Volume 4, No. 12 Desember 2023

p-ISSN 2722-7782 | e-ISSN 2722-5356

DOI:https://doi.org/


 

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

 

Intan Trisnawati

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Ibn Khaldun Bogor

Email:

 

 

Abstrak:

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengujji apakah konservatisme akuntansi dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2021. Jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di peringkat oleh PT. PEFINDO sebanyak 21 perusahaan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah data observasi, buku-buku literatur, jurnal-jurnal dan artikel. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.��

�����������������������������������������������������������

Kata Kunci: Konsevatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan dan Peringkat Obligasi

 

Abstract:

The purpose of this study was to test whether accounting conservatism and company size affect bond ratings in banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2017-2021. This type of research is quantitative research using secondary data. The sample in this study were banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange and ranked by PT PEFINDO as many as 21 companies. Data collection techniques in this study are observation data, literature books, journals and articles. The data analysis used in this research is panel data regression analysis. The results of this study indicate that accounting conservatism has no effect while company size affects the bond rating of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

 

Keywords: Accounting Conservatism, Company Size and Bond Rating

 

 

 

PENDAHULUAN

Pada tahun 2022 perang antara Rusia dan Ukraina sudah menimbulkan kekacauan politik global danjuga penurunan pasar internasional hingga krisis global ini menimbulkan tantangan baru kedalam hubungan internasional. Hal ini tentu akan berdampak panjang pada perekonomian diseluruh dunia. Invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina menjadi fenomena global yang mempunyai implikasi besar kepada seluruh negara. Invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi pada Febuari 2022 menandakan akan kembali terjadinya perang antar negara yang menjadi sesuatu yang belum pernah dirasakan Eropa sejak tahun 1945, sehingga perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina mempunyai implikasi yang sangat besar untuk pasar global yang mempunyai potensi membuat dampak yang berjangka panjang pada ekonomi diseluruh dunia (Bakrie et al., 2022).

Kritik luas yang terdapat diseluruh dunia terhadap invasi mengakibatkan sanksi dan embargo ditempatkan di Rusia. Perang antara Rusia dengan Ukraina ini memberikan dampak terhadap krisis finansial, dan sanksi perdagangan dengan negara lainnya (Massaguni et al., 2022). Prospek inflasi dunia perlu diperhitungkan sebagai akibat dari perang antara Rusia dan Ukraina, karena inilah yang sebenarnya akan terjadi mengingat tujuan awal peperangan adalah adanya gangguan jaringan pasokan global mengganggu tahapan pemulihan perekonomoan yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Dengan demikian, perkembangan ekonomi global justru akan melambat, dan akan berdampakpada melambatnya investasi dan konsumsi akibat terganggunya arus barang dan jasa internasional yang dapat berdampakk negative terhadap kinerja sektor ekspor-impor (Zehfri, 2022a).

Perang antara Rusia dan Ukraina menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia, seperti harga gandum melonjak naik, kenaikan harga minyak, penurunan ekspor dan impor, dan penurunan nilai tukar rupiah (Kennedy, 2023); (Zehfri, 2022b); (Guntur, 2023).

Di kejadian lainnya, Indonesia pernah mengalami krisis ditahun 1997-1998 yaitu, kegagalan pasar yang berdampak buruk pada ekonomi suatu negara. Kemudian pada saat itu masyarakat menuntut keaktifan pemerintah dalam mengatasi krisis yang dialaminya dengan cara membagikan stimulus berupa dana yang dipergunakan untuk menimbulkan efek positif padaekonomi nasional. Tetapi, apakah dana yang disalurkan guna menolong pelaku-pelaku ekonomi (umumnya difokuskan pada bank yang terjadi kolaps) ini sudah tepat.

Belum selesai membahas efek negatif yang ada di Indonesia, ditahun 2020 Indonesia bahkan diseluruh dunia digemparkan dengan munculnya virus varian baru yang dikenal sebagai Virus Corona atau dalam bahasa ilmiahnya dikenaldengan Covid-19. Kemuculan Covid-19 adalah masalah besar bagi dunia dan juga membuat dampak yang begitu banyak bagi berbagai sektor. Salah satu sektor yang terdampak ada sangat berpengaruh adalah sektor ekonomi (Abdi, 2020).

