaha untuk mencari makna dan fakta riil, menyelidik proses, lalu
memperoleh pengertian mendalam dan utuh dari individu, kelompok atau peristiwa
tertentu.
Studi
kasus dipilih menjadi metode penelitian ini karena studi kasus memungkinkan
pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih beragam,
antara lain melalui dokumen, artefak, wawancara, dan observasi (Yin, 2016,
h.40). Hal ini merupakan kelebihan studi kasus dibanding metode penelitian
lain, karena mampu memperoleh data yang lebih luas, beragam, dan mendalam.
Penelitian ini menggunakan jenis kasus single case study oleh Yin. Alasan
menggunakan single-case study adalah karena kasus yang dipilih merupakan common
case yang bertujuan untuk memberikaninformasi dan penemuan dari kondisi
sehari-hari dalam proses sosial untuk kepentingan teoritis (Yin, 2016, h.74).
Desain penelitian adalah
keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan
mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian,
hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang
berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2015).
Desain penelitian
tersebut juga menentukan ranah kemungkinan generalisasi, yaitu apakah
interpretasi yang dicapai dapat digeneralisasikan terhadap suatu populasi yang
lebih besar atau situasi-situasi yang berbeda (Yin, 2017).
Dapat disimpulkan bahwa desain penelitian mengarahkan peneliti pada sebuah
prosedur atau langkah-langkah yang menjadi acuan sebuah penelitian sehingga
peneliti tidak mengalami jalan buntu dalam melaksanakan penelitian.
Gambar 3 Disain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah Bandung,
alasan peneliti memilih lokasi ini karena Bank Sampah Bersinar (BSB) Profil subyek
penelitian adalah berlokasi
di Jalan Terusan Bojongsoang No. 174A, Kampung Mekarsari RT 05 / RW 27,
Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung tepatnya di tepi sungai Citarum ini menjalankan usaha pengelolaan sampah yang bertujuan
agar masyarakat Kabupaten
Bandung memahami cara memilah sampah sehingga kemudian
meminimalisir terjadinya banjir yang rutin terjadi di Kabupaten Bandung.
Namun selama tiga tahun BSB berdiri, banyak
masyarakat yang belum memahami dan belum tertarik untuk menabung sampah rumah
tangganya ke Bank Bersinar. Strategi-strategi pemasaran untuk menjaring
masyarakat agar menjadi nasabah belum berjalan sesuai harapan dan kinerja
pemasaran Bank Sampah Bersinar belum maksimal.
Dalam
penelitian naturalistik, instrumen utama dalam mengumpulkan data adalah manusia (peneliti itu sendiri).
Jika memanfaatkan instrumen yang bukan manusia dan mempersiapkannya terlebih
dahulu, maka akan menemukan kesulitan untuk mengadakan penyesuaian
terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.
Di samping itu, komunikasi dengan responden sekaligus
memahaminya berdasarkan konteks
hanya mungkin dilakukan oleh manusia. Nilai lebih lain dari �manusia
sebagai instrumen� adalah sifatnya yang responsif, adaptif, lebih holistik, memiliki suatu
kesadaran pada konteks yang tak terkatakan,
mampu mengklarifikasi, menjelajahi jawaban, dan menggali pemahaman yang mendalam
(Suyitno,2018).
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian: Observasi,
Dokumentasi, Wawancara
Di dalam gambar cause and effect
fishbone di bawah ini penulis menggambarkan model penelitian analisis
strategi pengembangan pemasaran Bank Sampah dalam upaya meningkatkan kinerja
Pemasaran.
