Volume 4, No. 12 Desember
2023
p-ISSN
2722-7782 | e-ISSN 2722-5356
DOI:� https://doi.org/
EVALUASI SISTEM INFORMASI LAYANAN ANTRIAN PASPOR ONLINE MENGGUNAKAN
FRAMEWORK INFORMATION TECHNOLOGY
INFRASTRUCTURE LIBRARY V3
Zammy Lunni
����������� Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya
Email: [email protected]
Abstrak:
Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang merupakan instansi penyedia layanan di sektor imigrasi yang memiliki wewenang dalam pengurusan paspor atau Surat Perjalanan Republik Indonesia
(SPRI). Dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam pengurusan paspor, Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang telah menerapkan Sistem Layanan Antrian Paspor Online. Hingga kini, sistem
masih mengalami kendala seperti adanya gangguan (error) terhadap sistem, kuota habis, tidak
sesuai nya NIK pemohon, lambatnya mengakses sistem, dan penanganan sistem yang selalu melibatkan Kantor Pusat Imigrasi. Maka dari itu, dibutuhkan evaluasi sistem informasi layanan antrian paspor online yang dapat dijadikan tolak ukur untuk
keberlangsungan sistem.
Framework yang digunakan yaitu
framework Information Technology Infrastructure Library (ITIL) V3 dengan domain Service Operation dan Continual Service
Improvement. Penelitian ini
dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi untuk mendapatkan nilai maturity level. Hasil perhitungan
maturity level pada domain Service Operation (SO) menunjukkan
bahwa nilai rata-rata
maturity level pada domain SO adalah 3,49 atau berada pada tingkat 3 (Define Process) dan untuk
domain Continual Service Improvement (CSI) adalah
3,47 atau berada pada tingkat 3 (Define Process). Dari hasil
evaluasi Sistem Layanan Antrian Paspor Online berdasarkan perhitungan maturity level tersebut
menghasilkan beberapa rekomendasi untuk domain Service
Operation (SO) dan Continual Service Improvement (CSI) yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan operasional layanan dan peningkatan Sistem Layanan Antrian Paspor Online secara berkelanjutan.
Kata Kunci: Sistem Informasi Layanan Antrian Paspor Online, ITIL V3, Maturity Level.
Abstract:
Palembang Class 1 Immigration Office is a service provider agency in the
immigration sector that has the authority to arrange passports or Travel
Letters of the Republic of Indonesia (SPRI). In meeting the needs of the
community in passport processing, Palembang Class 1 Immigration Office has
implemented an Online Passport Queuing Service System. Until now, the system
still experiences problems such as errors in the system, exhausted quotas,
inappropriate applicant NIK, slow access to the system, and system handling
that always involves the Immigration Head Office. Therefore, an evaluation of
the online passport queue service information system is needed which can be
used as a benchmark for the sustainability of the system. The framework used is
the Information Technology Infrastructure Library (ITIL) V3 framework with the
domain of Service Operation and Continual Service Improvement. This research
was conducted by distributing questionnaires, interviews and observations to
obtain maturity level scores. The results of the maturity level calculation in
the Service Operation (SO) domain show that the average value of maturity level
in the SO domain is 3.49 or is at level 3 (Define Process) and for the
Continual Service Improvement (CSI) domain is 3.47 or is at level 3 (Define
Process). From the evaluation results of the Online Passport Queuing Service
System based on the maturity level calculation, several recommendations for the
Service Operation (SO) and Continual Service Improvement (CSI) domains can be
taken into consideration in improving service operations and improving the
Online Passport Queuing Service System on an ongoing basis.
Keywords: Online Passport Queuing Service
Information System, ITIL V3, Maturity Level.
PENDAHULUAN
Pengaruh kuatnya arus globalisasi
saat ini telah memberi dampak
pada peningkatan lalu lintas orang dan barang antar negara, sehingga
batas-batas negara di berbagai belahan
dunia semakin mudah dijangkau demi memenuhi berbagai kepentingan (Fikri, 2019). Seperti halnya dalam perdagangan, pariwisata, industri dan lain sebagainya. Hal ini telah menjadi perhatian
masyarakat di berbagai belahan dunia. Karena, setiap
negara memiliki wewenang untuk mengatur lalu lintas baik
dengan pendatang maupun yang pergi dari wilayah negaranya atau bahkan hanya
untuk berkunjung maupun untuk tinggal
sementara. Tentunya hal tersebut, di Indonesia telah di atur dalam
perundang-undangan yaitu, undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Arumsasi & Saraswati, 2016).