Hasil data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memperoleh perkembangan ekonomi ditahun 2020 sebesar -2,07%. Hal ini membuat ekonomi di Indonesia ditahun 2020 merasakan deflasi atau penurunan drastis dikarenakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang pergerakannya kurang stabil.

Sektor perbankan memiliki peran penting dalam peristiwa ekonomian. Karena, bank pemegang dari fungsi sebagai Financial Intermediary, yakni sebuah alat penghimpun dana dan penyalur dana penduduk (Ningsih, 2021). Berkembangnya sektor perbankan yang efisien bagai faktor penentu pembangunan ekonomi di satu negara juga ikut terpuruk (Widiansyah, 2017). Demikian juga stagnansi kegiatan ekonomiyang ada akan berdampak pada sektor perbankan dikarenakan fungsi intermediasi tidak berjalan berjalan dengan sesuai (Bidari et al., 2020).

Dapat diketahui bahwasannya keadaan perekonomian negara sedang tidak baik-baik saja, maka dari itu pasar modal mengambil peran penting dalam perekonomian negara guna menjadi salah satu sumber pendaan dalam membangun perekonomian negara.

Pasar modal atau bisa juga disebut dengan BEI (Bursa Efek Indonesia) memperjual belikan efek, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersil, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontrak perpanjangna atas efek, dan setiap derivatif dari efek (Pasal 1 angka 5 UU No 8 Tahun 1995). Walaupun efek beragam macam surat berharga, namun ada dua komponen utama dalam pasar modal ialah saham dan obligasi.

Semakin besar saham yang dimiliki perusahaan atau investor, semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Surat berharga obligasi merupakan instrument utang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal (Abubakar & Handayani, 2017). Dengan adanya penerbitan obligasi ini maka ada kemungkinan untukyang menerbitkan obligasi untuk mencapai perolehan biaya investasi jangka panjangnya melalui sumber dana diluar perusahaan.

Dalam obligasi ada pula yang disebut dengan peringkat obligasi, peringkat obligasi secara umum merupakan cerminan adanya kesempatantunggakkan perusahaan dalam melangsungkan membayar kewajiban (kupon dan nilai nominal) dari obligasi tercatat ataupun dapat diukur risiko-risiko kegagalan yang memungkinkan terjadi dimasa medatang, misalnya emiten ataupun peminjam mengalami keadaan tidak dapat melunasi hutang yang dimilikinya hingga yang seperti ini dapat menyebabkan terjadinya penuruan yang tidak diinginkan pihak investor yang dapat mendefinisikan melalui ketidakmampuan emiten dengan membayarkan bunga obligasi serta nilai nominal pada akhir jatuh tempo.

Pemeringkatan obligasi terbelah menjadi dua peringkat yaituinvestment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non-investment grade (BB, B, CCC, dan D). obligasi yang mempunyaitingkataninvestment grade menghasilkan bahwa obligasi tersebut mampu investasi dikarenakan perusahaan dianggap mempunyai kesanggupan didalam membayar bunga dan nilai pinjaman. Tetapi, ada sebagian perusahaan yang mengeluarkan obligasi dan masuk kedalam peringkat investment gradedapat memperoleh risiko gagal bayar.

Fenomena peringkat obligasi yang terjadi belum lama ini yauitu penurunan rating utang sektor keuangan. Ada tiga perusahaan keuangan yang mengalami penurunan peringkat. Pefindo menurunkan peringkat obligasi subordinasi berkelanjutan I 2017 dan obligasi subordinasi IV milik PT. Bank Mayapada Internasional (MAYA) dari peringkat idBBB+ menjadi idBBB. Peringkat utang MAYA juga ikut turun dari peringkat idA menjadi idA-.