Gambar 4 Disain
Penelitian Diagram Fishbone dan
Wawancara� Mencari Data Jenuh
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi, pengamatan dan wawancara
yang dlakukan, bahwa Bank Sampah Bersinar dalam melakukan marketing dengan
program dua layanan yaitu layanan individu dan layanan korporat. Untuk layanan
Individu, strategi
pemasaran yang dilakukan lebih bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman masyarakat mengenai pentingnya memilah dan mengelola sampah organik
dan anorganik sehingga dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam
memperlakukan sampah secara bijaksana �melalui penyuluhan penyuluhan keselola,
kampus, ruang terbuka dan para kelompok ibu-ibu serta bank-bank sampah unit
sebagai kemitraan. Sedangkan
untuk konsumen perusahaan strategi pemasaran yang dilakukan selain untuk
membantu perusahaan dalam mengelola limbah produksi yang dihasilkan sesuai
dengan UU no.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah (pasal 15), tapi juga
membantu meningkatkan imej positif perusahaan tersebut supaya dinilai oleh
masyarakat sebagai perusahaan yang sadar lingkungan.
Melalui Bank Sampah ini diharapkan
masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup di
sekitarnya. Perbandingan jumlah penduduk di Jawa Barat� dengan Jumlah capaian nasabah Bank sampah
Bersinar dari tahun 2015 � 2021 bisa dilihat pada tabel 1.2. sehingga target
yang diharapkan tercapai seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini :
Tahun |
Jumlah Penduduk |
Jumlah KK |
Jumlah Nasabah |
% Jumlah
Nasabah |
2016 |
2.481.469 |
857.156 |
815 |
0,10% |
2107 |
2.490.622 |
830.207 |
1.450 |
0,17% |
2018 |
2.497.938 |
832.646 |
3.250 |
0,39% |
2019 |
2.503.708 |
747.923 |
5.641 |
0,87% |
2020 |
2.507.888 |
773.368 |
7.759 |
1,00% |
2021 |
2.510.103 |
836.701 |
10.258 |
1,23% |
2022 |
2.510.853 |
836.951 |
11.291 |
1,35% |
Dari tabel tersebut diatas menunjukan ada masalah (gab)
antara banyaknya jumlah penduduk, jumlah KK,�
dan jumlah nasabah yang ada di data Bank Sampah Bersinar pada saat ini.
Sehingga kinerja dan strategi pemsaran pada Bank Sampah Bersinar ini akan
dianalisa lebih mendalam dan berkelanjutan. Maka, penelitian ini meneliti tentang
strategi kinerja pemasaran
Bank Sampah dengan difokuskan
kepada kinerja dan strategi bagaimana
upaya yang dilakukan Bank Sampah Bersinar
untuk mengubah pemikiran dan prilaku masyarakat dalam memperlakukan sampah agar
menjadi suatu hal yang bersifat ekonomis.
Konsep
yang digunakan dalam penelitian ini adalah social marketing. Social marketing
atau pemasaran sosial merupakan sebuah strategi yang bertujuan untuk mengatasi
masalah sosial dengan melakukan kegiatan menyeluruh terjadinya transaksi jual
beli sosial yang tidak berorientasi pada profit, akan tetapi untuk mengubah
sikap dan perilaku masyarakat. Bank Sampah Bersinar (BSB) yang merupakan entitas dalam
usaha pengeloaan bank sampah membutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menganalisis bagaimana
strategi dalam pengembangan �pemasaran
yang telah dilakukan dalam �keberlangsungan usaha.
Oleh karena itu penulis ingin meneliti persoalan
persoalan sampah yang ada ditengah tengah masyarakat, dengan fokus penelitian
pada sampah terutama pada hal kinerja pemasaran Bank Sampah.
Gambar 5
Analisis SWOT
Uraian tersebut diatas, dapat digambarkan dengan matrik SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity dan Treath)� dengan
tujuan untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang terjadi pada
bank sampah, sehingga dampak negatif
yang akan terjadi dapat diminimalisir, serta dapat memperlancar alur proses
yang terjadi di bank sampah.
