How to cite:
Hadi, Wahyudin (2022) Penerapan Metode Pembelajaran Gallery Learning Sebagai Upaya
Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat Perlindungan Dan Penegakan
Hukum, Jurnal Syntax Admiration 3(7)
https://doi.org/10.46799/jsa.v3i7.459
E-ISSN:
2722-5356
Published by:
Ridwan Institute
Jurnal Syntax Admiration
Vol. 3 No. 7 Juli 2022
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356
Sosial Teknik
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GALLERY LEARNING SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI HAKIKAT
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
Wahyudin Hadi
SMK Negara 1 Losarang Indramayu, Jawa Barat, Indonesia
Email: wahwahhad[email protected]
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
24 Juni 2022
Direvisi
15 Juli 2022
Disetujui
23 Juli 2022
Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh
pendidikan terbaik untuk menjadi bekal dalam kehidupan
sehari-hari dimasa ini dan mendatang. Termasuk
didalamnya mata pelajaran PKN materi hakikat
perlindungan dan penegakan hukum. Akan tetapi, proses
pembelajaran yang dilakukan masih tradisional sehingga
pemahaman siswa belum maksimal yang dapat dilihat
dari hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM.
Untuk itulah penelitian ini bertujuan untuk menaikkan
hasil belajar siswa dengan metode gallery learning pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi
hakikat perlindungan dan penegakan hukum. Penelitian
ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus menggunakan
tahapan yang sama, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, refleksi dan kesimpulan. Pada siklus I
menunjukkan ketuntasan hasil belajar sebesar 71,45%,
pada siklus II sebesar 85,71% dan pada siklus III sebesar
100%. Dengan ini diketahui bahwa metode gallery
learning dapat meningkatkan pemahaman siswa pada
materi Hakikat Perlindungan dan penegakan hukum.
ABSTRACT
Every Indonesian citizen has the right to obtain the best
education to be equipped in daily life in the present and
future. This includes the PKN subject matter of the nature
of protection and law enforcement. However, the
learning process carried out is still traditional so that
students' understanding has not been maximized which
can be seen from the learning outcomes of students who
have not reached the KKM. For this reason, this study
aims to improve student learning outcomes with the
gallery learning method in the subject of Citizenship
Education on the nature of protection and law
enforcement. This research uses Classroom Action
Kata kunci:
Peningkatan Pemahaman,
Gallery learning, Hakikat
Perlindungan dan
Penegakan Hukum.
Keywords:
Increasing Understanding,
Gallery learning, The Nature
of Protection and Law
Enforcement.
Wahyudin Hadi
940 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022
Research (CAR) which consists of 3 cycles. Each cycle
uses the same stages, namely planning, action,
observation, reflection and conclusion. In the first cycle,
the mastery of learning outcomes was 71.45%, in the
second cycle it was 85.71% and in the third cycle it was
100%. With this it is known that the gallery learning
method can improve students' understanding of the
nature of protection and law enforcement.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan potensi yang
dimiliki siswa, dimana usaha ini dilakukan secara sadar (Shiang et al., 2017). Terlebih,
setiap warga Indonesia memiliki hak untuk mengembangkan bakatnya melalui dunia
pendidikan (Rifanty, 2019),. yakni hak untuk memperoleh pendidikan terbaik sebagai
dasar dalam menjalani kehidupan dimasa mendatang dengan gemilang (Sulistiana,
2022). Pendidikan memiliki kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas bangsa
(Puspitarini, 2022). Maka tidak heran jika pemerintah telah berulang kali memperbaiki
sistem pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, dimulai dengan
membuat silabus, merubah kurikulum, serta mengarahkan para pendidik untuk terus
melakukan kreativitas dalam proses pembelajaran.
Tidak berhenti sampai disini, pemerintah masih terus melaksanakan beragam
transformasi pendidikan supaya tujuan pendidikan yang terdapat dalam UU No 20 tahun
2003, yakni menciptakan peserta didik yang cerdas secara intelektual, moral, fisik, dan
spritualnya secara efektif dan efisien (Rosyid et al., 2019).
Kendati demikian, beragam upaya yang pemerintah lakukan belum
menunjukkan hasil yang diinginkan. Hal ini dikarenakan, keberhasilan pendidikan
bukan hanya mengacu pada kemampuan pemerintah dalam melakukan beragam
perubahan peraturan mengenai pendidikan, namun berkaitan dengan keharmonisan
antar komponen pendidikan. Diantaranya, guru dan media atau metode
pembelajarannya.