Lalu pefindo juga menurunkan peringkat pada Bank Bukopin (BBKP), yakni obligasi subordnasi berkelanjutan I 2012 dari idA menjadi idBBB+ dan menurunnya obligasi suborsinasi berkelanjutan II 2015 dari peringkat idA menjadi idBBB. Dan menurun juga peringkat utang BBKP dari peringkat idA+ menjadi idA. Dan yang terakhir, pefindo menarik pemeringkatan perusahaan dan surat utang yang dikeluarkan umtuk PT. Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance).

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, informasi laporan keuangan sangatlah penting untuk calon investor potensial guna menetapkan obligasi untuk layak dibeli. Maka dari itu, dibutuhkannya hasil dari penelitian yang menjelaskan laporan keuangan dengan peringkat obligasi. Karena infomasi keuangan ini sangat penting dan dapat bermanfaat bagi perusahaan guna meningkatkan kinerjanya.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi diantaranya konservatisme akuntansi dan ukuran perusahaan. Konservatisme akuntansi berperan dalam mempengaruhi peringkat obligasi. Dalam penelitian Latif (2017) yang menjelaskan bahwa Konservatisme Akuntansi berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Septyawanti, (Septyawanti, 2013) mengatakan hal yang sama bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Ukuran perusahaan ikut berperan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi akan adanya peringkat obligasi. (Darmawan et al., 2020) menyatakan bahwa hasil penelitian ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Lain halnya dengan penelitian Veronica, (Veronica, 2015) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini juga didukung oleh Hengki Junius Sihombing, Sihombing & Rachmawati, (2015) yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh konservatisme akuntansi terhadap peringkat obligasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2017-2021. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi dampak ukuran perusahaan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan perbankan yang sama dan dalam periode yang sama. Dengan fokus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, penelitian ini akan mengeksplorasi hubungan antara praktik konservatisme akuntansi dan peringkat obligasi, serta bagaimana ukuran perusahaan mungkin memengaruhi peringkat obligasi tersebut. Data yang diambil dari periode tahun 2017 hingga 2021 akan digunakan untuk menyelidiki dinamika ini, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi peringkat obligasi perusahaan perbankan di pasar saham Indonesia.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dapat menjadi salah satu pembantu dalam penelitian selanjutnya untuk ilmu bidang akuntansi. Dan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang akuntansi khususnya konservatisme akuntansi, ukuran perusahan dan peringkat obligasi. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi para investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan dalam investasi dan juga kepada perusahaan-perusahaan terkait penelitian ini tentang konsevatisme akuntansi, ukuran perusahaan, dan peringkat obligasi.

 

METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini ialah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017-2021. Data yang dipergunakan ialah laporan keuangan tahunan perusahaan yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Laporan keuangan tahunan perusahaan didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, dan Peringkat Obligasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi didalam penelitian ini ialah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, terdapat sebanyak 47 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Sampel yang terdapat dalam penelitian ini merupakan bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menerbitkan obligasi, dan obligasinya terdaftar dalam PT PEFINDO. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yakni sebagai berikut ini:

1)   Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021.

2)   Perusahaan memiliki obligasi dan diperingkat oleh Pemeringkat Efek PT. PEFINDO tahun 2017-2021.

 

 

 

Berikut daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia:

 

Tabel 1

Daftar Perusahaan Perbankan

NO

Kode Perusahaan

Nama Perusahaan

1

AGRO

Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.

2

AGRS

Bank IBK Indonesia Tbk.

3

AMAR

Bank Amar Indonesia Tbk.

4

ARTO

Bank Jago Tbk.

5

BABP

Bank MNC Internasional Tbk.

6

BACA

Bank Capital Indonesia Tbk.

7

BANK

Bank Aladin Syariah Tbk.

8

BBCA

Bank Central Asia Tbk.

9

BBHI

Allo Bank Indonesia Tbk.

10

BBKP

Bank KB Bukopin Tbk.

11

BBMD

Bank Mestika Dharma Tbk.

12

BBNI

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

13

BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

14

BBSI

Bank Bisnis Internasional Tbk.