Analisis lingkungan di Bank Sampah Bersinar Bandung dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan observasi awal praktek strategi pengembangan pemasaran berbasis pasar dalam
upaya meningkatkan kinerja bank sampah, berupa wawancara terhadap Direktur
Bank Sampah Bersinar dan mengkaji dokumen perencanaan yang hasilnya dituangkan secara singkat dalam matriks
Faktor Lingkungan Strategis
Internal dan Eksternal pada Tabel 1.3. di bawah ini.
Tabel 2
Faktor Lingkungan Strategis Internal Bank Sampah Bersinar
STRENGTH� (KEKUATAN) |
WEAKNESS� (KELEMAHAN) |
1.
Sampah mmpunyai nilai ekonomis yang tinggi dan dapat menciptakan sirkular ekonomi. 2.
Adanya
segmentasi yang jelas yaitu Individu dan koprorasi 3.
Memiliki Visi dan Misi yang jelas dan
sudah ber badan hukum berbentuk perseoan, yaitu PT Solusi Rahayu Indonesia. 4.
Memiliki
Sistim Informasi, dan website yang bisa diakses secara umum tentang kegiatan
pengelolaan sampah. 5.
Adanya
kemitraan dengan Bank Sampah Unit sebanyak 825 yang tersebar di Bandung Raya
dan beberapa perusahaan penghasil limbah sampah 6.
Beberapa
kali memperoleh penghargaan dari pemerintah maupun Astra International 7. Lokasi kantor dan gudang Bank Sampah Bersinar yang
strategis dan mudah dijangkau |
1.
Pemahaman masyarakat tentang bank sampah yang
masih kurang
menyebabkan bank sampah sulit untuk berkembang 2.
Harga jual kembali barang
bekas yang dikumpulkan �terlalu rendah
sehingga berdampak pada keuntungan bank sampah
dan pemasukan nasabah 3.
Masih
rendahnya kinerja Pemasaran Bank Sampah 4.
Nasabah
yang masih kurang pengetahuan tentang pemilahan sampah, sehingga menyebabkan
nilai sampah menjadi rendah 5.
Lahan
dan sarana bank sampah unit yang kurang memadai |
Tabel 3
Faktor Lingkungan
Strategis Eksternal Bank Sampah Bersinar
OPPORTUNITIES (PELUANG) |
THREATS�
(ANCAMAN) |
1.
Dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA 2.
Dapat mengurangi pembiyaan pengelolaan sampah ditingkat
korporat/perusahaan 3.
Berpotensi
meningatkan
perkonomian masyarakat / nasabah 4.
Tabungan
nasabah digunakan sebagai sumber pendapatan utama. 5.
Para generasi milenial dengan jaringan teknologi
bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah nasabah dan kampanye lingkungan
secara komprehensif. 6.
Masih banyak perusahaan yang belum memaksimalkan
pengelolaan sampah sesuai dengan amanat Undang-undang No 18 Tahun 2008 Pasal
15 |
1. Bersaing
dengan pemulung dalam harga penjualan, meski beberapa pemulung elah dirangkul agar menjual sampahnya ke Bank
Sampah Bersinar. ����� 2. Kurangnya
minat masyarakat untuk menjadi nasabah bank sampah karena prrofitnya dinilai kecil 3. Banyaknya bank-bank sampah baru yang tidak
memperdulikan profit. 4. Memerlukan sarana dan prasarana serta pembiayaan yang
besar dalam mengembangkan bank sampah .� |
Adapun skala dalam acuan untuk pengisian bobot sebagai
berikut:
1. Bobot 4 : Sangat Penting
2. Bobot 3 : Penting
3. Bobot 2 : Rata-rata
4. Bobot 1 : Tidak Penting
Pada kolom ketiga
lalu diisi dengan peringkat (rating) yang
telah diberikan untuk setiap faktor, dengan memiliki ketentuan mulai dari skala
poor (1) sampai dengan skala outstanding (4). Rating ini diberikan berdasarkan dengan tanggapan dan pertimbangan
dari direktur mengenai baik atau buruknya manajemen dalam usaha untuk mengatasi
faktor-faktor yang dihadapi
.