Palembang merupakan
salah satu kota besar di Indonesia yang mempunyai
nilai sejarah tinggi di mata dunia. Saat ini Palembang berkembang menjadi kota modern dan
international. Pembangunan di segala bidang tentunya menjadi pusat perhatian
dan tujuan utama para pendatang seperti pelaku bisnis untuk
melakukan investasi atau juga untuk tujuan wisata. Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang sebagai Instansi penyedia layanan di sektor imigrasi tentunya memiliki wewenang dalam pengurusan paspor atau Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI).
Dengan begitu, dalam melakukan pelayanan Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang tentu kerap menghadapi situasi bagaimana memberikan pelayanan secara maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pengurusan paspor. Pentingnya mengkaji pelayanan paspor ini dapat
dilihat dari banyaknya permintaan pengurusan paspor oleh masyarakat setiap harinya yang tidak terlepas dari fenomena
menunggu antrian (Artiguna, Sugito, & Hoyyi, 2014).
Sistem Pelayanan Antrian Paspor Online merupakan sistem yang telah diterapkan pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang. Sistem ini berperan
penting dalam operasional sehari-hari dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan antrian yang terjadi. Tentunya Sistem Layanan Antrian Paspor Online sangat berperan penting terhadap proses bisnis yang dijalankan instansi, oleh karena itu Sistem Layanan
Antrian Paspor Online tidak cukup dengan
diterapkan saja, namun pemeliharaan sistem juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan agar sistem dapat memberikan
layanan terhadap penggunanya sesuai kebutuhan.
Apabila Sistem Layanan Antrian Paspor Online mengalami masalah, seperti adanya gangguan (error) terhadap sistem, kuota habis, tidak
sesuai nya NIK pemohon, lambatnya mengakses sistem, dan penanganan sistem yang selalu melibatkan Kantor Pusat Imigrasi. Hal semacam itu juga dapat menghambat kegiatan operasional yang berlangsung.
Oleh sebab itu, instansi sangat membutuhkan dokumentasi sistem sendiri dalam pengawasan
sistem. Sehingga tidak selalu bergantung
pada Kantor Pusat.
Untuk Pemilihan domain, peneliti memilih domain Service
Operation yang dipilih berdasarkan
masalah yang didapat pada saat wawancara dan juga domain
Continual Service Improvement (Cahyaningtyas, 2012). Berdasarkan hasil wawancara, Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang belum melakukan kegiatan evaluasi mengenai operasional layanan sistem Layanan Antrian Paspor Online yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
untuk keberlangsungan hidup sistem. Untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan sistem, maka diperlukan sebuah mekanisme kontrol atau evaluasi
sistem informasi.
Evaluasi sistem informasi merupakan salah satu metode penilaian
terhadap objek sistem informasi meliputi kegiatan terencana yang dilakukan untuk menilai dan memeriksa apakah sistem informasi pada instansi yang berjalan dapat mendukung pengamanan aset, membantu mencapai tujuan instansi, dapat mendukung pemeliharaan infrastruktur TI dengan baik, telah
memanfaatkan sumber daya secara efisien,
serta apakah dapat terjamin keakuratan datanya.
Evaluasi sistem informasi dilakukan untuk mendapatkan temuan yang dapat memberikan solusi atau rekomendasi terhadap suatu instansi (Febriani, Hidayat, & Saepudin, 2021). Pada dasarnya, audit maupun evaluasi dapat dilakukan di organisasi manapun dengan proses apapun sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Maka dari itu, memilih
audit atau evaluasi sistem informasi sebagai metode penilaian terhadap sistem ialah keputusan
yang tepat dalam menilai dan mengukur sebaik apa sistem
informasi yang berjalan dalam instansi tersebut (Selvianti & Herwindo, 2015).