15

BBTN

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

16

BBYB

Bank Neo Commerce Tbk.

17

BCIC

Bank JTrush Indonesia Tbk.

18

BDMN

Bank Danamon Tbk.

19

BEKS

Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.

20

BGTG

Bank Ganesha Tbk.

21

BINA

Bank Ina Perdana Tbk.

22

BJBR

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

23

BJTM

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.

24

BKSW

Bank QNB Indonesia Tbk.

25

BMAS

Bank Maspion Indonesia Tbk.

26

BMRI

Bank Mandiri (Persero) Tbk.

27

BNBA

Bank Bumi Arta Tbk.

28

BNGA

Bank CIMB Niaga Tbk.

29

BNII

Bank Maybank Indonesia Tbk.

30

BNLI

Bank Permata Tbk.

31

BRIS

Bank Syariah Indonesia Tbk.

32

BSIM

Bank Sinarmas Tbk.

33

BSWD

Bank of India Indonesia Tbk.

34

BTPN

Bank BTPN Tbk.

35

BTPS

Bank BTPN Syariah Tbk

36

BVIC

Bank Victoria International Tbk.

37

DNAR

Bank Oke Indonesia Tbk.

38

INPC

Bank Artha Graha Internasional Tbk.

39

MASB

Bank Multialtra Sentosa Tbk.

40

MAYA

Bank Mayapada Internasional Tbk.

41

MCOR

Bank China Construction Bank Indonesia Tbk.

42

MEGA

Bank Mega Tbk.

43

NISP

Bank OCBC NISP Tbk.

44

NOBU

Bank Nationalnobu Tbk.

45

PNBN

Bank Pan Indonesia Tbk.

46

PNBS

Bank Panin Dubai Syariah Tbk.

47

SDRA

Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.

Sumber: Data Diolah

 

Berikut tabel jumlah sampel yang berdasarkan kriteria:

 

Tabel 2

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Pengambilan Sampel

No

Keterangan

Jumlah

1

Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021

47

2

Obligasi yang tidak terdaftar dan tidak diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2017-2021

(26)

 

Sampel Perusahaan

21

 

Jumlah Sampel 21x5

105

Sumber: Data Diolah

 

Berdasarkan kriteria diatas terdapat 47 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Namun yang memenuhi syarat dan kriteria hanya ada 21 perusahaan perbankan. Berikut daftar sampel perusahaan yang memenuhi kriteria:

 

Tabel 3

Daftar Sampel Perusahaan

NO

Kode

Nama Perusahaan

Peringkat

1

BBCA

Bank Central Asia Tbk.

idAAA

2

BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

idAAA

3

BBNI

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

idAAA

4

BMRI

Bank Mandiri (Persero) Tbk.

idAAA

5

AGRO

Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.

idAA

6

BBKP

Bank KB Bukopin Tbk.

idAAA

7

BBTN

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

idAA+

8

BDMN

Bank Danamon Indonesia Tbk.

idAAA

9

BACA

Bank Capital Indonesia Tbk.

idBBB+

10

BKSW

Bank QNB Indonesia Tbk.

idAA

11

BNGA

Bank CIMB Niaga Tbk.

idAAA

12

BNII

Bank Maybank Indonesia Tbk.

idAAA

13

BNLI

Bank Permata Tbk.

idAAA

14

BTPN

Bank BTPN Tbk.

idAAA

15

BVIC

Bank Victoria Internasional Tbk.

idA-

16

MAYA

Bank Mayapada Internasional Tbk

idBBB+

17

MEGA

Bank Mega Tbk.

idAA-

18

NISP

Bank OCBC NISP Tbk.

idAAA

19

PNBN

Bank Pan Indonesia Tbk.

idAA

20

PNBS

Bank Panin Dubai Syariah Tbk.

idA+

21

SDRA

Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.

IdAAA

Sumber: Data Diolah

 

Jenis data penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berisikan angka-angka, data-data keuangan yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Data kuantitatif dalam penelitian ini ialah Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, dan Peringkat Obligasi.

Sumber data dalam penelitian ini ialah data sekunder, yakni data yang diperoleh dari pihak lain yang tidak didapatkan secara langsung dari lapangan atau objek penelitian. Data sekunder yang digunakan adalah data dokumenter yang berupa laporan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT. Pemeringkat Efek Indonesia. Dan data sekunder dalam penelitian ini diolah dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah data observasi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022, serta buku-buku literatur, jurnal-jurnal, dan makalah untuk memperoleh referensi teori yang komprehensif dan media internet juga ikut berpartisipasi untuk melakukan pengolahan data dan informasi.

Penelitian ini menggunakan peringat obligasi sebagai variabel terikat (Y). Variabel dependen ini dilihat berdasarkan peringkat yang di dikemukakan oleh Pefindo dengan skala ordinal dengan memberikan nilai 0 � 10.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran atau deskripsi suatu data. Analisis statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini antara lain nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi.

 

Tabel 4

Statistik Deskriptif

Sumber: Data Olahan Eviews

 

Dari tabel statistik diatas, memperlihatkan penelitian ini memiliki 105 data sampel.Nilai minimum pada variabel Konservatisme Akuntansi sebesar 0.25 dan nilai maksimum 16.75 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 1.6816 pada standar deviasi 1.874.

Pada variabel Ukuran Perusahaan nilai minimum sebesar 27.874 dan nilai maksimum sebesar 37.207 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 32.794 pada standar deviasi 1.669.

Dan variabel Peringkat Obligasi menunjukan nilai minimum sebesar 3.00 dan nilai maksimum sebesar 10.00 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 8.180 pada standar deviasi peringkat obligasi sebesar 2.3768.

 

 

2.      Analisis Inferentif

1)      Uji Asumsi Klasik

a)   Uji Normalitas

 

Gambar 1 Histogram Uji normalitas

Sumber: Data Olahan Eviews

 

Berdasarkan gambar diatas, uji normalitas pada model regresi memperlihatkankan nilai Jarque-Bera sebesar 200.18493 dengan nilai probability 0.000041. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal karena probability pada model regresi < 0,05.

Menurut Ghozali dan Ratmono (2013), pengujian normalitas perlu diamati untuk ukuran sampel yang kecil sedangkan untuk ukuran sampel yang besar uji normalitas bisa dihiraukan dan lebih mengamati uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Sampel dapat dikatakan kecil jika jumlah sampel kurang dari 80 (Ghozali, 2016). Pada penelitian ini jumlah sampel yg digunakan terdapat 105 data.

b)   Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas mempunyai tujuan untuk menguji model regresi apakah ditemui adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak akan terjadinya korelasi antara variabel independen.

Tabel 5

Uji Multikolinearitas

Sumber: Data Olahan Eviews

 

Dari tabel multikolinearitas diatas dapat diketahui bahwa nilai korelasi antara variabel independen kurang dari 0,8. Dengan demikian data yang ada dalam penelitian ini dapat diketahui tidak terjadinya masalah multikolinearitas antara variabel independennya.

c)    Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menggunakan metode uji glejser. Hipotesis yang digunakan ialah:

H0 diterima jika nilai Probabilitas t-statistik masing-masing variabel bebas > 0,05

H0 ditolak jika nilai Probabilitas t-statistik masing-masing variabel bebas < 0,05

 

Tabel 6 Uji Glejser

Sumber: Data Olahan Eviews

 

Berdasarkan output pengujian uji glejser, diperoleh nilai Probabilitas konservatisme akuntansi 0,6472 > 0,05. Maka H1 diterima dan dapat dikatakan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Ukuran perusahaan memperoleh nilai Probabilitas sebesar 0,2244 > 0,05. Maka H1 diterimadan dapat dikatakan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

 

 

d)   Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi atau tidak. Hipotesis yang digunakan:

H0: Tidak ada autokorelasi pada model regresi

H1: Ada autokorelasinya pada model regresi

 

Tabel 7

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber: Data Olahan Eviews

 

Berdasarkan output diatas, nilai dari Durbin-Watson (DW) 0.082536. Suatu model regresi dikatakan terdapat autokorelasi jika nilai DW kurang dari -2 (DW < -2), sedangkan suatu model regresi dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 (-2 < DW < +2). Sehingga tidak terjadi autokorelasi dikarenakan memiliki nilai DW 0.082536.

3.      Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda mempunyai tujuan agar penelitian ini dapat menggambarkan secara keseluruhan tentang ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang digunakan sehingga dapat diketahui arah hubungan antara variabel independen yakni konservatisme akuntansi dan ukuran perusahaan dengan variabel dependen yakni peringkat obligasi apakah akan berhubungan positif atau negatif.

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 8

Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber: Data Olahan Eviews

 

Berdasarkan tabel 12 Hipotesis pertama (H1)diukur dengan menggunakan Market to Book Ratio (MBV) yang menyatakan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Nilai t-statistik sebesar -0,345975 < t tabel (1.65978) hal ini memperlihatkan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Pengujian hipotesis kedua (H2) diukur dengan menggunakan Logaritma Natural (LN) memiliki nilai t-statistik sebesar 3.590715> t tabel (1.65978). Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

4.      Persamaan Regresi Data Panel

Berdasarkan tabel 12 didapat persamaan hasil regresi linier berganda yakni sebagai berikut.

Peringkat = -7.385307 -0.040912 MBV + 0.476756 LN

Keterangan:

Peringkat���������� : Peringkat Obligasi

MBV������������������ : Konservatisme Akuntansi

LN���������������������� : Ukuran Perusahaan

a������������������������ : Konstanta

Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.    Nilai konstanta sebesar -7.385307 yang artinya apabila MBV dan LN konstan (tidak mengalami perubahan) maka peringkat obligasi akan bernilai sebesar -7.385307.

b.    Nilai koefisien konservatisme akuntansi (MBV) mempunyai nilai sebesar -0.040912, dinyatakan bahwa nilai konservatisme akuntansi terjadi kenaikan 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien setiap variabel tetap), maka peringkat obligasi terjadi penurunan sebesar -0,059032. Memperlihatkan bahwa koefisien memiliki nilai yang negatif, artinya konservatisme akuntansi dengan peringkat obligasi mempunyai hubungan yang negatif.

c.    Nilai koefisien LN mempunyai nilai sebesar 0.476756. Dapat dikatakandengan asumsi setiap kenaikan LN sebesar 1%. Maka peringkat obligasi mengalami kenaikan sebesar 0.476756. memperlihatkan bahwa koefisien bernilai positif, artinya ukuran perusahaan dengan peringkat obligasi mempunyai hubungan yang positif.

5.      Uji Hipotesis

a)      Uji F

Untuk menguji signifikansi parameter regresi secara simultan digunakannya uji statistik F. Berdasarkan output regresi menggunakan Common Effect Model (CEM), nilai F tabel pada tabel statistik (a) = 0,05, df1 (k-1) = (3-1) = 2, dan df2 (n-k) = (105-2) = 103, diperoleh nilai F tabel sebesar 3.08. berdasarkan hasil uji statistik F, output regresi menunjukan nilai signifikansi 0.002176 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa konservatisme akuntansi dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

b)     Uji T

Berdasarkan output regresi menggunakan Common Effect Model (CEM), pada kolom t-statistik yang terlampir pada lampiran dengan df = (n-k-1) = (105-2) = 103 dan derajat kebebasan sebesar 0,05 diperoleh dari nilai t tabel sebesar 1.65978. pada tabel 12, uji regresi parsial (uji T) memperlihatkan bahwa nilai koefisien regresi konservatisme akuntansi -0.040912, nilai t statistik sebesar -0,345975 dan nilai probabilitas t statistik sebesar 0.7301 > 0.05, maka konservatisme akuntansi tidak mempengaruhi dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

Hasil uji parsial (uji t) pada variabel ukuran perusahaan memperlihatkan bahwa nilai t tabel sebesar 1.65978, nilai koefisien regresi ukuran perusahaan 0.476756, nilai t statistik sebesar 3.590715 dan nilai probabilitas t statistik sebesar 0.0005< 0.05, maka ukuran perusahaan mempengaruhi dan signifikan terhadap peringkat obligasi.