Gambar 6 Rentang Pengisian Nilai
Tabel 4
Analisis� Faktor Lingkungan
Internal Strategis IFAS (Internal Strategic Faktors Analysis Summary)
Faktor Strategis Internal |
Bobot |
Rating |
Skor |
|
Strength |
Sampah mmpunyai nilai jual yang tinggi
dan dapat menciptakan sirkular ekonomi |
0,11 |
4 |
0,43 |
Adanya segmentasi yang jelas yaitu
Indovidu dan korporat |
0,10 |
4 |
0,39 |
|
Menjadi organisasi berbadan hukum, Visi
dan Misi membangun kota dengan sampah |
0,11 |
3 |
0,32 |
|
Adanya website sebagai informasi bank
sampah yang bisa diakses oleh umum |
0,08 |
3 |
0,23 |
|
Adanya kemitraan dengan Bank Sampah Unit
dan perusahaan |
0,09 |
4 |
0,34 |
|
Memperoleh penghargaan sebagai pengelola
sampah terbaik |
0,09 |
4 |
0,34 |
|
Lokasi kantor
dan gudang Bank Sampah Bersinar yang strategis dan mudah dijangkau |
0,08 |
4 |
0,30 |
|
Skor Strength |
|
|
2,35 |
|
Weakness |
Pemahaman masyarakat tentang bank sampah
yang masih� kurang menyebabkan bank
sampah sulit untuk berkembang |
0,05 |
2 |
0,11 |
Harga jual kembali barang bekas yang
dikumpulkan� terlalu rendah
(kompetitif) sehingga berdampak pada keuntungan bank sampah dan pemasukan
nasabah |
0,11 |
4 |
0,43 |
|
Masih rendahnya kinerja Pemasaran Bank
Sampah |
0,06 |
3 |
0,19 |
|
Nasabah yang masih kurang pengetahuan
tentang pemilahan sampah, sehingga menyebabkan nilai sampah menjadi rendah |
0,09 |
3 |
0,26 |
|
Lahan dan sarana bank sampah unit yang
kurang memadai |
0,05 |
2 |
0,11 |
|
Skor Weakness |
|
|
1,10 |
|
|
TOTAL |
1,00 |
|
3,45 |
Berdasarkan tabel 4 dari faktor-faktor internal, maka: a) Sampah yang
mempunyai nilai jual menjadi faktor kekuatan yang mempunyai skor tertinggi
yaitu sebesar 0,43 dengan bobot sebesar 0,11 dan rating sebesar 4,
sehingga pengelolaan sampah secara kreatif dapat memberikan pendapatan bagi
masyarakat dan dapat menciptakan sirkular ekonomi dan dengan adanya
segmentasi pasar yang jelas yaitu Individu dan korporat merupakan kekuatan
tertinggi kedua, yaitu sebesar 0,39 dengan bobot sebesar 0,10 dan rating
sebesar 4, sehingga dengan sementasi pasar yang jelas sangat berpengaruh pada
pengembangan Bank Sampah Bersinar. b) Harga
kompetitif menjadi faktor ancaman tertinggi dengan skor sebesar 0,43 serta
bobot sebesar 0,11 dan rating sebesar 4, hal ini disebabkan karena
banyaknya nasabah yang kurang memahami pemilahan sampah, sehingga menyebabkan
nilai sampah redah sehingga diperlukan penyuluhan secara inten cara memilah
sampah yang baik agar sampah yang disetorkan ke bank sampah mempunyai nilai
yang tinggi.
Berdasarkan penentuan faktor-faktor eksternal� Bank Sampah (peluang dan ancaman), maka
selanjutnya diperlukan penyusunan matriks EFAS guna pembobotan dan rating seperti
yang terdapat pada tabel 5
Tabel 5
Analisis� Faktor Lingkungan
Internal Strategis IFAS (Internal Strategic Faktors Analysis Summary)
Faktor Strategis |
Bobot |
Rating |
Skor |
|
Opportunity |
Dapat mengurangi jumlah sampah yang
masuk ke TPA |
0,14 |
4 |
0,54 |
Dapat mengurangi pembiyaan pengelolaan
sampah ditingkat korporat/perusahaan |
0,12 |
3 |
0,37 |
|
Berpotensi meningatkan perkonomian
masyarakat / nasabah |
0,14 |
4 |
0,49 |
|
Tabungan nasabah digunakan sebagai
sumber pendapatan utama. |
0,08 |
3 |
0,24 |
|
Generasi milenial dengan jaringan teknologi bisa
dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah nasabah dgn kampanye lingkungan |
0,11 |
4 |
0,43 |
|
Masih banyak perusahaan yang belum
memaksimalkan pengelolaan sampah sesuai dengan amanat UU |
0,09 |
4 |
0,38 |
|
Skor Opportunity |
|
|
2,48 |
|
Threats |
Bersaing dengan pemulung dalam harga
penjualan, meski beberapa pemulung telah dirangkul agar menjual sampahnya ke
Bank Sampah Bersinar |
0,11 |
4 |
0,43 |
Kurangnya minat masyarakat untuk menjadi
nasabah bank sampah karena profitnya rendah |
0,08 |
4 |
0,32 |
|
Banyaknya bank-bank sampah baru yang
tidak memperdulikan profit |
0,07 |
3 |
0,20 |
|
Memerlukan sarpras serta pembiayaan yang besar dalam mengembangkan
bank sampah |
0,07 |
2 |
0,14 |
|
Skor Threats |
|
|
1,11 |
|
����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������
|
TOTAL |
1,00 |
|
3,59 |
Berdasarkan tabel 5 dari faktor-faktor eksternal tersebut, maka: a) Pengurangn �jumlah sampah yang masuk ke
TPA menjadi faktor peluang yang mempunyai skor tertinggi yaitu sebesar 0,54
dengan bobot sebesar 0,14 dan rating sebesar 4, sehingga kekuatan ini
diharapkan dapat merubah pandangan masyarakat mengenai sampah dan dengan
pemanfaatan yang efektif akan mendapatkan dukungan yang banyak dari masyarakat
sekitar. b) Persaingan harga dengan
pemulung, merupakan ancaman tertinggi, yaitu dengan skor 0.43, dengan bobot
0,11 dan rating sebesar 4, sehingga dapat
membahayakan bank sampah, dan perlu merangkul para pemulung lebih banyak lagi
terutama yang bersinggungan langsung dengan bank sampah disekitarnya dengan
memberikan harga beli yang tinggi.
Posisi Bank Sampah Bersinar pada Kuadran SWOT Berdasakan dengan
rangkaian penyusunan skor di atas, maka didapatkan perbandingan nilai skor dari
perhitungan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor
eksternal (peluang dan ancaman) seperti pada tabel 6
Tabel 6
Perbadingan Perhitungan Skor Internal dan Eksternal Bank Sampah Bersinar
Skor Internal |
Skor
Eksternal |
Strategi |
Kekuatan > Kelemahan |
Peluang > Ancaman |
Strategi
Agresif |
2,35
> 1,16 |
2,48
> 1,11 |
Berdasarkan dari perhitungan di atas untuk pemosisian dalam
kuadran SWOT maka menghasilkan posisi Bank Sampah Bersinar berada pada posisi
di dalam Kuadran I (Strategi Agresif), karena hasil perhitungan dari internal
positif dan eksternal positif. Sumbu x menunjukkan skor 1,26 dan sumbu y
menunjukkan skor 1,37 �Strategi yang
direkomendasikan untuk meningkatkan kinerja Bank sampah Bersinar adalah Strategi
Agresif dapat dilihat pada gambar 6. Karena faktor yang terdapat pada internal yaitu kekuatan lebih
besar dibandingkan dengan kelemahan dan faktor yang terdapat pada eksternal
yaitu peluang lebih besar dari ancaman. Strategi ini menunjukkan bahwa Bank
Sampah Bersinar dapat melakukan promosi secara besar-besaran untuk menarik
nasabah.
Gambar 7 �Diagram SWOT Bank Sampah Bersinar
Kesimpulan
Kesimpulan
dari hasil analisis dan pembahasan, doketahui
bahwa:�
Dalam
mengoptimalisasi pegembangan strategi Bank Sampah Bersinar menerapkan STP
dengan sistem pemasaran yang berbeda untuk target pasar Individu dan Korporat. Untuk konsumen individu Bank Sampah
Bersinar menggunakan strategi pemasaran dengan product:
Tabungan sampah, Household waste management, Layanan setor/donasi sampah
langsung dan promotion (IMC): Online (website,
Instagram, WhatsApp, google form), Offline (event penyuluhan/seminar/webinar,
workshop pegiat bank sampah, Zero Waste Event (pameran kerajinan dari daur
ulang sampah), Bazaar Sembako Murah (bayar pakai sampah), Kursus Bahasa Inggris
(bayar pakai sampah)), Kolaborasi kegiatan pemasaran dengan perusahaan lain.
Sementara untuk konsumen korporat Bank
Sampah Bersinar menggunakan strategi pemasaran product: Responsible Waste Management, Extended Producer
Responsibility Bank
Sampah Bersinar dalam mengkampanyekan gerakan menabung pada masyarakat
mempunyai strategi tersendiri. Penggunaan strategi berdasarkan pada hasil
pemetaan ynag dilakukan oleh Bank Sampah Bersinar. Hasil pemetaan Bank Sampah
Bersinar terdapat tiga kategori yaitu kategori personal, kategori kelompok, dan
kategori massa. Ketiga kelompok tersebut kemudian disebut sebagai nasabah
mandiri, nasabah sektoral, dan nasabah unit.
Kinerja
bank sampah dipengaruhi oleh faktor internal yang merupakan pengelolaan bank sampah, serta faktor eksternal
berupa persepsi masyarakat dalam menyikapi adanya bank sampah. Faktor internal
dan eksternal saling berkaitan satu sama lain. Apabila pengelolaan bank sampah
yang sudah baik dan tidak
didukung dengan masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam memanfaatkan bank
sampah, maka kinerja bank sampah akan menjadi cenderung buruk.
Untuk mencapai hasil yang optimal, Implentasi dalam
pengembangan pemasaran BSB adalah Segmenting, dimana segmen ini meliputi
nasabah peroranggan, komunitas dan perusahaan. khusus segmen perorangan, baik
melalui bank bank sampah unit maupun dilingkingan perumahan, perlu adanya
edukasi dan inovatif dalam merubah sampah anorganik menjadi barang yang
mempunyai nilai jual tinggi serta mengolah sampah organik menjadi kompos
sehingga dapat meningkatkan minat untuk menjadi nasabah pada bank sampah.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
R. (2016) Metodologi Penelitian Kualitatif�
Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
Armstrong, Garry and Kotler, Philip (2018) Marketing : An Introduction 13th edition, ISBN: 013414953X Seventh
adaptation edition published by Pearson Australia Group Pty Ltd
Calvo,
Cristina & Porral (2020) A Marketing
and Sircular Ekonomy Strategy For Sustainability, IGI Global is
International Commitee on Publications Ethics (COPE)
Daft, R (2016). Management (8th ed.). Boston MA:
Cengange Learning.
David,
F.R, & David, F.R, (2017) Manajemen Srategik: Suatu Pendekatan Keunggulan
Bersaing-Konsep (225th rd). Jakarta: Salemba Empat
Dibb, Sally and Lyndon Simkin Kenilworth (2019), Marketiing
Conceps And Strategies The 8th edition, ISBN: 978-1-4737-6027-1 Cengage
Learning, EMEA Cheriton House, North Way Andover, Hampshire, SP10 5BE
United Kingdom
Fill, Chris & Turbull, Sarah (2016) Marketing Communications, Pearson Education Limited Edinburgh
Gate Harlow CM20 2JE United Kingdom
Hasanah, H. (2017).
Teknik-teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Ilmu-Ilmu Sosial). At-Taqaddum
Hendrayani, Eka (2021) Manajemen Pemasaran (Dasar dan Konsep,
Penerbit: CV. MEDIA SAINS INDONESIA Melong Asih Regency B40 � Cijerah Kota
Bandung - Jawa Barat, ISBN : 978-623-6290-77-4
Hollensen, Svend, (2019), Marketing
Management A Relationship Approach, ISBN: 978-12-923-5144-5, , Third
Edition, McGraw-Hill Education, S�nderborg, Denmark
Hooley, Graham and Nicoulaud, Brigitte, John M. Rudd (2020) Marketing Strategy And Competitive
Positioning, Pearson Educations Limited KAO Two KAO Park Harlow CM17 9SR
United Kingdom by Prentice Hall Europe
Hoornweg, Daniel and Perinaz Bhada
(2015), What A Waste, A Global Review of Solid Waste Management, Urban
Development & Local Goverment, Unit
World Bank 1818 H Street, NW Washington, DC 20433 USA
Jambeck, et al., & MCDaniel (2019). Essentials Of
Marketing (6th ed). Cengage Learning
Jobber,
David� & Fiona EllisChadwick,
(2018),� Pinciples And Practice� of� Marketing, The 8th edition, http://create.
mheducation.com/uk/
Kotler, P., & Keller, K.
(2016), Marketing Managemment (15th ed). Global Edition-Pearson India
Education Service Ltd
Kotler. P., Armstrong,
G., �(2016) Principles Of Marketing
(Electronik Version) (17th ed). Pearson
Kristanto, V. H. (2018). Metodologi
Penelitian Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Kurtz,
D.L. (2020) Marketing Conteporary
(14th ed). Mason. Ohio: South Western CENGAGE Learning Kuncoro,
M. (2013). Metode Riset untuk Bisnis
dan Ekonomi Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
L, David, Mothersbaugh (2020) Consumer Behavior (building Marketing
Strategy) Fourteenth Edition, McGraw-Hill
Education, 2 Penn Plaza, New York, NY 10121
Mason,
Carpenter and Talya Bauer / Berrin Erdogan, (2017) Management Principles, Prentice Hall
Manzilati, A. (2017). Metodologi
Penelitian Kualitatif Paradigma, Metode, dan Aplikasi. Malang: UB Press.
Moleong, L. J. (2016). Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mullins,
John W., Walker, Jr, O.C.� (2018) Marketing Management A Strategik Decision
Making Approach (8th ed). MC Graw Hill International Edition.
Robbins, S.P., & Coultier, M., (2018) Management. New York NY: Pear,
Robbin,
S.P. & Judge, T.A. (2017) Organizational
Behavior (17th Global). Pearson
Schermerhorn, J. R., �(2016). Management (12th ed) Wiley PLUS
Sondang, Siagian P. �(2019)
Fungsi Fungsi Manajerial (Edisi Rev). Bumi Aksara
Sugiyono
(2020) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, (3rd ed). Bandung: Alfabeta
Tjiptono, F. (2015). Stategi Pemasaran (4th ed).
Yogyakarta: Andi
Zeithaml
et.al (2018). Service Marketing
Integrating Customer Focus Across the Firm (6th ed). MC Graw Hill
International Ediion.
Copyright holders: Sri Sukartono, Eddy Jusuf, Juanim Juanim (2023) |
First publication right: |
This article is licensed
under: |