����� ������ Evaluasi sistem informasi yang dapat dilakukan pada Kantor Imigrasi kelas 1 Palembang yaitu menggunakan framework Information Technology Infrastructure
Library (ITIL) merupakan salah satu
solusi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas layanan TI dan kualitas layanan pelanggan secara berkelanjutan (Rachmi, Susanto, & Herdiyanti, 2014). Kerangka kerja ITIL memiliki fokus terhadap pengembangan layanan sistem informasi, khususnya dalam hal layanan
dan sangat tepat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan sebuah tata laksana karena sifatnya best practice dan
memiliki library terperinci
untuk mengembangkan langkah-langkah dalam procedure (Annisa, Kurniati, & Puspitasari, 2014).;(Jurnal, 2018)
Pemilihan framework Information Technology Infrastructure
Library (ITIL) pada penelitian ini
selain dikarenakan faktor dibutuhkannya framework
ITIL untuk meningkatkan kualitas layanan TI dan kualitas layanan pelanggan secara berkelanjutan juga merujuk pada
salah satu penelitian yang berjudul �Analisis Layanan Kualitas Teknologi Informasi menggunakan ITIL version 3 pada Aplikasi
E-KTP Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Salatiga� yang memiliki masalah berulang kali terjadinya sistem error akibat proses tunggu yang lama ketika aplikasi E-KTP merequest data
pada database pusat (Kurniawati & Manuputty, 2013).
Database akan menanggapi data yang di
request berdasarkan request yang masuk
terlebih dahulu. Maka yang merequest data terakhir berdasarkan sistem antri yang terjadi harus menunggu untuk mendapatkan tanggapan dari database pusat. Oleh sebab itu, kinerja operator pada aplikasi E-KTP ini akan terhenti sejenak
dikarenakan proses tunggu merequest data yang lama pada database pusat
(Tisera, 2016). Hal tersebut sejalan dengan penelitian ini yaitu mengenai
Sistem Layanan Antrian Paspor Online yang kerap melibatkan kantor pusat (imigrasi)
dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
Pada penelitian ini, evaluasi pada Sistem Layanan Antrian Paspor Online menggunakan dua
domain dari kelima domain
yang terdapat pada kerangka
kerja ITIL V3, yaitu domain
Service Operation dan Continual Service Improvement. Yang mendasari
pemilihan kedua domain tersebut ialah karena domain Service Operation memiliki
fokus terhadap operasional layanan sistem dan domain Continual Service Improvement memiliki fokus terhadap peningkatan layanan secara berkelanjutan. Dan dengan menggunakan kerangka kerja ITIL V3 nantinya dapat diketahui nilai atau tingkat
kematangan (Maturity Level) dari
setiap domain yang dipilih.
Pengukuran tingkat kematangan ini diatur berdasarkan ITIL V3 yang memungkinkan pihak perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengelolaan dan kualitas layanan Teknologi Informasi (TI) pada perusahaan, sehingga bisa diketahui
pada tingkatan level mana pengelolaan
TI yang sedang diterapkan (Arfiandi, Pudjiantoro, & Wahana, 2016). Tentunya temuan-temuan dari penelitian ini dapat menghasilkan
rekomendasi yang dapat digunakan oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang sebagai referensi dan masukan yang dapat digunakan untuk perbaikan pengelolaan teknologi informasi yang akan datang.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terkonsep untuk menilai suatu permasalahan
yang terjadi dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tolak ukur guna
memperoleh kesimpulan dan solusi atas masalah
yang dinilai. Evaluasi sistem informasi adalah suatu kegiatan
terencana yang bertujuan untuk memeriksa dan menilai sumber daya dalam organisasi
untuk mendapatkan hasil yang dibandingkan dengan menggunakan tolak ukur tertentu
untuk memperoleh hasil mengenai kinerja sumber daya organisasi tersebut (Cahyono & Fairus, n.d.).
METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian ini akan dibahas
mengenai tahapan-tahapan
yang digunakan untuk memecahkan masalah, termasuk di dalamnya metode dalam pengumpulan
data, pengolahan data yang telah
diperoleh, menganalisis hasil penelitian serta tahap-tahap dalam penelitian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan framework Information Technology Infrastructure
Library (ITIL) V3. Terdapat tahapan-tahapan
penelitian yang dilakukan untuk evaluasi sistem informasi keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I Palembang. Berikut tahapan-tahapan penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar
1 Kerangka Kerja Penelitian
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan
indikator sesuai framework
Information Technology Infrastructure Library (ITIL) V3 domain Service
Operation dan Continual Service Improvement. Sumber
data utama diperoleh melalui tahap kuesioner
dan dilengkapi� melalui
wawancara dan observasi. Untuk sumber data kuesioner ditujukan kepada pihak yang bertanggung jawab dan memiliki wewenang terhadap sistem Layanan Antrian Paspor Online yaitu seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian yang ada di Kantor Imigrasi Kelas I Palembang dan
juga diperuntukkan kepada
user selaku pengguna sistem Layanan Antrian Paspor Online. Untuk menentukan pihak yang akan dijadikan sasaran responden, maka akan terdapat pemetaan
RACI Chart yang akan dilakukan
agar responden tepat sasaran. Pemetaan RACI Chart pada
penelitian ini dapat dilihat pada gambar tabel 1:
Gambar tabel 1 Pemetaan RACI Chart
Gambar tabel 2 Pemetaan RACI Chart � lanjutan
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan
setelah seluruh data telah dikumpulkan. Data-data tersebut akan diolah
lalu akan dilakukan evaluasi. Adanya pengolahan data akan menghasilkan temuan-temuan yang ada dalam instansi.
Pengolahan data nya sendiri dilakukan dengan menggunakan perhitungan tingkat kematangan Maturity Level yang sesuai
dengan ITIL V3. Dengan mengetahui nilai Maturity Level, maka dapat diketahui
tingkat kematangan Layanan Antrian Paspor Online saat ini apakah telah
sesuai dengan yang diharapkan. Penilaian tingkat kematangan Maturity Level
terdiri dari 6 pilihan jawaban dari nilai 0 hingga
5. Indeks Maturity Level diambil
berdasarkan rata-rata total dari
masing-masing penilaian dari
dua siklus ITIL, yaitu
Service Operation dan Continual Service Improvement.
Hasil Kuesioner Maturity Level
Berikut rekapitulasi
hasil penilaian tingkat kematangan Maturity Level
dari domain Service Operation dan Continual Service
Improvement pada framework ITIL V3. Kedua domain tersebut masing-masing terdiri dari 7 subdomain adalah sebagai berikut:
Gambar tabel 3 Hasil Rekap penilaian Maturity Level setiap domain
Rekomendasi
Rekomendasi pada Domain Service Operation
Rekomendasi pada domain Service Operation
yang terdiri dari 7 sub
domain setelah dilakukan
proses perhitungan analisis
maturity level. Berikut adalah
rekomendasi pada masing-masing sub domain pada domain
Service Operation.
Manajemen Layanan sebagai Praktek (Service
Management as a Practice):
a) Instansi harus kembali memperjelas
mengenai fungsi layanan bantuan (Service Desk) terhadap Sistem Layanan Antrian Paspor Online. b) Membuat dokumentasi dari setiap proses yang ada dalam praktek manajemen
layanan antrian paspor online seperti dokumentasi terhadap kegiatan penyedia layanan, dan proses pemenuhan permintaan untuk dijadikan sebagai indikator terhadap pengukuran layanan sistem. c) Mengidentifikasi dampak baik insiden
maupun masalah yang terjadi selama pengoperasian sistem untuk mencegah kembali terjadinya insiden maupun masalah, serta dapat memahami setiap kejadian yang terdeteksi untuk dijadikan bahan evaluasi.
Prinsip Operasi Layanan (Service Operation Principle)
a) Melakukan partisipasi dalam membuat dan memelihara dokumen perencanaan sistem agar mempermudah dalam melakukan monitoring atau pengawasan terhadap sistem seperti mendeteksi adanya perubahan sistem. b) Menyeimbangkan antara tanggapan sistem dari luar
instansi dengan tanggapan sistem dari dalam instansi
agar mempermudah kegiatan evaluasi sistem
Proses Operasi
Layanan (Service Operation Processes)
a) Membuat pemberitahuan status yang jelas saat permasalahan sedang ditangani. Agar mempermudah pemohon paspor dalam mengetahui
proses penanganan kendala
yang mereka dapatkan selama mengakses sistem. b) Membuat kolom atau fasilitas
komentar pada sistem layanan antrian paspor online agar mempermudah pemohon paspor apabila mendapatkan masalah selama mengakses sistem.
Kegiatan Operasi Layanan Umum (Common Service Operation Activities)
a) Melakukan
deteksi kejadian mencurigakan dari aktivitas sistem seperti ancaman keamanan potensial atau mendeteksi perubahan yang tidak diperbolehkan dalam sistem, agar keamanan sistem dapat terjaga.
b) Melakukan kegiatan pengawasan dan kontrol pada sistem secara teratur
dan berkelanjutan agar dapat
memastikan bahwa kinerja atau pemanfaatan
sistem berada pada kondisi baik.