c)      Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Berdasarkan output regresi menggunakan Common Efeect Model (CEM) pada kolom nilai R-squared, memperoleh nilai koefisien determinasi (R Squared) model regresi sebesar 0.113260. Dapat disimpulkan bahwa kontribusi pengaruh konservatisme akuntansi (X1) dan ukuran perusahaan (X2) secara bersama-sama terhadap variasi perubahan atau naik turunnya peringkat obligasi (Y) adalah sebesar 0.113260% sedangkan sisanya 99,88674% disebabkan oleh faktor-faktor lainnya.

6.      Hasil Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil dari uji hipotesis menggunakan Eviews dan menggunakan Random Effect Model sebagai model yang terbaik. Pembahasan hasil penelitian masing-masing variabel secara parsial ataupun simultan dijelaskan sebagai berikut:

1.      Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan hasil dari uji t diatas, menyatakan bahwa konservatisme akuntansi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,7301 dan nilai t statistik-0.345975 < t tabel 1.65978, pada p-value variabel konservatisme akuntansi lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 atau 0,7301 > 0,05. Hasil ini menjelaskan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnyaoleh Septyawanti (2013) Pemilihan metode dalam penerapan konservatisme akuntansi setiap perusahaan memiliki kebebasan. Kebebasan yang mengizinkan suatu perusahaan guna memilih salah satu metode akuntansi dari metode-metode yang sudah disetujui. Dampak dari fleksibelitas tersebut adalah angka yang ada dalam laporan keuangan, baik dalam laporan neraca ataupun laba-rugi. Dengan penerapan metode ini akan memperoleh angka yang berbeda dan hal tersebut menyebabkan konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi (Septyawanti, 2013).

Meskipun konservatisme akuntansi dapat mempengaruhi laporan keuangan suatu perusahaan, hal itu tidak langsung berpengaruh terhadap penilaian risiko kredit oleh lembaga pemeringkat. Lembaga pemeringkat lebih cenderung menggunakan metode analisis yang lebih holistik, juga faktor-faktor di luar laporan keuangan, guna mengetahui kesanggupan penerbit obligasi untuk mencukupi kewajibannya.

Konservatisme akuntansi dapat memberikan efek jangka panjang terhadap peringkat obligasi. Dalam jangka waktu yang lebih lama, penerapan konservatisme akuntansi yang konsisten dapat menimbulkan rasa kepercayaan dan kredibilitas terhadap laporan keuangan perusahaan. Hal ini dapat membantu meningkatkan perssepsi pasar terhadap kualitas obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut.

2.      Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi

Variabel ukuran perusahaan menunjukan hasil dengan nilai probabilitas sebesar 0,0005 dan nilai t statistik 3,590715 > t tabel 1.65978, pada p-value variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 atau 0,0005 < 0,05. yang dapat diartikan secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surya & Wuryani, (Surya & Wuryani, 2015) yang menyatakan bahwaukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan dalam menghasilkan dana dari pasar modal. Selain itu, semakin besar total asset yang diperoleh perusahaan maka semakin memiliki kesanggupan dalam membayar kebawajiban dimasa yang akan dating. Mengingat jumlah asset yang bias menjadi jaminan untuk penerbitan obligasi.�

Ukuran perusahaan sering kali menjadi faktor penting yang dapat dipertimbangkan kedalam penentuan peringkat obligasi. Perusahaan besar cenderung mempunyai kekuatan financial yang lebih besar, sumber daya yang lebih luas, dan bisnis yang lebih signifikan. Hal ini dapat memberikan kestabilan dan kesanggupan yang lebih besar bagi perusahaan dalam membayar kembali kewajibannya.

Sebagai contoh, lembaga pemeringkat mungkin melihat perusahaan besar sebagai entitas yang lebih sanggup dalam menghasilkan arus kas yang konsisten guna membayar kembali obligasi, dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil yang mungkin mempunyai risiko likuidas yang lebih tinggi. Perusahaan besar juga sering mempunyai akses yang lebih baik pada pasar keuangan dan lebih mudah dalam mengakses modal tambahan jika diperlukan.

 

KESIMPULAN

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peruh konservatisme akuntansi dengan menggunakan pengukuran market to book value, dan ukuran perusahaan dengan pengukuran logaritma natural terhadap peringkat obligasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dan diperingkat oleh PEFINDO tahun 2017-2021 memperoleh sampel sebayak 21 perusahaan.

Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (a) Variabel konservatisme akuntansitidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dikarenakan kebebasansuatu perusahaan dalam menentukan metode mana yang akan digunakan dalam perusahaan tersebut dan dapat menimbulkan angka yang berbeda, hal tersebut menyadi penyebab konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. (b) Variabel ukuran perusahaan memperoleh hasil berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan dalam menghasilkan dana dari pasar modal. Selain itu, semakin besar total asset yang diperoleh perusahaan maka semakin memiliki kesanggupan dalam membayar kebawajiban dimasa yang akan datang. Mengingat jumlah asset yang bias menjadi jaminan untuk penerbitan obligasi.

 

BIBLIOGRAFI

 

Abdi, M. N. (2020). Krisis Ekonomi Global dari Dampak Penyebaran Virus Corona (Covid-19). AkMen Jurnal Ilmiah, 17(1), 90�98.

 

Abubakar, L., & Handayani, T. (2017). kesiapan infrastruktur hukum dalam penerbitan sukuk (surat berharga syariah) sebagai instrumen pembiayaan dan investasi untuk mendorong pertumbuhan pasar modal syariah Indonesia. Jurnal Jurisprudence, 7(1), 1�14.

 

Bakrie, C. R., Delanova, M. O., & Yani, Y. M. (2022). Pengaruh perang Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian negara kawasan Asia Tenggara. Caraka Prabu: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6(1), 65�86.

 

Bidari, A. S., Simangunsong, F., & Siska, K. (2020). Sektor perbankan di Covid-19.

 

Darmawan, A., Al Fayed, Y. F., Bagis, F., & Pratama, B. C. (2020). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur obligasi dan ukuran perusahaan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan yang terdapat di bei tahun 2015-2018. DERIVATIF: Jurnal Manajemen, 14(1).

 

GUNTUR, A. (2023). ANALISIS DAMPAK KONFLIK RUSIA�UKRAINA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS BOSOWA).

 

Kennedy, P. S. J. (2023). DAMPAK PERANG RUSIA-UKRAINA TERHADAP PEREKONOMIAN GLOBAL. Fundamental Management Journal, 8(2), 1�12.

 

Massaguni, M., Badu, M. N., & Sallatu, M. A. (2022). Pengaruh Sanksi Uni Eropa Terhadap Rusia Atas Krisis Ukraina. Hasanuddin Journal of International Affairs, 2(1), 43�67.

 

Ningsih, S. (2021). Dampak Dana Pihak Ketiga Bank Konvensional dan Bank Syariah Serta Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Penerbit Widina.

 

Septyawanti, H. I. (2013). Faktor-Faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Accounting Analysis Journal, 2(3).

 

Sihombing, H. J., & Rachmawati, E. N. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi KIAT, 26(1), 95�118.

 

Surya, E. I., & Wuryani, E. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size), Profitabilitas, Likuiditas, Produktivitas, Dan Leverage Terhadap Peringkat Obligasi. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi.

 

Veronica, A. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, 13(2), 271�282.

 

Widiansyah, A. (2017). Peran ekonomi dalam pendidikan dan pendidikan dalam pembangunan ekonomi. Cakrawala: Jurnal Humaniora Bina Sarana Informatika, 17(2), 207�215.

 

Zehfri, M. F. (2022). Dampak Konflik Rusia�Ukraina Terhadap Sistem Perdagangan Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Pancasakti Tegal).

 


Copyright holder:

Intan Trisnawati (s) (2023)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: