Gambaran Authentic Happiness pada Remaja yang Memiliki Keluarga Broken Home
Main Article Content
Fase remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang mana dipenuhi dengan berbagai tantangan perubahannya sendiri. Salah satu sosok yang penting dalam proses perkembangan individu adalah keluarga. Apabila tugas dan peran masing-masing anggota keluarga tidak dijalankan dengan baik maka akan timbul suatu permasalahan yang bahkan bisa berujung menjadi kondisi broken home. Anak cenderung mengalami ketidakbahagiaan ketika dirinya memiliki keluarga broken home. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran authentic happiness pada remaja yang memiliki keluarga broken home. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus intrinsik. Subjek penelitian ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari seorang remaja laki-laki (20 tahun) dan dua orang remaja perempuan (17 & 15 tahun). Alat penggalian data yang digunakan adalah pedoman wawancara yang disusun berdasarkan teori authentic happiness milik Seligman. Hasil analisis dari data penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek menunjukkan hasil yang mirip antara satu sama lainnya dimana mereka masing-masing mengungkapkan baik aspek maupun faktor yang mempengaruhi kebahagiaan sejati dengan serupa. Subjek 1 menunjukkan bahwa dirinya memenuhi kelima aspek sumber kebahagiaan sejati tersebut beserta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Begitu pula dengan subjek 2 dan 3. Mereka masing-masing sudah memiliki hal-hal baik yang membantunya mencapai kebahagiaan sejati. Dalam faktor-faktor yang mempengaruhi mereka juga menunjukkan hal-hal positif yang mana seharusnya dapat meningkatkan kebahagiaan yang dirasakan. Hal-hal positif yang ditunjukkan baik itu dalam faktor lingkungan maupun dalam faktor yang berada di bawah pengendalian diri individu