Mengatur Operasi Layanan (Organizing Service Operation)
a) Mendefinisikan dengan jelas terkait
peran dari service desk sebagai jembatan komunikasi antara penyedia layanan dengan pelanggan pada operasional Sistem Layanan Antrian Paspor Online agar mempermudah dalam pengukuran kinerja. b) Membuat dokumentasi dari setiap kegiatan pengorganisasian dari aktivitas operasi Sistem Layanan Antrian Paspor Online yang dapat dijadikan sebagai evaluasi kerja serta dapat
mempermudah proses pengawasan
dan pengukuran sistem
Pertimbangan Teknologi Operasi Layanan (Service
Operation Technology Considerations)
a) Melakukan kegiatan self help atau terlibat secara
langsung dalam menyeimbangkan� kelancaran kegiatan layanan operasional harian dari Sistem Layanan
Antrian Paspor Online. b) Mendefinisikan dan membuat dokumentasi terkait remote
control (pengendalian jarak
jauh), kemampuan dalam diagnosis, fasilitas dalam pelaporan, dashboard, serta pengukuran database error
Melaksanakan Operasi Layanan (Implementing Service Operation)
a) Melakukan pemantauan serta pengelolaan terhadap perubahan operasi layanan, perubahan penilaian, pemicu perubahan dan membuat dokumentasi terkait kegiatan yang mencakup proses dari implementasi operasi layanan. b) Melakukan evaluasi sistem secara terus-menerus
terhadap setiap proses yang
terjadi dalam implementasi operasi layanan.
Rekomendasi pada Domain Continual Service
Improvement
Rekomendasi pada domain Continual Service
Improvement yang terdiri dari
7 sub domain setelah dilakukan
proses perhitungan analisis
maturity level. Berikut adalah
rekomendasi pada masing-masing sub domain pada domain
Service operation.
Manajemen Layanan sebagai Praktek (Service
Management as a Practice)
Mendefinisikan dengan
jelas dan membuat dokumentasi terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan manajemen layanan seperti tujuan, rencana, serta cakupan dari Continual Service
Improvement (Peningkatan layanan
berkelanjutan) terhadap Sistem Layanan Antrian Paspor Online.
Prinsip Peningkatan Layanan Berkelanjutan (Continual
Service Improvement Principles)
a) Menetapkan langkah-langkah kegiatan yang dapat dilakukan terhadap Sistem Layanan Antrian Paspor Online dalam proses peningkatan layanan secara berkelanjutan. b) Melakukan penyusunan rencana perbaikan layanan (Service Improvement Plan) lalu
membuat dokumentasi untuk dapat terus
memantau dan meningkatkan tingkat Layanan Sistem Layanan Antrian Paspor Online. c) Mendefinisikan terkait penggunaan standard pengukuran
(benchmark) untuk menguji kinerja sistem dalam upaya implementasi
Continual Service Improvement.
Proses Peningkatan
Layanan Berkelanjutan
(Continual Service Improvement Process)
a) Mendefinisikan
dengan jelas dan membuat dokumentasi terkait pengelolaan terhadap pengukuran sistem dengan menggunakan
7 langkah proses perbaikan untuk meningkatkan kinerja sistem. Seperti, menentukan apa yang harus diukur, apa yang bisa diukur, bagaimana
proses pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, menampilkan
dan menggunakan informasi serta implementasi data dalam upaya implementasi
Continual Service Improvement. b) Mendefinisikan dengan jelas dan membuat dokumentasi terkait Key Performance Indicator (KPI) untuk
manajemen Layanan Antrian Paspor Online.
Metode dan Teknik Peningkatan Layanan Berkelanjutan (Continual Service Improvement Methods and
Techniques)
a) Menerapkan aspek pengukuran terhadap sistem seperti, menguji kinerja sistem (benchmarking) serta mengukur dan melaporkan kinerja sistem (Balance scorecard) agar mempermudah
peningkatan layanan berkelanjutan terhadap sistem. b) Menerapkan Siklus Deming atau model peningkatan layanan berkelanjutan (CSI) yang terdiri dari 4 langkah perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang) yaitu
Plan-Do-Check-Act.
Mengatur Peningkatan Layanan Berkelanjutan (Organizing
for Continual Service Improvement)
Mendefinisikan mengenai
peran manajemen pengetahuan serta peran analisis laporan untuk mengukur
peningkatan layanan pada Sistem Layanan Antrian Paspor Online
Pertimbangan Peningkatan Layanan Berkelanjutan (Continual
Service Improvement Technology Consideration)
a) Melakukan
pemantauan serta pengukuran secara terus-menerus dari setiap tindakan yang di jalankan untuk mendukung proses peningkatan layanan secara berkelanjutan. b) Menggunakan atau menerapkan berbagai kegiatan manajemen layanan TI untuk mendukung aktivitas peningkatan layanan berkelanjutan (CSI).
Menerapkan Peningkatan Layanan Berkelanjutan
(Implementing Continual Service Improvement)
a) Melakukan
penerapan proses siklus hidup (lifecycle) layanan sebagai dasar dalam
implementasi Continual Service Improvement (CSI). b) Melakukan pendefinisian terhadap pandangan strategis dalam mengelola sistem, baik dalam hal
komunikasi maupun perencanaan untuk implementasi Continual Service Improvement (CSI).
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan framework
ITIL V3 Domain Service Operation dan Continual Service Improvement terhadap Sistem Layanan Antrian Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Palembang setelah melakukan serangkaian kegiatan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Hasil dari perhitungan maturity level pada domain Service Operation
(SO) menunjukkan bahwa nilai rata-rata maturity level pada domain SO adalah 3,49 atau berada pada tingkat 3 (Define
Process), yang artinya instansi
telah memiliki mekanisme dan prosedur yang jelas mengenai proses manajemen layanan teknologi informasi, namun rata-rata pada setiap
proses SO belum dilengkapi dengan dokumentasi yang resmi.
Hasil dari perhitungan maturity level pada domain Continual Service
Improvement (CSI) menunjukkan bahwa
nilai rata-rata maturity level pada domain CSI adalah 3,47 atau berada pada tingkat 3 (Define
Process), yang artinya setiap
proses yang ada pada CSI telah
direncanakan dan ditetapkan,
namun rata-rata pada setiap
proses CSI belum dilengkapi
dengan dokumentasi yang resmi.
Rekomendasi dari hasil evaluasi Sistem Layanan Antrian Paspor Online berdasarkan perhitungan maturity level dengan
framework ITIL V3 menghasilkan 15 rekomendasi
untuk domain Service Operation (SO) dan 13 rekomendasi untuk domain
Continual Service Improvement (CSI) yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan operasional layanan dan peningkatan sistem Layanan Antrian Paspor Online secara berkelanjutan.
Atmojo, S. (2015) Prinsip Dalam Mengelola Badan Usaha Milik Desa: Bandung
Arifin, M (2015).
Peran BUMDes dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten
Rokan Hulu. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Jambi.
Firdaus R. (2020)
Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Desa Manding Laok
Kec. Manding Kab. Sumenep. Jurnal
Inovasi Penelitian
1:1387-1394.
Gusmeri, Fuad Z., Herawati N., Parmakope,
Adnan M., Faisal F., Husna A. (2019) Efektifitas Dana
Desa Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry, Banda
Aceh.Hailudin.
Hailudin. (2021) Peranan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Labuhan Haji Lombok Timur. Elastisitas-Jurnal
Ekonomi Pembangunan
Herlina. (2012). Kontribusi BUMDes dalam meningkatkan
kehidupan ekonomi masyarakat menurut ekonomi islam di kabupaten Indragiri Hilir. Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum Islam Institut
Agama Islam Negeri Parepare
Hikmah S. (2020)
Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Meningkatkan Pendapatan
Masyarakat: Studi Kasus di Desa Sabedo
Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa, UIN Mataram.
Kurniawan A.E.
(2016) Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam Peningkatan
Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut
Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2015). Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang.
Ritonga S.I. (2019) Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa di Kecamatan
Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu,
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sholihati N. (2020) Peran dan Efektivitas
Badan Usaha Milik Desa Dalam Peningkatan Kesejahteraann Masyarakat Desa Blang Krueng
Aceh Besar, Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Ar-Raniry,
Banda Aceh.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1 ayat 6.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 71
dan 72 ayat 1
Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 pasal (117) dan (185) tentang BUM
Desa.
UUPA. (2006) Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun
2006 Tentang Pemerintahan
Aceh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Jakarta.
Zammy Lunni (s)
(2023) |
First publication right: |
This article is licensed under: |