Guru merupakan motor penggerak Pendidikan (El Mahanani, 2022), dimana
manajamen kelas akan berhasil jika guru mampu mengelolanya sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang disusun termasuk penentuan metode dan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan (Djoko, 2020). Sebagus apapun materi
pembelajaran yang akan disampaikan, jika guru tidak mampu memberikan metode yang
tepat maka pembelajaran tidak akan bermakna, dan pemahaman siswa tidak akan
berdampak positif pada kehidupan sehrai-hari (Setyosari, 2020).
Guru sebagai pilot dalam belajar siswa juga harus mampu menciptakan ruang
belajar yang nyaman sehingga proses belajar atau yang bisa disebut sebgai proses dalam
membentuk pemahaman siswa yakni siswa yang mulanya tidak tahu menjadi tahu,
mulanya tidak faham menjadi faham mulanya tidak termotivasi menjadi termotivasi dan
berdampak pada perilaku mulia yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
(Nurkholis, 2022).
Oleh karena itu, metode yang guru lakukan penting untuk diperhatikan supaya
dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan pemahaman kuat dan impresi
positrif yang dimiliki siswa, yakni melalaui penggunaan metode yang disesuaikan
dengan tahap perkembangan siswa (Nurmalasari, 2022). Terlebih, pada mata pelajaran
Penerapan Metode Pembelajaran Gallery Learning Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022 941
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII dimana pada mata pelajaran tersebut
membahas mengenai beragam hal untuk membentuk perilaku, pengetahuan dan
pemahaman guna menjadi seorang warganegara yang baik dan menjunjung tinggi
hukum Indonesia.
Saat ini, tidak jarang beragam perilaku menyimpang justru dilakukan oleh para
pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas, dan lain sebgainya. Hal ini membuktikan
bahwa keberhasilan proses pendidikan belum tercapai. Selain itu, metode yang
digunakan belum sesuai dengan karakteristik materi dan siwa menjadikan proses
pembelajaran menjadi tidak bermakna. Ketidakbermaknaan pembelajaran dapat dilihat
dari hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM.
Hal ini sebagaimana hasil dari observasi peneliti pada proses pembelajaran PKN di
kelas XII Pemesinan 1 SMKN 1 Losarang, dimana guru masih menyampaikan
pembelajaran dengan metode ceramah atau konvensioanl sehingga siswa merasa
mengantuk dan tidak fokus karena proses pembelajaran yang membosankan. Proses
pembelajaran yang tidak mengaktifkan siswa ini membentuk pemahaman dan
pengetahuan yang pendek sehingga ingatan siswa pada materi pelajaran tersebut tidak
kuat. Dengan ini, maka tidak mustahil jika hasil belajar siswa belum maksimal, sekitar
60% dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas KKM.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu adanya penerapan model
pembelajaran Gallery learning pada mata pelajaran PKN khususnya materi hakikat
perlindungan dan penegakan hukum untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode
ini dapat membuat siswa untuk beraktivitas dan berinteraksi dengan teman lainnya dan
mengumpulkan beragam konsep penting, menulis sekaligus mempresentasikan hasil
kerja di depan umum (Mariyaningsih & Hidayati, 2018).
Adapun tahapan penerapan metode Gallery learning yaitu (HANAN, 2020) :
Bentuklah kelompok dengan anggota 4 sampai 5 orang atau sesuai dengan keadaan
kelas;
1. Setiap kelompok dibagikan kertas plano;
2. Setiap kelompok ditentukan topik atau tema yang harus didiskusikan;
3. Hasil kerja kelompok di tulis pada kertas plano yang telah disediakan. Setiap
kelompok dapat menulis hasil diskusi sesuai dengan kreativitasnya masing-masing;
4. Setiap kelompok berjalan-jalan menuju hasil kerja kelompok lain untuk mencari tahu
hasil diskusi dari kelompok lain;
5. Setiap kelompok memiliki satu wakil (juru bicara) untuk menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya kepada kelompok lain yang berkunjung;
6. Setiap kelompok melakukan perbaikan apabila terdapat hasil diskusi yang keliru;
7. Membuat kesimpulan pembelajaran bersama-sama.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, peneliti berpendapat bahwa metode
gallery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa ikut secara aktif
dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan peneltiian tindakan kelas dengan judul
“Penerapan Metode Pembelajaran Gallery Learning Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum (Studi
Kasus Pada Kelas XII Pemesinan 1 SMKN 1 Losarang)”.
Gallery learning merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa mengenai materi pelajaran yang telah
disampaikan. Hal ini dikarenkan, dengan metode gallery learning siswa akan
membentuk kelompok dan meringkas hasil pembelajarannya dalam bentuk peta konsep
Wahyudin Hadi
942 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022
ataupun bentuk lain sesuai kreativitasnya masing-masing. Setelah itu, setiap anggota
kelompok akan bekerja secara aktif untuk mencari tahu pemikiran atau konsep dari
kelompok lain. Dengan ini, maka seluruh siswa dapat berperan aktif selama proses
pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis peneltian tindakan kelas (classroom action
research) yang bertujuan untuk memperbiaki proses pembelajaran untuk memperoleh
hasil yang maksimal (Parnawi, 2020). Dengan diperbaikinya proses pembelajaran di
kelas maka pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna (Farisia et al., 2021).
Selain itu, melalui perbaikan proses pembalajaran diharapkan mampu
meningkatkan mutu, relevansi dan ketepatan serta kecepatan dalam pengelolaan
pendidikan (Mucholladum, 2022) hingga mencapai pada tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Penelitian ini dilaksanakan pada Semesetr 2 tahun pelajaran 2021/2022 dalam
jangka waktu 4 bulan, yakni pada bulan Januari, Februari, Maret dan April dan
dilaksakan secara berkesinambungan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Losarang . Hal ini dikarenakan SMKN 1
Losarang merupakan sekolah yang terbuka dengan beragam kerativitas dan inovasi
pendidikan. Subjek penelitian ini yaitu kelas XII Pemesinan 1 tahun pelajaran
2021/2022 yang berjumlah 35 siswa dan terdiri dari 24 siswa laki-laki dan11 siswa
perempuan.
Faktor yang diteliti adalah peningkatan pemahaman siswa dalam materi hakikat
perlindungan dan penegakan hukum menggunakan metode gallery learning dimana
pada proses penggunaan metode tersebut siswa dapat berpartisipasi secara aktif selama
proses pembelajaran.
Proses penelitian ini menggunakan prosedur penelitian pada prinsip Kemms dan
Taggart, dengan cakupan sebagai berikut Membuat perencanaan tindakan
1. Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat
2. Melakukan pengamatan
3. Melakukan refleksi atau evaluasi.
Proses di atas dilaksanakn secara berulang hingga menjadi sebuah siklus guna
memperoleh hasil yang maksimal. Pelaksanaan tahapan pada setiap siklus, dilakukan
secara bersama-sama dengan guru-guru SMKN 1 Losarang. Jika digambarkan menjadi
sebuah skema, maka proses tersebut dapat diamati pada gambar di bawah ini:
Penerapan Metode Pembelajaran Gallery Learning Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022 943
Penerapan metode Gallery leraning dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas
melalui 3 siklus, jika dirincikan sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan, peneliti merencanakan tindakan dengan menyiapkan RPP (Aziezah,
2022), media dan alat pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar pretest dan posttest,
lembar penilaian siswa, lembar observasi, dan lembar kuesioner.
2. Pelaksanaan, pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana
yang telah direncanakan, diawali dengan pre test untuk mengetahui hasil awal
sebelum penggunaan metode gallery learning, kemudian membagikan lembar kerja
siswa untuk dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
3. Observasi dan pengumpulan data. Pada tahap ini, peneliti bersama observer
melakukan pengamatan terkait proses berlangsungnya pembelajaran seperti
mengamati aktivitas belajar siswa, proses siswa dalam mengerjakan tugas,
menghitung persentase keberhasilan peserta didik melalui post test dan lain
sebagainya. Selain itu, peneltii dan observer juga mengamati apabila terdapat siswa
yang kesulitan saat menggunakan metode atau teknik tersebut.
4. Refleksi. Pada tahap ini peneliti membuat catatan selama proses pembelajaran untuk
dikaji dan dianalisis secara mendalam. Evaluasi atas tindakan dilakukan untuk
mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki dan di laksanakan pada proses
pembelajaran dengan siklus berikutnya.
5. Membuat kesimpulan.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan jika terdapat beraam hal yang harus diperbaiki setelah
siklus I dilaksanakn supaya hasil belajar siswa tuntas KKM. Dengan keberhasilan
mencapai KKM maka menjaid bukti bahwa pemahaman siswa pun meningkat. Tahapan
yang digunakan pada siklus II yaitu:
Gambar 1: Siklus Penerapan PTK
Wahyudin Hadi
944 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022
1. Perencanaan, peneliti merencanakan tindakan dengan menyiapkan RPP (Aziezah,
2022), media dan alat pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar posttest, lembar
penilaian siswa, daftar nilai siswa pada siklus I, lembar observasi, dan lembar
kuesioner.
2. Pelaksanaan, pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana
yang telah direncanakan, diawali dengan pre test untuk mengetahui hasil awal
sebelum penggunaan metode gallery learning, kemudian membagikan lembar kerja
siswa untuk dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
3. Observasi dan pengumpulan data. Pada tahap ini, peneliti bersama observer
melakukan pengamatan terkait proses berlangsungnya pembelajaran seperti
mengamati aktivitas belajar siswa, proses siswa dalam mengerjakan tugas,
menghitung persentase keberhasilan peserta didik melalui post test dan lain
sebagainya. Selain itu, peneltii dan observer juga mengamati apabila terdapat siswa
yang kesulitan saat menggunakan metode atau teknik tersebut.
4. Refleksi. Pada tahap ini peneliti membuat catatan selama proses pembelajaran untuk
dikaji dan dianalisis secara mendalam. Evaluasi atas tindakan dilakukan untuk
mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki dan di laksanakan pada proses
pembelajaran dengan siklus berikutnya.
5. Membuat kesimpulan.
Siklus III
Siklus III dilaksanakan jika terdapat beragam hal yang harus dieprbaiki setelah
siklus II dilaksanakan sehingga seluruh siswa mencapai KKM. Berkut rimcian kegiatan
yang dilakukan pada siklus III:
1. Perencanaan, peneliti merencanakan tindakan dengan menyiapkan RPP (Aziezah,
2022), media dan alat pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar posttest, lembar
penilaian siswa, daftar nilai siswa pada siklus II, lembar observasi, dan lembar
kuesioner.
2. Pelaksanaan, pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana
yang telah direncanakan, diawali dengan pre test untuk mengetahui hasil awal
sebelum penggunaan metode gallery learning, kemudian membagikan lembar kerja
siswa untuk dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
3. Observasi dan pengumpulan data. Pada tahap ini, peneliti bersama observer
melakukan pengamatan terkait proses berlangsungnya pembelajaran seperti
mengamati aktivitas belajar siswa, proses siswa dalam mengerjakan tugas,
menghitung persentase keberhasilan peserta didik melalui post test dan lain
sebagainya. Selain itu, peneltii dan observer juga mengamati apabila terdapat siswa
yang kesulitan saat menggunakan metode atau teknik tersebut.
4. Refleksi. Pada tahap ini peneliti membuat catatan selama proses pembelajaran untuk
dikaji dan dianalisis secara mendalam. Evaluasi atas tindakan dilakukan untuk
mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki dan di laksanakan pada proses
pembelajaran dengan siklus berikutnya.
5. Membuat kesimpulan.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I, II dan III, maka diharapkan
memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Siswa dapat berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran khususnya PKN pada
materi hakikat perlindungan dan penegakan hukum.
Penerapan Metode Pembelajaran Gallery Learning Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022 945
2. Kreativitas guru dapat semakin terasah melalui perencanaan pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna khususnya pada mata pelajaran PKN.
3. Terjadi peningkatan pemahamn siswa pada mata pelajaran PKN materi hakikat
perlindungan dan penegakan hukum yang dapat di lihat pada hasil belajar siswa yang
meningkat dan tuntas KKM.
Hasil dan Pembahasan
Aktivitas Pembelajaran PKN materi hakikat perlindungan dan penegakan hukum
sebelum dilaksanakan tindakan kelas dengan menggunakan metode galley learning,
guru melakukan pembelajaran menggunakan metode ceramah, dari metode ini diketahui
hasil belajar sebagai berikut dengan KKM 75 :
Tabel 1
Daftar Nilai Siswa Pra Siklus
Interval Nilai
Frekuensi
Persentase
96-100
0
0%
91-95
0
0%
86-90
1
2,85%
81-85
3
8,58%
76-80
10
28,57%
<75
21
60%
Jumlah
35
100%
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa kelas XII
Pemesinan 1 SMKN 1 Losarang belum mempeorleh nilai tuntas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yaitu 75 dengan persentase 60%. Hasil ini diperoleh melalui pretest
yang dilakukan guru sebelum siklus dimulai, yakni saat siswa masih memperoleh
pembelajaran dengan metode ceramah. Selain itu, saat metode tersebut dilaksankan,
siswa mengaku bosan dan mengantuk karena tidak diikutsertakan secara langsung untuk
melakukan berbagai aktivitas.
Data tersebut digunakan sebagai dasar analisis terkait dengan hasil penerapan
metode gallery learning pada siklus I, II dan III.
Hasil dan Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil yang diperoleh saat pra siklus, diketahui bahwa 60% siswa
belum mencapai KKM. Untuk itulah siklus I dilaksanakan guna memperbaiki proses
pembelajaran dan pemahaman siswa. Berikut hasil dari siklus I dengan menggunakan
metode gallery learning pada materi hakikat perlindungan dan penegakan hukum kelas
XII Pemesinan 1 SMKN 1 Losarang. Tabel 2
Hasil Refleksi Siswa Siklus I
No
Pernyataan Kuesioner
Persentase
Keberhasilan
Indikator
keberhasilan
1.
Saya merasa bahagia dan dapat mengikuti
pembelajaran secara aktif..
80%
75%
2.
Saya dapat berdialog dengan anggota
kelompok untuk membuat gallery learning
mengenai hakikat perlinduangan dan
penegakan hukum.
79%
75%
Wahyudin Hadi
946 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022
3.
Dengan metode gallery learning saya
mampu mengingat kembali materi hakikat
perlinduangan dan penegakan hukum
sehingga saya dapat membuat kesimpulan
pada kertas plano sebagai bentuk gallery
learning.
81%
75%
4.
Saya merasa pengetahuan saya mengenai
hakikat perlinduangan dan penegakan
hukum meningkat.
80%
75%
5.
Saya mampu mengidentifikasi kasus sesuai
dengan materi hakikat perlinduangan dan
penegakan hukum.
70%%
75%
6.
Saya mampu memahami dan menjelaskan
materi hakikat perlinduangan dan
penegakan hukum dengan cepat dan tepat
81%
75%
7.
Saya dapat menjelaskan kembali mengenai
konsep perlindungan dan penegakan hukum.
80%
75%
8.
Saya dapat memahami pentingnya
menegakkan hukum di Indonesia.
79%
75%
9.
Saya dapat berperilaku baik untuk menjadi
warga negara Indonesia yang taat hukum .
79%
75%
10
Saya dapat mengetahui dan memahmi
pentingnya hukum ditegakkan baik untuk
korban ataupun tersangka.
71%
75%
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa merasa bahagia saat
mengikuti pembelajaran dengan metode gallery learning. Pernyataan kuesioner nomor
1 berkaitan dengan sikap siswa memperoleh presentase 80%. Hal ini telah mencapai
indikator keberhasilan sebesar 75%. Pada nomor 2 sampai 10 merupakan pernyataan
kuesioner yang berkaitan dengan pemahaman siswa. 8 pernyataan kuesinoner di
antaranya telah mencapai batas indikator keberhasilan. Namun, 2 diantaranya yakni
nomor 5 dan 10 belum mencapai indikator keberhasilan.
Pada jurnal guru menyebutkan bahwa siswa dapat serius dan bersemangat
mengikuti pembelajaran, terbukti dengan respon siswa yang aktif terhadap penjelasan
temannya saat berkunjung ke gallery kerja kelompok lain. Selain itu, pada saat
pelaksanaan pembelajaran siswa juga turut serta secara aktif dalam melaksanakn tugas
yang diberikan pada kelompoknya.
Setelah siklus I dilaksanakn, maka diperoleh hasil belajar siswa berikut ini:
Tabel 3
Data Nilai Siswa Siklus I
No
Interval Nilai
Frekuensi
Persentase
1.
96-100
1
2,86%
2.
91-95
2
5,71%
3.
86-90
3
8,57%
4.
81-85
4
11,43%
5.
76-80
15
42,86%
6.
<75
10
28,57%
Jumlah
35
100%
Penerapan Metode Pembelajaran Gallery Learning Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022 947
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahi bahwa 71,45% siswa telah berhasil tuntas
KKM sedangkan 28,57% siswa masih belum tuntas KKM.
Hasil dan Pembahasan Siklus II
Berikut ini adalah hasil pembelajaran pada siklus II. Bagian yang dipaparkan
adalah sikap dan pemhamaan siswa terkait materi hakikat perlindungan dan penegakan
HAM. Tabel 4
Hasil refleksi siswa siklus II
No
Pernyataan Kuesioner
Persentase
Keberhasilan
Indikator
keberhasilan
1.
Saya merasa bahagia dan dapat mengikuti
pembelajaran secara aktif.
82%
75%
2.
Saya dapat berdialog dengan anggota
kelompok untuk membuat gallery learning
mengenai hakikat perlinduangan dan
penegakan hukum.
81%
75%
3.
Dengan metode gallery learning saya mampu
mengingat kembali materi hakikat
perlinduangan dan penegakan hukum
sehingga saya dapat membuat kesimpulan
pada kertas plano sebagai bentuk gallery
learning.
82%
75%
4.
Saya merasa pengetahuan saya mengenai
hakikat perlinduangan dan penegakan hukum
meningkat.
81%
75%
5.
Saya mampu mengidentifikasi kasus sesuai
dengan materi hakikat perlinduangan dan
penegakan hukum.
74%
75%
6.
Saya mampu memahami dan menjelaskan
materi hakikat perlinduangan dan penegakan
hukum dengan cepat dan tepat
82%
75%
7.
Saya dapat menjelaskan kembali mengenai
konsep perlindungan dan penegakan hukum.
81%
75%
8.
Saya dapat memahami pentingnya
menegakkan hukum di Indonesia.
80%
75%
9.
Saya dapat berperilaku baik untuk menjadi
warga negara Indonesia yang taat hukum .
81%
75%
10
Saya dapat mengetahui dan memahmi
pentingnya hukum ditegakkan baik untuk
korban ataupun tersangka.
73%
75%
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa merasa bahagia saat
mengikuti pembelajaran dengan metode gallery learning. Pernyataan kuesioner nomor
1 berkaitan dengan sikap siswa memperoleh persentase 82%. Hal ini telah mencapai
indikator keberhaislan sebesar 75%. Pada nomor 2 sampai 10 merupakan pernyataan
kuesioner yang berkaitan dengan pemahaman siswa. 8 pernyataan kuesinoner
diantaranya telah mencapai batas indikator keberhasilan. Namun, 2 diantaranya yakni
nomor 5 dan 10 belum mencapai indikator keberhasilan. Kendati demikian, nomor
Wahyudin Hadi
948 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022
kuesioner 5 dan 10 telah mengalami kenaikan persentase keberhasislan sebanyak 4%
dan 2 % dari siklus I.
Pada jurnal guru menyebutkan bahwa siswa dapat serius dan bersemangat
melaksanakan pembelajaran, terbukti dengan respon siswa yang aktif terhadap
penjelasan temannya saat berkunjung ke gallery kerja kelompok lain. Selain itu, pada
saat pelaksanaan pembelajaran siswa juga turut serta secara aktif dalam melaksanakn
tugas yang diberikan pada kelompoknya.
Setelah siklus II dilaksanakan, diperoleh hasil belajar siswa berikut ini :
Tabel 5
Data Nilai Siswa Siklus II
Interval Nilai
Frekuensi
Persentase
96-100
4
11,43%
91-95
4
11,43%
86-90
2
5,71%
81-85
10
28,57%
76-80
10
28,57%
<75
5
14,29%
Jumlah
35
100%
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahi bahwa 85,71% siswa telah berhasil tuntas
KKM, sedangkan 14,29% siswa masih belum tuntas KKM.
Hasil dan Pembahasan Siklus III
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, masih terdapat beberapa hal
yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, siklus III dilaksanakn untuk meningkatkan
pemahaman siswa yang dibuktikan dengan seluruh hasil belajar siswa mencapai batas
KKM. Berikut ini adalah hasil pembahasan pada siklus III dengan metode gallery
learning. Tabel 6
Hasil refleksi siswa siklus III
No
Pernyataan Kuesioner
Persentase
Keberhasilan
Indikator
keberhasilan
1.
Saya merasa bahagia dan dapat
mengikuti pembelajaran secara aktif..
84%
75%
2.
Saya dapat berdialog dengan anggota
kelompok untuk membuat gallery
learning mengenai hakikat
perlinduangan dan penegakan hukum.
85%
75%
3.
Dengan metode gallery learning saya
mampu mengingat kembali materi
hakikat perlinduangan dan penegakan
hukum sehingga saya dapat membuat
kesimpulan pada kertas plano sebagai
bentuk gallery learning.
84%
75%
4.
Saya merasa pengetahuan saya
mengenai hakikat perlinduangan dan
penegakan hukum meningkat.
83%
75%
5.
Saya mampu mengidentifikasi kasus
sesuai dengan materi hakikat
76%
75%
Penerapan Metode Pembelajaran Gallery Learning Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022 949
perlinduangan dan penegakan hukum.
6.
Saya mampu memahami dan
menjelaskan materi hakikat
perlinduangan dan penegakan hukum
dengan cepat dan tepat
84%
75%
7.
Saya dapat menjelaskan kembali
mengenai konsep perlindungan dan
penegakan hukum.
83%
75%
8.
Saya dapat memahami pentingnya
menegakkan hukum di Indonesia.
82%
75%
9.
Saya dapat berperilaku baik untuk
menjadi warga negara Indonesia yang
taat hukum .
83%
75%
10
Saya dapat mengetahui dan memahmi
pentingnya hukum ditegakkan baik
untuk korban ataupun tersangka.
76%
75%
Berdasarkan hasil tersebut dapat dismpulkan bahwa mayoritas siswa merasa
bahagia mengikuti pembelajaran dengan metode gallery learning. Pernyataan kuesioner
nomor 1 berkaitan dengan sikap siswa memperoleh presentase 84%. Hal ini telah
mencapai indikator keberhasilan sebesar 75%. Pada nomor 2 sampai 10 merupakan
pernyataan kuesioner yang berkaitan dengan pemahaman siswa. Seluruh aspek
pemahaman telah mencapai nilai KKM yakni 75%.
Pada jurnal guru menyebutkan bahwa siswa dapat siswa serius dan bersemangat
mengikuti pembelajaran, terbukti dengan respon siswa yang aktif terhadap penjelasan
temannya saat berkunjung ke gallery kerja kelompok lain. Selain itu, pada saat
pelaksanaan pembelajaran siswa juga turut serta secara aktif dalam melaksanakn tugas
yang diberikan pada kelompoknya.
Setelah siklus III dilaksanakn, diperileh haisl belajar siswa berikut ini:
Tabel 6
Data Nilai Siswa Siklus III
No
Interval Nilai
Frekuensi
Persentase
1
96-100
8
22,86%
2
91-95
10
28,57%
3
86-90
6
17,14%
4
81-85
6
17,14%
5
76-80
5
14,29%
6
<75
0
0%
Jumlah
35
100%
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa 100% siswa telah tuntas
KKM. Dengan ini maka pembelajaran pada materi hakikat perlindungan dan penegakan
hukum telah mencapai hasil maksimal.
Hasil dan Pembahasan Antar Siklus
Berdasarkan hasil pembahasan pada pra siklus, siklus I, II, dan III diketahui
bahwa penggunaan metode gallery learning dapat peningkatan pemahaman siswa yang t
dibuktikan dengan hasil belajar dan data refleksi siswa yang meningkat. Hasil tersebut
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Wahyudin Hadi
950 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022
Diagram 1
Diagram Hasil keberhasilan siswa pada pra siklus, siklus I, II dan III
Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa pemahaman siswa terkait mat
pelajaran PKN pada materi hakikat perlindungan dan penegakan hukum meningkat.
Peningkatan pada siklus I yaitu 31,45% dari pra siklus. Pada siklus II meningkat sebesar
14,26% yang semula 71,45% menjadi 85,71%. Kemudian pada siklus III terjadi
kenaikan sebesar 14,29% yang semula 85,71% menjadi 100%.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah disinkronkan dengan pengamatan
juga pendapat para ahli, observasi dan pendapat para pengamat serta penilaian yang
dilakukan, maka hasil penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran
Gallery Learning Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat
Perlindungan dan Penegakan Hukum (Studi Kasus Pada Kelas XII Pemesinan 1 SMKN
1 Losarang)” dapat disimpulkan sebagai berikut:
Petama, penggunaan metode pembelajaran gallery learning dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi hakikat perlindungan dan penegakan hukum yang
dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar melebihi KKM.
Kedua, siswa dapat berpartisipasi aktif dan merasa bahagia saat mengikuti
pembelajaran dengan metode gallery learning sehingga pembelajaran menjadi
bermakna dan pemahaman yang dimiliki siswa dapat bertahan lebih lama dibandingkan
dengan emtode tradisional.
Ketiga, kreativitas guru dapat semakin terasah melalui perencanaan
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna khususnya pada mata pelajaran PKN.
Penerapan Metode Pembelajaran Gallery Learning Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa Pada Materi Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022 951
BIBLIOGRAFI
Aziezah, R. K. (2022). Penggunaan Media Gambar Seri sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menulis Karangan Cerita pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. PTK:
Jurnal Tindakan Kelas, 2(2), 94100.Google Scholar
Djoko, S. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Gallery of Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Materi Pasar pada Kelas VII di SMP Negeri
7 Kota Ternate. Jurnal Pendidikan Dan Ekonomi (JUPEK), 2(1), 3145.Google
Scholar
El Mahanani, P. S. (2022). Penerapan Metode Cooperative Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas 3 SDN
Tambakrejo Gurah Kediri. PTK: Jurnal Tindakan Kelas, 2(2), 8693. Google
Scholar
Farisia, H., Syafuddin, R., Naim, M., & Tyanto, E. L. (2021). Peningkatan Pemahaman
Siswa Terhadap Teks Eksposisi Melalui Strategi Membaca Pemahaman SQ3R
pada Siswa Kelas VII Mts Wachid Hasyim Surabaya. Jurnal PTK Dan Pendidikan,
7(2). Google Scholar
Hanan, D. H. (2020). Implementasi Metode Pembelajaran Gallery Walk Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhlak Pada Kelas IV di MIN 11 Bandar
Lampung. UIN Raden Intan Lampung. Google Scholar
Mariyaningsih, N., & Hidayati, M. (2018). Bukan Kelas Biasa: Teori dan Praktik
Berbagai Model dan Metode Pembelajaran menerapkan inovasi pembelajaran di
kelas-kelas inspiratif. CV Kekata Group. Google Scholar
Mucholladum, M. W. (2022). Penerapan Model Discovery Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat
Siswa Kelas V. PTK: Jurnal Tindakan Kelas, 2(2), 134142. Google Scholar
Nurkholis, I. (2022). Analisis Kelebihan dan Kekurangan dalam Pembelajaran Daring di
SDN Pesanggrahan 01 Kota Batu Malang. PTK: Jurnal Tindakan Kelas, 2(2),
143148. Google Scholar
Nurmalasari, R. (2022). Peningkatan Minat Keterampilan Membaca Melalui Media
Power Point Interaktif Siswa Kelas II SDN Jabon 1 Kecamatan Banyakan
Kabupaten Kediri Tahun Ajaran 2019/2020. PTK: Jurnal Tindakan Kelas, 2(2),
120126. Google Scholar
Parnawi, A. (2020). Penelitian tindakan kelas (classroom action research). Deepublish.
Google Scholar
Puspitarini, B. I. (2022). Penggunaan Model Studysaster pada Pembelajaran Daring
dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas 5
SD Kyai Ibrahim Surabaya Tahun Pelajaran 2020-2021. PTK: Jurnal Tindakan
Kelas, 2(2), 101112. Google Scholar
Wahyudin Hadi
952 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 7, Juli 2022
Rifanty, E. (2019). Peningkatan Keaktifan Belajar Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match Pada Peserta Didik Kelas Vb Sd Muhammadiyah
Condongcatur. Jurmal JPSD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Ahmad Dahlan. Yogyakarta. Google Scholar
Rosyid, M. Z., Mansyur, M., IP, S., & Abdullah, A. R. (2019). Prestasi belajar. Literasi
Nusantara. Google Scholar
Setyosari, P. (2020). Desain Pembelajaran. Bumi Aksara. Google Scholar
Shiang, G. Y., Lestari, U., & Suprapti, S. (2017). Penelitian Tindakan Kelas Penerapan
Model Gallery Walk Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Pada
Materi Descriptive Text Di Kelas X-Ips 2 Sman 5 Semarang. Jurnal Profesi
Keguruan, 3(2), 183188. Google Scholar
Sulistiana, I. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Blimbing
Kabupaten Kediri. PTK: Jurnal Tindakan Kelas, 2(2), 127133. Google Scholar
Copyright holder :
Wahyudin Hadi (2022)
First publication right :
Jurnal Syntax Admiration
This article is licensed under: